Thread by @hasyimmah

“Apakah Islam Punya Bendera?”

-Jangankan yg non muslim, yg muslim saja banyak yg tak paham pola pikir mengenai bendera ini, semoga tulisan ini bisa memahamkan-

- A THREAD -

cc: @ASapardan @islamidotco @P3nj3l4j4h @Aryprasetyo85 @zoelfick @yunartowijaya @PartaiSocmed @pandji

Seperti yg diberitakan akhir-akhir ini, kampret “menyerang” Banser yg bakar bendera HT (Hizbut Tahrir) itu untuk menyerang Jokowi. Mumpung ada momen, ya dimanfaatkan. Ini sama aja dengan cebong yg memanfaatkan kasus Boyolali.

Tapi kondisi ini lalu dimanfaatkan sama HTI (Hizbut Tahrir Indonesia). Si tukang kompor malah bikin2 video dan pernyataan yg menyatakan HT tidak punya bendera supaya umat Islam semakin marah ke Banser. Kampret yg awalnya hanya ingin serang Jokowi, akhirnya “marah beneran”.

Hadis tentang royah (panji) dan liwa (bendera) pun “terpaksa” dikeluarkan. Kampret yg sudah marah ke Jokowi semakin terbakar karena hasil komporan HTI itu. Orang sesama Islam pun diadu oleh HTI. Tampak sekali HTI berusaha menunggangi kampret tapi kampret nggak sadar.

Saya sudah pernah bilang di FB saya bahwa sejak kecil di sekolah Islam manapun tidak ada yg mengajarkan tentang simbol Islam berupa bendera tauhid. Jika itu memang bendera Islam, nggak mungkin itu nggak diajarkan di sekolah. Nggak mungkin hal sedasar itu kok tidak diajarkan.

Q: Lha nyatanya ada hadis tentang royah dan liwa? Bukankah itu sudah jelas bahwa Islam punya bendera?

A: Panji dan bendera jaman nabi mempunyai arti yg jaaauuuuh berbeda dgn arti bendera saat ini. Royah dan liwa jaman Nabi itu jumlahnya ya cuma satu dua (terbatas) yg digunakan simbol utusan Nabi. Yg membawa itu berarti orang yg dipercaya oleh Nabi dalam kondisi perang.

Jadi, nggak sembarang orang boleh buat bendera sendiri dan dipasang di rumah masing2!

Bendera saat itu bersifat eksklusif. Seperti stempel gitu lho. Masa boleh stempel digandakan untuk semua orang? Eksklusif karena itu milik nabi. Sama halnya dengan pedang nabi.

Nilai sakralnya tidak bisa seenaknya diduplikasi. Jika dibuat massal ya bukan lagi benda suci. Jika dibuat massal, ya itu tak lebih dari sekadar: souvenir yg bertuliskan tauhid.

Jadi ketika ada gerakan HT atau ISIS atau Al Qaeda atau kelompok apapun yg menerjemahkan Royah dan Liwa dengan menjadikannya sebagai bendera yg dicetak massal dan dibawa kemana-mana, nilai sakralnya ya nggak ada sama sekali. Itu ya bendera mereka, bukan royah dan liwa Nabi.

Jika mereka bilang itu bendera nabi, maka dia mendompleng Islam untuk kepentingan golongan mereka. Jelas nggak boleh. Makanya gerakan2 Islam di Indonesia macam NU, Muhammadiyah atau Masyumi pun nggak pakai itu sebagai logo mereka.

Mengaku atau tidak, bendera tauhid nabi telah diduplikat oleh HTI jadi simbol gerakannya. Cukup jelas. Lucu sekali kalau dia tak mengakui.

Itulah kenapa, kalo kita belajar agama dari kecil, nggak akan dijelaskan soal simbol ini karena Islam tidak punya itu. Beda banget ketika Anda belajar Ke-NU-an di sekolah NU, maka Anda akan diajari simbol/logo NU yg sekaligus dijadikan bendera.

Ini berlaku juga jika Anda sekolah di sekolah lain misalnya Muhammadiyah. Simbol akan dibahas karena itu penting.

Sebagai informasi, saya di-sekolah-kan orang tua saya di SD di lembaga NU, SMP di Ahmadiyah dan SMA di Muhammadiyah. Jadi saya pernah mendapat pelajaran Ke-NU-an saat SD, Ke-Ahmadiyah-an saat SMP dan Ke-Muhammadiyah-an saat SMA.

Semua sekolah saya itu membahas simbol gerakan, tapi tak pernah menyebut kain hitam bertuliskan kalimat tauhid adalah simbol dari Islam.

Jadi jelas, Islam itu nggak punya bendera. Jangan mau dibohongi HTI yg mendompleng bendera perang Nabi sebagai gerakan lalu nggak mengakui itu sebagai bendera mereka.

Jadi jelas, Islam itu nggak punya bendera dengan pengertian bendera masa kini yg diproduksi massal.

Jadi jelas, Islam itu nggak punya bendera yg gambarnya bisa dipasang di kaus, topi atau ikat kepala. Semua itu sama sekali tak merujuk ke bendera perang Nabi yg sakral. Itu hanya bendera biasa yg dibuat kelompok tertentu untuk kepentingannya.

Makanya tak heran, negara seperti Arab Saudi pun melarang simbol-simbol gerakan seperti itu. Itu bukan bendera Islam karena Islam tidak punya bendera. Bendera gerakan yg berbau politik seperti HT dan ISIS, ya pasti dilarang.

Tapi sayangnya, kaum ignoran di Indonesia nggak mau tahu fakta itu. Masih saja mereka yakin bahwa itu bendera tauhid, benderanya agama Islam. Celakanya, penyebab mereka tak mau merubah sudut pandangnya adalah alasan pilihan politik.

Mereka merasa mendukung Prabowo berarti membela Islam. Dan mereka merasa membela Islam berarti harus membela HTI.

Pilihlah capres kesukaan Anda tanpa harus mengikuti arus kebebalan yg terus dijejalkan ke mata Anda. Pilihlah capres kesukaan Anda tanpa merasa bahwa Anda lebih beriman dari pemilih capres lain.

Mengakui bahwa bendera hitam itu adalah bendera HTI dan bukan bendera tauhid, tak mengharuskan Anda jadi cebong. Anda bisa tetap jadi kampret sejati, namun saya minta: cobalah untuk sedikit lebih cerdas.

Mojokerto, 9 November 2018
Hasyim Haq