, 98 tweets, 15 min read Read on Twitter
💜 A T T R A C T I O N 💜
Kenapa kita bisa tertarik sama seseorang?

Pernah kepikiran nggak, kenapa kamu lebih suka si A daripada si B? Kenapa jatuh cinta itu kompleks?

A thread.
Gue emang paling suka ngebahas intimate relationship psychology. Berhubung dulu 2 tahun lalu skripsi gue ttg hubungan intim, gue jadi banyak baca & dibimbing oleh dosen yg ahli di bidang ini. Salah satu buku favorit gue sampai sekarang adalah Intimate Relationship dari Miller.
Buku ini membahas seluk beluk hubungan percintaan. Mulai dari A-Z adaaaa tapi ya bahasannya psikologi banget. Yang ga belajar psikologi secara formal mungkin akan bosan ya, soalnya ini termasuk textbook bukan buku psikologi populer ✌
Salah satu bab di buku ini membahas ttg attraction atau ketertarikan. Gimana sih dua insan atau sekumpulan orang bisa saling tertarik? Kenapa lebih milih tertarik sama si ini, bukan si itu? Dan berbagai konsep yang bikin gue makin lama makin ngeh ttg perasaan (((jatuh cinta))).
Pertama-tama, kita harus pahami dulu konsep ketertarikan itu sendiri. Sadar atau ga sadar, kita itu sebenarnya tertarik dgn orang lain karena adanya 'rewards'. Arti rewards di sini ga melulu materi ya, bisa aja something pleasure/enjoyment.

Ada 2 tipe: direct & indirect rewards.
Direct rewards itu diterima ketika kita berinteraksi dgn orang lain, sedangkan indirect rewards itu adalah manfaat yang ga selalu kita sadari yang hanya terkait dengan seseorang tsb.

Contoh direct: gebetan yg cakep ngasih perhatian tiap hari dan diajak ngobrol juga nyambung.
Biasanya, semakin sering seseorang memberikan direct rewards ke kita, maka semakin besar peluang kita tertarik kepadanya.

Catet. Wkwk.
Tapiiii jan sedi, ketika kita ga bisa memberikan direct rewards sering-sering. Karena sejatinya ketertarikan merupakan hasil dari berbagai indirect rewards seperti kepribadian yg menyenangkan, pesona, kebaikan hati 💜

Tentunya jika dilakukan secara konsisten dan tulus~
Kadang jatuh cinta itu ga pake logika, katanya.

"Aku naksir karena dia ganteng"
"Aku suka dia karena ngobrolnya asyik"
"Aku seneng sama dia karena sering ketemu"

Dan hal-hal lain yang kadang bikin kita mikir, kok bisa ya alasan sesepele itu bikin kita naksir? Hmmm.
Jadi, ada 5 hal yang bikin kita bisa tertarik dengan seseorang. Bisa jadi kita mengalami semuanya, bisa jadi salah satu atau beberapa tapi kuat banget.

Yang jelas, 5 hal berikut kelihatan sepele tapi bikin mikir "iya juga ya"

Terutama nomor yang 5 nanti hehehehehehe
1. Proximity: Liking Those Near Us

Terpikat pada yang lebih dekat.

Ini jadi jawaban dari kenapa kita jadi naksir sama orang yang sering kita temui, atau kenapa kita bisa jatuh hati sama teman sekantor atau tetangga satu komplek. Adalah wajar ketika kita naksir karena ini.
Kedekatan di sini secara fisik ya. Ada koneksi yang jelas antara kedekatan fisik & ketertarikan interpersonal. And a few feet can make a big difference!

Jadi jangan kaget kalau ternyata kita naksir orang yg ada di sekitar kita atau gak jauh-jauh, dia lagi dia lagi 😅
Jangan heran juga kenapa pada banyak yang cinlok kemudian selingkuh!!! Wkwk ya karena ini. Sering ketemu, sering interaksi, eh nyaman trus baper dan... Yawda yang namanya selalu ada di layar henpon bisa kalah sama yang selalu ada~

Salut sama pasangan yang tegar ga tergoda ini 😂
Kenapa yang dekat bisa sangat memikat? Menurut penelitian dari Zajonc (2001), kontak yang berulang kali atau adanya exposure terhadap seseorang bisa meningkatkan ketertarikan kita terhadapnya.

Bahkan ketika kita jarang ngobrol langsung! Kok iso yo?
Karena kita familiar dengan wajahnya, kita kenal wajahnya karena sering ketemu atau interaksi kan. Dan alamiahnya manusia, kita akan lebih tertarik pada sosok yang kita kenal daripada sosok yang asing.

Jadi paham kan kenapa kita bisa cinlok? :))
Tapi alasan ini ga selamanya indah kok. Kadang kedekatan juga bikin kita jadi lebih kenal sisi negatif seseorang yg bikin kita bukannya naksir malah jadi ilfeel. Yap, itu wajar banget. Maka dari itulah kedekatan secara fisik belum tentu berakhir pada ketertarikan. Tau ga kenapa?
Coba scroll up lagi tentang indirect rewards tadi. Nah, bisa jadi ada hal lain seperti kepribadian yang ga klop sama kita. Sehingga mau sekelas terus dari jaman maba sampai mau lulus kalau kepribadiannya ga cocok, bisa aja kita ga akan naksir. Gitchuu 😂
Gitu juga dengan pasangan yang kenalan via online dan berkespektasi tinggi (karena profilnya terlihat menjanjikan) pas ketemu langsung kok ya beda banget. Ini juga bisa jadi hal yang justru bikin kita ga tertarik walaupun udah ada kedekatan secara fisik :)
Kaum LDR pun problematis juga terkait ini. Karena minimnya interaksi secara dekat, mungkin ada perubahan ketertarikan. Bisa jadi karena kedekatan dgn orang lain di luar hubungan, atau ya memang keduanya ga menumbuhkan gelora (((chintha))) seperti saat ketemu.
Gimanapun, interaksi langsung yang berkualitas tentu jadi hal yang dapat membuat pasangan semakin dapat mengenal satu sama lain dan saling menumbuhkan ketertarikan yang lebih kuat 🔥
The Power of Proximity

Kekuatan kedekatan

Intinya harus ada interaksi langsung, tapi ga berlaku ke semua orang yg kita temui. Apalagi pada orang yg kita pikir buruk/ga cocok (judging). Kalau konstan, risikonya adalah kebosanan. Tapi kalau seru, bakal tumbuh benih-benih cinta 💗
2. Physical Attractiveness: Liking Those Who Are Lovely

Yang cakep yang mantep!

Iya, alasan kita tertarik sama seseorang mestilah salah satunya karena penampilannya. Ini terkait sama impresi atau kesan. In general, good-looking people are more likeble 😆
"Mundur mz, kamu jele"

Kadang ada benernya. Kalau dirasa ga menarik, kita secara alamiah ga akan berusaha untuk tertarik. Tapi ya lagi-lagi standar cakep orang beda-beda kan. Meskipun ga ada yang ga setuju kalau Chelsea Islan dan Chris Evans dibilang cakep banget!
Contoh Chelsea Islan atau Chris Evans itu maksudnya walaupun standar cakep beda-beda tiap orang, tapi emang ada sosok yang tampangnya bikin orang setuju kalau dia emang cakep. Gitu. Hehe.
Percaya atau ga, kalau ada yang cakep, kita cemderung memiliki evaluasi positif terhadapnya. Entah itu dikaitkan dengan keramahan, kebaikan, dsb. Kenapa bisa gitu? Karena kita tertarik in the first place, lalu kita berharap orang cakep tsb menyukai kita juga (Lemay, 2010).
Lanjut besok deh ya 💜
Yok lanjut!

Jadi pas kemaren ngasih contoh artis, beberapa bilang "karena kulitnya putih, kurus" dsb 😅 tenang, itu gue cuma ngasih contoh yg terlintas aja di otak dan kebetulan secara fisik mereka begitu. Tapi paham kan maksud gue? Kalau emang ada orang semua setuju dia cakep!
Bahkan bayi baru lahir juga bisa ngenalin mana wajah yang cakep mana yg kurang cakep 😂 serius, penelitian dari Slater (2000). Bayi menghabiskan waktu lebih lama ketika menatap wajah yg cakep dibandingkan yang kurang cakep lho. Tuh, bayi yg ga paham norma sosial aja bisa milih 😎
Ada penelitian jadul juga ttg fitur wajah yg bisa dikatakan atraktif secara universal.

Jones (1995): mata besar, hidung kecil, dagu kecil, bibir penuh
Cunningham (2002): yg ga kelihatan childish, tapi keliahatan feminin & muda dgn tulang pipi menonjol, pipi tirus & senyum lebar.
Menurut penelitian-penelitian tsb, wanita yg punya fitur wajah seperti itu dianggap menarik di berbagai belahan dunia. Boleh setuju dan ga setuju karena ini versi jadul, mungkin standar kecantikan era itu yang demikian.

Kan dulu ga ada sulam alis sama eyelash extension cyiiin 😜
Kalau pria gimana? Lebih kompleks lagi. Rhodes (2006) mengatakan pria yg punya rahang tegas dan dahi lebar jadi kelihatan tangguh dan dominan terlihat menarik/tampan. Tapi di sisi lain, pria yg baby-faced yg kelihatan ramah dan menggemaskan juga dinilai atraktif. Nah lho 😂
Tapi tenang, sebenarnya yg dianggap cakep baik pria/wanita itu adalah yg average. Maksudnya? Bukan yg B aja gitu. Melainkan yg ga terlalu maskulin atau terlalu feminin. Jadi berada di tengah-tengah atau percampuran antara keduanya.
Yang cakep itu justru yang wajahnya terlihat proporsional. Ga ada fitur yg terlalu besar atau terlalu kecil. Kiri kanan hampir sama lebarnya, and so on.

Itu baru wajah. Kalau bentuk tubuh gimana? Lebih kompleks lagi dong tentunya 😵
Kalau di wanita, ada istilah waist-to-hip (WHR) ratio. Wanita dengan rasio WHR 0.7 (curvy) dianggap lebih menarik, di mana bagian pinggang 30% lebih kecil daripada bagian pinggul. Sering disebut juga dgn "hourglass" dan dianggap menarik bagi pria di seluruh dunia (Singh, 2010).
Itu belum ngomongin tentang bagian lain wkwk kalau waist-to-bust ratio, umumnya pria lebih tertarik pada rasio 0.75 di mana bagian payudara wanita ga melulu harus berukuran besar agar terlihat menarik. Yang penting proporsional sama tubuhnya. Gitu kira-kira :))
Nah, giliran pria nih. Lagi-lagi lebih lieur kalau ngebahas tubuh pria yang menarik. Umumnya pria dengan WHR 0.9 dianggap lebih menarik karena ga ada lekukan antara pinggang dan pinggul. Dan, bahu yg lebar serta otot yg 'jadi' juga menambah daya tarik (Hughes & Gallup, 2003).
Kalau wanita dilihat waist-to-bust, pria dilihat waist-to-shoulder. Pria dengan rasio 1.2 atau lebih tinggi dan ototnya lebih besar, disinyalir lebih menarik di seluruh dunia (Frederick, 2011). Kenapa coba? Mungkinkah pria-pria dengan bentuk tubuh seperti itu peluk-able? :))))
Tapi yg perlu diingat, penjelasan di atas bukanlah tentang standar cakep yg berlaku utk semua orang. Karena kalau berbicara ketertarikan secara fisik tentu setiap orang punya persepsi masing-masing. Belum lagi dipengaruhi budaya dan pengalaman. Kompleks banget ye kan.
Dan ini bisa berubah seiring perkembangan zaman. Bisa juga menetap karena wajah-wajah orang di sekitar kita juga ya ga berubah banyak (agak ga mungkin dalam 5-10 tahun mendatang wajah orang Jawa kebanyakan Kaukasian kan?).

Emak sendiri bilang kita cakep juga udah seneng wkwk
Jadi, orang cakep gampang punya pacar dong? HAHAHA sepengalaman gue sih ga gitu ya #LahBelaguDia

Tetap ada cost & benefit juga sebenernya jadi orang cakep tuh. Salah satunya berkaitan dengan aktivitas seksual. Apaan tuh ya~
Menurut berbagai penelitian sih... orang cakep emang lebih mudah bergaul karena lebih mudah diterima, sehingga ga heran kalau orang cakep ya lebih banyak yg naksir dan peluang punya pacar lebih cepat/lebih sering juga semakin besar.
Pria yg menarik punya peluang utk having sex yg lebih besar dibandingkan wanita yg menarik (Reis, 1982). Kenapa gitu? Ga jelas kenapanya, mon maap di penelitiannya cuma nyantumin itu :))))))

Tapi beneran deh, ungkapan "mundur mz, kamu jele" itu bisa menggambarkan ini.
Kalau orang cakep, peluang utk populer juga lebih tinggi. Ya ga heran lah ya yg followersnya banyak di IG itu rata-rata karena berparas rupawan, selain banyak juga yg karena talenta dan kepribadian mereka tentunya. Nah, being popular sebenernya banyak ga enaknya juga :(
Being more popular, attractive people tend to be less lonely, more socially
skilled, and a little happier than the rest of us (Feingold, 1992), and they’re
able to have sex with a wider variety of people if they want (Weeden & Sabini,
2007).

Eaaaa~
Orang yg cakep juga katanya lebih sering dibohongi :( biasanya utk dapat perhatian dari orang cakep tsb. Jadi, pujian dan gombal-gombalan ancyur itu sebenarnya hanya ditujukan utk mendapatkan perhatian...

Dengan kata lain, orang cakep susah dapetin yg tulus 😩
Haduh nomor 2 ini panjang bener ya wkwk

Jadi gimana orang bisa cocok karena ketertarikan fisik? Nah, ini karena usaha manusia dan takdir Tuhan sebenarnya hahaha sampai di tahap mana suatu level ketampanan atau kecantikan dikatakan (((matching)))??
Katanya sih, semakin tampilan fisik kita berkesesuaian, semakin mendekati cocok. Ketika di awal ngerasa gebetannya lebih cakep, umumnya ga akan meneruskan apabila gebetannya dirasa out of their league (Taylor, 2011). Artinya, ga semua orang bakalan cocok sama orang cakep.
Hanya orang-orang yg sama-sama merasa good looking-lah yg akan betah sama sama orang cakep tsb. Karena alamiahnya, orang yg (merasa) cakep maunya sama orang yg sama-sama cakep, jarang yg mau sama yg ga cakep atau standar atraktifnya lebih di bawah. Kita pun begitu kan? :)
Ketertarikan pada penampilan fisik ini dapat menjadi 'screening device', meskipun ada ungkapan "Don't judge a book by its cover", tapi penampilan itu penting. Apalagi yg akan menjalani hubungan seperti berumah tangga karena ini akan berkaitan dgn faktor penentu keturunan kelak.
3. Reciprocity: Liking Those Who Like Us

Main aman dengan dia yang tertarik duluan.

Bagi yg mau disuguhkan hal paling realistis, simaklah twit-twit tentang bagian ketiga ini hehehe bisa juga coba share ke gebetan siapa tauuu jadi sukses kan petrus jakandornya~
Biar makin realistis, ntar gue kasih rumus seberapa potensial kah gebetan Anda wkwk

Masih terkait dengan poin kedua ttg ketertarikan akan penampilan fisik nih. Jadi mulai lah membayangkan siapa gebetan/pasangan Anda dan coba hitung-hitung sendiri apakah "s/he is the one"?
Untuk menilai potensi ketertarikan kita terhadap gebetan biar realistis, bisa dicoba dengan rumus sederhana ini (Shanteau & Nagy, 1979):

Potensi ketertarikan thdp gebetan = Daya tarik fisik gebetan × Kemungkinan gebetan akan menerimamu

Nilai max = 10 × 10 = 100
Contoh:
Daya tarik fisik gebetan = 8 (cakep nih)
Kemungkinan gebetan akan menerimamu = 5 (kira-kira aja berdasarkan sikapnya terhadapmu)

Potensi ketertarikan gebetan = 40 (dari 100)
Semakin tinggi daya tarik fisik, namun kemungkinan penerimaan rendah maka potensinya ketertarikannya juga rendah. Dan sebaliknya. Misalnya nih, ada orang yg suka bgt sama kita tapi ga cakep, maka bisa jadi orang tsb ga jadi pilihan pertama bagi kita.
Misalnya lagi, kalau gebetan kita cakep bgt tapi ga tertarik sama kita, mungkin kita akan mundur karena ga mau buang waktu.

Paling mantap memang ketika daya tarik tinggi dan kemungkinan penerimaan tinggi. Gitu.
Menurut rumus ini, daya tarik fisik dikalikan dgn penilaian kita terhadap seberapa besar gebetan menyukai kita balik akan menentukan keseluruhan daya tarik (potensi).

Maaf ya kalau penjelasannya agak ribet 😂 kira-kira begitu. Dan ini bukan patokan ya! Cuma gambaran aja~
Kalau kamu tetap percaya diri dgn kemampuanmu dan gebetan pun demikian, rumus ini hanyalah sekadar rumus. Ga lebih. Bukan angka yg pasti juga. Jadi buat iseng-iseng aja kalau kamu ragu dgn perasaanmu sendiri gitu ya 💜
Maaf banget nih baru bisa lanjut sekarang 😂

Ada yg pernah dengar istilah "playing hard to get?"

Jangan pernah playing hard to get. Tapi harusnya selectively hard to get. Kamsudnya?

Iya, kita harus being difficult to catch for everyone BUT the person we're trying to attract.
Ini kutipan dari Walster (1973) yg menurut gue masih bisa berlaku hingga kini.

Jadi, coba untuk lebih selektif lagi kalau mau playing hard to get. Karena sejatinya gebetan akan lebih mudah tertarik apabila kita menunjukkan ketertarikan. No gengsi.
Di poin ketiga ini, ada yg namanya 'balance theory'. Ketika dua orang saling suka, perasaan meraka akan berkesesuaian satu sama lain dan bisa dibilang seimbang. Begitu pula jika dua orang saling ga suka satu sama lain. Bahasa gaulnya ga bertepuk sebelah tangan. Gitu.
Bayangin ketika kamu dikasih tau temen kalau ada temennya yang naksir kamu, padahal kamu belum pernah ketemu sama blio. Ada perasaan positif ga? Setidaknya kamu mungkin merasa "yaampun, ada yg suka sama gue!" atau GR dikit, sehingga kamupun penasaran dan tertarik juga.
Atau bisa juga nih ketika kamu ketemu sama orang baru yg ternyata sama-sama ga suka dgn sesosok orang yg kamu benci. Your enemies' enemies will be your friends, right? Kayak mudah aja gitu.

Kok bisa? Karena tadi, balance theory. Kita seneng ada orang yg perasaannya sama!
Intinya, ketertarikan seseorang itu bisa dimulai dari penilaiannya akan perasaan orang lain.

Tips: kamu bisa tunjukin duluan kalau kamu ada rasa. Dikit-dikit aja, pelan-pelan tunjukinnya. Sambil nilai juga apakah gebetan punya perasaan yg sama? Jangan gaspol di awal. Good luck!
4. Similarity: Liking Those Who Are Like Us

Makin banyak kesamaannya, makin besar daya tariknya~

Kenapa kita tertarik sama orang yg punya banyak kesamaan sama kita? 😎
Sambil nunggu meeting berikutnya, marilah kita lanjutin dikit ya. Maafin bangettt ini nulis thread-nya sampai berhari-hari 😂🙏

Karena dalam menulis ini gue juga harus baca dulu, paham dulu, dan coba nulisnya sesederhana mungkin biar bisa klean semua pahami 😘 mohon bersabar 💜
Katanya, semakin banyak kesamaan maka semakin besar daya tariknya. Masa sih?

Kesamaan yg seperti apa? Ada yg namanya demographic similarity. Kesamaan dalam usia, seks, ras, pendidikan, agama, dan kelas sosial (Hitsch, 2010). Umumnya kita berteman dgn kesamaan ini. Bener ga?
Kebanyakan orang punya circle of bestfriends yg ras-nya sama, jenis kelamin sama, usianya kurang lebih sama. Nah, kalau dengan lawan jenis gimana? Iya, ini juga berlaku kecuali mungkin yg seks ya utk pasangan heteroseksual. Jadi, lebih tertarik pada demografi yg mirip-mirip.
Contoh: pria yg berusia 25 tahun, karyawan, pendidikan S1 mungkin akan lebih tertarik dgn wanita berusia kurang lebih 25 tahun, karyawan, pendidikan S1 juga.

Kenapa demikian? Karena background-nya sama, akan lebih nyambung ngobrolnya. Kalau beda bgt, usahanya lebih berat bosq~
Bahkan jangan heran kalau ada yg naksir hanya karena nama belakangnya diawali huruf yg sama! 😂😂😂😂 (Jones, 2004)

Kesamaan demografis ini bisa dibilang jadi faktor paling awal bgt saat baru-baru kenalan. Selanjutnya, mungkin akan ketemu kesamaan lain nih!
Attitudes & values similarity.

Kebayang ga kalau ketemu sama orang yg punya pemikiran dan nilai-nilai yg sama dgn kita?

Konsepnya: the more agreement, the more liking!

Ketika kita setuju dgn isu A, dan dia pun demikian, maka akan timbul ketertarikan.
Personalities similarity.

Agak ribet nih sebenarnya. Gimana bisa kepribadian yg sama bakalan tertarik satu sama lain?

Perlu diketahui dulu bahwa kesamaan dlm kepribadian ini justru ga sekuat kesamaan pada value & attitudes lho (Watson, 2004). Dan ini berkaitan bgt sama budaya.
Contoh: orang Jawa punya value seperti harus tunduk & hormat pada yg lebih tua serta menjunjung nilai-nilai kolektif seperti keharmonisan keluarga. Maka, pasutri Jawa pun akan memiliki kepribadian yg mirip daripada pasutri Amerika yg menjunjung nilai individualisme (Chen, 2009).
Maka, ketika ada orang Jawa nikah sama orang Amerika, mungkin pada awalnya mereka harus berusaha lebih keras utk menemukan banyak kesamaan dan bertoleransi akan berbagau perbedaan. That's why masih banyak di kita yg memilih utk menikah dgn satu suku atau dari daerah yg sama.
Nah utk kepribadian yg miri, ketertarikan biasanya berkembang saat pertama kali interaksi. 2 orang yg sama-sama rame akan lebih mudah get along dan ngobrol. Sama halnya dgn 2 orang yg sama-sama pemalu. Ketika satunya rame satunya pemalu, mereka ga enjoy (Cuperman & Ickes, 2009)
Kalau yg kepribadiannya bertolak belakang, apakah saling tertarik?

The simple answer is no :)
Ya mungkin bisa aja tapi akan jauh lebih sulit.

Ingat, bertolak belakang belum tentu saling melengkapi lho. Beda itu.
Kalau berbeda namun saling melengkapi biasanya tidak berlawanan. Contoh, kamu orangnya terorganisir bgt, macem Marie Kondo biar spark joy ye kan 😂 dan si dia ga serapi itu TAPI ya orangnya ga super berantakan juga. Jadinya masih bisa cocok.
Tapi kalau kamu orangnya super rapi dan dia orang yg super berantakan (bertolak belakang bgt) agak susah memang. Komprominya banyak.

Semoga paham deh ya 😂 contoh lain, kalau di kantor ada org yg suka debat dan sering ga setuju sama kamu, apa iya betah temenan sama yg begitu? 😂
Seberapa yakin sih kita punya banyak kesamaan dgn pasangan?

Persepsi penting. It depends on how similiar you think you are (Tidwell, 2013). Dan ini akan #SmackQueenYaQueen kalau kamu dan dia berproses dlm hubungan. Meskipun sebenernya beda, persepsi bisa bikin kita terasa sama.
Menemukan perbedaan itu butuh waktu, sayang. Jangan harap baru sekali dua kali kencan udah bisa menemukan kesamaan & perbedaan. Meskipun ga ada waktu yg pasti (karena tiap orang beda-beda & dinamika hubungan juga beda), tapi yg jelas menemukan perbedaan itu

k a g a

i n s t a n.
Umumnya kita juga tertarik sama seseorang yg kita kagumi, orang yg punya kemampuan/talenta yg kita harap kita juga punya. Contoh, suka sama pemusik karena kita pengen bisa main musik.

Bisa jadi menyenangkan kalau kita bisa belajar banyak juga, bukan yg bikin kitanya minderan.
Perbedaan dapat berkurang seiring waktu. Hal ini karena kita sharing experience dlm hubungan. Inget ga ttg kepribadian yg bertolak belakang tadi?

Opposites don't attract, but some opposites may gradually fade if a couple stays together for some other reasons (Miller, 2015) 💗
Kecocokan itu suatu proses yang puanjaaaang dan melelahkan. Sampai pada titik "Cocok!" itu ga mudah. Cocok atau ga itu penilaian dari banyak aspek. Jadi, kesamaan aja ga cukup utk bisa dibilang cocok. Semuanya tergantung pada dinamika hubungan dan gimana komprominya ☺☺☺☺☺
Inti dari poin 4 ini adalah gimana kesamaan antara diri dan pasangan bisa membuat ketertarikan semakin kuat. Semakin banyak perbedaan maka berpotensi menghasilkan kompromi yg lebih besar dan itu frustrating.

Sama bukan berarti identik. Setidaknya kamu & dia sejalan & bahagia 😘
Udah pada siap belom neh sama poin ke-5 dari A T T R A C T I O N? 😂

Beneran deh, gue juga kaget pas baca ini lagi. Lho kok poin ke-5 ini bikin........
5. Barriers: Liking Those We Cannot Have

Eh...

Gimana... gimana???

Bagi kaum 'we fall in love with people we can't have' harap duduk membentuk lingkaran. Bentar lagi mulai.
Kita punya kecenderungan untuk tetap berjuang meraih apa yang kita inginkan. Termasuk perkara hati.

Theory of psychological reactance: ketika seseorang ga punya kebebasan dalam bertindak/memilih, ia akan berusaha utk mendapatkan kebebasan itu (Brehm & Brehm, 1981). Trus?
Jadinya, kita akan tertarik pada seseorang jika kita terancam akan kehilangannya :(

Di fase remaja, dikenal Romeo & Juliet Effect: semakin ortunya ikut campur urusan percintaannya, semakin besar pula cinta yg tumbuh pada pasangannya (Driscoll, 1972). Ada yg pernah ngalamin? :))
Meski pola ini ga selalu terjadi, tapi bisa jadi saran buat ortu yg suka ngelarang anaknya memiliki ketertarikan terhadap orang lain. Karena bisa aja semakin dilarang, malah semakin menggebu-gebu.

Tapi ya jangan jadi ortu yg permisif juga. Bein' authoritative iz da key 👌
Di konsep Barriers ini juga menjelaskan bahwa ternyata, ketika waktu udah mepet maka seseorang akan terlihat lebih atraktif! Ha!

Mungkin semacam Cinderella story ya. Di mana pangerannya baru jatuh cinta sama Cinderella justru di waktu-waktu Cinderella-nya memutuskan pergi.
Jadi, menurut penelitian Pennebaker (1979), kamu akan lebih tertarik pada seseorang saat bar (di penelitian itu konteksnya adl bar) mau tutup. Pas kamu baru masuk bar, tuh orang ya B aja, ga aktraktif! Wadaw, kok bisa ya?

P.S.: ybs dalam kondisi sadar, tidak sedang mabora.
Fenomena ini disebut juga 'closing-time effect' atau istilahnya desired-but-forbidden. Semacam pengen tapi ga mungkin... Tapi pengen... Tapi ga mungkin...

Dan lucunya, ini fenomena ini umumnya hanya dialami oleh mereka yg jomblo atau single! Kenapa ya?
Jadi, Madey (1996) memang menyatakan bahwa ini hanya terjadi pada mereka yg single. Hal ini mungkin dikarenakan single memang bertujuan untuk mencari pasangan, sehingga closing-time effect lebih ngena. Beda dgn yg udah berpasangan dan ga bertujuan mencari lagi.
Kesimpulan dari poin 5 ini adalah... yak, kita bisa banget tertarik pada seseorang yg kita tau bahwa memilikinya hampir ga mungkin. Bisa jadi karena ada penghalang, bisa juga karena peluang yg ga pas.

Dan ini bukannya bikin kita nyerah, tapi malah tambah penasaran :))
Di awal tadi gue jelasin bahwa adanya faktor penghalang membuat kita justru semakin menumbuhkan rasa. Balik lagi karena adanya konsep mengejar sesuatu yg sangat kita inginkan.

Akankan ketertarikan model seperti ini dapat bertahan? Well, who knows. Dgn catatan keduanya berusaha.
Dan yg kedua bahwa ketika sadar peluang kita utk mendapatkan seseorang terbatas, maka semakin kuat dorongan utk mendekati. Meskipun rasa-rasanya ga mungkin, percaya atau ga, justru inilah yg bikin kita akhirnya bergerak dan memberanikan diri 🥰
Ternyata ketertarikan bisa muncul bahkan di saat kita merasa terancam kita ga akan bisa memilikinya. Aneh ya? Tapi justru itu kelebihan mental manusia. Sesuatu yg kita sadari penuh bahwa ga akan berhasil utk digapai pun membuat kita terpikat utk terus berusaha. Semangat!
THAT'S AAAAALLL!! Alhamdulillah kelar juga wkwk

Aku rangkum dikit deh biar pada inget dan bisa menerapkan di dunia pergebetan yg semakin hari semakin sengit ini. Luv!
Ketertarikan bisa dipengaruhi oleh:

1. Kedekatan secara fisik
2. Penampilan yg menarik
3. Perasaan yg berbalas
4. Kesamaan nilai dan sikap
5. Adanya penghalang

(Miller, 2015)

Semoga yg sedang berusaha dgn cara positif selalu dimudahkan dan diberikan yg terbaik 🙏 Good luck!
Missing some Tweet in this thread?
You can try to force a refresh.

Like this thread? Get email updates or save it to PDF!

Subscribe to Olphi Disya Arinda
Profile picture

Get real-time email alerts when new unrolls are available from this author!

This content may be removed anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just three indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!