Kami pun bergerak menuju padang panjang, dan hari pun mulai malam. Langsung menuju rumah sakit yarsi setempat dan ternyata sudah ada tenda darurat. Satu persatu korban luka berdatangan. Ada yg luka patah, ada luka robek di kepala. Beragam sekali kondisinya mlm itu #GempaLombok
Bahkan, krn minimnya penerangan seorang perawat minta tlg utk diterangi dgn lmpu kamera sy karena tengah operasi pasien luka dikepala. Tnpa pikir panjang, kamera berlampu itu pun lngsung mengarah ke kpla pasien. Reflek sj tombol "record" dipencet merekam proses jahitan itu
Sktr 30menitan sy disitu dan dapat info longsor d lembah anai. Bergeraklah ke titik itu. Sprti biasa merekam kejadian apapun yg terlihat. Banyak warga yg nekat mendaki longsoran dari arah padang walau hujan deras mengguyur daerah itu.
Sembari balik kanan ke arah bukittinggi, sy telpon kantor ttg kondisi yg ada. Dan direspon. Smpai bukittinggi, lsg bongkar lptop, edit, kirim gbr. Sambil cas2 kamera, hp, dllny. Sekitar pukul 12an malam selesai, sy pulang ke rumh ibu, menysun strategi esok #jurnalisjugamanusia
Jelang tidur, info sana sini didapat, sekaligus maping rencana esoknya. Jam 2an tidur... zzzzz... stgh 5 bangun, persiapan subuh, stgh 6 langsung otw maninjau. Hujan deras motor pun di geber habis2an. Stg 7 sampai daerh sungai batang, dan terlihat warga ngungsi di dlm bak truk
SOP jurnalis pun dilakukan. Selsai dsana, geser arah lubuk basung, dperjalnan terlihat rumah ambruk, jalanan retak, warga mulai buat tenda dr terpal. Lanjut ke arah pariaman. Pemandangan serupa terus direkam. Banyak mobil pecah ban seabis lindas rtakan jalan #jurnalisjugamanusia
Masuk kota.pariaman skitr pukul 12an siang disbuah masjid tngah ada penyelenggaraan jenazah yg yg diketahui korban gempa. Seprti biasa, SOP jurnalistik pun dilakukan. Lanjut ke arah tandikek, patamuan, padang pariaman. Terlihat rumah ambruk kiri kanan. #jurnalisjugamanusia
Sktr pukul stgh 2 smpai di titik dimana hampir 300 orang tertimbun longsor yg dipicu gempa. Para tim tengah lakukan upaya evakuasi namun belum satupun berhasil terevakuasi. Sy pun lanjut ke arah padang, merapat ke SNG yg parkir depan Bimbel tengah kota. Stg 4 sampai dan lapor...
Laporan bahwa di suatu kampung tertimbun ratusan orang. Tp smua pada ga percaya. Y sdh, kasetpun diserahkan utk di freding ke pusat, kamis sore itu. Ga tau apakah itu visual tayang atau lnsung di roll krn merupakan gbr jurnalis pertama masuk lokadi itu dr luar padang #jurnalis
Smbari istraht setlh sapu bersih daerah kerja, sy pun koordinasi dgn tim. Sambil live ditkp, tetap lakukan kerja jurnalistik. Hingga larut malam, krn sbg "org luar" sy g ada jtah penginapan. Sy pun mencek sodara dan nenek di andalas. Ternyata baik2 saja.
Jam 3 tertidur di.kursi berteman nyamuk. Subuh bangun, tak lupa ibadah, langsung starter motor merah keluaran Honda itu menuju titik SNG di bimbel. Korrdinasi dan dpt tugas stndby di hotel ambacang evakuasi korban. Satu persatu jenazah keluar dr hotel berbintang itu #gempa2009
Prinsipnya, stby ambil gbr, feeding, stby, hingga larut malam. Eh, dpt kbr ada yg live dr pariaman tv tetangga, "kami yang pertama" claimnya saat itu. Pdhal itu hari jumat, sdgkan sy tiba disitu kamis siang. Nah loooo.. ahhh males nanggepinnya.. oke back to topic.. #jurnalis
Tidak terhitung hari itu berapa mayat beraneka ragam kondisi di bopong tim sar. Yg penting tetap konsisten, lakukan SOP jurnalistik. Malamnya, ada seorang pasutri berumur tua menyapa sy sembari berurai air mata, di blg, anaknya sdg ada acra di hotel itu dan belum tau nasibny
Kl diiingat2, mereka orang ke5 yg mendatangi sy dgn air mata mencari tau bgaimana nasib keluarganya yg konon hilang sejk gempa 30 september 2009, petang itu. Malam itu, sy keliling ambil suasana malam kota padang nan mencekam. Kmbli ke tim, sy pun cb pamit agar kmbli ke daerah .
Krn daerh kerj, mash belum trrlalu tergarap maksimal. Jam 2 malam numpang nnginap di hotel tim. Paginya bangun, dan lsg pamit menuju daerah kerja sembari sisir daerah2 yg blum terekam kamera butut itu. Smpai bukittinggi, seprti biasa, edit, kirim gambar ke pusat #jurnalistv
Dan malam pun tiba hingga larut, sy kembali ke rmh ibu utk istrahat skra dini hari. Minggu subuh, sprti kbiasaan, bangun, mandi, ibadah starter supra x 125 merah itu utk kerja jurnalistik. Sweeping daerah2 yg belum terekam kamera sony itu. Wajah2 lelah, pucat, sembab, mash..
Terlihat di ibu2, anak2, di tenda2 darurat yg mereka buat. Tampak jelas trauma mendalam, air mata sedih keluarga yg jadi korban, darah trlihat dr bekas lukanya. Bhkan ketika masuk daerah malalak, tertimbun satu dusun yg disinyalir puluhan warga juga trtimbun #jurnalisjugamanusia
Sy bertanya kpd slh seorg warga, dimana letak mushala yg terimbun yh ktnya ada belasan anak mengaji tertimbun. Di jawab, "tepat di bawah kaki anda itu, kubah mushalanya", sontak sy kaget bukan kepalayang reflek terlompat dr situ. #jurnalisjugamanusia
Ibu itu adalah guru ngaji tempat belasan anak itu menuntut ilmu agama. 😥 ia mngaku, tengah keluar sbntr dr mushala itu krn ada kprluan shingga ia selamat. 😥 #jurnalisjugamanusia
Hari demi hari dilalui berteman krsedihan, jenazah, darah, air mata korban gempa selama lebih dari dua bulan sy intens mengabarkan berita #gempa di sumbar 2009 silam. Tugas jurnalistik itupun mengubah pola makan dan istrahat sy. Yg biasa sehabis makan,duduk, santai, ngopi, rokok,
Semenjak itu tidak. Selepas makan, lngsng pergi entah kemana, berburu informasi utk masyarakat. Yg jelas, habis makan harus pergi dr tempat itu. Kalo toh mau nongkrong, di trmpat lain. Krn slama itu, nyari tdk ada waktu utk bersantai. #jurnalisjugamanusia
Secara psikologis pun, kepribadian sy terasa ada perubahan. Sblumnya sy ramah santun kepada orang jika ada kritik dan saran, malah sy mnjadi emosional, undercontrol. Bahkan yg lbh parah, ktika ibu ngomong, sy lsg naik pitam emosi. Pdhl krn bliau syang anaknya.#jurnalisjugamanusia
Akhirnya, tersadar kenpa bisa seperti ini? Sy yg dlnya ramah santun hormat kpd orang, jd sensitif bgini. Selidik cari referensi sana sini, diskusi, akhirnya sy paham. Ternyata perilaku undercontrol itu merupakan krn slm liputan gempa, yg sehari2 ketemu wajah sedih, airmata, darah
Mayat, hingga emosional.korban, membuat hati ini keras. Visual2 seprti itu sehari2 ditemui. Akhirnya sy putuskan utk mencoba suasana baru, lingkungan baru, teman baru. Maka, camping di gunung lah salah satu solusi saat itu selain tetap beribadah. #jurnalisjugamanusia
Tanpa pikir panjang, peralatan gunung pun siapkan, dan cusss... ke gunung marapi berbkal logistik utk 2 minggu. Tenda pun didirikan berikut pernak perniknya, lantai 2 yg biasa di sebut kawsan pesanggerahan marapi jd tempat ideal. #jurnalisjugamanusia
Satu minggu lamanya "ngetem" disana di awal 2010 lalu. Smua peralatan elektronik kecuali kamera, off. Sy ingin mengasingkan diri dari rutinitas, semangatny kala itu. Menikmati karunia Allah di rimba belantara, adalah slh satu solusi #jurnalisjugamanusia
Pulang2 dr sana, sy merasa sedkit lbh tenang, smua kembali sprti smula, tdk ada emosi meledak, bahkan cenderung terasa lbh humanis. Dan.. kembali ke dunia nyata, pegang kamera, rekam, edit, kirim ke kantor. Begitulah hidup normal #jurnalisjugamanusia
#GempaLombok hari ini, seakan jd dejavu bagi sy atas apa yg dialami 9 tahun silam. Melihat kawan2 di lombok bertugas menyampaikan informasi ke masyarakat luas tetang apa yg trjadi, hari demi hari dilewati dgn air mata, darah, jenazah, puing2, dll seakan...
Khawatirnya, apa yg di sampaikan td, akan terjadi kepd kwan2 jurnalis liputan #GempaLombok di kemudian hari. So... tetap semangat kawan, jaga kesehatan, jgn lupa ibadah, dan serahkan semua kepadaNya. Aammiinn
Terjepret saat menembus kampung terimpa longsor akibat #Gempa 2009 lalu di malalak, agam #jurnalisjugamanusia 
