Thread by @hasyimmah

KORBAN PENJUAL AGAMA

Yang menjual agama itu sebenarnya sedikit di tingkat elit. Namun korbannya sangat banyak yaitu orang2 biasa yg akhirnya mudah dikendalikan dengan isu agama.

- a thread -

cc: @dr_tompi @AntoniRaja @habibthink @P3nj3l4j4h @zoelfick @yusuf_dumdum @chicohakim

Kalau bagi saya, pilpres sebenarnya bisa pilih siapa saja. Tapi sejak awal saya tak suka cara Prabowo dan timnya menggunakan agama sebagai kendaraan. Islam jadi tunggangan buat kepentingan politik. Bagi saya itu merendahkan Islam.

Pak @mohmahfudmd juga sudah pernah bilang: bilangnya belain agama kok yg diusung nggak ngerti agama. Itu kan kelihatan banget kalau agama cuma untuk menumpangi emosi umat.

Belum lagi, makin ke sini, penumpang gelapnya banyak. Ada HTI (yg anti-Pancasila), FPI (Islam garis keras), dan yg paling parah: Orde Baru.

Orba dengan sengaja akan dimunculkan lagi.

Orang yg benar2 membela Islam akhirnya banyak yg tertipu. Seakan2 membela Islam harus membela Prabowo. Seakan2 membela Islam harus membela HTI. Seakan2 membela Islam harus membela FPI. Seakan2 membela Islam harus membela orde baru.

Tertipu, karena seakan2 membela semua yg dukung Prabowo itu membela Islam. Lihat saja gimana orang Islam yg baik itu membela mati2an Ricky Gerung, Ferdinand Hutahean atau bahkan Habib Bahar.

Silakan pilih Prabowo tapi janganlah Anda jadi korban dari para Penjual Agama itu. Penjual Agamanya sih sebenarnya sedikit, hanya di tingkat elite. Tapi korbannya sangat banyak yaitu orang biasa seperti kita. Skenario besar dari Penjual Agama ini adalah: Jokowi anti-Islam.

Sehingga kita yg benar2 tulus bela Islam, jadi korban dan dikendalikan mereka tanpa sadar.

Ciri penjual agama di pilpres ini adalah: Orang ngajak milih Prabowo dengan alasan Jokowi PKI, dan/atau bilang bahwa dukung Prabowo adalah jihad. Jadi, kalo Anda pilih Prabowo karena 2 alasan itu, Anda adalah korban penjual agama.

Banyak ulama baik di kubu Prabowo (asumsi saya) juga tertipu. Sampai sekarang saya hormat dan kagum sama Ustaz Abdul Somad dan Aa’ Gym. Mereka ulama yg aqidahnya tak mungkin terbeli. Menurut saya, mereka hanya terbawa oleh org di dekatnya shg termakan isu dari si Penjual Agama.

Banyak teman saya di FB ini juga yg selalu bela Prabowo dan meyerang pendapat saya. Saya sebenarnya tahu betul semangat menyerangnya mereka adalah ghirah Islam. Sayang banget kan semangat Islamnya tertunggangi kepentingan politik murahan.

Agama bukan untuk jualan, tapi kubu Prabowo tetap jualan agama. Lucunya, saat sekarang Ikatan Da’i Aceh minta tes baca tulis Al Quran, mereka kebakaran jenggot. Gimana nggak bingung, lha memang Prabowo nggak paham agama SAMA SEKALI!

Prabowo bilang bahwa dia tak pantas jadi imam sholat. Padahal ya memang sholat saja tidak bisa. Kalau kita bisa sholat, pernah diajarin sholat di sekolah atau pondok, ya pasti bisa jadi imam meski tidak terlalu fasih atau pakai surat Al Ikhlas dan An Nas saja.

Jadi, kubu Prabowo itu ngajak tarung di agama. Tapi begitu sekarang diladeni di agama, marah-marah. Bilangnya kita memilih pemimpin negara bukan pemimpin agama. Ini kan kutu kupret namanya.

Karena saya tetap tak mau agama sebagai tumpangan politik, maka saya juga tak setuju ada tes mengaji untuk urusan pilpres. Ayo kita pilih presiden, gubernur, walikota dan bupati berdasarkan track record, prestasi, kemanusiaan, visi dan program sang calon.

Jadi monggo kalau tetap pilih Jokowi atau Prabowo. Tapi coba renungkan lagi alasan kita memilih. Jangan sampai kita ditunggangi orang yg mengaku pembela agama tapi sebenarnya adalah “Penjual Agama”.