Begitu juga @pln_123 pastikan DKM tidak asal pilih dai.
Asal berkopiah dan tenar di YouTube dan berbagai media, langsung main undang, tanpa melihat rekam jejak dai itu sendiri.
Hasilnya, alih-alih memperbaiki umat, malah melahirkan orang-orang yang gampang kumat; main tuding sesat, kafir, dan membenci negara sendiri sbg thoghut dlsb.
Mereka lahir dr racikan branding dan marketing sekelompok orang utk mencari uang dan kepentingan kelompok tertentu.
Sementara sgt sedikit yang memahami bahwa utk menjadi dai, ulama, ada serangkaian syarat tdk ringan utk mendapatkan tempat itu.
Sementara umat yang terpapar "ulama" ginian, semakin berpikiran sempit dan picik. Jalan di tempat, tidak maju2, lalu cm menghibur diri; menyalahkan A, B, C s.d Z.
Kasus Ninoy Karundeng yg dianiaya dlm masjid jadi satu bukti bgm hasil dr narasi dilempar ustaz² seleb yg tidak jelas keilmuannya.
Saat bernasib buruk krn pikiran, hati, kelakuan, kebiasaan, yg memburuk, lalu cm bisa mengumpat orang² yg dianggap kurang beriman.
Sebab bukan rahasia, ganjaran uang dr ceramah² di sana tidaklah kecil.
Seyogianya, DKM dlm lingkaran pemerintah, dpt memastikan masjid tdk dikuasai orang² yg membawa narasi keburukan dan kebencian, sebab Muhammad mengajak membawa cinta bahkan thd yg berbeda.