Thread by @antonemus

tadi pas jumpa pers, bahkan sesama pejabat tinggi di bali pun tak punya pemahaman sama ttg covid 19 ini, trmasuk alur informasi dg pusat.

contohnya, satu pejabat bilang kalo informasi hasil tes lab dr jakarta disampaikan langsung ke dokter yg periksa pasien. pejabat lain bilang laporannya ke dinkes dl.

ya. mereka di jumpa pers yg sama.

wagub bali bilang mereka tdk tahu riwayat kasus 25 yg udah meninggal kemarin pagi. padahal jelas2 pd 29 feb - 11 maret WNA kasus 25 itu di bali.

dia bilang semua data di pusat. super ajaib.

kemarin, sekda prov bali bilang tdk mau buka riwayat perjalanan kasus 25 agar tdk menimbulkan kepanikan.

hari ini wagub bilang, informasi yg ditutup2i bisa jd bumerang.

terus ken2 sebenarne tata kelola informasi ane beneh tuh?

omongan wagub bali hari ini, "smp kemarin, ktk jubir menyampaikan, msh mnyebut pasien. jangankan hotel, wilayah pun tdk disebutkan. ini yg mau kita bahas. sebaiknya lbh terbuka."

zzzzz...

masih omongan wagub bali, "yg kita harapkan adl informasi lbh terbuka. kalau trbuka, orang lain yg mungkin kontak dg dia bisa memeriksakan diri meski bukan pegawai hotel.

kalau ini tidak terbuka, nanti bs jadi bumerang."

ya kan pak wagub tinggal cek sendiri sama dinkes bali yg katanya udah isolasi 21 orang yg kontak langsung dg kasus 25. lalu, buka itu riwayat perjalanannya ke publik.

bukan utk bikin panik, tp biar orang jd waspada dan periksa diri jika merasa terpapar virus corona dr kasus 25.

tanpa dibuka riwayat perjalanannya toh orang udah makin panik krn jd banyak informasi tak benar tanpa ada pembanding informasi resmi dr pihak brwenang.

emang bs terus menutup informasi?

keluhan lain yg muncul dr pejabat dinkes bali dan ketua bali tourism board hari ini adl soal kurangnya alat pengamanan diri (APD) dan alat tes sativa.