,
7 tweets,
3 min read
Read on Twitter
Sabtu ini saya diundang oleh PPI Nottingham mewakili ketum @inovator4id, mas @budimandjatmiko, utk berbicara Revolusi 4.0. Salah satu pertanyaan sering ditanyakan ke saya, apakah kita bisa menghindari Revolusi 4.0 ini? 
Pertanyaan ini mengingatkan kita pada debat capres kedua. Terutama pada bagian yg cukup heboh ketika pak @jokowi bertanya soal infrastructure unicorn. Pada saat ini kita bisa melihat kalau kedua capres ini mewakili dua kutub konservatif dan progresif dalam memandang Revolusi 4.0
Dalam bagian lain di debat tersebut, Prabowo mengatakan kalau unicorn ini akan membawa uang kita lebih banyak ke luar negri. Dibagian lainnya ia juga mengatakan kalau Artificial Intelligence dan advanced robotics ini tdk perlu, lebih baik konsentrasi pada petani-petani kita.
Dalam konteks ini pak Prabowo memandang Revolusi 4.0 ini sbg ancaman. Cara pandang ini sebenarnya mewakili cara pandang konservatif yg selalu khawatir dengan perubahan. Bahkan lebih cenderung menolak perubahan tsb. Sehingga pertanyaan pertamanya adalah bagaimana menghindarinya
Seperti yg dijabarkan oleh gambar ini. Revolusi Industri adalah perkembangan zaman yg dimulai dari penemuan mesin mesin uap pada abad ke 18 sebagai milestone Revolusi Industri pertama. Jadi, kita tdk mungkin menghindarinya. Menolak perubahan hanya akan menjadikan kita korban
Sementara disisi lainnya pak Jokowi memandang Revolusi 4.0 ini sebagai opportunity. Ini mewakili cara pandang Progresif yg menyukai perubahan. Sehingga pembangunan infrastruktur pendukung utk era Revolusi 4.0 ini menjadi penting bagi pak @jokowi utk merebut opportunity tsb.
Tdk hanya sampai disana, dlm kampanyenya pak @jokowi juga memanfaatkan perkembangan teknologi spt hologram. Lebih jauh lagi, teknologi hologram ini adalah karya anak bangsa. Pak Jokowi spt mau menunjukkan kalau bangsa ini mampu, sehingga tdk perlu khawatir m.detik.com/news/foto-news…
