IndraOne Profile picture
Mar 27 74 tweets 10 min read
KETIKA SARI KESURUPAN

Berdasarkan dari kejadian nyata

@IDN_Horor @bacahorror @lenteramalam_id

#ceritahorror #CeritaSeram #HariMinggu #kesurupan #weekend

*Image by Google
Malem sob!
Menemani sisa akhir pekan kalian, ane akan menuliskan sebuah kisah yang dulu sempat terjadi di tempat tinggal ane!

Seperti biasa, nama tokoh dan lokasi yang bersangkutan akan ane samarkan demi kenyamanan bersama.
Dan seperti biasanya juga, yuk ramein trit nya dengan like rt dan komen sekalian.

Kalo udah, so let the haunt begin!

*****
Malam telah larut saat aku berjalan pulang ke rumah dengan mengendarai Vespa biruku.
Rintik-rintik kecil masih membasahi langit, sisa dari hujan deras yang mengguyur beberapa saat yang lalu.
Karena hujan tadi, terpaksa aku pulang pada jam nyaris tengah malam begini.
Sore tadi aku mendapat SMS dari Burhan, salah satu temanku untuk berkumpul di rumahnya malam ini. Katanya, ada rapat penting menjelang pemilihan Lurah yang akan digelar bulan depan.
Rapatnya berlangsung lama dan terlalu banyak ngalor ngidul, padahal aku tak bisa kalau sampai pulangnya nanti kelewat malam.
Sari, istriku tengah hamil tua. Usia kehamilannya sudah hampir di penghujung bulan yang kedelapan.
Terlalu riskan kalau ia harus kutinggal lama-lama.

Namun, sayangnya ketika aku hendak ijin undur diri, tahu-tahu hujan tumpah dari langit begitu derasnya.
Dengan hati terpaksa, aku pun kembali duduk di tempat sambil mengikuti jalannya rapat yang membosankan tersebut. Sampai hujannya menyisakan gerimis, buru-buru aku segera cabut meninggalkan rumah temanku itu.

*****
Kubelokkan stang motor memasuki suatu gang. Gang ini merupakan jalur pintas yang menghubungkan jalan besar menuju ke arah komplek rumahku.
Lebar jalannya tak begitu luas, tapi masih bisa dilewati karena semennya lumayan mulus.
Rumah-rumah warga yang sederhana berjejer di sepanjang gang dan di tiap beberapa titik terdapat penerangan jalan.
Rumah-rumah tadi berdiri menghadap ke sebuah parit kecil yang mengalir mengikuti alur gang tersebut.
Biasanya, warga di situ menggunakan parit ini untuk keperluan sehari-hari mereka, seperti mandi ataupun mencuci. Airnya pun cukup bersih.
Di pinggir paritnya, di bangun beberapa steher untuk memudahkan warga bila hendak beraktivitas di sana.
Suasana gang begitu sepi dan lengang saat aku melintas. Maklum saja, di jam segini siapa juga yang mau keluyuran di luar rumah, pikirku.

Tapi, mataku menangkap sesuatu di depan sana.
Sambil berjalan pelan-pelan, kuperhatikan dengan seksama apa yang kulihat barusan.

Tapi,bukan sesuatu,lebih tepatnya ada seseorang. Seseorang yang sepertinya sedang nongkrong pada steher di pinggiran parit.
Makin dekat jarakku dengannya, semakin jelas pula bentuk orang ini.
Posisinya tengah jongkok menghadap ke arah parit, jadi yang kelihatan hanya bagian belakangnya saja.
Rambutnya yang memutih terurai berantakan, tubuhnya juga kurus dan agak kecil. Sosok tersebut mengenakan kemben seperti hendak mandi.
Memang aku tak bisa melihat wajahnya, tapi aku memastikan jika sosok ini adalah seorang nenek yang berusia terlalu lanjut. Tapi, nenek-nenek gila mana yang nekat mandi pada tengah malam buta begini, di tengah hawa dingin seperti sekarang?
"Setan! ", gumamku, agak panik saat menyadari sosok yang kulihat barusan bukan manusia asli. Begitu aku melewatinya, tiba-tiba saja tercium olehku semerbak bau anyir yang begitu pekat.
Baunya terlalu pahit di hidung, aku meludah ke sebelah kiri untuk mengurangi rasa mual di perut.
"Dasar setan alas! ", aku memaki.
Aroma tak enak masih tercium, padahal jarak antara aku dan si nenek tadi sudah agak berjauhan. Ketika aku menoleh ke tempat dia jongkok tadi, sosoknya telah menghilang.
Aku sedikit lega, walau sempat timbul rasa panik tadinya. Setidaknya aku masih bisa menguasai ketakutanku saat menyaksikan penampakan setan barusan.
Sedikit ngebut, kembali kupacu motor menuju ke rumah yang sudah tak begitu jauh lagi jaraknya. Namun, perasaanku tiba-tiba saja merasa tak nyaman.

*****
Sari membukakan pintu rumah dengan tampang kusut.
"Abang ini gimana, sih? Udah tau bini lagi bunting, bukannya pulang awal, eehh malah malem buta begini baru nongol! ", ia mengomeliku dengan mulut di monyongkan.
"Hehe maaf dek.. ", kilahku, cengengesan. " Hujannya kan deras banget, abang tunggu sampai berhenti. Kalo gak gitu, gimana abang bisa pulang.. ".

Sari malah menjawab dengan sengit, "Lalu ngapa gak pulang sebelum hujan aja? ".
Aku memilih untuk diam. Untuk saat ini, Sari tak boleh di sanggah, urusannya bisa panjang nanti. Lagipula, ia sedang mengandung, aku tak tega berdebat dengannya.
"Aku mau ngelanjutin tidur dulu.Abang bersihin badan dulu, baru boleh masuk kamar! ", perintahnya, sambil berlalu.
" Iya.. ", kataku,dengan menghela nafas.
Di jalan tadi ketemu setan, sampai di rumah malah diomeli bini. Duh dasar apes, batinku mengeluh.

Sari sudah tergolek di atas kasur empuk ketika aku menuju ke kamar mandi.
Setelah bersih-bersih, segera aku masuk ke kamar menyusulnya. Aku juga ingin langsung memejamkan mata, berkali-kali sudah aku menguap saking ngantuknya.

Di kamar, Sari yang tadinya sedang berbaring, kini tengah duduk dengan punggung tegak di atas tempat tidur.
Ia menatapku dengan bibir senyum merekah. Aku merasa agak aneh dengan perubahan sikapnya ini. Tadi ngomel-ngomel, kenapa sekarang malah cengar-cengir ganjen?
Edan!
"Bang, bang sini deh bang.. ", Sari memanggilku dengan penuh semangat.
"Ada apaan sih?",tanyaku sambil mendekat.
Cepat-cepat ia merangkulku saat aku sudah berada di sampingnya.
Senyumnya makin melebar. Tapi senyuman itu lain, terkesan agak nakal dan seperti menginginkan sesuatu. Aku jadi bingung.
"Bang, sadar gak? ", tanya Sari.
" Hmm, sadar apa? ", balasku padanya.
Jari-jarinya dimainkan ke bagian pundakku.
"Kita kan udah lama gak begituan bang.. ", katanya dengan nada manja.
Aku mengernyitkan dahi, masih tak mengerti.
" Maksudnya gimana? Gak paham ah!", tukasku.
"Ihhh abang! ", bentak Sari, mukanya merengut.
" Masa gak paham sih?! Itu lhoooo... ".
Aku tertawa, tahu maksud pembicaraannya.
"Oh, yang itu ya? ", jawabku sambil membelai rambut Sari.
" Perutmu udah segede gitu, gimana caranya coba? Bahaya ntar.. ", tolakku.
"Tapi kan udah lama banget ini bang! Yuk.. ", celoteh Sari, masih ngeyel.
" Aduh dek! Abang gak berani! Kalo perutmu kenapa-kenapa nanti kan repot.. ", kilahku.
" Bisa kok bang. Yuk dicoba yuk.. ", ia makin memaksa.
Ia mencubit halus dadaku. Rangkulannya semakin ketat mendekap. Entah kenapa Sari malam ini, tak pernah-pernahnya ia liar seperti sekarang. Mungkin salah makan atau memang gejolak hasratnya yang telah tertahan cukup lama sejak perutnya membesar.
Sebenarnya aku pun ragu untuk melampiaskan keinginan yang sama karena takut resiko hamil besarnya itu.
Tapi, Sari tetap ngotot. Ia menciumi wajah dan menggerayangi tubuhku, aku jadi tergelitik dengan godaannya.
Hingga diriku ikut terbawa suasana yang mendadak romantis. Tubuh Sari lalu kubaringkan dan mulai membalas ciumannya.
Kedua tanganku menyingkapkan daster yang dikenakannya. Sari mendesah penuh kepasrahan. Kuhirup dalam-dalam aroma di lehernya,yang tercium malah bau anyir.
Lho kok? batinku.
Aku masih ingat betul aroma ini. Aroma yang persis sama pada saat aku bertemu dengan sosok nenek di gang tadi.

Seketika Sari tertawa. Namun tawanya janggal, nadanya mengekeh seperti suara orang tua. Suara nenek-nenek.
He he he he...
Aku terkejut. Otomatis kuhentikan aktivitasku di atas tubuhnya. Kutatap Sari lekat-lekat. Ekspresinya pun jadi menakutkan, rambutnya juga acak-acakan. Matanya mendelik melotot menatapku.
Dia terkekeh-kekeh sambil masih melempar bujuk rayunya.
"Kok berhenti bang? Ayo dong bang, tanggung ini.. hehehehe... ".

Astaga,kata batinku,baru sadar kalau Sari kesurupan. Pantas saja perilakunya jadi tak wajar sedari aku pulang tadi.
Melihat gelagatnya, kemungkinan ia dirasuki oleh nenek-nenek setan yang kutemui sedang nongkrong di parit pada gang tersebut.

"Sadar dek sadar! Istighfar!! ", seruku padanya.
Tetap saja Sari masih berusaha mencumbuku, tapi gerakannya semakin kasar.
Bukan hanya hendak merangkul, tapi tangannya juga mencakar dan bahkan menjambak rambutku. Wajahku jadi sedikit terluka karena kebringasannya.
"Ayo dong bang lanjutin mainnya hehehehe... ", ucap Sari, semakin ngawur.
Aku benar-benar cemas dengan kondisi perut Sari, gerak badannya yang terlalu liar bisa berakibat buruk pada bayi yang di kandungnya.

Di tengah kekalutan, untungnya aku masih dapat berpikir jernih dan cepat.
Setelah susah payah berusaha lepas dari cengkraman Sari, dengan gesit aku berlari keluar dari rumah untuk mencari pertolongan terdekat. Tujuanku adalah kediaman pak Tholib yang lokasinya hanya berjarak beberapa rumah dari tempat tinggalku
Pak Tholib ini seorang ahli pijat terapi. Konon di masa mudanya beliau pernah mempelajari semacam ilmu putih. Tetapi, di usianya sekarang yang mulai uzur, beliau pensiun menekuni ilmu-ilmu tersebut.
Namun, kadang-kadang jika ada yang meminta bantuan soal perkara yang ghaib,beliau tak sungkan untuk datang membantu.
Dengan agak keras, kugedor pintu rumah pak Tholib.Sebentar saja, ia telah muncul dari dalam rumah. Syukur, ia belum tidur. Kuceritakan dengan ringkas maksud dan tujuanku menemuinya, sontak beliau langsung bersedia menolong.
Sesampainya di rumah, Sari masih tertawa terkekeh-kekeh sendiri di dalam kamar. Penampilannya benar-benar berantakan. Daster yang tadinya ia pakai, sekarang telah terlepas dari tubuhnya. Untungnya ia masih memakai dalaman sehingga auratnya tak terlalu terekspos.
Di atas kasur, ia asyik meliuk-liukkan tubuh seperti penyanyi Reza dalam video musik Pertama.
Duh gusti.. keluhku, tak percaya melihat kelakuan istriku yang tengah kesurupan tapi agak lucu.
Kenapa harus joget segala,mending tuh badan seksi.
Sambil menahan malu, buru-buru kututupi tubuh Sari dengan selimut lebar. Sekejap kemudian ia meronta-ronta minta dilepaskan saat kupeluk dirinya.
Pak Tholib berdiri tenang. Sorot matanya yang tajam mempelajari situasi yang tengah ia hadapi.
"Bang Sobri ada ketemu dengan seorang nenek-nenek ya? ", tanya beliau kepadaku.
" Ada pak, tadi saat saya pulang.. ", aku menjawab.
Ia mengelus jenggotnya yang tipis.
"Tuh nenek ngikutin bang Sobri pulang, lalu ngerasukin si Sari. Hmm, kalo saya liat, kayaknya dia naksir sama kamu.. ", tukas pak Tholib, lalu ia tertawa kecil.
Aku tertawa juga, tapi tawaku datar.
Sudah kutebak juga, jika setan tersebut memang membuntutiku hingga ke sini. Pasalnya, bau anyir yang khas itu terus mengikuti bahkan saat aku menginjakkan kaki di depan rumah.
Yang tak dapat kuterima, ternyata aku ditaksir oleh setan yang berwujud nenek-nenek tadi. Sungguh, tak terkira kan oleh benakku sebelumnya. Aku jadi shock mendengar kabar buruk ini.
"Gak apa-apa. Dia gak berbahaya kok. Cuma kasihan juga istrimu sampai kena getahnya juga.. ", ucap pak Tholib seraya memegang ubun-ubun Sari.
Lalu beliau berbisik pelan, kemudian menarik telapak tangannya dari kepala Sari.
Sekejap tubuh Sari pun jatuh lemas. Yang tadinya tertawa-tawa dan berontak penuh nafsu, sekarang ia terkulai lemah dalam pelukanku. Sungguh ajaib.
Dan sepertinya ia mulai berangsur pulih.
"Dek.. ", panggilku, memastikan Sari kalau ia telah bebas dari kerasukannya.
Ia menyahut dengan tangis ketakutan, " Bang, tadi ada nenek-nenek muka serem masuk ke kamar kita bang. Dia deketin aku, abis itu aku udah gak inget apa-apa lagi bang... ", ceritanya sambil menangis.
Kutenangkan dia seraya mengusap-usap rambutnya.
"Udah, dia cuma iseng aja! Jangan kuatir, dia udah saya usir pergi", ucap pak Tholib, santai.
"Makanya, bang Sobri jangan suka pulang kemaleman kalo istri lagi hamil. Takutnya yah, kejadian gak terduga kayak gini ini.. ", lanjutnya, bijak.
"Iya Pak, saya kapok. Terima kasih banyak atas bantuannya. Kalo gak ada bapak, gak tau deh saya..", kataku, penuh rasa sesal.
"Kalo semua udah beres, saya mau ijin pamit dulu ya. Udah ngantuk berat saya.. ", tukas pak Tholib, lalu ia menguap lebar.
" Sekali lagi terimakasih banyak ya pak, maaf udah merepotkan.. ", kataku, sambil tak lupa menciumi punggung tangannya yang terasa dingin.
Kuantarkan beliau sampai ke teras rumah, dan akhirnya kurangkul erat tubuh Sari dengan perasaan penuh kasih sayang.

*****
Keesokan harinya, tanpa berlama-lama, kubawa Sari ke klinik dokter kandungan. Aku sangat cemas akan kesehatan Sari dan juga kehamilannya setelah kejadian aneh tadi malam.
Setelah diperiksa, baik kondisi Sari dan bayi di dalam perutnya ternyata baik-baik saja. Kuucapkan syukur berkali-kali. Hanya saja Sari masih merasa lemah, namun ia cuma perlu beristirahat yang cukup, begitu kata si dokter.
Kami berdua tiba di rumah saat pak Tholib lewat dengan mengendarai motor tuanya. Ketika melihat kami, ia berhenti untuk singgah sejenak.
"Dari mana kalian? Sari udah mau beranak ya? ", tanyanya dengan ramah.
"Hehe belom pak. Abis meriksa kondisinya setelah kejadian yang tadi malem ", jawabku malu-malu.
" Hah? Kejadian yang tadi malem? Emang ada kejadian apa ? ", tanya pak Tholib dengan nada bingung.
Aku dan Sari saling berpandangan.
"Lho masa bapak udah lupa? Kan bapak sendiri yang suami saya panggil kerumah ini semalem", terang Sari.
Namun pak Tholib masih nampak kebingungan dengan apa yang ia ucapkan.
Kemudian, aku dan Sari menceritakan ulang peristiwa kesurupan semalam pada beliau. Bisa jadi ia mudah lupa karena faktor usianya, walaupun sebenarnya agak janggal kalau ia gampang lupa begitu cepatnya.
Pak Tholib menggaruk-garuk kepalanya yang dipenuhi uban. Rona wajahnya masih menyiratkan kesan tak mengerti.
"Aneh juga. Saya gak tau ada kejadian yang seperti kalian bicarakan sekarang, seingat saya gak ada tuh saya datang ke sini tadi malem ", jelasnya lagi.
Sari jadi agak berang, dikiranya pak Tholib sedang bercanda.
"Lah, bapak yang nyembuhin saya kok! Malahan bang Sobri yang pergi ngejemput di rumahnya bapak..", repet Sari.
"Masalahnya, tadi malem saya gak ada di rumah! Saya nginep di tempat sepupu karena gak bisa pulang gara-gara hujan deres semalem. Ini saya aja baru mau pulang ke rumah kok! ", pungkas pak Tholib dengan nada tegas dan serius.
Untuk yang kedua kalinya, aku dan Sari saling berpandangan. Kami benar-benar kebingungan. Ia memeluk lenganku kuat-kuat,lalu bergidik.
"Kalau bukan pak Tholib, jadi siapa dong bang yang dateng ke rumah kita semalem?! ", bisik Sari dengan suara bergetar.
Lidahku kelu. Aku terdiam membisu. Tak tahu entah harus menjawab apa.

*****

SELESAI

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with IndraOne

IndraOne Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @adelbert_rusty

Mar 1
TEMAN NGOBROL

Berdasarkan dari sebuah kejadian nyata

@IDN_Horor @chow_mas @PenulisMalam94 @bacahorror

#ceritahoror #ceritamisteri #perjalanan #horor

*Image by Google
Malem sob!
Kisah yg akan ane tulis di bawah ini merupakan sebuah peristiwa yg pernah terjadi beberapa waktu yang lalu. Nama-nama tempat dan tokoh yg bersangkutan akan akan ane samarkan demi kenyamanan bersama.
Sebelum kita mulai, yuk ramekan tritnya dgn like rt dan komen sekalian.

Kalo udah, so let the haunt begin!

*****
Read 83 tweets
Feb 10
Malem sob!
Cerita berikut ini merupakan fiksi semata. Jika ada kesamaan nama tokoh dan tempat maka itu dikarenakan faktor ketidaksengajaan semata.

PERINGATAN :Terdapat adegan kekerasan dan vulgar di dalam cerita ini.
Sebelum kita mulai, yuk ramein tritnya dgn rt dan like plus komen sobat sekalian.

Kalo udah, so let the haunt begin!

*****
Read 169 tweets
Feb 1
HILANG

Berdasarkan dari sebuah kejadian nyata

@IDN_Horor @qwertyping @bacahorror @PenulisMalam94 @chow_mas

#ceritahorror #ceritaserem #KisahNyata #CeritaMisteri

Image by Google
Malem sob!
Kisah yg akan ane tulis di bawah ini merupakan sebuah peristiwa yg pernah terjadi di kota ane beberapa waktu yg lalu. Nama dan tempat akan ane samarkan utk menjaga nama baik pihak yg bersangkutan.
Sebelum mulai, yuk ramein tritnya dgn like rt dan komen sekalian.
Kalo udah, so let the haunt begin!

*****
Read 50 tweets
Jan 14
Jadi ini semak-semak di sebelah rumah ane. Sebulanan yg lalu kira2, pas ane lagi diluar rumah ada suara anak-anak ketawa dri arah semak ini.Padahal baru sekitar jam 8an gtu. Masih gak malam2 amat. Beberapa harinya pas emak ane lgi makan malam di dapur, blio juga denger ada-
-suara tangisan gtu,tpi yg nangis ini kata blio kyak suara anak bayi. Berdasarkan dari pengalaman diatas, jadilah kisah berikut yg idenya ane dapet dari suara di semak-semak tadi.
Sewaktu ane lagi ngerjain naskahnya, ada juga satu kejadian. Sekitar jam 10 malem saat ane sibuk nulis tu kisah, ada suara emak ane manggil ane dari arah luar jendela kamar. Udah jam 10 malem dan emak ane manggilin dri jendela? Padahal emak ane lgi nyante dikamarnya.
Read 4 tweets
Jan 9
PONDOK PELATIHAN

Sebuah Kisah

@PenulisMalam94
@bacahorror
@ceritaht
@IDN_Horor
@Penikmathorror

#ceritaserem #ceritahoror

*Image by Google ( Illustration only) Image
Disclaimer : tulisan di bawah ini merupakan cerita fiktif belaka.
Jika ada kesamaan nama tokoh dan tempat, maka itu hanyalah sebuah kebetulan semata.
Peringatan : terdapat beberapa adegan kekerasan dan sedikit vulgar di cerita ini.
Aku termenung menatap beberapa lembaran kertas yg tergeletak di lantai tepat di hadapanku.
Kepala ini terasa mumet. Heran sekali aku kenapa sulit amat untuk mengingat dan menghapalkan deretan angka yg tertera di kertas-kertas tsb.
Read 139 tweets
Jan 5
Malem sob.
Kisah yg akan ane tulis di bawah ini merupakan sebuah kisah dari seorang kenalan ane yg terjadi di sekitar tahun 2018 yg lalu.

Langsung saja sebelum kita mulai, yuk ramein trit nya dg rt dan like sekalian.

Kalo udah, so let the haunt begin!
Aku sedang naksir kepada seorang gadis di tempatku bekerja.
Ia dan aku sama-sama berada di bagian marketing di sebuah perusahaan rokok. Bedanya aku baru saja menjajaki pekerjaan ini selama enam bulan, sedangkan Nia, nama gadis itu, merupakan pekerja yg baru masuk bulan lalu.
Read 47 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!

:(