Akhir Cerita Gunung Sibayak
Mempersembahkan sebuah karya @deffrysrc Horror Romance.
.
@bacahorror #bacahorror
@pakdhe_beja #threadhorror
@ceritaht #ceritaht
@bagihorror #bagihorror
@IDN_Horor #hororstory

-Deffry SRC
Pada kesempatan kali ini saya akan cerita tentang "Akhir Cerita Gunung Sibayak"
#ACGS #AkhirCeritaGunungSibayak
Hati hati dalam membaca, mereka tidak hanya ada didalam cerita tapi berdampingan dengan kita.
See u on the story!
"Menurut kamu kita liburan kmn ?"
"Gausah tempat yang mahal, asal kita bisa berdua menghabiskan waktu, kamu udh janji loh mau ngajak aku liburan kalau ada waktu libur"
*Notifikasi
Ada mendapatkan 3 pesan dari Lenny
Aku ga tau kalau Lenny bakal tagih janjiku untuk liburan bersama pada waktu dekat ini.
Terbayang selalu pertanyaan itu di kepalaku
"Eh, kok ga coba kontek Aldi ya. Kali aja itu anak bisa kasih saran tempat yang cocok."
Pikirku
"Nongkrong yuk, aku tunggu ditempat biasa"
Sembari mengirim pesan ke Aldi,
aku bergegas mengambil kunci motor dan helm.
"Oit, dirumah"
"Jemput kerumahlah"
Jawab Aldi
Kukirim pesan kepada Aldi
"Ohh oke, pamitan bentar"
Jawab Aldi
"Di, kalau libur 10 hari ini mau kmn ?"
Tanyaku dengan nada agak sedikit keras agar Aldi mendengar karena banyaknya suara kendaraan lalu lalang.
Jawab Aldi
Aku terdiam sejenak memikirkan bagaimana kalau aku ajak Aldi dan pacarnya untuk liburan bareng.
Tanya Aldi sambil memukul pelan pundakku.
"Waduh samaan kita, di tagih janji liburan sama pacarku Di"
Jawabku
"Boleh tuh liburan bareng"
Ucap Aldi pula
"Parah nih Doni, nongkrong ga bilang - bilang"
Kata Aldi sambil mengambil gorengan dari piring Doni.
"Iya nih, pesen gorengan sampe sepiring"
Tambahku pula
Jawab Doni mengelak
perkataanku dan Aldi
"Kalau kita liburannya bareng gmn ?"
Tanyaku kepada Aldi
"Wah boleh banget tuh, tapi liburan kemana ya ?"
Tanya Aldi balik
"Knp kalian ga mendaki aja ?"
Sontak Doni ketika kami sedang fokus ngescroll google
"Wah, ide bagus tuh"
Jawab Aldi
"Biayanya gmn Don ?"
Tanyaku dengan wajah serius
Jelas Doni
"Wah boleh juga"
Jawabku membenarkan
omongan Doni
Karena penjelasan yang diberikan Doni kusampaikan, Lenny pun mau mendaki gunung.
"Gmn sama Sandra Di ?
Tanyaku pada Aldi
Jawab Aldi
Karena sudah ada persetujuan, akhirnya kita lanjutkan cerita dengan Doni sembari menanyakan persiapan dan perlengkapan untuk mendaki gunung Sibayak.
Perjalanan dari daerah asal, sampai menuruni gunung itu lagi.
Bahkan Doni memberikan bererapa list barang bawaan/perlengkapan yang harus kami bawa.
"Ngomong - ngomong Don, kita semuakan belum pernah mendaki nih, kalau pemandunya gmn ?"
Tanyaku kepada Doni
Jelas Doni
Karna sudah magrib membuat tongkrongan bubar.
"Di besok kita siapin perlengkapan ya, biar lusanya kita cus"
Kataku pada Aldi setiba sampai di depan rumahnya.
dan Aldi menyiapkan perlengkapan, Lenny dan Sandra menyiapkan perbekalan untuk digunung nanti.
Malam harinya,
"Sayang sudah packing barang bawaan untuk besok belum ?"
"Jangan lupa izin"
Tanyaku pada Lenny melalui handphone tuaku
Kita siap untuk mendaki gunung Sibayak.
Tak lupa aku mengisi baterai kameraku untuk mengabadikan moment esok ketika mendaki.
aku menentukan titik kumpul kami ber-4, 13.00 ga ada yang ngaret. Kalau perlu berangkat ke titik kumpul setengah jam dari yang
aku tentukan.
"Apakah liburan kali ini bakalan menarik ya ? Ini adalah pengalam mendaki pertamaku. Mudah2an bisa naik sampai puncak"
Tak lama, renunganku dipecahkan oleh suara telpon dari Lenny yang sudah berangkat ke titik kumpul.
"Maa, Def izin dulu ya"
"Temen - temen udh siap"
Izinku pada ibuku
"Iya Deff, hati - hati ya nak ya kalau naik gunung. Jaga sikapmu"
Kata Ibuku mengingatkan
"Bang, berastagi jam brp ?"
Tanyaku pada penjaga loket pembeliam ticket.
"Oh itu dek, 15 menit lagi berangkat"
"Berapa orang ?"
Tanya penjaga loket
"4 orang bang, 200rb kan ?"
Sembari memberikan ongkos
"Medan - Berastagi Naik NaiiiK"
Teriak penjaga tiket
Semua penumpang sudah naik, pak supir juga sudah duduk dikursinya menginjak pedal gas dan berangkat.
"TUUuuuuuusssssSSSS"
Ternyata ban minibus yang kami tumpangi meletus.
Langsung dengan sigap pak supir turun. Sedikit memakan waktu, akhirnya bannya sudah selesai diganti pak supir.
Kucoba kepada Lenny, memeganh tangannya dan menyandarkan kepalanya ke pundakku.
Lenny terlihat lepas dan tersenyum kecil melihatku.
Perjalanan kali ini mengasikkan, penumpang tertidur tenang kecuali aku dan pak supir. Aku terfokus ke pemandangan diluar kaca.
Sebelum dia tertidur lagi, kukecup lagi kening Lenny.
Semua penungpang terbangun, termasuk Aldi dan Sandra.
Lenny yang sudah kebelet, mengajak Sandra ketoilet.
Sedangkan aku dan Aldi mencari meja kosong untuk makan dan minum, karna sedari pagi kita semua belum makan.
Wanita tua itu berkata
"Jagalah sikap kalian jangan sampai kalain akan menjadi tumbal"
Karena tidak senang dengan perkataannya Aldi pergi ke toilet.
Kukihat Aldi ke bingung, tidak ada sosok wanita tua yang dikatakan Lenny dan Sandra di toilet.
Mungkin sosok wanita tua itu sudah pergi, pesannya jg baik pikirku
Baru saja makan, pak supir sudah meneriaki 345 Berastagi - Medan berangkat berangkat.
Kami ber-4 langsung menuju minibuss.
Setelah semua penumoang naik, pak supir menginjak pedal gasnya dan kita melanjutkan perjakanan.
Kalau dimobil aku biasanya tidak bisa tertidur, bahkan bisa terjaga terus menurus.
Aku lebih memilih mengawasi situasi dan melihat - lihat pemandangan.
Kukucel mataku memastikannya, ternyata benar dia. Tersenyum sinis kembali kepadaku.
Pertanda apakah ini ?
Senyumannya membuatku tidak enak hati, seperti ada pesan yang tersirat dari senyumannya
Kataku dalam hati.
"TuuuUUuuUSsssSsssss"
Tiba - tiba ban minibus kami meletup lagi.
Aku sontak kaget, apakah ini kebetukan atau karna perkataanku ?
Ketepis semua pikiran anehku.
Pak supir menyuruh semuanya penumpang untuk turun, karna ban cadanhan sudah tidak ada. Sembari menelepon ke loket bayangan agar mengirim satu minibuss dan satu ban cadangan.
"Bagaimana Def ? Udh sore nih."
Kata Aldi
"Pak, jarak dari sini ke SPBU Berastagi SIMP. Sibayak masih
jauh ga ?"
Tanyaku mengambil tindakan
"Sudah dekat naik angkot samping Kama 88 aja. Nih ongkosanya bapak kasih"
Kata pak supir
Banyak angkot samping yang melewati kami tapi bukan Kama 88 seperti yang dikatan pak supir.
Sambil menunggu kubakar rokokku
"Eh, kalian lihat deh penumpang paling depan"
Kataku pada teman - temanku
"Mana mana"
Kata Lenny dan Sandra
Kata Aldi sedikit kecewa
"Ada wanita tua yang kalian bilang sedari toilet"
Kataku meyakinkan Lenny dan Sandra
"Gak ada tau"
Kata Lenny dan Sandra serentak
"Angkot, angkot" "Angkot bang"
Teriak Aldi menghambat angkot samping Kama 88
Kumatikan rokokku, dan membantu membawa barang Lenny ke dalam angkot pintu samping itu.
Kata Aldi mengingatkan supir ngakot itu.
"Mau mendaki dek ?"
Tanya abang supir angkot
"Wah iya nih bang"
Jawabku
"Habis ini sambung angkot apa ya bang ?"
Tambah Aldi dengan pertanyaan
Jelas abang supir angkot itu
"Oh, makasih bang"
Jawabku
Kami diturunkan persis didepan SPBU simp. Sibayak
"Gimana kalau kita bungkus nasi dulu ?"
Tanyaku melihat teman - temanku satu persatu.
"Boleh tuh, biar ga repot masak untuk malam ini"
Jawab Sandra sepakat denganku
Aldy dan kekasihku Lenny pun mengikut dengan saranku.
"TiiiiiiiiNnnnnnnNnnnnnNnn"
"Nyebrang pake mata woi"
Kata supir angkot meneriakiku
"Maaf bang"
Jawabku sambil malu
Padahal sepenglihatanku tidak ada angkot itu dari jauh, tapi tiba - tiba sudah muncul mau menabrakku.
"Eh itu angkot tadi ga ada kan ?"
Kutanya pada teman - temanku
"Matamu ga ada, besar kali angkot main nyebrang sembarangan"
Kata Aldi dengan nada sedikit tinggi
Yasudahlah, kipikir aku yang kurang hati - hati. Setelah itu Aldi memimpin menyebrang.
Makanan sudah selesai, kami memasukkan makanannya ke tas masing - masing kecuali makan Lenny yang aku masukkan ke tas.
Setelah itu kami menyebrang kembali, kali ini aku tidak mau kurang hati - hati lagi.
Aldi yang memimpin menggandeng tangan Sandra, dan diikuti aku dan Lenny bergandeng tangan juga.
"Bang, ke atas ga ?"
Tanyaku pada supir angkot yang sedang duduk didepan angkotnya
"Naik aja dek, kita nunggu selepas magrib. Siapa tahu masih ada pendaki yang lain"
Kata supir angkot itu
"Jadi gmn bang ? Jam berapa berangkat ?"
Tanyaku lagi, melihat matahari yang sudah tertelan oleh gunung Sibayak.
Mendengar penjelasan dari supir angkot, jalan menuju pos tempat pembeliian tiket masuk sedikit menanjak dan jalannya rusak.
Ditengah perjalanan yang sudah gelap tidak ada lagi penumpang menuju Sibayak.
Begitu juga kata supir angkotnya, jalannya agar rusak dan menanjak.
Selanjutkan Aldi mendaftarkan data diri kami, tanda - tangan satu persatu dan menitipkan ktpku sebagai jaminan.
"Yakin dek mau mendaki sekarang ?"
Tanya seorang penjaga tiket
"Yakin kak, sudah jauh - jauh masak ga mendaki sekarang"
Jawab Aldi kepada penjaga tiket itu
"Ya sudah, karena tadi sempat hujan deras kalian hati - hati ya"
Ucap penjaga tiket itu mengingatkan kami ber-4
Diikuti kekasihku Lenndy dan setelah itu dibelakangnya Sandra dan Aldi yang bergandengan.
Karena sudah malam, kami tidak mendapatkan tumpangan lagi. Jadi harus berjalan dari pos perizinan.
yang baru turun.
Sialnya kami, terlalu kemalaman jadi tidak mendapat tumpangan sampai simpang ini.
Mau makan dulu hehehe
Tempat ini adalah satu - satunya pos di gunung Sibayak ini. Disini banyak sekali warung, tempat menyewa peralatan camp juga ada.
Seperti kata Dion kami menyewa tenda lipat disini.
Tanyaku pada teman - temanku
"2 tenda aja, satu buat cewe, satunya buat cowo"
Saran Sandra
Saran dari Sandra sangat bagus, menjauhkan kami dari hal - hal yang dapat mengundang setan masuk.
Akhirnya kami diskusi harga dengan orangnya.
Tanyaku pada abang yg menjaga
"Untuk dua orang kita kosong dek, Kalau mau untuk 4 orang 75/malam"
Jawab penjaganya
Setelah diambil keputusan, tetap kita mengambil dua tenda. Karena diatas 2 malam, harganya 600rb.
Kebetulan diantara kami ber-4 hanya aku saja yang baru mempunyai ktp. Ktpku pun sudah sebagai jaminan di pos perizinan.
"Yasudah handphoneku aja Def"
Kata Aldi
Sebelum naik, kami memutuskan untuk istirahat di warung sebelah tempat peminjaman tenda.
Bercerita sedikit dengan penjaga warung, ternyata disini juga bisa menitipkan kendaraan.
Kata Aldi sambil memakan jagung bakarnya
"Sudahlah yang, ini jugakan pertama kalinya kita memdaki, jadi wajar saja kita ga tau"
Kata Sandra menghentikan omongan Aldi
"Bener tuh"
Tambah Lenny
Aku memimpin doa, doa pembuka untuk mendaki gunung Sibayak.
"Kita semua saling jaga satu sama lain di perjalanan. Aldi memimpin, ditengah ada Sandra dan Lenny, sedangkan aku paling belakang"
Ucapku
Semuanya mulai menghidupkan senter, aku sengaja membawa headlamp karena sudah kepikiran bakal ada barang yang aku bawa.
Beda dengan Aldi harus kesusahan membawa tenda dan memegang senter.
"Istirahat dulu Di"
Kataku dari barisan paling belakang menerikai Aldi.
"Oke siap"
Jawab Aldi
Sembari beristirahat, kami melihat arah cahaya terang dari belakang.
Kata salah seorang pendaki
"Sampai ketemu diatas mas"
Tambah wanita teman pendaki tersebut.
Setelah agak jauh mereka dari kita
"Gila ya, berdua mendaki"
Kata Aldi
"Sosweet parah"
Jawabku pula
Sesudah jauh dari posisi istirahat, kami melewati beberapa pendaki yang sedang beristirahat.
Tapi anehnya, diantara mereka ada yang menggunakan gaun pengantin.
Candaku ke Lenny yang ada didepanku.
"Mauuuuu juga"
Kata Sandra yang mendengar perkataanku sambil mencolek
Aldi diposisi paling depan.
Maklumlah Lenny anak rumahan,
ga biasa kelapangan beda dengan Sandra yang memang satu kepramukaan denganku.
"Istirahat bentar yang"
Kata Lenny
"Aldi, Sandra, Istirahat bentar"
Teriakku sambil membentuk tangan dan menempelkan disisi bibirku seperti toa
"Maaf ya sayang, gara - gara aku kita jadi ketinggalan"
Kata Lenny dengan suara lemas.
"Udh gpp kok, inikan pertama kalinya kita mendaki jadi wajar
saja, aku juga cape kok"
Ucapku
"Permisi mas, hati - hati saat mendaki, jaga sikap kalian"
Kata wanita itu sambil
melewati aku dan Lenny
"Makasih Mbak"
Jawabku pula
Tanya Lenny selepas wanita itu menjauh dari kami
"Mungkin dia sudah sering mendaki"
Jawabku menepis ketakutan Lenny
"Iya, tapikan dia punya rombongan"
Kata Lenny menjelaskan
"Kurang tau sih"
Jawabku pula memikirkan perkataan Lenny
Ajak Lenny kepadaku
"Ayo, kamu jalannya pelan - pelan"
Kataku mengingatkan Lenny
Sudah lama kami berjalan tapi tidak menemukan Sandra dan Aldi. Aku sedikit panik, kemana dua anak itu.
"Kok belum ketemu sama kita ?"
"Apa kita salah jalan ?"
Tanya Lenny kepadaku
"Mungkin mereka sudah jauh duluan, bener kok jalan kita tadi aku lihat beberapa petunjuk"
Jawabku meyakinkan Lenny
"Seperti Sandra ya ?"
Tanyaku pada Lenny
"Iya, tapi aku takut, jangan kesana, lebih baik kita panggil dulu"
Jawab Lenny sambil memberi saran
Teriakku
"Defffff, Aldi Deff"
Jawab Sandra
Sandra menangis
dan berlari kearah kami.
"Knp San ? Tenangin diri dulu"
Tanya Lenny
Jelas Sandra
"Trus Aldi dibawa kmn ?"
Tanyaku
Aku tidak mengira, kejadian ini bakal terjadi. Kukira Aldi begitu sayang dengan Sandra ternyata dia sangat tega -
Dalam posisi seperti ini, dengan keadaan membawa dua wanita,
aku tidak berani memcari Aldi.
"Lebih baik kita tunggu pendaki lainnya disini, baru kita minta bantuan"
Ucapku
Padahal aku ingat, ada rombongan wanita berpakain gaun pengantin itu yang tadi beristirahat kami lewati.
Semakin sulit teka - tekinya, apa maksud wanita itu ?
Kudirikan tenda persis ditengah jalan pendakian, siapa tahu kalau pendaki lain melihat tenda kami bisa membantu.
Sandra yang masih baru selesai menangis, tertidur dipelukan Lenny.
Aku tidak boleh tertidur, aku harus berjaga sampai ada pendaki lain yang mau membantu kami, pikirku.
"3 Kali bertemu ibu yang sudah tua, mengucapkan pesan yang sama menjaga sikap di tempat orang lain, begitu juga dengan wanita bergaun pengantin"
Benar sekali, diantara kami pasti ada sikapnya yang salah. Sehingga Aldi bisa dibawa pergi oleh wanita bergaun pengantin itu.
Langsung aku masuk kedalam tenda membuka obrolan dengan mereka berdua.
"Mungkin dari kita ada yang melakukan kesalahan, benar ga sih ?"
Tanyaku pada mereka berdua
"Maafin aku Def, Len"
Ucap Sandra sembari menangis
"Knp San ? Coba Cerita dulu"
Tanya Lenny
Sebenernya..
Jelas Sandra kepadaku dan Lenny
"Goblog ya kalian berdua"
Ucapku dengan nada tinggi
Bentaku kepada Sandra
"Udhlah Def, kalau begini ga akan selesain masalah"
Ucap Lenny menenangkanku
"Maafin kami berdua Def. Aku juga tahu kalau ini salah kami"
Pinta Sandra kepadaku sambil menangis
"Ga mau tau, sekarang ini juga kita harus turun. Aku ga mau kalau aku dan Lenny jadi korban karna ulah kalian berdua"
Ucapku pada Sandra
Langsung kugendong tasku dan tas Lenny, segera kutarik tangan Lenny dari Sandra.
"Kalau kamu ninggalin Sandra sendiri, apa bedanya kamu dengan Aldi. Kita naik berempat, pulang pun kita harus berempat"
Tegas Lenny, melepaskan genggamanku dan masuk kedalam tenda.
Bagaimana pun juga Aldi adalah sahabatku, aku yang mengajaknya. Semua yang dilakukan adalah tanggung jawabku juga.
Aku tidak boleh begini
benar kata Lenny.
"San, maafin aku ya. Aku ga bisa mengontrol emosiku. Maafin aku juga ya sayang"
"Besok pagi, kita bakal cari Aldi"
Ucapku kepada mereka berdua
Ucapku sambil mengeluarkan selimut dan memberikan kepada mereka berdua.
Sembari meminum kopi, ku senter kearah kejauhan dibelakang tenda. Berharapa ada pendaki lain yang akan menyusul mendaki.
Sudah lama menyenter ternyata tidak ada orang.
Takutnya pria itu berniat buruk langsung ku jegat di depan tenda.
"Ada apa ya mas ?"
Tanyaku
Kata pria itu.
Aku memberikan korekku dan berpesan jangan lupa di kembalikan soalnya aku juga hanya membawa satu korek.
Kupandang ke arah tenda yang ditunjukkan, seperti tidak ada api yang menyala.
Segara kususul ke tendanya, siapa tahu aku bisa membantunya menghidupkan api.
Sampai dilokasinya tidak ada tenda yang berdiri kokoh aku lihat. Hanya ada tenda roboh sudah diterpa angin, tenda itu juga kotor sudah banyak pasir diatasnya.
Aku mulai bingung, apakah yang meminjam korekku itu bukan manusia ?
"Puncakkan masih jauh, knp dia mendirikan tenda disini ? Ahhh shit bener ini bukan orang"
Segera aku lari menuju tendaku
"Lenny, Sandra bangun. Kita harus segera bergegas pergi dari sini"
Belum sempat mereka bertanya,
"Nanti aku jelaskan semua"
Perjalan kami sangat lambat, Lenny terlalu gampang kecapaian.
Untuk mempercepat langkah, kuberikan tasku agar dibawakan Sandra dan aku menggendong Lenny.
"Bang, mohon maaf bang, kita bisa mendirikan tenda disebelah kalian ga ?"
Tanyaku
"Kita lebih puncak lagi aja Def"
Kata Sandra
Kembali kita melanjutkan perjalanan
"Katanya anak gunung solid, anak gunung saling membantu, taik kucing"
Kataku
"Sudahlah yang jangan marah - marah terus, mungkin mereka lagi asik bermain gitar tiba - tiba kita ganggu"
Ucap Lenny..
Didepan kami juga ada beberapa tenda, beberapa orangnya diluar tapi karena tidak mau mengganggu lagi, kami tidak mencoba untuk sok akrab atau sok dekat.
"Cepetan, sebentar lagi hujan"
Kataku memerintah
Lenny dan Sandra
Tenda sudah berdiri, kami langsung masuk dan beristirahat.
Lenny dan Sandra berpelukan ditengah tengah hujan yang semakin deras.
"Keadaan Aldi gmn ya hujan begini ?"
Tanyaku pada mereka berdua.
"Husss, sudah bahas besok saja"
Kata Lenny memotong pertanyaanku agar tidak membuat Sandra menangis lagi.
Kuambil kompor dan kupanaskan
air untuk menyeduh kopi.
Tak lama setelah menyeduh kopi, Lenny kekasihku terbangun.
Dikeluarkan makanan kemarin yang sempat kami bungkus. Ternyata makanannya sudah basi dan berbau.
Kataku sambil memberikan beberapa mie instan dan telor
"Masaknya semuanya ?"
Tanya Lenny kembali
"Masak 3 aja sama 2 telor"
Jawabku
Wangi dari mie instan membangunkan Sandra yang ternyata sudah lapar.
Tanya Lenny
"Iya, tapi badanku pegel banget"
Jawab Sandra
"Sehabis makan kita bakalan cari Aldi ya, kalian bersiap - siap"
Kataku pada mereka berdua
"Kok sudah nutup tenda mas ? Ga mau lihat sunrise ?"
Tanya salah satu pendaki yang melintasi tenda kami
"Iya mas, kebetulan temen kita tersesat"
Jawabku
"Mas, temannya ketinggalan dmn ?"
Tanyanya lagi
"Jadi begini mas...
Konon katanya calon suaminya dan wanita itu mau foto prewedding di gunung Sibayak. Naas mereka mendapatkan musibah, wanita itu terjatuh dari tebing.
Begitulah perjelasan dari mas Arie salah seorang pendaki.
Mendengar ceritanya kami berharap ada jalan dari semua ini
Dua orang dari teman mas Arie turun kebawah untuk membuat lapaoran. Sedangkan 4 orang lagi menemani kami untuk mencari Aldi.
Sebenarnya pertigaan itu menuju lebah hutan yang paling dalam.
Dulu beberapa masyarakat disini mengambil hasil hutan dari lembah itu, namun semenjak ada pendaki yang hilang tempat itu ditutup.
Kata mas Arie
Kami berjalan menuruni gunung Sibayak, sudah lama berjalan kami tidak menemukan pertigaan itu.
Seperti mata kami dikecoh oleh wanita itu.
Sembari menunggu aku menyiapkan kopi kepada mas Arie dan ketiga temannya.
Ditengah minum kopi, tiba - tiba kami dikagetkan oleh Sandra
"Disana rumahku, aku mau pulang"
Kata Sandra tiba - tiba, lalu dia tergeletak diatas rumput yang masih basah.
Lenny masih mengkipas - kipas wajah Sandra, agar Sandra mendapat udara yang segar dari kerumunan kami.
Dia bersembunyi dibalik sebatang pohon besar, dan seperti mengintai kami.
Aku langsung mengerjar pria itu, mas Arie dan teman - temannya tidak sempat menjegatku.
Kukejar terus pria bertubuh kurcaci itu, karena dia tahu aku mengerjarnya pria bertubuh kecil itu berlari masuk ke arah lembah yang ditunjukkan Sandra.
Langsung kuputar arah lariku ke arah kanan dengan maksud mau mengepung pria itu.
Tapi ?
"Hah ? Kmn dia ?"
Pria itu hilang entah kemana seperti ditelan pohon besar itu.
Teriakku yang sudah sangat emosi
Akhirnya kuputuskan untuk berjalan pulang ke arah tenda.
Aku seperti dibuat halusinasi, aku berjalan lurus terus menerus tapi aku melihat jalan yang sama, sudah berulang kali aku melawatinya tapi aku kembali ketempat asal ke tempat pohon besar itu.
Aku mengambil beberapa batang kayu kering, ketika aku berjalan akan kutancapkan batang kayu itu sebagai tanda kalau aku sudah pernah melewati daerah ini.
Kuputuskan untuk beristirahat dibawah pohon besar itu tadi.
Menunggu lelahku hilang akanku lanjutkan perjalananku.
Matahari terbit biasanya dari belakang gunung Sibayak, berarti kalau aku berjalan ke arah timur aku menuju puncak.
Baiklah aku akan berjalan ke puncak, ya Tuhan bantulah aku
Aku tidak lagi menemukan daerah yang aku lalui, bertanda aku sudah menjauh dari daerah tadi.
Perut sudah lapar, aku baru ingat sedari pagi aku hanya sarapan mie instan.
"Ya Tuhan, harus makan apa aku ditengah hutan ini ?"
Ucapku
Ternyata doaku dikabulkan Tuhan, ada seekor monyet yang melempar ku dengan sesisir pisang.
Meskipun pisang itu bekas monyet, aku sudah bodoamat langsung memakan pisang itu dengan lahap.
Banyak sekali yang berjualan, tapi tubuh mereka kecil, seperti tubuh pria yang aku kejar.
Pedagang itu tidak menghiraukan, seakan dia tidak mendengar perkataanku, begitu juga ketika kucoba dengan pedagang lainnya.
Mereka tak satu pun mendengarku.
Kucoba menyetuh pedagangnya, sama juga, aku tidak dapat menyentuh mereka.
Pasta saja mereka tidak mendengarku, duniaku dengan dunia mereka sudah berbeda.
Karena sudah dapat pemikiran seperti itu, aku semakin takut.
Kemudian aku berlari meninggalkan pasar goib itu. Aku berlari mengikuti arah matahari.
Sudah lelah berlari, aku sangat haus
"Ya Tuhan aku sangat haus"
Ketika memandang ke arah kejauhan aku melihat seperti kubangan kerbau, tempat kerbau berendam biasanya.
Aku berjalan ke arah itu kubangan itu, meminum air kubangan yang penuh dengan lumpur
Ruangannya seperti kamar, tapi dipakai tempat memasak juga.
"Malam ini aku bisa istirahat disini"
Ucapku dalam hati
Aku mulai meneteskan air mata.
Menangisi kesalahanku dan teman temanku. Ya Tuhan kapan ini berakhir pikirku.
Tidak harusnya aku mendaki tanpa pemandu, ini semua akibat kesombongan
Malam ini aku menangis
sampai aku tertidur.
"Semuanya cepat kemari, lihat sini"
Teriakan itu membangunkanku
Kuharapkan teriakan itu adalah teriakan orang menemukanku, ternyata bukan.
Aku hanya bermimpi, dan aku terbangun keluar dari gubuk melihat matahari sudah mulai naik.
Perlahan aku berjalan kearah timur mendaki gunung Sibayak yang terjal di sekitar sini tidak ada track untuk pendaki.
Aku berharap semu ini akan berakhir ketika aku sampai puncak.
Sembari mendaki, aku melihat sosok wanita bergaun pengantin.
Dengan semangat aku mengejar wanita itu, berharap bisa bertemu Aldi.
"Pulanglah, kamu anak baik. Kamu bukan orang baik. Tidak usah mencari temanmu lagi."
Kata wanita itu kepadaku
"Tidak, aku tidak akan pulang sebelum aku bertemu dengan Aldi."
Kataku berontak
"Kalau kamu tidak pulang, nasibmu akan sama"
Mendengar ucapannya yang terakhir membuatku menangis.
Kuingat masa - masa aku masih bersama Aldi, bermain bersama, nongkrong dan ngerokok bareng.
"Maafkan aku Di, belum bisa menjadi teman yang baik"
Ucapku
Ditengah aku sedang mendaki dan menangisi semua ini. Tiba - tiba Aldi menampakkan dirinya.
"Aldi ?! Kau kutemukan"
Kataku senang sudah bertemu Aldi
Kata Aldi
"Sudah Di, ayo kita pulang"
Kataku mengajak Aldi
"Engga Def, kita udah beda dunia"
Jawab Aldi
Tambah Aldi
"Tapi knp Di ? Ayo kita pulang"
Kataku memotong pembicaraan
Tiba - tiba Aldi menghilang
"Kalau kau mengambil temanku, ambil juga aku gunung Sibayak"
Kataku teriak sambil terisak - isak
Karena sudah kelelahan, aku terjatuh dan tidak sadarkan diri.
Sampai dipanggilah seorang dukun yang tinggal didaerah warung pos 1.
Ritual pelepasan ayam pun dilakukan, berharap aku dan Aldi bisa kembali.
Konon katanya penunggu gunung Sibayak setuju bertukar dengan darah seekor ayam putih.
Tapi berbeda nasib dengan
aku dan Aldi.
Dunia Aldi sudah sama dengan dunia penunggu gunung Sibayak.
Menurut penjelasan dari dukun,
Ketika aku mengejar pria bertubuh kurcaci.
Aldi juga mengejar wanita bergaun penganti ke arah pohon itu.
Ketika tebangun dipasar goib sama juga. Bedanya Aldi memakan makanan dagangan mereka sehingga Aldi menjadi sama seperti mereka.
Pondok yang aku tempati adalah tempat tidur terakhir Aldi.
Ketika bangun dari gubuk dan mendengar "satu korban sudah ditemukan" itu adalah Aldi.
Tapi karena dia sudah memakan makanan di pasar goib dia tidak diizinkan kembali.
Aldi terjatuh ketika mendaki, dan ditemukan di dekat pondok aku tidur.
Raganya bisa pulang tapi jiwanya tidak bisa.
Dukunnya berpesan, jangan pernah menghiraukan pesan dari sosok wanita tua sewaktu aku lihat diperjalanan.
Begitu juga dengan sikap, hargailah alam. Mereka yang sudah tinggal lama disini tidak suka dengan tingkah Aldi
A L D I
"Alam adalah salah satu tempat
untuk menempah diri, termasuk
gunung Sibayak. Hargailah alam
agar engkau bisa menikmati
keindahannya"
Akhir Cerita Gunung Sibayak
Kalau ada kata penulisan yang salah saya minta maaf, tidak sempat di sunting terlebih dahulu.
Saya Def, pamit undur diri
Semngat menunggu buka puasa💞