Gimana sih pola komunikasi yg bikin hubungan langgeng? Apa aja "warning signs" komunikasi dlm hubungan yg harus diwaspadai?
Scientifically proven, based on psychology.
A thread.
Yak, dengan komunikasi. Salah satu kunci keberhasilan hubungan adl komunikasi. Ada komunikasi aja sesuatu bisa berakhir buruk, apalagi kalau gak ada komunikasi? Ya gak? Hehe.
Coba ingat-ingat lagi, cara komunikasi kamu (dan pasangan) begini gak? :))
Lalu, gimana pola komunikasi yg efektif?
Dari mana perhitungannya?
Ada 3 pola komunikasi efektif dan 4 “warning signs” ala Gottman. Nomor 2 bikin kaget!
Ini polkom-nya pasangan yg adem ayem. Konflik diselesaikan dengan cara diskusi yg tenang dan kompromi. Saling mendengar dan memahami keresahan, perasaan dan sudut pandang masing-masing. Ada yg polkom-nya begini?
Apakah ini polkom ini yg paling bikin bahagia?
Ada yg suka berantem sampai meledak-ledak? Menurut Gottman & Gottman (2008) istilah meledak-ledak atau ‘passionate’ bisa jadi menggambarkan hubungan yg sebenarnya. Hah? Gimana tuh?
Apa yg disampaikan jelas, tapi caranya gak sehalus polkom Validating.
The point is that “peace and quiet” are not prerequisites for relationship success. For some couples, even a seemingly stormy relationship may be strong, loving, and lasting (Hock, 2016).
Kebalikan dari yg ke-2 nih. Kalau sebelumnya pasangan blak-blakan, justru pasangan dgn polkom ini gak mau ambil pusing ngebahas konflik. Hmmm… kok yg begini dianggap polkom efektif ya?
Tapi apakah jadinya sehat kalau hubungan terus-terusan dgn polkom begini?
Tapi pasangan model begini justru nyaman kalau ada masalah ya ‘let it go’ aja gitu~
Jadi kalau ada 4 tanda ini, artinya hubungan kalian udah deket kiamat! 😂
Tarik napas dulu. Rileks ya bacanya karena mungkin aja ini sering terjadi di kamu hehe
Coba yuk bedain dulu antara complain (mengeluh) sama criticism. Complain itu ekspresi dari kebutuhan yg gak terpenuhi, sesuatu yg diinginkan tapi gak bisa diterima. Kalau criticism itu tujuannya menyerang tindakan/kesalahan orang lain. Hayolooo~
Yg pertama menekankan pada kebutuhan, yg kedua menunjukkan kesalahan pasangan.
Gampang. Ketika berantem/berdebat, ingat selalu bahwa kata-kata yg dimulai dgn kata “Kamu…” umumnya merupakan tanda bahwa itu bukan lagi komplen, tapi kritik ☺
Kalau terus-terusan ada kritik dan gak diselesaikan secara sehat maka akan terbentuk contempt. Ini cukup berbahaya mengingat hal ini akan merusak komunikasi yg efektif utk jangka panjang huhuhu
Bisa dibilang contempt lebih parah daripada criticism. Hati-hati ya, sahabat.
Gimana? Udah menjiwai belum nih marah-marahnya? HAHAHA. But on serious note, ini bahaya banget! Kenapa?
Jadi kalau udah ada tanda begini, pikir-pikir lagi deh buat ngelanjutin hubungannya. Komunikasinya gak banget!
Kalau pasanganmu melakukan critic & contempt, maka besar kemungkinan kamu akan melakukan defensive (pembelaan diri). Sebaiknya ini gak terjadi karena artinya masalah gak kebahas tapi malah nyalah-nyalahin.
Mon map contohnya garing, gue gak familiar dgn situasi begini :))
Denying responsibility & menyalahkan hal lain ketika ada masalah: “Bukan salah aku telat, bubaran kelasnya yg telat!”
Ketika pola komunikasi dlm hubungan udah susah bgt utk diselamatkan, akan terbentuk yg namanya stonewalling. Sederhananya: udah bodo amat sama pasangan. Eaaa~
Di tahap ini, berpisah adalah hal yg lazim dilakukan.
Sekian dan selamat menerka-nerka polkom dan “warning signs” kamu ya! :p