Setelah amarah terlewati, barulah tindakan tadi disesali.
Seandainya kita lebih mampu menyadari emosi tanpa tenggelam didalamnya, maka amarah bisa tidak kita ijinkan menguasai diri #BelajarEmosi
1. Meluapkan emosi
2. Menahan emosi
Padahal selalu ada pilihan yang lain, yang lebih tenang, yang lebih indah.
Saya lebih suka dengan pilihan ketiga: menyadari emosi.
Dengan kesadaran, kita bisa membawa emosi ke pemahaman yang lebih jernih.
Oke, kita ngobrol soal bagaimana menyadari emosi
Nah emosi yang diatas 70 ini yang sudah membutakan pikiran. Tapi hari ini saya ga akan bahas bagaimana menangani yg >70 ini
Dan pada akhirnya, bisa mengijinkan emosi ini mereda tanpa meledak. Mengijinkan emosi berlalu tanpa membuat orang yang kita sayangi terganggu
PIKIRAN OTOMATIS
Ketika kamu marah, sebel, kecewa, sadar ga si ada kalimat/dialog internal di kepalamu yang membuatmu makin emosi? Itu namanya Pikiran Otomatis. Saking otomatisnya kita jarang sadar, dan menganggap itu benar
"Brengsek, dia sengaja motong jalur mobil saya. Sengaja ya bikin saya marah"
"Kurang ajar! Ngapain si mantan posting foto bareng gebetan. Mau bikin gw marah?!!"
Pikiran pikiran ini muncul begitu saja, ga pernah kita kritisi/pertanyakan
Yang perlu disadari pertama tama adalah pikiran otomatis ketika kamu emosi.
Coba tulis disini apa si pikiran otomatismu?
Seberapa benar ini?
Siapa yang mengharuskan?
Dari mana saya tau pikiran saya benar?
Begitu dia muncul lakukan TUAS
T-unda
U-ndur
A-mati
S-adari
Apapun yang sedang kamu lakukan saat, berhenti sejenak. Ambil nafas, jangan bertindak, jangan bergerak, jangan berespon. Tunda segala aktivitas
Karna kalau ga berhenti, biasanya susah buat kita mengevaluasi pikiran
Ambil jarak dengan situasi yang membuat emosi kita terpancing. Boleh ke kamar mandi cuci muka, atau ambil air minum sebentar, ambil jarak antara kamu dan situasi
Amati pikiran, perasaan, sensasi di tubuh, keinginan, dorongan untuk bertindak, dan sekitar. Seseorang yang sedang marah cenderung menyempit perhatiannya. Hanya memperhatikan hal yang membuatnya marah. Orang, situasi,pikiran yang membuatnya marah, itu yang difokuskan
Sehingga kita tidak lagi berfokus kepada yang membuat marah
Ketika kita sudah menunda, mundur sejenak, mengamati, kita melanjutkan diri menyadari pikiran dan perasaan.
Sadari bahwa pikiran otomatis membuat perasaan semakin bergejolak. Sadari bahwa pikiran kita belum tentu benar.
Masalah di tempat praktek seringkali karena seseorang ingin mengubah apa yang tidak bisa diubah, dan tidak mengubah apa yang bisa diubah
Pikiran dan respon emosi kita bisa diubah
Sikap orang lain/lingkungan itu tidak bisa diubah
Contoh
Apa itu worth? Siapa yang menyatakan ini? Darimana saya tau ini benar? Apa bukti yang mendukung? Apa bukti yang menentang?
Ketika ada pikiran yang datang, segera evaluasi sebelum perasaan menjadi semakin mengganggu dan sulit dikendalikan.
Sadari, itu cuma pikiran, belum tentu benar.
TUAS - Tunda, Undur, Amati, Sadari
Ingat ini juga cuma pikiran bukan realita. Ini bukan UAN buat mencari siapa yang benar siapa yang salah.
Sadari, pikiran tadi itu penghakiman. Itu pun cuma pikiran, bukan realita