Thread by @AfifFuadS

~~ Mari Menangis Bersama Untuk Tangkalaluk Kita Yang Terpanggang (Sawit?)

Sebuah Utas ...

~~ Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di beberapa tempat di Indonesia, khususnya di Kalimantan membawa kabar sedih bagi kita semua, hutan yang terbakar habis, anak-anak yang sesak nafas, dan satwa yang mati terpanggang.

~~ Anda pernah mendengar Tangkalaluk? Yang menurut warga kalimantan sendiri selama ini bahkan banyak yg menyangka hewan mitologi karena sangat jarang ditemui, Tangkaluk adalah ular Phyton raksasa, Jika Amazon punya Anaconda, belantara Kalimantan punya Tangkalaluk.

~~ Tangkalaluk memangsa Babi Hutan, Harimau dahan, dan hewan besar lainnya, dalam mecari mangsa Tangkalaluk sering menirukan suara Rusa, Orang utan, bahkan suara Burung untuk menarik mangsanya, kepalanya menjuntai dan ekornya melilit pada pohon.

~~ Tangkalulak sangat jarang ditemui manusia, dan kemarin, kita sama-sama bisa melihatnya, namun dalam keadaan terpanggang, kebakaran hutan membuat Tangkalaluk terbakar dan terpanggang, mahluk yang sempat dipercaya sebagai mahluk mitologi itu terpanggang tak berdaya, ah …

~~ Okelah kita mungkin bisa menerima, ini adalah alam yang menjadikan hutan belantara itu terbakar, karena kemarau panjang dan angin yang kencang, namun, ada yang bikin kita miris, kesal dan marah, karena apa?

~~ Dalam analisis riset yang dilakukan oleh situs fires.globalforestwatch.org/map/ tentang titik api di Indonesia dari tanggal 1 Agustus -14 Sep 2019, menunjukkan bahwa titik api atau identik dengan lokasi kebakaran hutan terjadi di luar kawasan konsesi sawit atau hutan industri,

~~ Sebanyak 85 persen areal kebakaran diluar konsesi sawit. Dan bahkan, di Riau, Kepala BNPB mendapatkan laporan dari Bupati Pelalawan bahwa 80 persen wilayah kebakaran hutan dan lahan selalu berubah menjadi lahan perkebunan sawit atau tanaman industri lainnya.

~~ Sementara Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengungkap setidaknya terdapat empat perusahaan asing terlibat dalam kebakaran hutan dan lahan di wilayah Kalimantan Barat (Kalbar) dan Riau.

~~ Keempat perusahaan tersebut berasal dari Singapura dan Malaysia. Untuk wilayah Kalbar perusahaan itu ada di Kabupaten Ketapang, Sanggau, dan Melawi.

~~ Lantas? Ini ada apa? Tangkalaluk kita terpanggang begitu hanya untuk deforestasi? Anak-anak kita terkena ISPA hanya untuk sengkuni bisnis? Ah serakahnya manusia, lebih kejam jauh dari cara bagaiamana Tangkalaluk menjerat mangsanya.