Tian Rostiani Profile picture
Feb 18, 2021 72 tweets 17 min read Read on X
Editor :
@handianSandi
@ErikaTriara
Bismillah..
Sampurasun,
Kembali lagi dengan saya, orang biasa yang punya sedikit pengalaman dan hanya berniat untuk berbagi. Semoga bisa diambil hikmah dan pelajarannya..
Berkenan untuk membaca, silahkan. Kalau tidak, abaikan.
Mohon maaf sebelumnya karena akhir-akhir ini ada beberapa pekerjaan yang harus saya selesaikan makanya saya baru bisa post thread lagi, dan untuk kali ini saya akan meceritakan sebuah kisah mistis yang dialami sahabat saya sendiri yaitu Mega Tiara Puspitasari.
Atas izin dari narasumber, mari kita sama-sama menyimak kisahnya..
Kisah ini terjadi tahun 2010 lalu, pada saat itu Mega dan Susanti yang sudah berteman sejak masih dibangku SMA kemudian melanjutkan pendidikannya disalah satu Universitas yang berada dipusat kota (nama kota tidak disebutkan).
Mereka kemudian sepakat untuk mencari kosan, karena rumah mereka jaraknya sangat jauh dari pusat kota dan tidak memungkinkan untuk mereka jika harus pulang pergi setiap hari.
Setelah beberapa hari mencari kosan, akhirnya mereka menemukan tempat yang dirasa cocok untuk mereka tempati. Kosannya itu khusus untuk wanita, terdapat lima petak kamar ditempat itu dan dua kamar diantaranya sudah terisi.
Awalnya Mega dan Susanti sama sekali tidak melihat ada sesuatu yang aneh, bangunan tempat itu terlihat masih baru. Akhirnya mereka memilih untuk menyewa salah satu kamar yang masih kosong ditempat itu, dengan harapan mereka akan betah tinggal disana.
Suasana kosannya cukup sepi karena berada cukup jauh dari pusat perkotaan dan pemukiman warga, namun Mega dan Susanti tidak mempermasalahkan hal itu, mereka berpikir yang penting tempatnya nyaman dan terjaga kebersihannya, serta agar mereka tidak terlalu jauh saat pergi ke kampus
Dihari pertama Mega dan Susanti menempati kamar kosnya, mereka kemudian berbenah dan merapikan barang-barang mereka. Tak berselang lama, terlihat seorang wanita yang ternyata sama-sama menjadi anak kos ditempat tersebut datang menyapa mereka.
Wanita itu bernama Silvi, kamar yang ia tempati adalah kamar nomor tiga, sedangkan Mega dan Susanti menempati kamar nomor lima. Awalnya Silvi bertanya kepada Mega dan Susanti..

Silvi : "Kalian anak baru ya disini?"

Mega : "Iya Mbak, kami baru disini."
Mereka pun berkenalan dan berbincang, Silvi mengatakan bahwa ia belum lama juga menyewa salah satu kamar ditempat itu. Namun ia jarang tidur dikamarnya, ia lebih sering menginap dikosan teman kampusnya yang berada ditempat lain.
Alasannya karena ia dan temannya sedang mengerjakan tugas kampus bersama-sama, ia menyambangi kosannya itu hanya untuk berganti pakaian dan menjelang sore ia kembali lagi ketempat temannya.
Setelah ngobrol-ngobrol, Silvi berpamitan kepada Mega dan Susanti untuk pergi ke kamarnya. Mega dan Susanti kemudian melanjutkan kembali merapikan barang-barang bawaan mereka.

Sore hari, saat Mega sedang menyapu teras. Silvi terlihat keluar kamar..
Mega : "Mau kemana Mbak?"

Silvi : "Aku mau pergi ke rumah temen aku, kalian baik-baik ya disini. Mungkin sebentar lagi Karina bakalan pulang, kamarnya Karina itu yang nomor dua. Biar kalian nanti ada temennya, aku pamit ya.."
Begitulah yang dikatakan Silvi saat sebelum ia pergi ke rumah temannya.

Tak lama setelah Silvi pergi, hujan pun turun. Tidak terlalu deras, namun hujannya awet bahkan sampai malam hari tak kunjung reda.
Saat Mega dan Susanti akan tidur, terdengar suara tangisan lirih dari luar kamar mereka. Susanti sempat bertanya kepada Mega..

Susanti : "Ga, apa kamu mendengar suara orang menangis diluar?"

Mega pun mengiyakan, karena ia juga mendengar suara tangisan itu. Kemudian Mega berkata
Mega : "Mungkin itu suara Mbak Karina yang kamarnya didepan kamar Mbak Silvi, yaudah kita tidur aja. Kan besok kita ada kelas pagi, takut kesiangan".

Tanpa berpikir panjang, Mega dan Susanti pun akhirnya tertidur.
Pagi hari saat Mega dan Susanti akan pergi ke kampus, tiba-tiba terdengar suara orang membuka pintu pagar. Mega dan Susanti mengira bahwa itu adalah pemilik kosan, namun saat Mega dan Susanti keluar kamar, mereka bertemu seorang wanita.
Wanita tersebut tersenyum kepada Mega dan Susanti, kemudian wanita itu bertanya..

Karina : "Maaf, kalian ngekos disini juga?"

Belum sempat Mega dan Susanti menjawab, Karina kemudian memperkenalkan diri.
Karina : "Perkenalkan, nama aku Karina. Kamar aku yang ini (sambil menunjuk pintu kamarnya)"

Susanti : "Iya Mbak, salam kenal ya. Aku Susanti dan ini teman aku Mega"

Dengan agak keheranan, Mega menimpali jawaban Susanti.

Mega : "Mbak, bukannya semalam pulang ya?"
Karina : "Semalam aku gak pulang, aku nginep dirumah sodara aku. Emangnya kenapa?"

Mega : "Aku kira Mbak pulang, soalnya semalam kami mendengar ada suara wanita menangis diluar, kami pikir itu suara Mbak".

Karina pun tersenyum tipis dan berkata..
Karina : "Mungkin kalian salah dengar, aku ke kamar dulu ya".

Tanpa berkata-kata lagi, Karina pun meninggalkan Mega dan Susanti yang terlihat masih keheranan.

Akhirnya, Mega dan Susanti berangkat ke kampus.
Diperjalanan, Mega dan Susanti sempat kembali membahas mengenai suara tangisan yang semalam mereka dengar. Mega yang memang cukup pemberani berkata kepada Susanti, kalau itu bukan Mbak Karina. Jangan-jangan itu suara hantu, ucapnya.
Susanti yang sudah mulai merasa parno kemudian menyudahi pembahasan mengenai apa yang sama-sama mereka dengar semalam.

Ketika jam kuliah selesai, Susanti dan Mega kemudian pulang.

Saat sampai kosan, mereka bertemu dengan Silvi yang baru saja keluar kamar dengan dandanan rapi.
Silvi : "Eh kalian, baru pulang ya?"

Mega: "Iya Mbak kami baru pulang, Mbak mau pergi lagi?"

Silvi : "Iya nih, tugasnya belum selesai. Apa semalam Karina pulang?"

Mega : "Awalnya kami kira Mbak Karina pulang, karena semalam kami mendengar ada suara wanita yang menangis.
Tapi, tadi pagi kami baru ketemu sama Mbak Karina yang baru saja pulang menginap dari rumah sodaranya".

Susanti : "Aku malah jadi parno Mbak, karena ternyata suara tangisan yang semalam kami dengar itu bukan Mbak Karina".
Wajah Silvi mendadak terlihat seperti kaget dan ketakutan. Kemudian Silvi berkata..

Silvi : "Ah.. mungkin kalian salah dengar"

Susanti : "Mudah-mudahan kami memang salah dengar Mbak, soalnya aku penakut. Hehe.."
Silvi : "Ya udah, sekarang kalian istirahat aja. Aku pergi dulu, takut keburu hujan lagi. Kalau memang Karina gak pulang, jangan lupa kunci pintu pagarnya ya nanti malam! Kalian ada pegang kunci pintu pagar kan?"
Mega : "Iya mbak, kami pegang kuncinya kok. Ibu kos udah kasih kuncinya kemarin".

Silvi : "Baguslah, memang anak-anak yang ngekos disini pasti masing-masing dikasih kunci pintu pagar, soalnya biar gampang kalau kebetulan pulang telat."

Susanti : "Iya Mbak, hati-hati dijalan ya"
Silvi : "Oke"

Setelah percakapan itu, Silvi pun bergegas pergi, kemudian Mega dan Susanti memasuki kamar mereka.

Setelah maghrib, Karina bersama dua temannya terlihat datang.
Susanti : "Ga, alhamdulillah Mbak Karina pulang, mudah-mudahan gak nginep lagi dirumah sodaranya. Kita jadi ada temen, gak kayak semalem kita cuma berdua ditempat ini. Aku takut kalau nanti malam ada sesuatu lagi".
Mega : "Syukurlah, mudah-mudahan emang bener Mbak Karina tidur disini dan gak ada apa-apa nanti malam".

Susanti : "Aamiin.. Tapi aku heran Ga, kenapa jawaban Mbak Silvi dan Mbak Karina sama? Mereka sama-sama bilang mungkin kita salah dengar waktu kita cerita ada suara
wanita menangis, anehnya ekspresi mereka seolah ada yang disembunyikan".

Mega : "Iya, aku pun berpikir seperti itu. Mereka sepertinya tau sesuatu, apa kita tanya aja sama ibu kos?"
Susanti : "Ah.. Jangan dulu, kita baru sehari disini. Mudah-mudahan aja gak ada apa-apa"

Mega : "Iya juga, hhmm"

Seperti biasa, setelah menyelesaikan pekerjaan. Mega dan Susanti beranjak tidur. Sekitar pukul 23.00 wib, tiba-tiba Susanti membangunkan Mega.
Susanti : "Ga.. Bangun Ga..!! (dengan nada agak berbisik)"

Mega pun terbangun dan bertanya..
Mega : " Ada apa sih San? Kamu mau ke kamar mandi?"

Susanti : "Bukan Ga, dengerin deh, suara wanita menangis itu ada lagi".

Mega : "Masa sih? (sambil mencoba mendengarkan)
Eeh iya, tapi agak samar ya suaranya gak terlalu jelas kayak kemaren?!"

Mega yang merasa penasaran akhirnya mengajak Susanti untuk mengintip dari kaca jendela, namun Susanti menolak dan mengatakan agar sebaiknya Mega tidak melihatnya.
Kemudian Susanti menutupi telinganya menggunakan tangan. Mega pun memberanikan diri mengintip sendirian, saat mengintip dari kaca jendela ternyata tidak ada siapa-siapa diluar. Sontak Mega ketakutan dan berlari menghampiri Susanti.
Mega : "Gak ada siapa-siapa loh diluar, San"

Susanti : "Kataku juga apa, jangan di lihat..!!"

Mega : "Kita berdo'a aja, semoga dugaan kita salah"

Baik Susanti ataupun Mega tidak berani mengatakan bahwa mungkin tangisan yang mereka dengar itu adalah tangisan hantu,
mereka berdua berdoa kemudian masing-masing dari mereka mencoba tidur kembali dengan menggunakan headset untuk menutupi telinga mereka.

Mega dan Susanti akhirnya dapat mengakali agar mereka tidak mendengar suara tangisan itu dan mereka pun dapat tertidur.
Sudah hampir menginjak 2 bulan Mega dan Susanti tinggal dikosannya, namun misteri suara tangisan wanita yang hampir setiap malam mereka dengar belum juga terungkap. Mega dan Susanti sudah mencoba menanyakan kembali kepada Silvi ataupun Karina,
bahkan mereka memberanikan diri bertanya kepada pemilik kos.

Jawabannya selalu sama, mereka hanya mendapati jawaban yang tidak jelas. Kalau memang benar tangisan itu berasal dari hantu, kenapa tidak ada tindakan dari pemilik kos untuk mengusirnya?
Dan yang anehnya, baik Silvi ataupun Karina. Mereka berdua sangat jarang tidur dikosan itu, kalaupun mereka tidur dikosan pasti selalu ditemani teman-temannya.
Pernah suatu hari sekitar pukul setengah tujuh malam Silvi terburu-buru bergegas pergi dari kosan, Mega yang melihatnya kemudian bertanya..

Mega : "Mbak mau kemana kok buru-buru?"

Silvi : "Biasa Ga, aku mau kerumah temen aku soalnya tugasnya belum selesai".
Mega : "Yah...Mbak, masa udah selama ini tugasnya belum selesai juga? Dari pertama aku ngekos, aku belum pernah lihat Mbak tidur disini"

Silvi : Pengennya sih aku tidur disini Ga, apalagi ada kalian. Tapi mau gimana lagi, tugasnya belum selesai"
Mega : "Ya udah deh Mbak, semoga tugasnya cepat selesai ya"

Silvi : "Aamiin"

Silvi kemudian pamit pergi kepada Mega.
Keesokan harinya, saat Mega dan Susanti baru saja pulang dari kampus. Mereka melihat ada mobil yang terparkir didepan kosan mereka, tak lama Karina pun terlihat keluar dan mengunci pintu kamarnya.
Mega : "Loh Mbak mau kemana?" Tanyanya

Karina : "Aku mau pindah, aku baru dapet kosan baru yang lokasinya gak terlalu jauh dari kampus aku".

Susanti : "Serius Mbak mau pindah?"

Karina : "Iya San, lagi pula aku gak betah tinggal disini.
Selama ini aku tahan-tahan untuk pindah karena sayang aja aku udah terlanjur bayar kosan untuk enam bulan, terlebih aku belum dapet kosan yang baru".

Susanti : "Gak betahnya kenapa Mbak?"

Karina : "Kalian tau sendiri dan mengalaminya juga kan?"
Mega : "Soal suara tangisan itu ya?"

Karina : "Iya, aku harap kalian masih kuat tinggal disini. Waktu kalian bertanya mengenai hal itu, aku gak bisa menjawab karena aku sendiri pun gak tau dan gak mau cari tau.
Pemilik kos juga tidak pernah memberi penjelasan, jadi aku putuskan untuk pindah aja".

Susanti : "Ya Allah Gusti.. Ga, gimana nih? Apa kita pindah juga dari sini?"

Mega : "Nanti kita pikirkan"
Karina : "Selama aku tinggal disini, memang tidak ada gangguan yang berlebih. Hanya saja suara tangisannya itu yang membuat risih"

Setelah kepindahan Karina, suasana kosan itu tambah mencekam.

Terlebih, Mega dan Susanti sudah mengetahui bahwa benar suara tangisan yang terdengar
hampir setiap malam itu adalah tangisan hantu, Mega dan Susanti memutuskan untuk menelpon orang tua mereka dan mengutarakan keinginan mereka untuk pindah dari tempat itu dan mencari kosan lain.

Orang tua mereka menyetujui, namun mereka disuruh menunggu dan bersabar karena
mencari kosan lain yang jaraknya dekat dengan kampus tentunya tidak mudah, karena sebelumnya pun mereka tahu bahwa kosan yang dekat dengan kampus itu sudah tidak ada yang menerima orang baru lagi dikarenakan semuanya sudah terisi penuh.
Sembari menunggu mereka mendapatkan kosan baru, setiap hari Mega dan Susanti mengajak teman-teman mereka untuk menginap dikosannya itu dan mereka sempat meminta bantuan dari salah satu ustadz didaerah tersebut untuk mengusir sosok hantu yang mengganggu mereka.
Sempat beberapa malam suara tangisan itu tidak terdengar lagi.

Orang tua Mega pada saat itu menelpon dan meminta Mega untuk pulang dulu kerumahnya karena ada acara keluarga, Susanti yang tidak mau ditinggalkan sendirian pun akhirnya ikut pulang bersama Mega.
Namun, nasib malang menimpa Silvi saat Mega dan Susanti pulang ke kampung halamannya.

Malam itu menjadi malam yang sangat menakutkan bagi Silvi, Silvi mengira bahwa Mega dan Susanti berada dikamarnya.
Pada saat Silvi pulang dari kampus, karena merasa kelelahan iapun memutuskan untuk tidur dikosannya itu.

Saat Silvi sedang tertidur pulas, terdengar ada yang mengetuk pintu dan memanggil nama Silvi.
Silvi pun terbangun dan membuka pintu kamarnya, ia berpikir mungkin itu Mega atau Susanti.

Ketika pintu terbuka, Silvi benar-benar merasa kaget setengah mati karena ada sesosok wanita dengan rambut panjang yang menutupi wajahnya, bau busuk tercium sangat menyengat,
dan sosok itu berdiri tepat dihadapan Silvi.

Sontak Silvi pun menjerit dan menutup kembali pintu kamarnya, Silvi berteriak-teriak meminta tolong, memanggil nama Mega dan Susanti.

Tidak ada yang mendengar Silvi karena memang Mega dan Susanti sedang tidak berada dikosan,
dan sepertinya memang sudah tidak ada orang yang berada disekitar tempat itu dikarenakan kejadiannya terjadi sekitar pukul setengah 12 malam.

Suara tangisan dan suara ketukan pintu semakin jelas terdengar oleh Silvi, sehingga membuat Silvi semakin ketakutan.
Iapun menangis sejadi-jadinya karena rasa takut yang teramat sangat ia rasakan, dan pada akhirnya Silvi tak sadarkan diri.
Keesokan harinya, Mega dan Susanti kembali ke kosannya.

Saat mereka berada dikamar, tiba-tiba Silvi datang dengan keadaan mata yang bengkak. Silvi berkata dengan nada kesal bercampur marah..
Silvi : "Aku kira semalam kalian ada disini, kenapa kalian tidak bilang sama aku kalau kalian pulang?!"

Susanti : "Loh memangnya kenapa Mbak? Itu mata Mbak kenapa bengkak seperti itu?"

Mega : "Maaf Mbak, kita gak tau juga kalau mbak pulang kesini. Apa yang terjadi sama Mbak?"
Silvi : "Sudahlah..!! Aku mau pinjam koper atau tas kalian. Aku mau pindah sekarang juga dari sini, memang tempat ini tempat terkutuk..!! Banyak hantunya..!! Apa kalian masih kerasan tinggal disini? Kalian hanya berdua, Karina sudah duluan pindah dan sekarang aku.
Lebih baik kalian cari tempat lain, aku gak mau hal mengerikan yang aku alami semalam terjadi juga pada kalian".

Mega dan Susanti bengong dan tidak berkata apa-apa lagi, mereka melihat Silvi sudah benar-benar marah.
Mereka mencarikan tas yang dipinjam Silvi dan kemudian memberikan tas itu kepadanya.

Pada akhirnya, Mega dan Susanti pun memutuskan untuk pindah hari itu juga mengikuti jejak Silvi. Mereka takut terjadi sesuatu kepada mereka, apalagi setelah melihat keadaan Silvi seperti itu
dan setelah mendengar apa yang dikatakan Silvi kepada mereka sebelumnya.

Karena dadakan, Mega dan Susanti hanya pindah ke kosan baru yang jaraknya tidak terlalu jauh dari kosan sebelumnya. Mereka berpikir ini untuk sementara saja, sebelum mereka mencari kosan yang lain.
Kebetulan ada satu kamar yang kosong pada saat itu, semuanya ada enam kamar dan dihuni delapan orang termasuk Mega dan Susanti. Posisi kamar kosan berada dilantai atas, dan dilantai bawah adalah rumah pemilik kosan.
Beberapa hari setelah Mega dan Susanti pindah, keadaan masih aman terkendali. Mega dan Susanti pun mulai akrab dengan penghuni kamar yang lain.

Tak disangka-sangka, sosok hantu yang sebelumnya berada dikosan pertama Mega dan Susanti ternyata mengikuti mereka.

Bersambung..

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with Tian Rostiani

Tian Rostiani Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @TianRostiani

Dec 25, 2020
Ketika seseorang mempelajari syariat maka sudah seharusnya dia juga belajar tentang hakikat. Mengapa? Keduanya harus satu kesatuan, tidak bisa dipisah-pisahkan.
Kalau seseorang hanya mempelajari syariatnya saja maka ia akan mudah mengkafirkan karena mengkaji agama secara ‘tekstual’. Begitu pun sebaliknya, jika seseorang hanya mempelajari agama saja maka mereka akan menjadi zindik (orang yang tersesat imannya) - KH Ali M Abdillah
Maka, bijaklah dalam menerima suatu ilmu atau pengetahuan yang baru. Jangan dulu disanggah dengan pemahaman yang sudah kita miliki, apalagi melihat siapa yang memberikan penuturan. Kita harus selalu merasa bodoh, agar kita tidak bosan untuk terus belajar dan menggali hakikatnya.
Read 4 tweets
Dec 17, 2020
Bismillah..
Sampurasun,
Kembali lagi dengan saya, orang biasa yang punya sedikit pengalaman dan hanya berniat untuk berbagi. Semoga bisa diambil hikmah dan pelajarannya..
Berkenan untuk membaca, silahkan. Kalau tidak, abaikan.
Read 81 tweets
Nov 13, 2020
__A THREAD__

-- MENGHILANGKAN ILMU PENGASIHAN ORANG LAIN --

"Terkuaknya Perselingkuhan Suami Dengan Kakak Ipar"

➡ Lebih horor daripada cerita demit 😬

@IDN_Horor @bagihorror @ceritaht @hororthread @threadhoror @JeritanHatiKita @cerita_setann @bacaanhoror
Assalamu'alaikum..
Atas izin dari narasumber, aku mau ceritain sepenggal kisah hidupnya yg cukup pelik. Semoga kita semua bisa mengambil hikmah dan pelajaran dari setiap permasalahan agar kehidupan kita lebih baik lagi 🤲🏻 aamiin..
Read 192 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us!

:(