SAYA PENYEMBAH BERHALA???
Saya pernah beberapa lama tinggal di jalan Berhala. Dan jadi tersenyum, jika saat saya ke berbagai pelosok daerah di
Saya pernah beberapa lama tinggal di jalan Berhala. Dan jadi tersenyum, jika saat saya ke berbagai pelosok daerah di
Indonesia, yang bertanya soal agama saya? Orang Bali itu berhala! Dan saya menjawab; dengan ringan, tanpa beban; iya, saya berhala.
Dan sama bingungnya seperti yang menuduh; berhala itu kesesatan dalam keragaman keyakinan. Saya kerap bertanya, kenapakah?
memangnya? Berhala itu asyik, saya jelaskan, sebab segala hal yang tak dipahami dikagumi, segala hal isi alam yang berjasa;
dihormati. Sangat mengasyikan. Jangankan patung, pohon saja kami puja, binatang pun kami puja…sebab mereka berjasa. Saya tidak mau
melibatkan yang lainnya, berdebat mengenai filsafat, teologi; apasajalah, seakan menjadi minder dan pembelaan diri sebagai yang bukan
berhala. Saya berhala; kini bertambah, motor, internet, hp…televisi, semuanya itu saya puja, saya jaga; kalau rusak saya perbaiki,
kalau kesal, saya marahi. Dan saya bersikukuh; di negeri yang katanya mengakui kepercayaan dan keyakinan; saya ini berhala; dan
surga itu harusnya di bumi, bukan di langit yang jika dilewati pesawat itu ternyata kosong melompong; hanya awan, bintang dan bulan
pun kami puja. Sebab kami tahu; hanya itu yang bisa dijangkau mata; kalau selebihnya, kami tidak mau berlebihan. Lebih baik berhala,
daripada berkhayal masuk surga, itu logo yang sedang saya siapkan untuk baju kaos; sebagai tanda; bosan dikira minder sebagai berhala
