Bagaimana jika kehidupan yang sangat menyenangkan bagimu, malah berubah menjadi menyeramkan seiring dengan terungkapnya sebuah fakta kelam keluargamu..?
Teriakan dan raungan terdengar mengerikan dari dalam sebuah kamar, membuat merinding siapapun yang mendengarnya.
Beberapa orang masuk kedalam kamar dengan membawa berbagai macam sesembahan untuk berdamai dengan sosok arwah
Yang telah merasuki Antoni. Putra sulung keluarga pak Bram, keluarga pindahan yang sudah menetap di kalimantan selama puluhan tahun itu.
Pak Bram dan Bu Maya saling berpelukan dengan raut wajah cemas, panik, takut yang campur aduk jadi satu.
Tiba2 terdengar teriakan kesakitan dari suara yang lain dari Antoni. Ternyata itu suara dari salah satu orang yang tadi membawa sesembahan ke dalam kamar Antoni.
Antoni yang sebelumnya terikat rantai kini terlepas dan membuat orang2 yang tadi membawa sesembahan berlari
Ketakutan.
Beberapa diantara nya terluka sangat parah, bahkan ada yang tulang nya patah di bagian tangan, kaki dan paha.
Pak Bram dan istrinya juga berlari karena ketakutan.
Suara tawa dari Antoni menggema di rumah mewah itu, membuat suasana semakin menyeramkan.
"Lari, bu. Lari.. Jaga Luna." Ujar Pak Bram seraya berusaha menghentikan Antoni yang kelihatan bernafsu sekali untuk membunuh ibunya.
Pak Bram mengambil pisau yang ada di meja dapur, ia menusukkan nya berkali2 ke tubuh antoni hingga berkali2 dan seketika membuat rungan tersebut banjir darah. Setelah tubuh Antoni menggelepar2, Pak Bram menangis dan berteriak histeris di samping jasad anaknya itu.
"Maafkan bapak antoni. Maafkan bapak." Isaknya
Beberapa orang yang tadi kabur, kembali masuk kedalam rumah untuk menyelamatkan pak Bram.
Namun alangkah kagetnya mereka ketika melihat tubuh Antoni sudah tergelatak bersimbah darah. Tubuhnya juga hancur karena tikaman
Pisau yang berulang2 dari sang ayah.
Akhirnya Pak Bram di bawa, dan di kurung karena dianggap sudah gila dan bisa membahayakan jika di lepas.
Walaupun berkali2 pak Bram mengatakan kalau ia tak gila, tapi orang2 yang tidak melihat secara utuh kejadian nya, tidak ada percaya
Mereka hanya percaya pada satu penilaian yang mereka buat sendiri. Yaitu pak Bram adalah orang tua yang sangat tega telah membunuh anak kandungnya sendiri dengan cara di tusuk berulang2 kali hingga mati.
Singkat cerita, sudah 16 tahun setelah kejadian itu.
Pak Bram yang pada awalnya di kurung dan hanya di beri makan 2 kali sehari itupun kini sedang diperjuangkan kebebasan nya oleh salah seorang pemuda yang baru saja datang dari kota.
Pak Bram sangat senang, karena ternyata masih ada orang perduli padanya, setelah sekian belas tahun lamanya tak pernah mendapatkan keadilan dari orang2 yang mengurungnya.
Pemuda itu bernama Rizki, setiap hari ia selalu datang ke tempat pengurungan pak Bram. Ia membawakan makanan dan juga minuman yang layak untuk pak Bram.
Sampai suatu ketika, ia bertanya tentang alasan pak Bram membunuh anaknya sendiri,
Karena Rizki yakin, kalau pasti ada alasan yang membuat pak Bram memilih hal itu.
Awalnya pak Bram menolak untuk bercerita, karena ia sudah tak ingin mengingat kejadian2 saat dulu.
Tapi karena kegigihan Rizki akhirnya pak Bram menceritakan kisahnya.
----------
Jauh di sebuah desa, Arini baru saja pulang dari menanam padi di sawah milik tetangganya, meski lelah seharian bekerja di sawah, tapi Lelahnya sedikit terobati saat ia menerima upah dari
Tetangganya.
Ia memegang erat uang yang berjumlah 50 ribuan itu di tangan nya, uang yang ia dapat selama beberapa hari berpanas2an di tengah sawah.
Sesampainya di rumah, ia menunjukan hasil upah yang ia dapat pada ibunya.
Si ibu yang ternyata adalah Bu Maya itu sedang sakit. Tubuhnya kurus dan pucat.
Mereka tinggal di rumah neneknya Arini, yang dulu sewaktu abangnya (Antoni) kerasukan, ia di titipkan pada sang nenek.
Dimana saat kejadian itu ia baru berusia 6 tahun.
tapi kini mereka hanya tinggal berdua di rumah itu, karena neneknya Arini sudah lama meninggal, sekitar 7 tahun lalu.
Kadang2 saat ibunya masih sehat, Arini sering bertanya tentang ingatan2 masa kecil nya yang sering muncul tiba2 saat ia akan tidur di malam hari.
Tapi ibunya selalu menjawab dengan perkataan2 yang sama sekali tidak mengarah pada pertanyaan Arini.
karena hal itu juga, Arini sering mencoba mengingat2 sendiri tentang masa kecilnya.
Sampai suatu ketika, suatu hal paling menyakitkan dan menyedihkan terjadi, Ibunya meninggal dunia dan meninggalkan luka yang mendalam pada diri Arini yang memang selama ini ia hanya
Tinggal bersama ibunya.
Setelah ibunya di makamkan, semalaman Arini tidak bisa tidur dan hanya menangis.
Selepas 40 hari kematian ibunya, barulah Arini bisa beraktivitas seperti biasa.
Dan pada saat ia membongkar2 lemari ibunya, ia menemukan tulisan2 yang mengarah
Ke sebuah nama desa. Sejenak, ia mengingat2 nama itu. Dan setelah lama mengingat2 tentan nama desa yang ada di catatan ibunya, ia baru ingat kalau desa itu adalah tempat ia di lahirkan dulu.
Rasa penasaran, seketika menyerbu hatinya. Ia berniat untuk mengumpulkan uang, agar bisa pergi ke desa itu. Mencari tau kebenaran tentang keluarganya.
Singkatnya setelah selama 2 minggu kerja serabutan, akhirnya uang yang dia butuhkan terkumpul. Ada sekitar 350 ribuan. Jumlah yang sangat banyak pada saat itu.
Selama di perjalanan, ia sering bermimpi aneh. Tentang seorang anak laki2 yang selalu memanggil namanya.
Setelah beberapa lama, perjalanan panjangnya pun berakhir di sebuah pangkalan ojek. Ia menggunakan jasa tukang ojek untuk mengantarnya ke alamat yang akan dia tuju.
Namun saat mengetahui alamatnya, orang2 yang berprofesi sebagai tukang ojek itu pu ln salin dorong dan saling beralasan.
"Maaf dek, kami orang sini takut kalau kesana. Soalnya sudah keseringan kami kena gangguan malah diikuti sampai pulang kerumah. Hiihhh." Ujar salah
"Waduh, maaf dek, bukan nya kami menolak rejeki, tapi kami takut terjadi hal2 yang buruk pada kami atau keluarga. Kalau adik mau, adik bisa jalan kaki dari sini
Lurus aja, nanti ada jalan yang lebarnya 1 meteran di ujung, nah dari situ masuk lagi kedalam, kearah hutan. Setelah itu ada sungai kecil, dan di seberangnya itulah rumah yang adik cari." Timpal yang lain nya seraya memberitahukan lokasi yang mau arini tuju
"Kira2 jauh gak pak.?" Tanya Arini
"Ya jauh kalau jalan kaki. Lumayan pegal." Jawab salah seorang
"Aduh. Memangnya bapak2 tidak ada yang mau mengantar saya.? Gak kasian pak.?" Tanya Arini setengah merayu
"Maaf dek, kami tidak bisa. Ya sudah ya. Saya mau pulang dulu. Bini sudah nyariin."
"Eh, iya saya juga pulang dulu, ada kerjaan yang harus saya selesaikan."
"Saya juga pamit ya dek."
Arini hanya bisa menghelas nafas berat, saat melihat orang2 itu pergi meninggalkan nya.
"Mereka benar2 tidak ada yang mau mengantar." Gumam Arini
Akhirnya mau tak mau, Arini berjalan kaki menuju ke tempat yang ia tuju seorang diri.
Setelah lumayan jauh berjalan, ia pun sampai di pinggir sungai kecil yang dikatakan oleh orang2 tadi.
Tapi hari sudah mulai gelap, Arini meneruskan langkahnya menyebrangi sungai tersebut.
Di tengah sungai, airnya hanya sepinggang.
Dari kejauhan Arini melihat sebuah cahaya dari arah pinggiran sungai,
Ia mengira itu adalah orang yang sedang ingin turun ke sungai.
Tapi setelah di tunggu2, tidak ada siapapun yang turun. Dan cahaya itu juga berjalan kembali ke dalam rimbun nya pepohonan.
"Siapa ya.?" Gumam Arini bertanya2
Malam itu Arini beristirahat di pinggir sungai. Karena ia tidak memiliki pencahayaan untuk naik keatas.
(Om mau ngiklan bentar, kali aja ada yang berminat sama Bajakah yang buat obat kanker, jantung dll itu, silahkan DM atau WA om ya- 0856 5403 7262
Masalah harga bersahabat,
Om jualnya tidak menggunakan gram (tidak di serbuk), tapi asli langsung seperti ini 👇. Terima Kasih🙏 )
Singkat cerita, pagi pun hampir menjelang, lamat2 dari kejauhan terdengar suara adzan.
Arini bangun dan duduk melihat pemandangan sekitar, menunggu matahari yang masih malu2 untuk menampakan sinarnya.
Arini membuka bekal yang ia bawa, krupuk nasi yang kering yang ia persiapkan dari rumahnya.
Setelah memakan banyak krupuk dan meminum aor di sungai, Arini pun naik keatas.
Tidak berapa jauh, terlihat sebuah rumah yang sudah sangat tua. Rumah itu mungkin sangat mewah
Pada jaman nya, pikir Arini
Sejenak ingatan masa lalu nya kembali hadir.
"An to ni." Ia menyebutkan sebuah nama
Saat ia masuk kedalam rumah perasaan aneh mulai merasukinya.
Tubuhnya seakan di kendalikan oleh sesuatu. Tapi Arini mencoba melawan, hingga akhirnya ia bisa kembali sadar.
Nafasnya tersengal, setelah tenang, ia pun kembali menelusuri masuk jauh kedalam rumah.
Sesampainya di ruang yang kemungkinan itu adalah ruang keluarga, Arini melihat banyak foto yang ada di dinding.
Bingkai foto2 itu sudah berdebu,
Arini yang penasaran, melepaskan bingkainya dan ia sangat kaget saat orang2 di foto tersebut.
Ada Gadis kecil, ibunya dan ayahnya, juga seorang anak laki2 yang selalu hadir di dalam mimpi Arini.
Di balik foro itu tertulis nama Maya, Bram, Antoni dan Arini.
Deg....
"Kenapa aku bisa lupa dengan semua ini.?" Tanya Arini
"Dimana Ayah dan Antoni sekarang.?" Ia terus bertanya2
Setelah berhasil memendam rasa penasaran nya, Arini mulai membersihkan rumah tersebut. Namun saat ia menaiki lantai atas, tiba2 lantainya ambruk dan hampir membuatnya terjatuh ke bawah.
Arini memutuskan kalau malam itu ia akan menginap di sana. Tempat tidurnya pun sudah ia siapkan.
Sore telah berganti malam. Saat Arini tertidur, ia merasa ada sesuatu yang menarik kakinya. Namun saat ia terbangun, tidak ada siapa2 di sana.
Beberapa kejadian aneh mulai terjadi, seperti plafon yang jatuh tiba2 hampir mengenainya. Dan suara2 aneh saat ia menutup mata.
Dan puncaknya ketika ia tertidur dan seperti bermimpi berada disebuah tempat lembab dan gelap.
Ia tak tau di mana dirinya berada saat itu.
Malam itu, Rizki kembali mendengarkan cerita dari pak Bram.
Mereka berdua sangat kaget saat melihat seorang gadis membuka pintu dengan sangat kasar.
"Masih ingat aku bram.?!" Tanya gadis itu
"Siapa dia pak.?" Tanya Rizki
"A ar arini.?" Gumam pak bram tak percaya
"Arini.? Anak pak Bram yang bapak cerita itu.?" Tanya Rizki
Tanpa ragu Arini Menyerang keduanya. Rizki mencoba menahan tubuh Arini agar tidak melukai pak Bram, namun malang, lengan nya malah tergigit oleh Arini hingga koyak.
Rizki yang meringis kesakitan, segera membaca surah Al fatihah dll, meski ia tidak mempunyai pengalaman dalam meruqyah orang kerasukan, tapi Rizki beberapa kali mendengar bacaan2 yang di gunakan untuk mengusir Mahluk halus dari tubuh seseorang.
Dengan pengetahuan seadanya, akhirnya jin yang merasuki tubuh Arini berhasil di keluarkan.
Ia terbangun dengan tubuh yang lemas, saat ia sadar, Arini bingung melihat kesekelilingnya.
"Aku di mana.?" Tanya Arini
"Arini." Ucap pak Bram gemetar
Arini menatap lelaki setengah baya yang memanggil namanya, meski wajah orang itu di penuhi oleh jenggot dan kumis yang panjang, Arini masih mengenalinya.
"Ayah.?"
Pak Bram mengangguk,
"Kenapa ayah di pasung seperti ini.? Ada apa sebenarnya.?" Tanya Arini gugup, ia tak bisa lagi menahan air matanya
"Cerita nya panjang Rin. Sangat panjang."
"Dulu, Nenekmu, ibu kandung ayah melakukan pesugihan. Dia menumbalkan anak dan cucunya. Kakekmu tidak setuju, pada saat adik dan kakaknya ayah mati satu persatu. Kakekmu membawa kabur ayah, kakekmu memandikan ayah pada salah
Satu kyai. Ayah di pagar agar jin pesugihan nenekmu tidak bisa menyentuh ayah. Tapi sayang, jin itu malah menyerang kakekmu hingga mati. Pada saat itu, ayah hidup seorang diri. Luntang lantung di jalanan. Hingga akhirnya ayah bertemu sepasang suami istri
Yang mengangkat ayah sebagai anaknya. Awalnya kami hidup bahagia, layaknya satu keluarga kandung. Tapi bisnis yang dibangun dari nol oleh orang tua angkat ayah, hancur karena kebakaran yang menghabiskan semuanya. Karena hutang yang menumpuk kami tak bisa membayarnya
Lalu diam2 kami pindah ke pulau lain yaitu di sini. Dan kami membangun lagi usaha kecil2an, awalnya kami gagal dan berkali2 bangkrut. Tapi kami tak menyerah, hingga akhirnya usaha kami tidak menghianati hasil. Kami sukses dan bisa membayar semua hutang2 kami yang dulu.
Dan saat ayah mendengar nenekmu meninggal, ayah sangat senang, ayah mengira kalau semuanya sudah aman dan baik2 saja. Tapi ternyata ayah salah. Jin itu masih mengikuti ayah. Dan pada saat antoni sudah cukup besar, tubuh nya diambil alih oleh jin tersebut.
Berbagai macam cara sudah kami lakukan. Tapi tidak berhasil. Hingga malam terkutuk itu tiba. Ayah terpaksa harus membunuh antoni agar ibumu bisa selamat dan lari."isak pak Bram tak mampu meneruskan ceritanya
Seketika dada Arini terasa sesak. Sangat amat sesak.
Dan bruuukkk... Arini terjatuh tak sadarkan diri.
Tak ingin sesuatu terjadi, Rizki mengikat tangan Arini menggunakan jaketnya.
Dan benar saja, sesaat setelah itu Arini Kembali di kerasukan.
Jaket Rizki hanya bertahan beberapa saat saja, sebelum akhirnya Robek dan Arini berhasil lepas.
Ia mengejar Rizki yang berlari ketakutan kearah luar. Mereka berdua saling kejar hingga beberapa saat kemudian, Rizki terjatuh karena kakinya tertusuk sesuatu.
Arini tertawa saat melihat Rizki yang sudah tak mampu berdiri, untung nya dari kejauhan terdengar teriakan.
Orang2 itu adalah para warga sekitar yang mencari keberadaan Rizki.
Arini di tangkap dan di bawa ke desa. Di dalam sebuah masjid, Arini berteriak2 dan mengerang kesakitan. Orang2 mulai membacakan ayat2 untuk ruqyah. Dan hanya beberapa saat saja Jin yang ada didalam tubuh Arini berhasil di keluarkan.
Dan malam itu juga Arini di Mandikan dan di pagar, agar sesuatu yng jahat tidak bisa lagi masuk kedalam tubuhnya.
Dan setelah kejadian itu pula, dan berkat Rizki, pak Bram di bebaskan dari pasungan. Kakinya Lumpuh gak bisa lagi berjalan.
Ia di bawa Arini kembali ke tempat dimana dulu Arini tinggal bersama ibu dan neneknya.
Bahkan sampai kematian nya, pak Bram tidak pernah lagi menginjakkan kakinya ke rumah tempat yang membuatnya di cap sebagai orang tua gila dll sebagainya.
-----SELESAI-----
Untuk yang mau Donasi pulsa ini nomornya- 0856 5403 7262
Tap..tap..tap.. Suara langkah seseorang menggema di rumah itu.
"Halo.." Sapa seorang wanita yang mengenakan rok pendek sebatas lutut dan baju berwarna merah muda dengan sebuah kalung aneh yang selalu menghias di lehernya.
"Oh.. Bu Ria. Ayo sini sarapan bareng." Ajak om Denis
"Maaf, sebelumnya. Tapi saya kemari ingin menyampaikan sesuatu. Dan saya rasa lebih baik langsung saja. Rumah ini akan kami renovasi secepatnya. Karena anak dari pemilik sah rumah ini beberapa bulan lagi menikah dan akan
Apa jadinya kalau kebahagiaan keluargamu ternyata memancing ketidak sukaan orang2 disekitarmu, sehingga membuat mereka mengirimkan Santet pada keluargamu, hingga keluargamu hancur perlahan-lahan.
(𝙶𝚊𝚖𝚋𝚊𝚛 𝙷𝚊𝚗𝚢𝚊 𝙸𝚕𝚞𝚜𝚝𝚛𝚊𝚜𝚒)
"Ramdan memang hebat, semenjak dia bekerja di sini tempat ini selalu ramai tidak ada satu hari pun yang sepi pengunjung." Puji pemilik agen baju murah tersebut
"Iya pak, Ramdan memang selalu punya kekuatan untuk menarik pelanggan." Sahut salah satu teman kerja Ramdan
"Hai Dan, baju daster yang kemarin baru datang, apa sudah kamu susun.?" Tanya Ferdi yang merupakan karyawan lama di sana
Hari ini, om kembali menemui seseorang di sebuah desa yang ada di kalimantan, Desa yang cukup terpencil dan jauh dari keramaian kota.
Butuh beberapa jam untuk sampai kesana.
Itu pun om rasth untung2an dan berpacu dengan waktu. karena seorang teman yang om kenal melalui media sosial fb tersebut juga mempunyai kesibukan dan katanya kemungkinan kalau om rasth datang pada waktu yang telah kami sepakati sebelumnya, kemungkinan
Sebuah Kisah Nyata. #bacahorror #threadhorror
Sebelum memulai cerita, Om mau menyampaikan, bahwa cerita kali ini tidak akan om buatkan judul dan gambar ilustrasinya. Di karenakan sesuatu hal.
Dan semua nama tokoh serta tempat dalam cerita ini sudah di ubah/di samarkan, untuk
Keamanan narasumber.
Jadi kita mulai saja cerita nya dari sudut pandang salah satu tokoh yang bernama Budi terlebih dahulu.
Suatu sore di saat musim kemarau, Budi baru saja turun dari sebuah mobil kijang berwarna hitam.
Dia memandang ke sebuah rumah yang berdiri tepat beberapa
Meter di depan nya. Rumah itu merupakan rumah masa kecil ayahnya Dulu. Di saat kakek dan nenek Budi masih hidup tentunya.
"Rumahnya seram." Gumam Risa, Adik Budi yang baru berumur 7 tahun tersebut
(SEMUA NAMA TOKOH DAN TEMPAT DALAM CERITA SUDAH DI SAMARKAN UNTUK KENYAMANAN PIHAK KELUARGA. DAN JIKA ADA KESAMAAN NAMA DAN TEMPAT, OM RASTH MINTA MAAF, KARENA ITU SUNGGUH TIDAK DI SENGAJA)
(gambar hanya ilustrasi)
______________________
Malam ini terasa sangat dingin sekali, bapak2 yang ada di pos ronda kampung yang masih terjaga, menggosok2kan kedua telapak tangan nya, sesekali ia menyeruput kopi panas yang ada di depan nya.
Langit malam sangat cerah bertabur bintang yang gemerlap,
"Din.. Udiii. Bangun din.!" Ujar mang doleh
"Aahhh..." Tangkis Mang Udin seraya menutup kepalanya dengan sarung