,
7 tweets,
2 min read
Read on Twitter
Bayangin LHKPN diwajibkan. Yg ga lapor dipidana. Yg punya kekayaan tapi tak sesuai dg profil penghasilannya, kekayaannya bisa disita negara kecuali dia bisa buktikan di pengadilan kekayaannya didapat dg cara yg sah. Jadi ndak ada lagi pejabat gaji 5 juta/bulan kekayaanya miliaran
Negara sekaligus memperbaiki struktur remunerasi pejabat dan penegak hukum. Berapa angkanya biar mereka ga korupsi. Contohnya ada, tiru aja itu struktur remunerasi di KPK. Nanti kalau dah diperbaiki, tapi masih juga korupsi, langsung disuruh kerja paksa di neraka saja
Dulu ada pejabat di KPK, sekarang sih dia dah jadi pejabat di Kejaksaan Agung, yg pernah bilang kalau negara ini menerapkan pembuktian terbalik untuk kekayaan pejabat yg tak sesuai profil penghasilan resminya, bisa bubar nih negara.
Idenya kasih amnesti. Pejabat sampe penegak hukum, lapor. Lu punya kekayaan berapa. Negara mencatat. Gosah peduli tuh kekayaan dpt dari mana. Setelah lapor, kasih amnesti. Pokoknya negara kasih ampunan meski kekayaannya ga halal. Abis itu udah ya, ga boleh lg cari duit yg ga sah.
Coba kalau sekarang. Lu punya tetangga pejabat atau penegak hukum. Lu tahulah gaji dan penghasilan resmi mereka berapa. Trus dg kasat mata lu liat kekayaannya ga wajar. Rumah segede dosa. Mobil mewah semua. Garasinya kek lapangan. Ya lu cuma bisa curiga doang. Ga bisa ngapa2in jg
Makanya sampe sekarang susah banget illicit enrichment, pemerkayaan yg tidak wajar dari para pejabat dan penegak hukum itu, dipidana. Biar ndak susah. Kasih amnesti, mulai dari nol lagi. Baru bikin aturan tegas soal LHKPN dan illicit enrichment ini
Jadi, Presiden ga cuma bilang, urusan LHKPN tetap di KPK. Ga cukup bilang gitu kalau ingin berantas korupsi. Bilang, saya mau perketat aturan LHKPN. Yg ga lapor dipidana. Yg kekayaannya ga sesuai penghasilan resmi, bisa disita negara. Kalau berani gini saya jd bajer rejim deh
