My Authors
Read all threads
Pertengahan Maret lalu tesis saya yang bahas awan-awan di anime sudah selesai. Ada beberapa teori mengenai awan di dalam budaya visual yang unik; diabaikan di beberapa kebudayaan, diinterpretasikan dan digunakan dalam media visual di budaya lainnya.

Awan, A Thread
Entah sejak kapan saya tergila-gila dengan awan, seingat saya sejak SD dulu saya selalu excited dan seakan melihat sesuatu yang positif, menyenangkan, dan menenangkan ketika melihat awan. Hp dan analog kebanyakan cuma foto awan.. Ini dari analog tahun 2016 lalu
Tiap mengendarai motor, saya suka senyum sendiri kalau liat awannya lagi bagus-bagus. Kayak orang gila, karena ketika lihat ke sekitar, orang-orang ga begitu memperhatikan apa yang saya lihat. Hiburan gratis yang saya nikmatin sendiri aja. Pic: dari analog Mei 2019 lalu.
Mungkin ada sugesti tidak langsung dari anime yang membuat saya menyukai awan. Tapi kalau diingat kembali, saya baru ngeuh awan di anime bagus-bagus itu pas masuk kuliah. Yang menjadi pertanyaan saya, makna di balik kehadiran awan itu apa? Apakah karena indah saja lalu saya suka?
2017 saya mendapat kesempatan melanjutkan kuliah saya, disitu saya memberanikan diri untuk mengangkan topik awan dalam animasi Jepang. Gilanya itu approved dan saya meneliti sesuatu yang secara tidak sadar saya sukai dan pertanyakan kehadirannya dari dulu.
Di sisi lain, saya masih merasa aneh karena tesis ini membahas objek yang diabaikan oleh orang sehari-hari, terkesan konyol, atau enggak penting. Tapi hal tsb saya kesampingkan. Beberapa teori mengenai awan saya kaji secara singkat, dari konteks geografi, psikologi, & kebudayaan.
Sebelum mengkaji, saya coba bertanya pada teman-teman sekitar mengenai makna yang mereka tangkap ketika melihat awan. Ada yang menjawab portal waktu, ada yang menjawab entitas besar yang hidup, dll.
Saya sempat membuat satu hipotesis tapi tidak berkaitan langsung dengan jawaban, isinya; we missed something from the future that we never visit. Merindukan sesuatu dari masa depan, tapi tidak pernah saya datangi. Sejauh itu feeling yang saya rasakan dan interpretasikan
Tapi dari sekian banyak hipotesis, saya menemukan perspektif lain dari teori budaya visual. Saya coba bahas beberapa teori yang menjadi acuan utama teori. Salah satunya buku Cloudspotter oleh Gavin Pretor-Pinney.
Seperti waktu dan benda hidup, awan bergerak dan berkembang, dan memiliki beberapa spesies. Ada cumulus, stratus, dan cirrus. Foto di bawah ini ada cumulus humilis, altostratus, dan cirrocumulus. Cumulus yang mirip awan kinton, stratus yang gelap-gelap, cirrus yang kecil-kecil
Sejak zaman renaissance, awan sudah digambarkan sebagai objek alam yang seperti 'wajib' hadir mengiringi kisah-kisah di dalam kitab injil, seperti jadi singgasananya Tuhan, atau bentuk manifestasi Tuhan sendiri. Ini lukisan Madonna with Child and Saints oleh Raphael dan Titian.
Di Asia sendiri, lukisan yang bertema keagamaan juga menampilkan awan. Izanagi, salah satu Dewa dalam agama Shinto, digambarkan menaiki awan dalam lukisan Searching the Seas with the Tenkei. Sementara Sun Go Kong juga menaiki awan sebagai kendaraannya.
Karya seni Tangkha dari Tibet juga menggambarkan awan sebagai singgasana Dewa-dewa dalam agama Buddha. Saya punya buku tibetan art yang salah satu sub bab-nya bahas macem-macem motif awan.. Ini salah satu Thangka dalam salah satu pameran di National Art Museum of China tahun 2018
Di banyak agama, posisi Tuhan selalu dipersepsikan ada di atas langit, di balik awan, atau di atas awan. Lukisan2 tsb menginterpretasikan hal tersebut secara eksplisit. Awan menjadi bentuk yang ideal; seperti persepsi kita terhadap keberadaan posisi Tuhan; di atas langit.
Sementara kita manusia, merupakan bentuk yang tidak ideal, kita bentuk real; kita menjelaskan posisi yang ada di atas. Menurut Kress dan Leeuween, kecenderungan tsb membentuk persepsi kita untuk membagi sesuatu yang ideal di atas, penjelasnya di bawah.
Seperti teks, atau bentuk yang bisa dibaca lainnya. Secara umum, judul sebagai sesuatu yang ideal akan berada di atas, sementara teks penjelasnya berada di bawah.
Mungkin jika dikaitkan dengan persepsi terhadap posisi, begitu lah kaitan yang terjadi antara awan sebagai manifestasi Tuhan yang 'ideal' dan kita manusia yang 'real' sebagai posisi yang menjelaskan posisi yang di atas.
Dari persepsi awan sebagai objek yang ideal, awan juga menjadi objek untuk romantisme; menggambarkan hal-hal indah dan hubungan manusia dengan Tuhan. Lukisan-lukisan awan zaman pergerakan oleh John Constable menyuarakan romantisme tersebut.
Lukisan awan romantisme dari John Constable yang menyimbolkan hubungan manusia dengan alam dan Tuhan juga ternyata menjadi bentuk perlawanan; gara-gara revolusi industri, orang-orang udah kayak mesin dan melupakan kehadiran alam dan Tuhan.
Awan, tiap hari ada di atas, kadang diabaikan, jadi simbol perlawanan modernisasiiiiiiiiiiiiiiii. "Waw ga mungkin banget guys kamu mimpi ya di 2020 ini". E sori ayo kita lanjut.
Karena awan di pergerakan romantisme menjadi salah satu simbol dalam lukisan sebagai perlawanan, Hitler lalu... Iya, Hitler lalu menggunakan awan sebagai alat perang; Hitler paham awan itu manifestasi kebesaran alam, awan lalu digunakan di film propaganda Nazi, Triumph of Will
Di opening scene Triumph of Will-nya Nazi, established shot ngambil pemandangan awan dari langit Jerman.
Sementara di adegan yang menampilkan Hitler, awan muncul di belakangnya. Nazi seperti ingin meng-claim bahwa awan yang merupakan perwakilan alam di atas langit, berpihak pada Jerman. Simbol awan sebagai propaganda dan power, diperlihatkan di adegan ini.
"Awannya kan muncul dikit". Betul memang, evidence-nya dikit kalau berbicara awan sebagai simbol kekuatan dan alat perang. Tapi Leni Riefenstahl sutradara film tsb, juga ternyata menggunakan awan di film Olimpiade 1936. Awan dijadikan alat buat kekuasaan lagi ternyata..
Di film berjudul Olympia tersebut, awan ditampilkan di background ketika adegan atlit lompat indah. Esther Leslie, peniliti asal Inggris menginterpretasikan hal tsb juga sebagai bentuk power; langit Jerman adalah tempatnya para dewa-dewa yang umumnya memiliki tubuh atletis.
Film-film tersebut bukan tidak sengaja ngambil awan sebagai background. Mungkin simbol power ini berlebihan, sampaaaaaaaiiii Disney membalas semua perlakuan Nazi yang menggunakan awan sebagai alat power di film Der Fuehrer's Face
Der Fuehrer's Face oleh Walt Disney 'mencemooh' Nazi dan kubu-kubunya dengan menampilkan awan berbentuk swastika, di bawahnya terlihat pawai drum band oleh orang-orang Nazi. Masih kaget ini awan dipake perang. Awan dipake perang......... mana ada.....
Mungkin baru sebagian teori yang saya kaji. Tapi disini sudah terlihat awan ternyata tidak se-enggak penting itu di sejarah kebudayaan beberapa negara dan budaya visual. Minum dulu.
Oke kita lanjut. Di zaman modern, ngeuh enggak, di bumper-bumper studio Hollywood, juga terdapat awan sebagai simbol romantisme; awan itu bentuk ideal yang terdapat imaji-imaji fantasi; penonton disugestikan untuk mendapat imaji tersebut ketika menonton film
Kalau dihilangkan awan-awannya, pertanyaannya mungkin ini; impresi dan persepsi apa yang kita dapet? Terus kenapa harus awan? Sadar enggak sadar, awan itu digunakan bukan hanya sekedar background atau hiasan
Setelah banyak baca dan lihat banyak pihak menggunakannya sebagai simbol tertentu, saya pikir ternyata saya enggak gila :") Lalu kenapa awan menenangkan? Saya dapet pengertiannya dari salah satu temen di S2 yang fokus di kajian interior design; teori Biophilic Design
Di bab Non-Rythmic Sensori Stimuli, dipaparkan bahwa ketika manusia melihat objek alam yang bergerak secara stochastic, terjadi restorasi kondisi psikologis; something special, something fresh, interesting, stimulating and energizing. Salah satunya adalah gerakan awan.
Iklan: Saya juga mengimplementasikan awan di karya-karya saya, sambil mampir-mampir boleee
Tesis saya secara khusus menganalisis awan yang ada di dalam film The Girl Who Leapt Through Time. Awan jenis cumulonimbus overused sama Mamoru Hosoda, kenapa harus kayak gitu?
Dari beberapa simpulan, saya coba bahas salah satu temuan. Dimulai dari anime yang banyak liatin awan cumulonimbus, saya mencari jawaban dari perspektif lain; culture of catastrophe yang menjejali sejarah Jepang dengan trauma bom atom. Awan pyrocumulonimbus pernah singgah disana.
Berdasarkan arahan pembimbing saya, Pak Ruly, saya mencoba melihat benang merah yang ada awan cumulonimbus di dalam anime-anime Jepang dan hubungannya dengan awan pyrocumulonimbus culture of catastrophe hasil Perang Dunia II
Dari analisis panjang dan berbelit-belit 🤪 salah satu simpulan saya adalah awan dalam anime merupakan simbol Harapan.
Kenapa? Awan pyrocumulonimbus bersifat dark romantisicism; simbol kehancuran, peperangan, dan distopia; selain bom atom culture of catastrophe Jepang juga hasil implikasi dari begitu seringnya Jepang dilanda oleh bencana alam; tsunami dan gempa.
Alam Jepang itu indah-indah, temen saya yang pernah kesana bilang mereka kayak wisata spiritual. Tapi alam di Jepang mudah marah; mungkin itu salah satu alasan kenapa Jepang sangat menghormati alamnya; dalam agama Shinto, Kami atau dewa itu bersembunyi di dalam objek-objek alam.
Dari culture of catastrophe yang merepresentasikan trauma terhadap bencana2 tersebut khususnya dalam perspektif mereka thd awan, saya berpendapat bahwa awan di dalam anime menjadi bentuk harapan di masa depan, ditampilkan terus menerus untuk menghapus kenangan masa lalu mereka
Awan pyrocumulonimbus hasil Perang Dunia II yang gelap di langit Jepang, ingin mereka hapuskan dengan awan cumulonimbus di langit yang cerah; masa depan harus lebih cerah, dan harapan muncul dari awan cumulonimbus sebagai perwakilan alam, dihormati, dan diapresiasi.
Saya sebenernya enggak PD dengan pendapat dan interpretasi saya yang melihat awan dalam culture pada animasi Jepang sebagai harapan. Mungkin apa yang saya sampaikan juga masih memiliki banyak kekuarangan. Tapi semoga menjadi hiburan dan sedikitnya pengetahuan bagi yang membacanya
Akan sangat menyenangkan jika siapapun yang membaca juga turut mengoreksi thread saya dan menambahkan banyak referensi mengenai awan di dalam kebudayaan atau keseharian. Ke depan ada thread lainnya juga yang membahas mengenai awan. Thank you 🙏🙏🙏
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Enjoying this thread?

Keep Current with Gelar Anugerah Munggaran

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just three indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!