, 47 tweets, 6 min read Read on Twitter
Tuips, ada surat terbuka dari Lombok (Lalu Wirawan) untuk Gubernur Provinsi Papua Bapa Lukas Enembe; dan saya diminta untuk bantu posting sebagai utas/thread, lumayan panjang tapi smoga beliau berkenan membacanya🙏
SURAT TERBUKA SAYA
Kepada
Yang sungguh dihormati
Bapa Lukas Enembe
Gubernur Provinsi Papua INDONESIA
Salam Nikmat Kemerdekaan ya Bapa Lukas!
Apa kabar, Bapa? Saya berdoa pd Allah, Tuhan Yang Maha Esa, agar Bapa Lukas dan seluruh sodara sebangsa Indonesia saya di Papua sana selalu diberkahi dgn kesehatan, kesejahteraan dan nikmat yg berlimpah dari Beliau Sang penguasa sgala alam.
Ijinkan saya, Lalu Agus F Wirawan, seorang 'mantan' Anak Sundel Dari Timur, putra asli suku Sasak Lombok ini berbagi sedikit pengalaman pahit di masa lalu saat negeri kita tercinta dikuasai oleh sekelompok begundal yang dipimpin oleh seorang diktator bertangan besi!
Bapa Lukas...
Pada 1992, saya mendampingi seorang peneliti dari Negeri Sakura untuk melakukan penelitian ilmiah guna memenuhi syarat desertasi nya di Tanah Recong Aceh yang pada saat itu sedang bergejolak di bawah DOM
(Daerah Operasi Militer), sebuah "program unggulan" rejim Orde Baru yang diberlakukan untuk "mengkhususkan" Aceh sebagai DAERAH ISTIMEWA!
Saya tak akan lebih jauh bercerita tentang penelitian itu karena tak punya hak untuk mengungkapkan itu di sini.
Cerita ini adalah tentang "virus disintegrasi" yang ditularkan kawan Aceh saya bernama Ismail, saya memanggilnya "Ma'e Batok"
karena Ma'e adalah panggilannya dan dia batuk tak sembuh-sembuh seumur hidupnya sejak umur 12 tahun gara-gara dadanya pernah diinjak-injak sampai hampir mati oleh oknum Tentara Indonesia Jawa!!! (demikian orang Aceh menyebut ABRI saat itu)
Dari Ma'e, saat itulah saya memegang faham baru: "Kita (Lombok) harus merdeka!!!" berdasarkan kebencian pada pemerintah Indonesia saat itu khususnya suku Jawa !!!
Saya mulai getol mengumpulkan serpihan demi serpihan fakta yang memperkuat rasa benci, muak, dendam dan amarah saya pada Etnis Jawa!
Dari prihal Gubernur, Bupati, Pejabat Daerah kami yg sbagian besar adalh org Jawa, pemberangusan situs-situs budaya suku lokal oleh penguasa Orba, prampasan hak atas tanah rakyat, hingga absen nya bebrpa program study favorit anak muda wkt itu di kampus universitas negeri disini!
Bapa Lukas bisa bayangkan, dokter-dokter di Lombok pada masa tersebut sebagian besaaaaarrr adalah orang Jawa!
Pun demikian dengan insinyur sipil, elektro, mesin dan lain-lain didominasi oleh orang "Indonesia Jawa" itu, Bapa!!!
Kami cuma bisa gigit jari saat itu meski lulus Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri di Jawa tp tak punya ckp uang utk menyewa rumah kos dan biaya hidup di luar biaya pendidikan!
Di masa saya SMA, siswa-siswa kebanyakan dari suku Sasak cuma identik dgn stereotype miskin dan bodoh
Saat itulah saya, putra asli suku Sasak ini merasa jadi "ANAK SUNDEL BANGSA"
Apalagi dengan embel-embel kisah tentang tidak adanya nama "JONG SASAK" hadir dalam acara SUMPAH PEMUDA 1928, semakin menguatkan keyakinan kami sebagai anak sundel yang memang tak diinginkan negara ini!
Masih mending saudara kami di Papua yang merasa dianak-tirikan, kami di Lombok merasa dianak-sundelkan!!!
Sampai di situ saya berani bertaruh, jika kita orang daerah ditanya apakah ingin merdeka dari Indonesia, maka pasti jawabannya “Ya!!! Ayo referendum!!!”
Kalau Bapa bilang banyak orang Papua dibunuh pada masa itu, saya pun tak kalah seru bisa ungkap ratusan orang Lombok yang dibunuh secara misterius plus tanahnya dirampas oleh korporasi milik kroni Suharto yang bertopeng BUMN !!!
Tapi Bapa, ternyata begitu pula dengan orang Jawa! Ratusan ribu mereka harus meregang nyawa tanpa sebab yang masuk akal sejak Jenderal itu berkuasa!!!
Sekiranya tahun 1996 kalau tidak salah, peristiwa Waduk Kedung Ombo yang menenggelamkan beberapa desa secara paksa oleh rejim Orde Baru, membuat mata nurani saya mulai meragukan "tesis Ma'e" si Aceh itu !
Ditambah lagi ketika saya kenal orang Jawa miskin dan gembel asal Surabaya bernama mas Paijo dan mbok Iyem. Sepasang suami istri yang menghuni gubuk kontrakan kumuh bersama dua orang anak-anak mereka yang seumur saya di daerah Kuta Bali...
Mereka berjualan bakso ayam di sana. Hidupnya jauh dari gambaran umum di otak saya tentang orang-orang Indonesia Jawa seperti dikatakan Ma’e sebelumnya! Kontras sekali!
Anak-anak mereka cuma jadi buruh cuci dan bekerja serabutan yang hasilnya cuma cukup untuk makan sehari-hari! Sekolah anak-anak itupun hanya sampai Madrasah Ibtidaiyah (setara SD) gratisan milik Nahdlatul Ulama di Jatim sana.
Dan mereka adalah satu dari puluhan juta keluarga miskin di Jawa yang harus tersingkir karena tak punya akses ke penguasa negeri ini!
Bapa Lukas...
Ternyata di Jawa juga banyak yang bernasib sama atau bahkan lebih mengenaskan daripada kita di daerah bagian timur Indonesia ini!
Itu Bapa bisa saksikan hampir di seluruh penjuru negeri pada jaman Orba di mana kurang dari 1% penduduk negara ini menguasai nyaris 87% sumberdaya alam yang merupakan hajat hidup orang banyak!
Di Jawa yang dulu kita lihat sangat maju jauh di depan wilayah lain negeri ini, terdapat puluhan juta orang miskin yang tak lebih dari anak-anak sundel bangsa seperti kita juga!
Mereka tiap hari harus bekerja di pabrik-pabrik dengan upah minim yang cuma untuk makan seperti mas Paijo! Atau jadi buruh tani dengan upah gabah secukupnya di lahan-lahan pesawahan milik para tuan tanah kaya raya!
Singkatnya, di Jawa, kemiskinan absolut rakyat negeri makmur ini jauh lebih sadis dibanding kita di daerah, tak terkecuali Papua dan Lombok!
Oleh sebab itulah, jutaan orang Jawa harus rela ‘membuang diri’ ke daerah kita untuk mencari sesuap nasi yang semakin teramat sulitnya mereka dapatkan di kampung halaman mereka!
Orang Jawa datang ke Bali, Lombok, hingga Papua untuk jadi buruh kasar, tukang gali kubur dan drainase di proyek-proyek seantero negeri!
Mereka makan seadanya, 2x sehari dengan lauk paling mewah tempe bacem yang berkuah air garam!
Sesuatu yang bagi sebagian besar orang daerah seperti kita, masuk dalam kategori super miskin menjijikkan!!! Upah hariannya pun jauh lebih kecil dari standar upah kita orang daerah! Sungguh miris!
Bapa Lukas...
Lama-lama hilang sudah rasa benci saya pada orang Jawa seperti yang ditularkan si Ma’e itu, lama-lama pula saya jadi suka pada orang Jawa! Suka pada etos kerjanya, simpati pada nasib mengenaskan sebagian besar dari mereka,...
... cinta pada semangat nya menimba dan menerapkan ilmu yang mereka miliki! Dan tergila-gila pada keluhuran budi mereka yang gemar berbagi apa saja dengan kami di daerah tertinggal ini!
Bapa Lukas yang dikasihi Tuhan.
Semenjak Gus Dur jadi presiden kita, anggapan saya pada org Jawa berubah total! Saya tak sangka, Kyai buta itu dgn gamblangnya membuka sekat-sekat kesombongan yang selama 32 tahun kepemimpinan diktator Suharto memisahkan kita para anak bangsa ini!
Beliau menggebrak memori ingatan kita pada indahnya kolaborasi para bapak bangsa sebelum proklamasi di mana orang Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Maluku, Bali, Papua dan Nusa Tenggara, bersatu padu menggugah kesadaran umum akan harkat dan martabat bangsa yang berdaulat!!!
Bapa pasti takkan lupa, adalah Gus Dur lah yang “mengembalikan” nama PAPUA yang merupakan identitas asli orang dan adat Papua!
Sejak 5 tahun lalu, setelah 2 presiden berganti, kita diberi lagi seorang ‘Jawa Aneh’ untuk jadi nakhoda kapal besar ini....
Siapa lagi kalau bukan si muka katrok Presiden Joko Widodo itu, presiden paling beda tak hanya dalam sejarah Indonesia, tapi dunia!
Presiden yang denyut nadinya hanya ia persembahkan untuk menegakkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia! Tanpa sekat Agama, Ras, Suku dan Golongan! Presiden yang setiap detik hidupnya ia persembahkan untuk mengabdi pada rakyatnya,
meski dengan konsekwensi mengesampingkan status hakiki nya sebagai seorang kepala rumah tangga yang punya istri, anak-cucu dan keluarga!
Bapa Lukas...
Saya membaca rona kemarahan Bapa pada pak Jokowi dalam wawancara di Metro TV tentang kasus kerusuhan Papua bilahari, tapi saya benar-benar tidak mengerti kenapa Bapa marah kepada si Jawa katrok itu pak? Apa salah dia?
Apakah Jokowi adalah biang kerok penyebab terhinanya orang Papua di Surabaya itu? Apakah Jokowi adalah orang yang memerintahkan Caleg Gerindra itu untuk memprovokasi massa ormas yang mengepung asrama mahasiswa Papua di Surabaya dan Malang itu?
Ataukah Bapa mau anggap semua ulah massa yang pakai baju FPI itu adalah salah Jokowi? Please Bapa... saya yakin Bapa lebih kenal pak Jokowi daripada saya, tapi kalau cara Bapa mengungkapkan rasa marah pada presiden kita sedemikian rupa,
mungkin lama-lama Bapa jadi sama dengan si Ma’e! Jangan-jangan nanti kematian Theis Hio Elluay akan jadi salah Jokowi pula di mata Bapa!
Panjang sekali tulisan ini Bapa, sa takut kalau Bapa bosan membacanya.
Begini saja, Papua katanya sudah kondusif sekarang, mulailah menarik nafas dalam-dalam lalu sisihkan waktu untuk merenung....
Apakah provokasi murahan dari kelompok pengacau bangsa yg menginginkan kekacauan negara ini akan Bapa tanggapi dgn smangat dendam membara dan memutus silaturahmi persaudaraan kita...
... serta membuyarkan mimpi anak-anak Papua akan gemilang masa depan mrk sbagai bagian utuh dari bangsa Indonesia?”
Lihatlah Papua New Guinea, Vanuatu, Tonga dan negara-negara ras Melanesia lainnya Bapa.... apakah mereka lebih sejahtera dibanding orang Papua jaman Jokowi sekarang?
Tidak Bapa! Rakyat Papua Indonesia jauh lebih sejahtera dari mereka!
Itu saja dari saya, Bapa....
Dari anak Lombok Indonesia yang dulu pernah merasa tersundalkan sama persis dengan anak-anak Papua jaman Orba!

Lalu Agus Firad Wirawan
Anjing Yang Jernih
Missing some Tweet in this thread?
You can try to force a refresh.

Like this thread? Get email updates or save it to PDF!

Subscribe to Bakr Smith
Profile picture

Get real-time email alerts when new unrolls are available from this author!

This content may be removed anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just three indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!