Di waktu itu memang awal boom orang jualan unit link.
cc: @hanityo
Menu mereka masih sama: unit link. Istilah umumnya Universal policy. Lawannya adalah Whole life policy.
Karena satu grup, gue jadi ada gambaran bagaimana duit premi dialokasikan.
Pada skema whole life policy, maka hasil dijamin oleh perusahaan asuransi sebesar sekian persen per tahun sampai skema selesai. Ini berarti puluhan tahun.
Dari masa itu juga gue belajar tentang pengelolaan bisnis asuransi. Setidaknya secara prinsip dasar. Dan jadi tahu juga semua perusahaan asuransi pasti punya Term Insurance.
Term insurance nyaris nggak ada marginnya buat perusahaan asuransi. Dan pada masa itu juga gue tanya ke orang asuransi: kalian sendiri pakai apa?
Hal yang wajar di asuransi mobil atau bangunan, tapi masih susah diterima di asuransi jiwa.
Ya gitu deh orang Indonesia.
Saya terlindungi:
- Asuransi jiwa dari kantor.
- Asuransi kesehatan dari kantor.
- BPJS Kesehatan
- BPJS Tenaga Kerja
- DPLK
- Asuransi jiwa secara mandiri yang saya mulai tahun 1998. Skema pembayaran 25 tahun.
Karena bukan unit link (belum muncul saat itu), skemanya pembayaran 25 tahun, guaranteed return investasi 8%.
Saya sih cuma percaya SUN Pemerintah akan turun dalam jangka panjang. Maka walau kelihatan tekor di awal-awal - saya tetap bertahan. Horison saya 25 tahun.
Perusahaan asuransi beberapa kali menghubungi saya memohon agar polis dikonversi menjadi Unit Link. Saya tegas menolak.
Kenapa? Karena guaranteed return 8% itu sebenarnya susah banget.
Nilai tunai dari polis saya sudah jauh di atas Rp. 100 juta. Dan aset saya sudah jauh di atas itu.
Saya selalu berprinsip: asuransi adalah seperti ban cadangan.
Jadi asuransi jiwa fungsinya sebagai pengganti sementara atas nafkah.
Buat apa? Asuransi jiwa BUKAN supaya keluarga yang ditinggalkan jadi kaya, tapi untuk menggantikan NAFKAH secara sementara.
Maka asuransi jiwa secukupnya saja.
Beban premi kecil karena UP memang hanya untuk keadaan darurat.
Maka nilai aset ini akan menyusul nilai UP setelah sekitar tahun ke 12.
Masuk batas aman kedua: Aset bertumbuh, beban premi tetap ringan tapi tetap punya perlindungan.
Kalau ada coveran asuransi jiwa dan kesehatan dari kantor - ya alhamdulillah. Berarti harus commit buat berinvestasi jangka panjang.
Jangan malah ludes buat cari istri muda.
Sekalipun saya sudah berhati-hati dan berusaha cermat soal asuransi, tetapi istri punya pemikiran lain. Dia ikutan beberapa asuransi. Unit link pulak ☹️
Nggak pake tanya atau konsultasi.
Tapi begitu lah kehidupan suami-istri. Orang tetap perlu punya kebebasan - sekalipun untuk berbuat kesalahan secara finansial.
Yang penting nggak sampai fatal.
Padahal sejak punya anak saya sudah jelaskan soal asuransi. Tapi dia nggak mau dengar.
Di sini saya jadi paham betapa sulitnya menghindar dari jeratan agen.
Setelah beberapa tahun istri baru sadar kalau hasil investasinya hampir nggak bertumbuh. Nggak sebanding dengan reksadana yang dia pegang.
I told you.