Profile picture
Brii.. @hantu_33
, 88 tweets, 12 min read Read on Twitter
Akhir pekan kmarin gw kedatangan tamu istimewa, Om Heri..

Beliau adalah adik Bapak yg nomor empat dari 11 bersaudara. Bapak gw anak yg pertama.

Cerita malam ini akan berhubungan erat dengan beliau..

Bismillah..

#memetwit
@InfoMemeTwit
Ketika gw kecil beliau sering bercerita tentang apapun, dan yg paling gw ingat adalah tentu saja cerita pengalaman2 seram yg pernah dialami.

Walaupun jadi sering ketakutan setalahnya, tapi gw kecil selalu menunggu kedatangan om Heri ke rumah untuk bercerita.
Menurut gw, kami memiliki kesamaan dalam hal "kesensitifan". Gw paling senang kalau gw, Om Deni, dan Om Heri sudah bertemu dan ngobrol, seru..!

Teman2 yg baru follow mungkin belum tau Om Deni siapa, silahkan lihat lagi thread2 awal ya..
Balik lagi kita bahas Om Heri..

Om Heri ini adalah satu2nya anak Kakek yg sukses jadi Sarjana. Beliau kuliah di salah satu universitas yg ada di Semarang, universitas yg cukup terkenal.

Nah, gw mau bercerita tentang pengalaman beliau ketika masih tinggal di Semarang.
Jadi, beliau ini ketika lulus kuliah gak langsung mudik ke kampung halaman, tapi mencoba untuk mencari pekerjaan di Semarang.

Om Heri bilang, waktu itu sekitar akhir tahun 80an, Sarjanapun sudah susah cari pekerjaan. Sehingga pekerjaan apapun akan Om Heri ambil, asalkan dibayar.
Sambil menunggu dapat pekerjaan yg sreg di hati, akhirnya beliau memberanikan diri untuk menerima satu tawaran pekerjaan yg agak unik.

~Kerjaan apa Brii?

Pekerjaannya adalah pengemudi mobil pengantar jenazah..
Gw akan bercerita pengalaman Om Heri ketika menjalani pekerjaan yg cukup unik itu..

Yg penakut gausah baca malam ini, besok pagi aja, karna gw pun masih ketakutan kalo ingat cerita Om Heri ini..

Jangan baca sendirian..
Setelah twit ini, gw buat ceritanya persis seperti ketika Om Heri bercerita kepada gw.

Jadi yg #memetwit malam ini adalah Om Heri. Bukan Brii...

Mari disimak..

~~~~~~~
Sebenarnya waktu itu om sempat ragu untuk memenuhi panggilan wawancara kerja itu. Surat panggilan berasal dari yayasan yang menaungi salah satu rumah sakit swasta yg cukup besar di kota Semarang.

#memetwit
Karna gak ingin lama2 menganggur, akhirnya om membulatkan tekad untuk memenuhi undangan wawancara.

Pada surat undangan tertera kalau om ditawarkan untuk posisi supir, belum ada penjelasan supir apa.

~~~~~~
Gedung rumah sakitnya cukup besar, yg om tau rumah sakit itu sudah berdiri puluhan tahun.

Dengan arsitektur bangunan lama, gedung ini terlihat sedikit menyeramkan. Ditemani seorang teman yg bernama Fuad, Om berjalan memasukinya.
Karna ini wawancara kerja pertama setelah baru satu bulan lulus kuliah, om cukup tegang dan gugup waktu itu.

Tapi alhamdulillah, singkatnya..wawancara berjalan lancar.
Om diberi kesempatan beberapa hari untuk berfikir apakah menerima pekerjaan itu atau nggak.

Sebenarnya om yg meminta waktu, karna om cukup kaget ketika mendengar detail pekerjaannya.

~Apa yg bikin kaget Om?
Karna ini bukan pekerjaan sebagai supir biasa, melainkan sebagai supir mobil pengantar jenazah..😖

~~~~

Selang beberapa hari, dan dengan pertimbangan matang, akhirnya om memutuskan untuk menerima pekerjaan itu. Hitung2, sambil menunggu mendapatkan pekerjaan yg sreg di hati.
Hari pertama kerja, om langsung "diperkenalkan" dengan kendaraan yg akan om gunakan sebagai pengantar jenazah.

Mobil van berwarna putih, produksi Amerika buatan tahun 70an. Pada waktu itupun mobil sudah cukup tua, hampir 20 tahun umurnya.

Tanpa lampu serine di atasnya.
Om juga ditugaskan untuk merawat mobil dikala sedang gak menjalankan tugas, karna gak setiap hari juga ada orang yg meninggal di rumah sakit itu atau di tempat lain.

Om harus memastikan mobil dalam keadaan siap pakai pada saat dibutuhkan.
Ada peristiwa aneh di mobil ini ketika awal bekerja.

Pada suatu siang, om ngantuk berat, mungkin sebelumnya terbiasa tidur siang, karna pengangguran.

Om pun mencoba tidur di bagian belakang mobil.
Oh iya, mobil van ini pada bagian belakangnya ada tempat duduk memanjang dari depan ke belakang pada sisi kanan kirinya, di tengah2 ada ruang yg disiapkan untuk keranda jenazah.

Nah, di kursi panjang di belakang itulah om terlelap..
Di dalam tidur, om bermimpi aneh.
Di dalam mimpi, om seperti tersadar, dan ternyata om tertidur di atas keranda jenazah.

Di kanan kiri, duduk orang2 yg gak om kenal. Mereka berwajah asing dengan raut muka yg sedih, dan ada yg menangis juga.
Dalam kebingungan, om coba menggerakkan badan untuk berdiri. Ternyata badan gak bisa digerakkan, sama sekali gak bisa digerakkan.

~knapa begitu om?

Karna ternyata tubuh om terbungkus kain kafan, dengan ikatan persis seperti pocong.

Om panik.., ketakutan..
"Mas Heri..bangun Mas.." tiba2 om terbangun oleh suara Pak Slamet.

Pak slamet adalah karyawan rumah sakit itu juga, kebetulan beliau melihat om tidur sambil mengigau di dalam mobil jenazah.

Setelah kejadian itu, om gak pernah lagi tidur di dalam mobil itu, gak berani..

~~~~
Setelahnya, rata2 sekitar satu minggu sekali om mengantarkan jenazah, kadang ada yg diantar ke rumah duka, ada pula yg diantar langsung ke peristirahatan terakhir, yaitu pemakaman.

#memetwit
Pada awalnya agak aneh dalam menjalani pekerjaan ini, tapi lama kelamaan om jadi terbiasa dengan suasananya, walaupun banyak kejadian seram yg om alami selama hampir satu tahun menggeluti pekerjaan ini.
Kali ini om akan cerita salah satu kejadian seram yg terjadi pada sekitar enam bulan setelah mulai bekerja.

Om masih ingat, malam itu diharuskan menjemput jenazah di rumah duka yg letaknya di daerah Barusari, bagian selatan kota Semarang.
Rencananya jenazah akan di makamkan malam itu juga di kota Solo, cukup jauh memang. Perjalanan ke Solo waktu itu memakan waktu sekitar tiga jam.

~~~

Sekitar jam delapan malam om tiba di rumah duka..
Om memarkir mobil jenazah di depan rumah, hanya terlihat beberapa orang berdiri menyambut.

"Tunggu sebentar ya Mas, jenazahnya sedang disiapkan.." ucap salah satu orang yg ada disitu.

"Iya Pak...saya tunggu" jawab om sambil tersenyum.
Yg om tau, jenazah yg akan diantarkan adalah laki2 berumur 45 tahun, yg meninggal mendadak pada siang harinya, karna serangan jantung.

Rumah duka kali ini suasananya agak berbeda. Sebelum2nya, ketika om datang ke rumah duka, suasana terbilang ramai dengan keluarga atau tetangga.
Kali ini, walaupun rumahnya terbilang rumah besar dan cukup mewah, namun hanya sedikit orang yg terlihat. Di dalam rumah juga hanya ada beberapa orang yg terlihat mengaji di sekeliling jenazah.

Cukup sepilah untuk ukuran rumah yg sedang berkabung..
Tiba2 dari dalam rumah ada pergerakan orang2 yg mengangkat jenazah, om langsung cepat2 menuju mobil, dan menyalakan mesin.

Benar saja, beberapa orang mengangkat keranda keluar rumah. Om membuka pintu belakang, dan membantu orang2 tersebut memasukkan jenazah ke dalam mobil.
Selesai, jenazah beserta kerandanya sudah berada di dalam mobil, pintu belakang pun ditutup. Om langsung bersiap di belakang kemudi.

~Oh iya, dalam bertugas om selalu sendirian, jarang banget ada yg menemani.~
Ada yg aneh lagi, kok orang2 yg mengangkat jenazah tadi langsung masuk semua ke dalam rumah. Meninggalkan om sendirian di dalam mobil.

Sebelumnya ada satu orang yg bilang "Mas, tunggu sebentar ya..."

"Baik Pak..." jawab om,

Setelahnya bapak itu juga ikut masuk ke dalam rumah.
Selama sekitar 15 menit om duduk di belakang kemudi, hanya berdua di mobil bersama jenazah. Entah apa yg dilakukan keluarga di dalam rumah.

Tiba2 pintu depan sebelah kiri ada yg membuka, dan masuk seorang bapak berkumis dengan penampilan agak gemuk dan menggunakan peci.
"Ayo mas, kita jalan..." ucap bapak itu sambil tersenyum.

"Oke Pak. Kita hanya berdua saja di mobil ini Pak?" Tanya om,

"Bertiga Mas, ada anak saya di belakang.."

Om langsung menengok ke balakang, dan benar saja, sudah ada seorang remaja laki2 yg duduk disamping jenazah.
"Kapan anak itu masuk ke mobil?" Gumam om dalam hati.

"Kita gak menunggu anggota keluarga yg lain Pak?" Tanya om lagi.

"Gak perlu mas, nanti juga tiba di Solo berbarengan.." jawab bapak itu.

#memetwit
Gak ambil pusing, om langsung menjalankan mobil ke arah Solo.

Waktu itu jam menunjukkan pukul sembilan malam.
Selama dalam perjalanan kami bertiga lebih banyak diam. Hanya sesekali saja ada percakapan, itupun karna om yg melempar pertanyaan, dan bapak itu hanya menjawab seperlunya.

Apalagi anaknya yg duduk dibelakang, bisa dihitung dengan jari satu tangan jumlah bicaranya.
Om sama sekali gak tau lokasi pemakamannya dimana, hanya bergantung petunjuk jalan yg dibilang oleh Bapak itu.

Percakapan yg om ingat sampai sekarang adalah:

"Kok tadi di rumah sepi ya Pak, apa keluarga lain masih dalam perjalanan?" tanya om penasaran.
"Ah memang hanya segitu adanya mas, keluarga kami memang seperti itu, jarang ada yg peduli dengan anggota keluarga besar lainnya" jawab sang Bapak dengan nada yg datar.

Setelah itu, om dengar remaja yg duduk di belakang menangis tersedu2. Cukup mengiris hati suara tangisannya.
Melalui kaca spion, om dapat melihat kalau remaja itu hanya duduk dengan menundukan kepala. Dan memang terlihat sambil menangis.
Pada tahun 80an akhir, jalur Semarang Solo masih sangat sepi pada malam hari. Hanya sesekali mobil yg kami tumpangi berpapasan dengan mobil lainnya. Sepanjang jalan pun masih melalui beberapa hutan di kanan kiri jalan.
Entah kenapa, malam itu memang suasananya terasa beda. Padahal itu bukan pertama kalinya om melaksanakan tugas. Tapi memang terasa beda aja..

~~~~~~
Singkat cerita, Sekitar jam 12 malam akhirnya kami memasuki kota Solo.

Dan gak lama kemudian mobil sudah tiba di kawasan pemakaman, om langsung parkir mobil di dalam halamannya.
"Mas tunggu sebentar ya, saya laporan dulu ke petugasnya.." ucap bapak itu seraya turun dari mobil.

"Iya Pak..., saya tunggu di sini ya Pak" jawab om singkat.

Setelah itu, cukup lama Bapak itu pergi, kira2 lebih dari 30 menit.
Tiba2 om teringat kalau ada remaja yg duduk di belakang bersama jenazah. Sontak om langsung nengok ke belakang,

Ternyata remaja itu udah gak ada, entah kapan turun dari mobil, om gak pernah menyadarinya.

~~

Satu jam berlalu, bapak dan remaja itu gak kembali juga ke mobil.
Om sudah mulai merinding dari situ, mau turun mobil pun gak berani, karna om gak pernah diperbolehkan meninggalkan mobil jenazah dalam kondisi apapun.
Itu adalah pemakaman yg cukup besar, yg letaknya gak terlalu jauh dari kampus Universitas Sebelas Maret. Dengan pepohonan rindang disekelilingnya. Halaman parkir mobil berbentuk lapangan besar, om parkir di depan bangunan yg harusnya itu adalah kantor pengurus pemakanan.
Tetapi anehnya bangunan itu seperti gak ada penghuninya, gak ada seorangpun yg terlihat. Selain itu, lampunya pun gak ada yg terlihat menyala.

Gelap gulita..
Jam satu malam, hanya gelap yg bisa terlihat sejauh mata memandang, gak ada ramai2 orang yg sedang sibuk mempersiapkan liang kubur selayaknya ada orang yg baru meninggal.

Hening...
Sepi..
Sendirian..
Dengan jenazah terbaring di belakang..
Tiba2...
Tiba2.., Om dikagetkan dengan munculnya seseorang yg berdiri di samping mobil, tepat berdiri di sebelah badan om yang sebagian tangan keluar, karna kaca jendela mobil om biarkan terbuka.
"Oh Bapak, kaget saya Pak, dari mana Pak? Kok sedari tadi menghilang?" Berondongan pertanyaan om lontarkan ketika tau sosok itu adalah Bapak yg mengantar om ke pemakaman itu, di belakangnya berdiri anak remaja yg duduk di belakang selama perjalanan tadi.
"Mas...terima kasih sudah mengantarkan saya dan anak saya"

Om bengong, maksudnya apa..

"Maaf Pak, selama perjalanan kita belum berkenalan, nama saya Heri, Bapak siapa ya?" Tanya om penasaran, sambil mengulurkan tangan mengajak bersalaman.
"Saya Sugeng, dan ini anak saya namanya Joko..",

Hanya itu yg beliau katakan, dan kemudian pergi begitu saja tanpa menyambut uluran tangan om.
Di dalam gelap mereka berjalan pelan menuju dan masuk areal pemakaman.

Pada detik itu om sangat yakin kalau ada yg gak beres dengan Pak Sugeng dan anaknya. Tiba2 badan om merinding...😖
Setelahnya, mereka menghilang dalam gelapnya areal pemakaman itu.

😖😖😖

Kembali, om ditinggal sendirian, satu mobil dengan jenazah baru meninggal terbaring di belakang.

Tiba2..
Tiba2 bangunan yg berada di depan mobil parkir lampunya menyala. Suasana jadi sedikit ada cahaya.

Dan tiba2 juga, sekelebat lampu mobil terlihat masuk ke areal parkir pemakaman, sekitar tiga mobil.

Om jadi sedikit lega, karna om jadi gak sendirian lagi.
Ketiga mobil parkir sejajar mengapit mobil om. Kemudian penumpangnya turun, dan langsung menghampiri, dengan wajah kebingungan.

"Mas kok tadi berangkat duluan? kok tau kalau almarhum akan dimakamkan disini?" Begitulah, banyak pertanyaan yg ditujukan kepada om dari orang2 itu.
Om bingung, dan menjawab seada2nya aja..

"Maaf pak, tadi saya di mobil ditemani Pak Sugeng dan anaknya, Joko. Beliau yg memberitahu kalau pemakamannya disini, beliau juga yg menunjukkan jalan sampai kesini.."

Suasana tiba2 hening,
Dan tanpa memberi penjelasan apapun, mereka langsung melakukan prosesi pemakaman, membiarkan om yg mungkin oleh mereka masih terlihat kebingungan.

Ada yg aneh lagi, ternyata di tempat itu ternyata sudah ada beberapa petugas pemakaman yg menunggu keluarga dari jam sembilan malam.
Mereka mempersiapkan liang kubur yg akan digunakan.

Padahal selama parkir disitu, om gak melihat seorang pun berada di tempat itu..
Biasanya, setelah jenazah turun dari mobil dan dimulai prosesi pemakaman, om langsung pergi dan pulang.

Tapi kali itu om penasaran dan mengikuti proses pemakaman.
Betapa kagetnya om, ketika ada salah satu anggota keluarga yg membawa bingkai besar foto almarhum.

Ternyata foto itu adalah foto Pak Sugeng...😖
Iya..ternyata yg meninggal adalah Pak Sugeng, jenazah yg om antar dari Semarang ke Solo adalah Pak Sugeng, dan yg menemani Om selama perjalanan adalah Pak Sugeng juga.

~ Trus remaja yg ikut Pak Sugeng siapa om?
Setelah om berbincang dengan salah satu keluarga, remaja yg bernama Joko adalah anaknya almarhum Pak Sugeng, yg sudah meninggal sebelumnya karna kecelakaan motor.

Joko dikuburkan persis di sebelah makam ayahnya. Mereka dimakamkan berdampingan.

~~~~~~
Pekerjaan om sebagai supir mobil pengantar jenazah ini gak terikat jam kerja, ketika ada tugas mengantarkan jenazah, kapanpun waktunya om harus siap. Om jalankan dengan ikhlas.

Seperti ketika kejadian yg akan om ceritakan berikutnya ini..
Pada suatu malam, ketika baru saja sampai di tempat kost, tiba2 ibu kost bilang ada telpon dari rumah sakit.

Waktu itu jam 10 malam, rumah sakit mengabarkan bahwa ada kecelakaan bus yg terjadi di daerah Bergas.

Bergas ini sekitar satu jam perjalanan dari Semarang.
Ketika ada kecelakaan yg memerlukan bantuan mobil jenazah, dapat dipastikan ada beberapa korban yg meninggal. 😢 Innalillahi wainaillahi rojiun.

Om langsung bersiap2 lagi dan bergegas menuju rumah sakit yang jaraknya gak terlalu jauh dari tempat kost dimana om tinggal.
Sesampainya di rumah sakit, om langsung berangkat ke tempat kejadian kecelakaan. Pihak rumah sakit bilang, sudah ada dokter dan perawat yg berangkat terlebih dahulu.

Seperti biasa, om jalan sendiri...
Singkat cerita, sekitar satu jam perjalanan, sampailah om di lokasi kecelakaan.

Waktu itu waktu sudah menunjukkan hampir jam 12 tengah malam.

Menurut informasi petugas yg ada, kecelakaan terjadi karena ada dua bis besar yg bertabrakan. Belasan penumpang meninggal dunia..😖
Sebagian korban sudah dibawa ke rumah sakit terdekat. Dan om ditugaskan membawa jenazah yg tersisa di lokasi, karna sebagian sudah dibawa oleh ambulan dan mobil jenazah yg datang diawal.

Om perhatikan masih ada beberapa jenazah di pinggir jalan yg masih tergeletak tertutup kain.
Beberapa polisi dan orang yg ada disitu langsung mengangkat tiga jenazah dan membawanya masuk ke dalam mobil.
Ternyata, setelah tiga jenazah itu sudah ada di dalam mobil, ada satu jenazah lagi yg tertinggal. Ruang di mobil jenazah hanya muat tiga orang. Ada seorang bapak disitu yg bilang untuk jangan menumpuk jenazah, kasian katanya, om dan orang2 lainnya menurut.

~Trus gimana om?
Solusinya adalah, satu jenazah terakhir diletakkan di kursi depan sebelah kursi supir, dengan posisi duduk, tapi wajahnya di tutup kain putih..😖

Om nurut, pikir om waktu itu daripada bolak balik, lebih baik sekali jalan dan pekerjaan selesai.
Setelah selesai semuanya, om pun jalan ke rumah sakit, ditemani empat jenazah dalam satu mobil, dan tanpa pengawalan.

Tahun 80an itu, jalur Bergas Semarang masih sangat sepi. Kanan kiri masih banyak ditemui pohon2 besar pada kanan kiri jalan.
Sepanjang jalan hanya terdengar suara mesin mobil.

Jujur, pada saat itu om agak ketakutan, ditambah bau anyir darah yg mungkin masih mengalir dari korban kecelakaan yg om bawa.
Ketika sudah sampai di tengah2 perjalanan, ada sesuatu yg mulai terjadi..😖
Om mendengar ada suara tangisan perempuan di bagian belakang mobil, tempat dimana tiga jenazah terbaring..

Bulu kuduk langsung berdiri..

Reflek, om langsung melirik ke kaca spion..

Benar, ada sesuatu di belakang..😖
Om melihat ada orang dengan posisi duduk, bukan hanya satu orang, tapi ada tiga orang yg terlihat..

Posisi mereka duduk berjajar ke belakang..😖
Setelah terdengar suara perempuan, berikutnya ada suara laki2 yang terdengar seperti mengerang menahan sakit..

Sekali lagi om lirik ke kaca spion, ternyata yg duduk di belakang adalah satu laki2 dan dua perempuan..😖
Om membaca doa sebisanya, ketakutan, mau berhenti pun gak berani, karna kanan kiri jalan gak terlihat ada rumah penduduk...

Yang ada, om langsung mempercepat laju kendaraan, agar cepat sampai tujuan..😖
Nah, ketika om sedang konsentrasi melihat ke arah jalan dengan mobil yg berkecepatan cukup tinggi, tiba2 kain penutup jenazah yg duduk di sebelah, terbuka sendirinya..😟

Terlihatlah wajah jenazah itu, wajah laki2 yang berlumur darah..

😟😖
Sampai detik itupun om sudah amat sangat ketakutan, ditambah dengan suara perempuan menangis dan erangan laki2 yg menahan sakit di bagian belakang mobil.

😟😟😟 itu belum selesai..
Ketika gak sengaja melirik ke arah jenazah yg duduk di sebelah, om melihat kedua matanya terbuka, menatap ke arah om, dan...

Dan...bibirnya mulai tersenyum kecil..😟
Entah itu hanya perasaan om aja, atau bagaimana..

Yg pasti om gak tahan lagi..😟

Amat sangat ketakutan..

😖
Ketika melihat ada satu rumah penduduk, om langsung mengarahkan mobil ke tepi jalan.

Setelah mobil berhenti, om langsung lari ke rumah itu, dan mengetuk pintunya..
Alhamdulillah, penghuni rumah muncul. Om langsung menceritakan semua ke Bapak pemilik rumah, dan dia menawarkan diri untuk menemani di sisa perjalanan. Om setuju..

Sekitar setengah jam kemudian, sampailah kami di rumah sakit.

Selesailah tugas om malam itu..

~~~~~~~~
Balik ke gw lagi ya, Brii... ☺️

Itulah kira2 dua pengalaman om Heri ketika selama hampir setahun jadi supir mobil jenazah. Setelahnya, beliau bekerja di kebun karet di pedalaman Sumatera.

Masih ada beberapa cerita seram yg beliau alami dimasa mudanya, nanti kapan2 gw cerita..
Cukup sekian cerita malam ini,

Menjelang Ramadhan ini, gw mohon maaf lahir bathin jikalau ada salah kata dan laku..

Selamat menjalankan ibadah puasa, sampai ketemu lagi setelah Idul Fitri, dengan lanjutan #rumahteteh ☺️

Met bobo, semoga mimpi indah..

Salam
~Brii~
Missing some Tweet in this thread?
You can try to force a refresh.

Like this thread? Get email updates or save it to PDF!

Subscribe to Brii..
Profile picture

Get real-time email alerts when new unrolls are available from this author!

This content may be removed anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just three indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member and get exclusive features!

Premium member ($3.00/month or $30.00/year)

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!