BIRU STORY

–SEBUAH CERITA INDIGO –

( Based On True Story )

@bacahorror @ceritaht
#bacahoror
Hallo selamat #malamjumat sorry bgt gw baru bisa kembali up cerita lagi. Sebelum cerita ini gw mulai, mari kita berdoa untuk Indonesia yang sedang dalam keadaan seperti ini melawan #COVID19
semoga keadaanya semakin membaik dan tidak memakan banyak korban lagi. Dan semoga, cerita yang akan gw bawakan kali ini bisa menemani #dirumahaja kalian.
Cerita gw kali ini adalah lanjutan dari cerita “Kenapa?” jadi untuk yang belum membaca, baca dulu biar enak dan nyambung di cerita yg akan gw bawakan kali ini.

Peraturanya sama, seperti cerita-cerita yg gw bawakan sebelumnya, untuk beberapa kesalahan nantinya yg ada dalam cerita kali ini, gw mohon maaf dari awal, karna seperti biasa, sebuah cerita selalu menemukan pembacanya sendiri.
Mari kita mulai…

Aku Biru, dan ini adalah ceritaku. Setelah kejadian pertama di kosan Babeh Haji itu, aku lebih tenang dan siap terhadap apapun yang terjadi pada diriku.
Sekarang aku lebih tidak menangapi segala tanggapan aneh-aneh orang padaku, lebih tepatnya sekarang, aku hanya menikmati. orang-orang yg percaya kepadaku selalu bilang itu adalah “kelebihan”
Keseharianku hanya dua seperti biasanya, satu di sekolah dan sisanya adalah di kosan untuk menghabiskan banyak waktu, tapi setidaknya, sekrang aku lebih bisa hangat dan bisa mulai belajar berintraksi dengan tetangga kosanku.
Devi menjadi teman ceritaku selanjutnya walau jarng berjumpa, karna kesibukan masing2, tapi setidaknya sekarang aku mulai merangkai kalimat untuk membuat pengertian teman itu apa, walau temanku sekarang menjadi dua. Satu di dunia nyata dan satunya lagi di dunia kasat mata.
Januari bulan ini, sekolah akan mengadakan Kunjungan Industri yang di kemas seperti Study Tour, aku mengetahuinya setalah membaca pengumunan di Mading (majalah dinding) sekolah. Aneh bagiku siswa dan siswi lainya seperti sangat antusias menanggapi pengumanan itu
karna, menjadi bahan obrolan di kelas selanjutnya. Walau bagiku itu sangat biasa saja. Biasa saja, karna aku hanya tidak ingin berjumpa dengan apa yang orang biasa tidak dapat melihatnya.
“Biru, gimana soal kunjungan industri itu? Keliatanya kamu biasa saja dan sangat tidak tertarik” -ucap Anya dengan nada penasaran, duduk disebelahku.
Anya adalah Ketua Murid di kelasku, Anya juga satu-satunya orang yang tidak peduli akan perkataan orang-orang yang membuat aku tidak nyaman.
Mungkin karna Anya memposisikanya sebagai KM, atau juga Anya mempunyai penasaran lebih padaku, dalam berbagai hal tentunya. Karna jika tentang perasaan, rasanya terlalu jauh apalagi dengan sikap dingin sepertiku ini.
“Nya, kek gak tau aja aku kaya gimana sama kegiatan sekolah, kalau tidak acuh, yah ikut dengan terpaksakan.”-sahut Biru dengan melihat wajah Anya
“iyah aku tau, makanya aku tanya seperti itu, btw ini lokasinya banyak loh, 5 hari juga, bakalan jadi liburan sambil belajar Biru”-sahut Anya menjelaskan dengan sangat antusias
“oiyah, malah aku hanya baca selewat aja pengumanan di Mading itu”-ucap Biru

“kamu sih, janji yah sama aku harus ikut”-sahut Anya dengan menatap wajahku dalam

“kenapa aku harus janji”-tanya Biru penasaran.
“iyah aku ditugaskan Bu Ida sebagai Panitia, dan emangkan kamu dengan Bu Ida keliatanya sangat dekat, makanya Bu Ida menyruhku bicara sama kamu”-jawab Anya menjelaskan
Aku pikir, ketika Anya berkata “Janji” karna msalah pribadi denganku, padahal aku sudah dibuat gr duluan sama dia, ternyata disuruh Bu Ida saja. Pdahal aku juga sama dengan laki-laki normal seusiaku, mempunyai perasaan dan dengan Anya patut aku pertanyakan.
Info dari Anya dan anak-anak kelas, Kunjungan Industri selama 5 hari, di bulan Januari skrng, tidak tanggung 3 kota sekaligus, pertama Ibu kota, kedua salah satu Universitas di Kota Kembang dan terakhir kota Pelajar atau Kota Gudeg.
Mendengar info tersebut, jujur membuat aku ada rasa penasaran itu, tapi tetap aku harus memberitahu Ibu dahulu perihal ijin, dan tentunya perihal lainnya. Karna itu, aku tidak sama dengan anak-anak lainya.
Keberangkatannya 4 hari lagi, jadi ada waktu untuk aku mengambil keputusan. Aktivitas di sekolah seperti biasa, tidak membuat aku sebegitu antusiasnya, malah aku lebih antusias dengan keadaan sekolah dan beberapa mahluk kasat mata.
Yang sering aku lihat kadang ditempat yang sama dan sama sekali tidak berpindah. Seperti ditangga, yang selalu dijadikan tempat bermain beberapa anak-anak kecil yang aku sebut, Tuyul.
Awal-awal aku mengetahui tangga itu, pas aku melewatinya mereka selalu mengikuti aku berjalan, jumlahnya lebih dari 7 kadang lebih, risih sekali karna diawali dengan tidak terbiasa, karna itu adalah tangga menuju kelas, jadi mau dan tidak mau aku harus melewati jalan itu.
Saking terbiasanya, aku abaikan dan ketika melewatinya lagi mereka lebih langsung diam menatapku dalam, sementara aku dengan cuek saja lewat.
Atau beberapa sudut sekolah, entah kejadian apa di masa lalu, selalu saja ada beberapa mahluk itu yang nyaman dia menetap dan tidak berpindah tempat, karna aku juga malas untuk berinterkasi dengan mereka. Mengabaikan adalah cara paling baik aku gunakan untuk sekarang.
Sampai di kosan hari ini juga, aku langsung menghubungi ibu dan berbicara panjang dengan ibu. Singkatnya, Ibu mengijinkan aku untuk ikut acara tersebut dengan berjanji tidak melakukan hal aneh-aneh dan tetap hati-hati.
Yasudah, aku putuskan untuk ikut juga karna sedikit tertarik dengan perjalanan yang lama, juga kunjungan 3 kota itu. Aku langsung juga mengabari Anya dan memberitau via chat, dan respon Anya juga baik sekali.
“Nya aku jadi ikut, udah aku tebus janji yg kta kamu itu”-chat Biru

Tidak lama berselang suara nada di Hp berbunyi, tapi aku abaikan terlebih dahulu karna beberapa posisi tempat tidurku sangat berantkan sekali, seperti sudah ada yang bermain diatas kasur itu,
padahal aku ingat pagi sebelum berangkat, sudah aku rapihkan. Karna keadaan diriku sekrang yang sudah jauh membaik dan mulai terbiasa aku hanya berpikir “palingan ada mahluk lain yang masuk kesini”.
Setelah selsai mebereskan kembali kasur dll aku mandi, perasaanku hari ini semakin aneh tidak biasanya kamar mandi ini beda, ada seperti bunga melati tepatnya aromanya sangat kental,
tapi, lagi-lagi aku abaikan juga. Karna satu hal “sudah terbiasa”. Aku tiduran sambil menunggu sore berakhir, saat melihat Hp ternyata ada balasan chatku dari Anya.
“makasih Biru, sudah aku kabari juga ibu ida”-balas Anya

“kamu bisa janji Nya?”-balas Biru

“untuk?”-balas Anya singkat
“aku malas mempersiapkan apapun juga, karna kamu sudah seperti memaksaku untuk ikut kujungan industri itu, jadinya kamu janji apapun info dan keperluanya kamu siapin juga buat aku”-balas Biru

“iyah aku siapin”-balas Anya
Tidak aku balas lagi pesan dari Anya, aku pikir sebuah kesepakatan dalam janji tidak perlu obrolan banyak. Tidak lama dari itu aku dengar suara Devi baru sampai.

“Biru kamu sudah pulang, nih aku baru aja dpt rezeki aku bawakan kamu makanan”- teriak Devi
“udah Dev, ini aku didalam”- sahut Biru

Devi memang sudah seperti kakak aku, dia baik sekali. Aku sedikit bercerita pada Devi soal rencana sekolahku itu sambil makan, Devi menyarankan aku untuk ikut untuk menambah pengalamanku, ucapnya.
Setelah makan selsai, malam makin datang dan ini adalah yang menyenangkan untuku aku bisa tenang dan beristirahat, walau niat awalku adalah itu, tapi memang sudh beberapa hari tumben sekali hidupku normal, tidak ada mimpi pada malam-malam sebelumnya.
Malam baru saja datang, sepertinya tetangga kosanku pada keluar karna sangat sepi sekali, aku habiskan dengn membaca tulisan Haruki Murakami dengan santai dan tenang.
Anehnya mata ini seperti ingin sekali tidur, tidak biasanya, bayanganku masuk pada bagaimana nanti perjalanan Kunjungan Industriku saja, padahal ini sedang membaca buku.
Sebentar, ini suara gamelan darimana?!!! suaranya begitu jelas ditelingaku, sangat dekat, memang aku sedang mengantuk sekali, tapi alunan musiknya sangat jelas.
Pikirku, ada acara disekitaran kosan babeh Haji, tapi siapa??? Aku hapal betul kawasan kosan aku ini. Kalau suara alunan gamelan itu dari tetangga kosan, mana mungkin mereka menyukai suara ini.
Lambat laun aku berusaha sangat tenang, menenangkan diri sendiri. Sialnya pikiranku malah sudah ada di kota pendidikan/ kota gudek itu, semakin aku berpikir tentang kota itu, kepalaku semakin sakit, berat.
dan baru kali ini alunan gamelan itu membuat aku sangat ketakutan! dengan apa yang akan terjadi. Dan sangat kebingungan kenapa tiba-tiba suara gamelan di tambah ada seperti suara perempuan nyinden atau bernyanyi. Dan hal ini sangat membuat aku ketakutan sekali. Sangat takut.
campur aduk pikiran dan rasa takut bersatu, harusnya ini biasa saja. Tapi tidak, sngat dekat dengan telingaku ini. Alunanya semakin jelas, semakin membuat kepalaku sakit. seperti kejadianku pertama kali bsa merasakan keberadaan mahluk kasat mata itu.
andai sekarang aku berdua tidak sendiri pasti aku bertanya "apa kamu juga mendengar suara gamelan itu atau tidak?" sayangnya aku sendiri
semakin berfokus pada suara itu semakin penasaran, biasanya suka menjadi pertanda suatu kejadian atau ada sesuatu yang ingin dismpaikan. tapi, ini pertama.
pertama dan kenapa harus suara gamelan yang begitu membuat aku sangat ketakuta, anehnya semakin pertanyaan itu hadir, semakin suara itu jelas. dan rasa penasaran terhadap suara itu makin tinggi.
“apa tujuan adek kesini, jarang loh ada anak seusia adek datang ke tempat ini?” -ucap bapak tua

“oiyah pak? Aku tertarik dengan suara alunan itu, apa disini sedang latihan atau tempat ini untuk mengadakan pentas seni?” -tanya Biru dengan tenang
“baru kesini yah?” -tanya bapak tua dengan usia yg sangat tua, bahkan dari perawakanya sudah sedikit bungkuk

Tempatnya ada d ujung kampung, seperti padepokan yang sangat terurus baik.
beberapa pohon menjulang tinggi, hampir semuanya masih menggunakan bambu, penerangan hanya beberapa yang masih mengunakan lampu dari listrik, lilin dan obor kecil menjadi penerangan utama yang digunakan di temapt ini.
Aku sedikit dibuat nyaman sekali, melihat sekitar, apalagi alunan suara yang belum tau aku namanya itu semakin indah didengarkan.
“baru pak, apakah aku boleh melihat kedalam itu?”-ucap Biru sambil menujuk ke tempat dari mana alunan suara itu muncul

“boleh, mari bapak antar nak”-sahut bapak tua, sambil menuntun tangan Biru
Semakin aku mendekat ke tempat ini, suara alunan itu semakin dekat dan semakin membuat telinga ini sangat nyaman sekali.

“apa nama suara itu pak?”-tanya Biru dengan sangat antusias

“Gamelan nak?”-sahut bapak tua, dengan nada datar sekali
Sempat aku melihat ke wajah bapak tua itu, anehnya mukanya semakin pucat, datar dan tanpa ekspresi seperti di awal dia bertanya padaku.

Sampai didepan ruangan itu aku melepas sandal, mengikuti apa yang dilakukan oleh bapak tua itu, apalagi ruangan ini panggung beralaskan kayu.
Perasaan ku masih biasa, karna semakin mendekat suara alunan gamelan itu, semakin indah bunyinya. Pikirku psti itu dimainkan oleh beberapa orng.
“mau masuk nak?”-tanya bapak tua, sambil msih memegang tangan Biru

“boleh pak”-jawab Biru dengan tenang

Benar saja, yang mmainkan gamelan sehingga suaranya begitu enak.
Tapi senbentar, tanganku tidak pernah lepas dari genggaman bapak tua ini, ingin aku bertanya, tapi perasaan tidak enak selalu ada, akhirnya aku biasakan saja.
Anehnya orang-orang yang ada didalam ruangan itu diam, tidak melirik kepadaku dan bapak tua ini, apa karna konsentrasi sampai begitunya.
Aku seperti di bius oleh suara ini, diam mematung dan memperhatikanya dengn teliti, blm terlalu kaget saat melihat wajah per wajah dari merka yang memainkan tiap alat itu, yg aku sendiri tidak tau namanya.
Tidak ada obrolan lagi aku dengan bapak tua ini, semakin aku memperhatikan mereka semakin erat genggaman tangan bapak tua ini, entah kenapa.
Hanya beberapa menit saja aku sampai bilang

“pak tanganku sakit, tolong lepaskan” aku beranikan bicara seperti itu, karna beneran sakit. Anehnya dia tidak melepaskan, aku beranikan melihat wajah bapak itu, semakin pucat, matanya semakin sayu, sangat sayu.
Anehnya aku semakin takut, alunan suaranya semakin enak d dengarkan, seketika aku melirik wajah pemain alat itu dan sudah berubah sama seperti bapak tua ini. Ini yang membuat aku semakin takut, tatapanya semua ke arahku lebih tajam
seperti ada yang salah dengan aku, padahal aku biasa saja. Anehnya lagi mereka yang sedang memainkan alat, tanganya tetap memainkan hanya tatapanya saja semakin dalam padaku.
Ini membuat sangat membuat tidak nyaman, apalagi tangan aku masih sja dipegang erat dan sangat erat sekali. Ingin berteriak seperti tidak bisa, ada yang menahan mulut, bingung dn takut jadi satu. Apalgi ketika alunan suara berhenti, mereka semua bangkit, berjalan pelan ke arahku.
arghhhh….” -teriak Biru dengan kecang

Tanganku belm saja lepas, teriak yang tdinya tdk bisa, menjadi bisa teriak sejadi-jadinya aku lakukan mereka semua ada didepan wajahku
dengan wajah pucat, tatapan kosong mengarah padaku. Aku dikelilingi dengan tatapan dan badan mereka, ini membuatku teriak sejadi-jadinya!
“BIRU…..BIRU….BIRU…WOY…”

Suara ketukan pintu kencang itu membangukan aku.

“iyah aku didalam”-jawab Biru

“kamu kenapa lagi?”-tanya Devi

“sebentr aku bangun dlu dev”-sahut Biru sambil membuka pintu kamar kosan
“kamu kenapa lagi, berteriak dengan kencang, baru kali ini aku mendengar kamu seperti itu lagi?”-tanya Devi penasaran

“Entah Dev, sebelum nya aku mendengar suara gamelan dengan nyata, tapi gk tau knpa aku seperti ada disebuah rumah atau tempat suara itu berasal”-ucap Biru
sambil duduk d bangku luar kamar kosan

“Kenapa itu bisa terjadi?”-tanya Devi

“Apa ini akan menjadi pertanda apa yah Dev?”-tanya Biru balik

“Keberangkatan ke kota pelajar itu?”-ucap Devi tiba-tiba

“Lantas apa hubungannya dengan suara gamelan?”-sahut Biru
Aku baru sadar jam sekarang menunjukan 01:00 sudah malam sekali, wajar devi mendengar aku berteriak ketika dia baru saja pulang dari acara dengan temanya.
Setelah mengobrol dengan Devi sebentar, pikiranku sekarang siapa bapak tua itu, siapa mereka itu, dan kenapa harus suara itu. Pikiran ini menganggu tdrku kembali malam ini.
Hari-hari keberangkatan menuju Kunjungan Industri semakin dekat, Anya teman sekelasku sudah menyiapkan apa saja yang perlu aku bawa, kelengkapan apa aja yang perlu disiapkan dan bawaan apa saja yg perlu aku bawa
aku tidak bercerita apapun kepada Anya tentang mimpiku karna sangat tidak penting sama sekali tidak penting, sehari-hari di sekolah seperti biasa, tidak ada yang berubah. Hanya pertanyaan bu Ida yang hampir setiap hari bertanya kondisiku saja
dan jawaban aku tetap sama, “baik-baik saja” walau setelah mimpi menyeramkan itu, jelas membuat aku tidak benar-benar baik tentunya.
Seperti biasa hal seperti itu walau datang jelasnya lewat mimpi, tapi hal seperti itu yang membuat aku dengan rasa penasaran nya selalu hadir bersamaan.
Hari dimana keberangkatan itu akan tiba, aku sudah bicara pada ibu tentang kejadian dimimpi itu dengan sangat ketakutan tentang apa yang akan terjadi padaku.
Walau jawaban itu tetap sama “semua akan baik-baik saja” kemudian “ibu akan doakan yg terbaik buat anak ibu” dan “jangan anggap sebuah kelebihan adalah beban” iyah itu adalah omongan dari ibu yg tidak pernah bosan dia ucapkan.
Malam sebelum hari dimana besok keberangkatan dan tentunya berkumpul sangat pagi sekali setelah aku dikasih tau info dari Anya, aku sudah tidak berusaha memikirkan apa yang nantinya akan terjadi.
Aku lebih membangyakan keseruan tentang pengalaman baru besok. Sebelum mata ini menutup untuk tidur, sebentar, alunan suara itu kembali ada walaupun pelan, sangat pelan ditelingaku.
Aku tdr berhadap ke sebelah tembok kamar, tapi perasaanku seperti ada yang memperhatikan dari arah kamar mandi, langsung aku tengok, seperti ada satu sosok, karna kamar sebelum tdr aku matikan lampunya, sementara lampu kamar mandi aku hidupkan jadi sangat jelas.
sebuah banyangan seperti orang. Semakin jelas, aku perhatikan, tatapan mataku tidak lepas dari kamar mandi, degg..

benar saja ada sosok lelaki tua yang mirip sekali didalam mimpiku itu, aku dan lelaki tua itu saling menatap bbrapa detik, setelah itu dia tersenyum padaku.
dan itu sangat menakutkan sekali. Aku acuhkan berbalik kembali ke arah tembok tentu dengan perasaan takut dan heran siapa dia kenapa muncul dalam mimpi itu tentunya.
Aku coba pejamkan mata aku paksa, seperti ada yang tidur d sebelahku karna kasur yg sudah tenang dengan badanku ini terasa, sangat terasa ada yg tidur disebalahku aku yakin sekali.
Ini adalah pengalaman baru sebagai sebuah ketakutan, sangat menakutkan, karna aku tidak tau siapa lelaki tua itu dan apa sebenarnya keterkaitan dengan mimpiku itu, aku sudah tidak mau berbalik menengoknya sekalipun.
Sampai dimana jam alarm ku berbunyi, ketika bangun posisiku masih sama aku ingat betul siapa yang ada semalam disampingku itu, lelaki tua yg sosoknya msih blm aku ketahui siapa.
Tapi yang aku lupa bagaimana bisa aku tertidur sementara ada sosok lain disampingku, sebegitu anehnya.
Pagi sekali, Sabtu di bulan Januari minggu kedua tahun ini aku harus segera berangkat, karna sesuai jadwal yang aku tau jam 05:00 pagi sudah berkumpul di sekolah. Setelah mandi dan semuanya barang yang aku bawa lengkap, aku mulai mengunci pintu kosan.
Tapi terdengar langkah seperti suara langkah dalam kosanku itu, beberapa langkah, sangat jelas. Sampai-sampai ku dekatkan telingaku pada pintu ini sekedar untuk memastikan. Dan jelas iyah ada langkah kaki itu. Aku biarkan saja, untuk mulai berjalan menuju sekolah.
Langkah demi langkah, ketidakenakan pada pikiranku ternyata benar seperti ada yang mengikutiku, seperti kejadian dulu di sekolah si kepala buntung yang mengikutiku sampai kosan (cerita Kenapa?)
untungnya sekarang aku abaikan tidak sama sekali aku menengok ke belakang, aku pelankan langkah kaki ini, iyah ada suara gesekan tanpa sandal yang berbeda dengan langkah kakiku. Belum dan masih belum aku tengok ke belkang, hingga dekat menuju gerbang sekolah
sudah mulai ramai siswa dan siswi lain. Aku baru berani menegok ke belakang, hanya ada sisw dan siswi lainya, kemudian aku perhatikan siapa yang tidak memakai sandal.
Deggg..

diujung jalan gerbang sekolahku aku ingat dan semalam pernah bertatapan bahkan tidur di sebelahku, iyah itu adalah sosok lelaki tua yang ada dalam mimpiku yang berkaitan dengan suara gamelan.
Apa tujuan dia sebenarnya, tidak bicara hanya menatapku tajam dengan wajah pucat, sesekali aku perhatikan dan aku tatap dia hanya tersenyum.

Dan kenapa harus mengikuti ku sampai sekolah padahal ini adalah hari pertama keberangkatan kunjungan industriku.
Dipikiranku hanya satu “apakah ada keterkaitan antara suara gamelan, mimpi, sosok lelaki tua yang mengerikan dan keberangkatan kali ini?” walau aku tidak selalu percaya dengan keterkaitan, tapi kadang ini adalah pertanda yg membuat aku takut, apalgi jika semua orang melihatnya.
Seperti biasanya aku abaikan lagi-lagi, pagi ini satu persatu panitia dan juga guruku menjelaskan tentang keberangkatan, aturan dll. Sementara semua siswa dan siswi yang ikut berbaris di lapangan dengan rapih, memperhatikan dengan baik.
Dan yg membuat aku sedikit menyenangkan satu kelas satu bis, otomatis aku akan bersama teman sekelasku, karna absenku paling awal. Setelah kumpul dan pembicara serta panita selsai.
Giliran membaca doa, melihat sekeliling sekolah pagi hari sekali adalah hal yang pertama aku lakukan selama bersekolah disini.
Mataku mengarah ke sebuah kelas praktik, seperti ada orang yang berjalan mundar-mandir disana, aku perhatikan terus bbrapa detik, benar saja orang itu mulai keluar dari pintu yang memang selalu terbuka.
Deggg… aku kaget kenapa lelaki tua yang mengikuti aku itu ada disana, apa memang dia sengaja mengikuti aku tapi untuk apa? Itu tidak membuat aku senang sama sekali. Lagi-lagi aku biarkan, selepas berdoa selsai.
Siswa dan siswi langsung menuju Bis masing-masing sesuai yang sudah dibagikan dan diinfokan sebelumnya, penasaranku masih ada, aku tatap sekali lagi ke arah kelas itu, lelaki tua itu masih ada, masih dengan muka pucat, masih dengan menyeramkan dan selalu tersenyum padaku.
“Biru, kita duduk bersebelahan di Bis 4 karna sesuai absen”-ucap Anya, mengagetkan Biru

“Oiyah? Bagus deh jadi aku bisa bertanya banyak ke kamu, soalnya aku sebenarnya tidak terlalu antusias dngan kunjungan ini”-sahut Biru, mencoba menenangkan diri padahal jelas dia sangt kaget
“Keliatanya kamu kaget, abis merhatiin apa sih di kelas praktik itu?”-tanya Anya, penasaran

“Yu Nya ke bus…”-sahut Biru, tidak menjawab pertanyaan Anya dan langsung berjalan menuju Bus
Aku masih ingat sepenasaran apa muka Anya, karna mau bagaimanapun pasti dia sudah tau bahkan sebenarnya aku ini gimana orangnya, Cuma aku blm bisa seterbuka apapun kepada siapapun.
Di dalam Bus 4 aku duduk paling depan disamping Anya, karna nama dalam absen berdekatan. Kebetulan juga guru pembimbing kunjungan ini adalah Bu Ida yang duduk paling depan dengan guru lainya berdua.
Tidak lama Bus yang aku tumpangi dengan teman sekelas mulai berjalan, tujuan pertama adalah kota kembang, untuk mengunjungi salah satu Universitas yang industri farmasi nya sudah baik, karna sesuai dengan sekolahku di farmasi tentunya.
“Hai Biru apa kabarmu hari ini?”-tanya Bu Ida

Sudah berapa banyak jika aku hitung bu Ida menyakan kabarku ini, hampir tiap berpapasan atau bertemu selalu apa kabar pertanyaan awalnya
“Baik bu seperti biasa”-ucap Biru, karna berdampingan dengan Bu ida hanya beda jajaran kursi duduk aja

“Bagaimana dengan mahluk lain itu masih menganggumu?”-tanya Bu Ida
“Kenapa Ibu baru bertanya lagi sekarang?”-sahut Biru

“Tidak apa, semoga kamu baik-baik terus Biru”-ucap Bu Ida sambil mengelus kepala Biru

Walau dalam hatiku sebuah perkataan yang ambigu sekali
Perjalanan di Tol menuju kota kembang begitu lowong mungkin karna masih pagi, aku melihat beberapa teman melanjutkan tidur karna mungkin bangun yg terlalu pagi, ada juga yang mengobrol, mendegarkan musik dll. Termasuk Anya yg diam saja mendengarkan musik.
“Nya hey…”-ucap Biru, sambil menepuk pundak Anya

“Iyah kenapa?”-tanya Anya

“Bus ini ada toilet nya kan?”-sahut Biru

“Ada tuh di belakang paling kiri”-ucap Anya, dengan singkat
Segera aku bangun berjalan ke arah toilet di bangku paling belakang kosong, denger dari Anya, si Nina temanya tidak bisa ikut karna sedang sakit, memang dia sudah beberapa hari sebelum hari keberangkatan tidak kelihatan di kelas.
Awalnya sangat lega ketika masuk toilet ini, aku ingat sebelum masuk toliet bangku Nina kosong, tapi kenapa pas aku keluar toliet, melihat ke arah bangku Nina ada yang isi, kelihatan dari belakang, aku berjalan dngan pelan untuk sekedar memastikan.
Lagi-lagi aku d buat kaget…

lelaki tua itu ada duduk disitu yang sembari keberangkatan selalu mengikuti aku.
“Kenapa Biru? Kok ngeliatnya gtu sekali”- ucap Maya

“Oh engga May kenapa Nina tidak ikut?”-sahut Biru pura-pura bertanya pdahal untuk menenangkan suasana
“Harusnya kamu sudah tau Biru, kamu duduk disebelah Anya”-ucap Maya heran

Tidak aku jawab pernyataan dari Maya, langsung aku berjalan menuju tempat duduk kembali.
“kamu kenapa pucat sekali muka kamu?”-tanya Anya

“tidak apa-apa hanya sedikit sakit perut”-ucap Biru, berbohong menyembunyikan apa yang dia lihat soal lelaki tua itu
Perjalanan masih berlanjut, sudah keluar disalah satu Tol kota kembang, dan langsung menuju universitas tujuan, aku sudah tidak mau lagi melihat ke belakang karna soal sosok itu. Semua siswa dan siswi kembali berbaris mendengarkan arahan panitia.
Aku sudah tidak melihat sosok itu lagi. Hanya saja pandangan pada kampus ini adalah sesuatu yang baru, benar kata Devi “pengalaman baru”
entah itu ilmu ataupun penglaman melihat sosok lain adalah kebiasaanku berkunjung pada suatu tempat, disengaja atau tidak mereka selalu berusaha menyapa atau hanya saling bertatap
Semua rombongan kunjungan industri mengikuti pembimbing masing-masing, sambil berjalan, aku paling belakang sambil memperhatikan tempat yg baru bagiku ini. Tiba-tiba ibu Ida menyapaku.
“ibu akan bertanya kamu kenapa di Bis pas pagi tadi? Kemudian kamu masuk toilet, dan kamu melihat ke arah bangku kosong disamping Maya? Jawaban kamu tidak boleh bilang aku baik-baik saja”-ucap Bu Ida sambil menatap Biru tajam
“ceritanya panjang, tapi benar sekali bu aku sedang tidak baik-baik saja, ada sosok yang mengikuti aku, tapi aku tdk tau mksdnya apa, ibu percayakan apa yang aku katakan? Bahkan aku juga tdk perdaya sosoknya sama dari awal mimpiku”-jawab Biru pelan, menjelaskan
“ibu percaya kamu akan baik-baik saja, dan ibu percaya kamu selalu bisa mengatsi masalah yang akan datang padamu, Ibu selalu welcome jika kamu percaya balik sama ibu untuk sekedar kamu bercerita ibu, dan jika ada apa-apa yg terjadi, bicaralah”-ucap Bu Ida
Setelah pecakapan itu, membuat sedikit lega setidaknya jika terjadi apa-apa kepadaku aku, bu Ida salah satu yang sudah tau penyebabnya apa. Kunjungan hari ini di kampus termasuk yang paling seru, kakak2 dari mahasiswa begitu baik dan ramah menjelaskan.
Tidak terasa sudah sore hari di hari pertama kunjungan ini. Banyak yang aku tau dan pelajaran baru, walau mulai bnayak juga gangguan yang tidak sengaja dari mahluk kasar mata itu di kampus ini.
Dari mulai toilet dan beberapa tempat yang sudah mempunyai penghuni, utungnya aku sudah terbiasa dan cepat menyesuaikan diri terhadap mereka itu, tidak seperti dlu pertama kali (cerita Kenapa?)
Setelah beristirahat, makan dll, rombongan sekolahku ini, melanjutkan perjalanan malam menuju kota pelajar. Karna mendengar info, kunjungan ke Ibu Kota dibatalkan. karna alasan waktu dll yang akupun sedikit kecewa, namun aku tidak terlalu memedulikanya.
Satu persatu siswa dan siswi masuk ke bis 4 termasuk aku, dan benar saja sosok lelaki tua itu masih duduk dengan tatapan kosong, wajah yang tetap pucat.
Malah posisi dia tidak berubah sedikitpun. Aku tatap tajam kembali ke arah dia, dia hanya tersenyum yg menakutkan lagi-lagi dan itu sangat menyebalkan, kenapa dia harus mengikuti aku.
Setelah mulai berjalan, aku abaikan dengan caraku sendiri kepada sosok itu, karna perjalan malam akan sangat panjang sekali, tentunya beberapa buku bacaan kesukaanku sudah aku siapkan.
Tapi heranya, mata ini semakin ngantuk, baru saja jam menunjukan pukul 20:00 semakin aku tolak kuat semakin dekat saja ngantuk dengan diri aku ini.
“boleh duduk disebelah kamu nak?”-ucap lelaki tua

“boleh pak silahkan”-sahut Biru sambil bergeser pelan memberikan tempat duduk

“kenapa kamu takut padaku?”-tegas lelaki tua itu

“apa yang perlu saya takutkan pak?”-jawab Biru dengan sopan sambil melihat wajah lelaki tua itu.
Karna jujur, aku tidak sama sekali atau mengenal siapa dia sebelumnya meperhatikan wajahnya dengan baikpun sama tidak pernah mengenalnya.

“hrusnya seperti itu, benar apa yang perlu kamu takutkan.”-sahut lelaki tua itu

“ya tentu pak”-ucap Biru memandang wajah lelaki tua itu
Tapi sebentar, aku sepertinya melihat wajah yang berbeda, seperti pernah melihat sebelumnya, kenpa sosoknya jadi berubah, seperti lelaki tua dalam mimpi itu.
Ingin aku paksakan untuk melirik kearah wajahnya lagi, tapi rasa ketakutan itu semakin datang dan sangat membuat keberanian aku hilang seketika.

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with horror(t)hread!

horror(t)hread! Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @qwertyping

Jan 27
dimana bayangan yang aku kira adalah Euis masih duduk disebelah bagian kepala Abah dengan jelas aku lihat karena semakin terbuka mataku dari ngantuk yang sangat berat.
“Euis bukan itu…” ucapku perlahan.
Seketika yang aku yakini Euis adik aku semakin kuat,
karena melakukan hal yang sama seperti Mak, mengusap bagian leher Abah secara perlahan, sama ketika Mak mengusapkan minyak yang sebelumnya sudah diberikan oleh Bah Ajan.
“Iyah bener Euis, bisa jadi emang rambutnya panjang karena sering ketutup kerudung” ucapku perlahan,
sambil mulai bangun dari tidurku.
Usapan Euis kepada kepala Abah bahkan lebih lama dari pada yang di lakukan Mak sebelumnya, namun dengan perlahan aku masih melihat ke arah bayangan hitam Euis itu, perlahan usap nya berubah dengan satu kali pukulan ke arah kepala Abah
Read 823 tweets
Jan 20
PENJAGA KEBUN TEBU

Sebuah kisah warisan pekerjaan
Tahun 1988-an

"Sebelum tubuh ini utuh, sebelum penasaran ini selesai, dan sebelum dendam ini tuntas, ini adalah tempatku."

@bacahorror @ceritaht @IDN_Horor @diosetta Image
@bacahorror @ceritaht @IDN_Horor @diosetta Catatan sebelum membaca cerita

Tidak adanya kalimat “Based on true story” pada cover tulisan saya kali ini, bukan berarti cerita ini bukan berdasarkan kisah nyata, tetap cerita ini berdasarkan kisah nyata. Namun atas segala pertimbangan dan banyaknya saran,
@bacahorror @ceritaht @IDN_Horor @diosetta akhirnya saya putuskan kedepanya menghilangkan kalimat itu, karena respon dari cerita MELATI dan DEDEMIT BUAYA PUTIH diluar dugaan saya sebagai penulis. Itulah penjelasan singkatnya, tidak ada salahnya mengantisipasi kemungkinan terburuk, dan kalian pasti mengerti juga, semoga.
Read 210 tweets
Jan 12
DEDEMIT BUAYA PUTIH

Sebuah Kisah Bersembunyi Dalam Terang
- Bagian 7 Tamat -

HORROR(T)HREAD
Based on true story

“Alam kita yang paling sempurna, apapun yang kita inginkan pasti bisa terwujud, sekalipun itu nyawa"

----------

@bacahorror @ceritaht @IDN_Horor @diosetta Image
7.0 - Hai selamat malam, tidak terasa perjumpaan kita sudah sampai Bagian 7 yang artinya cerita berakhir dibagian ini, namun karena ceritanya cukup panjang, akan saya bagi menjadi dua bagian 7.0 dan 7.1 yang akan berlanjut besok, tidak langsung selsai malam ini.
Teruntuk teman-teman yang belum baca bagian sebelumnya bisa ikutin info seperti pic dibawah ini agar mempermudah mencari cerita kali ini dan kumpulan cerita lainya yang sudah saya bagikan. Image
Read 331 tweets
Jan 6
DEDEMIT BUAYA PUTIH

Sebuah Kisah Bersembunyi Dalam Terang
- Bagian 6 -

HORROR(T)HREAD
Based on true story

“Alam kita yang paling sempurna, apapun yang kita inginkan pasti bisa terwujud, sekalipun itu nyawa"

----------

@ceritaht @IDN_Horor @diosetta Image
Selamat malam teman-teman, kembali lagi saya hadir untuk melanjutkan cerita sesuai dengan judul diatas, dengan kondisi cuaca yang seperti ini, semoga kita selalu diberikan kesehatan, amin. Sekarang adalah Bagian 6 yang berati tinggal 1 bagian lagi cerita ini akan tamat.
Teruntuk teman-teman yang belum baca bagian sebelumnya bisa ikutin info seperti pic dibawah ini agar mempermudah mencari cerita kali ini dan kumpulan cerita lainya yang sudah saya bagikan. Mohon maaf cover tertukar dengan bagian 5 kemarin hehe 🙏😁 Image
Read 199 tweets
Dec 30, 2021
DEDEMIT BUAYA PUTIH

Sebuah Kisah Bersembunyi Dalam Terang
- Bagian 5 -

HORROR(T)HREAD
Based on true story

“Alam kita yang paling sempurna, apapun yang kita inginkan pasti bisa terwujud, sekalipun itu nyawa"

----------

@ceritaht @IDN_Horor @diosetta Image Image
Hai selamat malam, kembali lagi di hari kamis malam, seperti biasanya saya akan melanjutkan sebuah cerita sesuai dengan judul diatas. Iyah bagian 5! Yang berarti sisa dua bagian cerita ini, yang akan terus berlanjut! Link bagian 1 sampai 4 ada dibawah.
Sehingga teman-teman yang belum baca, bisa baca terlebih dahulu bagian sebelumnya, tinggal klik saja linknya.
Bagian 1 – 2 Des 2021 (klik dibawah untuk membaca)

Read 191 tweets
Dec 23, 2021
DEDEMIT BUAYA PUTIH

Sebuah Kisah Bersembunyi Dalam Terang
- Bagian 4 -

HORROR(T)HREAD
Based on true story

“Alam kita yang paling sempurna, apapun yang kita inginkan pasti bisa terwujud, sekalipun itu nyawa"

----------

@ceritaht @IDN_Horor @diosetta Image
Hai selamat sore menjelang malam, karena ini adalah kamis malam seperti rutinitas kita biasanya, maka cerita akan segera berlanjut sesuai judul diatas. Lebih awal kembali, seperti minggu kemarin. Cuaca sedang sering hujan, semoga teman-teman tetap dalam keadaan sehat. Amin.
Seperti biasanya di bawah akan saya masukan beberapa Link, untuk teman-teman yang belum baca bagian satu sampai 3 bisa klik langsung, agar tidak bingung dengan lanjutan cerita kali ini.
Bagian 1 – 2 Des 2021 (klik dibawah untuk membaca)

Read 165 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!

:(