My Authors
Read all threads
---A Thread Horror
Akhir Cerita Gunung Sibayak

Mempersembahkan sebuah karya @deffrysrc Horror Romance.
.
@bacahorror #bacahorror
@pakdhe_beja #threadhorror
@ceritaht #ceritaht
@bagihorror #bagihorror
@IDN_Horor #hororstory
"Gunung adalah salah satu bagian dari alam semesta, ketika mendaki gunung banyak pelajaran yang kita dapat, salah satunya bagaimana cara menghargai alam"

-Deffry SRC
Halo semuanya,

Pada kesempatan kali ini saya akan cerita tentang "Akhir Cerita Gunung Sibayak"

#ACGS #AkhirCeritaGunungSibayak
Saya akan bercerita melalui sudut pandang orang pertama.

Hati hati dalam membaca, mereka tidak hanya ada didalam cerita tapi berdampingan dengan kita.

See u on the story!
1. Banyak orang bilang masa SMA adalah masa yang paling indah. Apalagi posisi ketika kelas 11 SMA, sudah beradaptasi punya banyak teman, bahkan terkadang ada yang bilang kalau dia udah sayang.
2. "Sayang, sekolah libur 10 hari nih"

"Menurut kamu kita liburan kmn ?"

"Gausah tempat yang mahal, asal kita bisa berdua menghabiskan waktu, kamu udh janji loh mau ngajak aku liburan kalau ada waktu libur"

*Notifikasi
Ada mendapatkan 3 pesan dari Lenny
3. Ketika kudapat pesan beruntun dari dia kekasihku, aku mulai bingung mencari tempat liburan yang murah.

Aku ga tau kalau Lenny bakal tagih janjiku untuk liburan bersama pada waktu dekat ini.
4. "Kmn ya tempat liburan cocok untuk tempat pacaran dan yang pasti itu murah ?"

Terbayang selalu pertanyaan itu di kepalaku

"Eh, kok ga coba kontek Aldi ya. Kali aja itu anak bisa kasih saran tempat yang cocok."

Pikirku
5. "Di, posisi dmn ?"

"Nongkrong yuk, aku tunggu ditempat biasa"

Sembari mengirim pesan ke Aldi,
aku bergegas mengambil kunci motor dan helm.

"Oit, dirumah"

"Jemput kerumahlah"

Jawab Aldi
6. Dengan menggunakan motor tua tahun lama, aku bergegas menuju rumah Aldi, Aldi adalah salah satu sahabatku, teman sejak SMP dan tidak disangka SMA malahan satu kelas.
7. "Ayo di, aku sudah didepan"

Kukirim pesan kepada Aldi

"Ohh oke, pamitan bentar"

Jawab Aldi
8. Ketika menuju tempat tongkrong, aku membuka obrolan.

"Di, kalau libur 10 hari ini mau kmn ?"

Tanyaku dengan nada agak sedikit keras agar Aldi mendengar karena banyaknya suara kendaraan lalu lalang.
9. "Belum tau sih Def, aku diajakin pacarku liburan sih, tapi belum tau mau kemana, gada duit aku haha"

Jawab Aldi

Aku terdiam sejenak memikirkan bagaimana kalau aku ajak Aldi dan pacarnya untuk liburan bareng.
10. "Gimana denganmu Def ?"

Tanya Aldi sambil memukul pelan pundakku.

"Waduh samaan kita, di tagih janji liburan sama pacarku Di"

Jawabku

"Boleh tuh liburan bareng"

Ucap Aldi pula
11. Sesampai di tongkrongan, ternyata sudah Doni yang sudah ngopi dan ngrokok santuy.

"Parah nih Doni, nongkrong ga bilang - bilang"

Kata Aldi sambil mengambil gorengan dari piring Doni.

"Iya nih, pesen gorengan sampe sepiring"

Tambahku pula
12. "Halah, aku juga baru sampai. Lihat gelasku masih penuh. Lagian kalau ngajak anak - anak pasti alasannya lagi miskin semua"

Jawab Doni mengelak
perkataanku dan Aldi
13. Seiring bercanda satu sama lain, sudah sebatang rokok yang aku habiskan. Aku membakar batang keduaku untuk memulai ke inti pembicaraan kepada Aldi.

"Kalau kita liburannya bareng gmn ?"

Tanyaku kepada Aldi

"Wah boleh banget tuh, tapi liburan kemana ya ?"

Tanya Aldi balik
14. Masih bingung mau liburan kemana, melihat google tempat liburan murah tidak ada yang mendukung.

"Knp kalian ga mendaki aja ?"

Sontak Doni ketika kami sedang fokus ngescroll google

"Wah, ide bagus tuh"

Jawab Aldi

"Biayanya gmn Don ?"

Tanyaku dengan wajah serius
15. "Untuk biaya mendaki ga mahal, paling mahal di sewa tenda paling. Apalagi kalau bawa cewe, gunung Sibayak cocok untuk pemula"

Jelas Doni

"Wah boleh juga"

Jawabku membenarkan
omongan Doni
16. Sebelum bertanya lebih lanjut kepada Doni, aku segera kuhubungi Lenny menanyakan persetujuannya.

Karena penjelasan yang diberikan Doni kusampaikan, Lenny pun mau mendaki gunung.

"Gmn sama Sandra Di ?

Tanyaku pada Aldi
17. "Kalau Sandra sih ngikut aja Def, dia sudah percaya kok samaku, jadi dia nurut saja"

Jawab Aldi

Karena sudah ada persetujuan, akhirnya kita lanjutkan cerita dengan Doni sembari menanyakan persiapan dan perlengkapan untuk mendaki gunung Sibayak.
18. Doni menceritakan sedikit pengalamannya ketika mendaki gunung Sibayak.

Perjalanan dari daerah asal, sampai menuruni gunung itu lagi.

Bahkan Doni memberikan bererapa list barang bawaan/perlengkapan yang harus kami bawa.
19. Hari sudah begitu sore, begitu juga dengan cerita Doni yang sangat menarik membuatku nafsu untuk mendaki gunung Sibayak.

"Ngomong - ngomong Don, kita semuakan belum pernah mendaki nih, kalau pemandunya gmn ?"

Tanyaku kepada Doni
20 "Gausah pake pemandu, tracknya gampang kok untuk para pemula. Aku juga dulunya sama teman yang lain tidak pakai pemandu. Track untuk kesana kalau gasalah cuma ada 2 atau 3. Nah biasanya kalau pemula lewat Berastagi, nama jalur pendakiannya bambu"

Jelas Doni
21. Mendengar perkataan Doni membuat Aku dan Aldi semakin yakin kalau mendaki gunung Sibayak bakal menyenangkan.

Karna sudah magrib membuat tongkrongan bubar.

"Di besok kita siapin perlengkapan ya, biar lusanya kita cus"

Kataku pada Aldi setiba sampai di depan rumahnya.
22. Sedari pagi sampe sore, Aku
dan Aldi menyiapkan perlengkapan, Lenny dan Sandra menyiapkan perbekalan untuk digunung nanti.

Malam harinya,

"Sayang sudah packing barang bawaan untuk besok belum ?"

"Jangan lupa izin"

Tanyaku pada Lenny melalui handphone tuaku
23. Begitu juga dengan Aldi dan Sandra, semuanya sudah siap.

Kita siap untuk mendaki gunung Sibayak.

Tak lupa aku mengisi baterai kameraku untuk mengabadikan moment esok ketika mendaki.
24. Keesokan paginya,

aku menentukan titik kumpul kami ber-4, 13.00 ga ada yang ngaret. Kalau perlu berangkat ke titik kumpul setengah jam dari yang
aku tentukan.
25. Aku termenung sejenak,

"Apakah liburan kali ini bakalan menarik ya ? Ini adalah pengalam mendaki pertamaku. Mudah2an bisa naik sampai puncak"

Tak lama, renunganku dipecahkan oleh suara telpon dari Lenny yang sudah berangkat ke titik kumpul.
26. Langsung aku menggendong tas gunung yang sudah berisi penuh dengan perlengkapan mendaki.

"Maa, Def izin dulu ya"

"Temen - temen udh siap"

Izinku pada ibuku

"Iya Deff, hati - hati ya nak ya kalau naik gunung. Jaga sikapmu"

Kata Ibuku mengingatkan
27. Sudah berkumpul semua, kita berjalan sedikit menuju terminal.

"Bang, berastagi jam brp ?"

Tanyaku pada penjaga loket pembeliam ticket.

"Oh itu dek, 15 menit lagi berangkat"

"Berapa orang ?"

Tanya penjaga loket

"4 orang bang, 200rb kan ?"

Sembari memberikan ongkos
28. Belum 15 menit, penumoang sudah penuh. Langsung penjaga tiket mempersilahkan kami untuk memasukkan barang ke bagasai.

"Medan - Berastagi Naik NaiiiK"

Teriak penjaga tiket

Semua penumpang sudah naik, pak supir juga sudah duduk dikursinya menginjak pedal gas dan berangkat.
29. Diperjalanlah kita bercerita panjang, hingga tidak tersadar sesuatu mengagetkan kami.

"TUUuuuuuusssssSSSS"

Ternyata ban minibus yang kami tumpangi meletus.

Langsung dengan sigap pak supir turun. Sedikit memakan waktu, akhirnya bannya sudah selesai diganti pak supir.
30. Perjalan kembali dilanjutkan, Aldi dan Sandra sudah tertidur. Kepala Sandra yang bersandar dipundak Aldi membuat mereka berdua terlihat mesra.

Kucoba kepada Lenny, memeganh tangannya dan menyandarkan kepalanya ke pundakku.

Lenny terlihat lepas dan tersenyum kecil melihatku.
31. Sebelum sampai dipersinggahan sesekali aku menatap Lenny yang sedang tertidur. Dengan penuh rasa kasih sayang sesekali ku kecup keningnya Lenny.

Perjalanan kali ini mengasikkan, penumpang tertidur tenang kecuali aku dan pak supir. Aku terfokus ke pemandangan diluar kaca.
32. Diperjalanan yang begitu hening, tiba - tiba hujan deras membasahi jalanan. Lenny menggenggam tanganku dan membenarkan posisi kepalanya ke arah pundakku.

Sebelum dia tertidur lagi, kukecup lagi kening Lenny.
33. Sampai tibalah minibus yang kita tumpangi di persinggahan.
Semua penungpang terbangun, termasuk Aldi dan Sandra.

Lenny yang sudah kebelet, mengajak Sandra ketoilet.

Sedangkan aku dan Aldi mencari meja kosong untuk makan dan minum, karna sedari pagi kita semua belum makan.
34. Lenny dan Sandra terburu - buru dari toilet menghampiri meja makan, mereka katanya dikagetkan oleh sosok wanita tua.

Wanita tua itu berkata

"Jagalah sikap kalian jangan sampai kalain akan menjadi tumbal"

Karena tidak senang dengan perkataannya Aldi pergi ke toilet.
35. Kuikuti Aldi agar tidak menimbulkan keributan, karna aku sudah hafal dengan karakter Aldi yang meledak meletup.

Kukihat Aldi ke bingung, tidak ada sosok wanita tua yang dikatakan Lenny dan Sandra di toilet.

Mungkin sosok wanita tua itu sudah pergi, pesannya jg baik pikirku
36. Karena wanita itu tidak ada, aku memutuskan mengajak Aldi kembali ke meja makan. Segera makan dan minum karna sebentar lagi waktu istirahat selesai.

Baru saja makan, pak supir sudah meneriaki 345 Berastagi - Medan berangkat berangkat.

Kami ber-4 langsung menuju minibuss.
37. Sebelum sampai di minibus, aku melihat sosok wanita tua. Wanita itu tersenyum sinis kepadaku. Karena sudah mau berangkat, aku tak memperdulikan wanita itu.

Setelah semua penumoang naik, pak supir menginjak pedal gasnya dan kita melanjutkan perjakanan.
38. Seperti biasa, Sandra yang sudah bersandar ke pundak Aldi begitu juga dengan Lenny yang tidak harus ku tuntun lagi.

Kalau dimobil aku biasanya tidak bisa tertidur, bahkan bisa terjaga terus menurus.

Aku lebih memilih mengawasi situasi dan melihat - lihat pemandangan.
39. Ketika melihat pemandanga, aku melihat sosok wanita tua itu lagi.

Kukucel mataku memastikannya, ternyata benar dia. Tersenyum sinis kembali kepadaku.

Pertanda apakah ini ?

Senyumannya membuatku tidak enak hati, seperti ada pesan yang tersirat dari senyumannya
40. "Alah anjing, ambil pusing banget sih dengan dia. Bodolah"

Kataku dalam hati.

"TuuuUUuuUSsssSsssss"

Tiba - tiba ban minibus kami meletup lagi.

Aku sontak kaget, apakah ini kebetukan atau karna perkataanku ?
41. "Hah, ini kebetulan saja"

Ketepis semua pikiran anehku.

Pak supir menyuruh semuanya penumpang untuk turun, karna ban cadanhan sudah tidak ada. Sembari menelepon ke loket bayangan agar mengirim satu minibuss dan satu ban cadangan.

"Bagaimana Def ? Udh sore nih."

Kata Aldi
42. Benar juga kata Aldi, kalau kesorean bisa bisa malam banget kami untuk mendaki.

"Pak, jarak dari sini ke SPBU Berastagi SIMP. Sibayak masih
jauh ga ?"

Tanyaku mengambil tindakan

"Sudah dekat naik angkot samping Kama 88 aja. Nih ongkosanya bapak kasih"

Kata pak supir
43. Sembari menunggu angkot Kama 88, aku baru tahu kalau ada kecelakaan kecil seperti ini kita diberikan ongkos.

Banyak angkot samping yang melewati kami tapi bukan Kama 88 seperti yang dikatan pak supir.

Sambil menunggu kubakar rokokku
44. Melintaslah angkot Sitra 77, penumpang paling depan wajahnya seperti familiar, aku baru ingat sosok wanita tua itu muncul lagi.

"Eh, kalian lihat deh penumpang paling depan"

Kataku pada teman - temanku

"Mana mana"

Kata Lenny dan Sandra
45. "Masih sore begini udh ngigo aja ya Def, bangku paling depan ga ada penumpang, cuma ada pak supir"

Kata Aldi sedikit kecewa

"Ada wanita tua yang kalian bilang sedari toilet"

Kataku meyakinkan Lenny dan Sandra

"Gak ada tau"

Kata Lenny dan Sandra serentak
46. Apa aku yang berhalusinasi atau mereka yang tidak melihat, membuatku terdiam.

"Angkot, angkot" "Angkot bang"

Teriak Aldi menghambat angkot samping Kama 88

Kumatikan rokokku, dan membantu membawa barang Lenny ke dalam angkot pintu samping itu.
47. "SPBU, simp. Sibayak ya bang"

Kata Aldi mengingatkan supir ngakot itu.

"Mau mendaki dek ?"

Tanya abang supir angkot

"Wah iya nih bang"

Jawabku

"Habis ini sambung angkot apa ya bang ?"

Tambah Aldi dengan pertanyaan
48. "Lihat aja kaca angkotnya dek, kalau ada tulisan Sibayak berarti itu nganter penumpang ke sana"

Jelas abang supir angkot itu

"Oh, makasih bang"

Jawabku

Kami diturunkan persis didepan SPBU simp. Sibayak
49. Melihat warung makan tepat di sebrang jalan,

"Gimana kalau kita bungkus nasi dulu ?"

Tanyaku melihat teman - temanku satu persatu.

"Boleh tuh, biar ga repot masak untuk malam ini"

Jawab Sandra sepakat denganku

Aldy dan kekasihku Lenny pun mengikut dengan saranku.
50. Kulihat jalanan sepi, aku langsung menyebrang.

"TiiiiiiiiNnnnnnnNnnnnnNnn"

"Nyebrang pake mata woi"

Kata supir angkot meneriakiku

"Maaf bang"

Jawabku sambil malu

Padahal sepenglihatanku tidak ada angkot itu dari jauh, tapi tiba - tiba sudah muncul mau menabrakku.
51. Kuyakin penglihatanku,

"Eh itu angkot tadi ga ada kan ?"

Kutanya pada teman - temanku

"Matamu ga ada, besar kali angkot main nyebrang sembarangan"

Kata Aldi dengan nada sedikit tinggi

Yasudahlah, kipikir aku yang kurang hati - hati. Setelah itu Aldi memimpin menyebrang.
52. Setelah memesan makanan, aku dan Aldi meminjam toilet bergantian dengan Lenny dan Sandra karna ini adalah persinggahan terakhir sebelum sampai pos satu.

Makanan sudah selesai, kami memasukkan makanannya ke tas masing - masing kecuali makan Lenny yang aku masukkan ke tas.
53. Seperti kekasih yang tidak mau melihat pasangannya ke lelahan membawa barang, begitulah aku.

Setelah itu kami menyebrang kembali, kali ini aku tidak mau kurang hati - hati lagi.

Aldi yang memimpin menggandeng tangan Sandra, dan diikuti aku dan Lenny bergandeng tangan juga.
54. Tak lama, sudah ada angkot yang betulisan Sibayak yang parkir didekat SPBU.

"Bang, ke atas ga ?"

Tanyaku pada supir angkot yang sedang duduk didepan angkotnya

"Naik aja dek, kita nunggu selepas magrib. Siapa tahu masih ada pendaki yang lain"

Kata supir angkot itu
55. Sudah lama menunggu, ternyata hanya kami ber-4 yang ada. Pendaki yang lain tidak ada, tanda - tanda orang menggendong tas gunung pun tidak ada.

"Jadi gmn bang ? Jam berapa berangkat ?"

Tanyaku lagi, melihat matahari yang sudah tertelan oleh gunung Sibayak.
56. Karena hanya kami ber-4 supir angkotnya tidak mau berangkat, kecuali ongkosnya 2 kali lipat.

Mendengar penjelasan dari supir angkot, jalan menuju pos tempat pembeliian tiket masuk sedikit menanjak dan jalannya rusak.
57. Kami pun sepakat, dari pada tidak jadi mendaki lebih baik membayar sedikit mahal.

Ditengah perjalanan yang sudah gelap tidak ada lagi penumpang menuju Sibayak.

Begitu juga kata supir angkotnya, jalannya agar rusak dan menanjak.
58. Sampai tibalah kami ditempat pos pembelian tiket. Turun dari angkot dan membayar ongkos.

Selanjutkan Aldi mendaftarkan data diri kami, tanda - tangan satu persatu dan menitipkan ktpku sebagai jaminan.

"Yakin dek mau mendaki sekarang ?"

Tanya seorang penjaga tiket
59. Sempat terdiam dengan pertanyaan penjaga tiket itu,

"Yakin kak, sudah jauh - jauh masak ga mendaki sekarang"

Jawab Aldi kepada penjaga tiket itu

"Ya sudah, karena tadi sempat hujan deras kalian hati - hati ya"

Ucap penjaga tiket itu mengingatkan kami ber-4
60. Diselimuti dengan kegelapan, aku mengihupkan senter dan memimpin jalan paling awal.
Diikuti kekasihku Lenndy dan setelah itu dibelakangnya Sandra dan Aldi yang bergandengan.
61. Sebenranya, dari tempat perizinan / tempat pembeliian tiket masih aspal, meskipun jalannya sedikit rusak tapi masih bisa dilalui kendaraan.

Karena sudah malam, kami tidak mendapatkan tumpangan lagi. Jadi harus berjalan dari pos perizinan.
62. Dengan keberanian yang sudah dikumpulkan, kami berjalan sekitar satu jam ke simpang sibayak dan permandian air hangat sidebuk - debuk.

Berikut gambarannya
63. Ternyata disimpang ini masih banyak angkot, menunggu penumpang dari permandian sidebuk - debuk dan pendaki
yang baru turun.

Sialnya kami, terlalu kemalaman jadi tidak mendapat tumpangan sampai simpang ini.
---Istirahat bentar
Mau makan dulu hehehe
64. Berjalan beberapa kilometer lagi, akhirnya kami menemukan pos 1.

Tempat ini adalah satu - satunya pos di gunung Sibayak ini. Disini banyak sekali warung, tempat menyewa peralatan camp juga ada.

Seperti kata Dion kami menyewa tenda lipat disini.
65. "Kita mau sewa tenda berapa ?"

Tanyaku pada teman - temanku

"2 tenda aja, satu buat cewe, satunya buat cowo"

Saran Sandra

Saran dari Sandra sangat bagus, menjauhkan kami dari hal - hal yang dapat mengundang setan masuk.

Akhirnya kami diskusi harga dengan orangnya.
66. "Bang, tenda untuk 2 orang berapa ?"

Tanyaku pada abang yg menjaga

"Untuk dua orang kita kosong dek, Kalau mau untuk 4 orang 75/malam"

Jawab penjaganya

Setelah diambil keputusan, tetap kita mengambil dua tenda. Karena diatas 2 malam, harganya 600rb.
67. 67. Ternyata untuk sewa tenda kia juga harus menitipkan jaminan. Seperti ktp, atau benda berharga lainnya.

Kebetulan diantara kami ber-4 hanya aku saja yang baru mempunyai ktp. Ktpku pun sudah sebagai jaminan di pos perizinan.

"Yasudah handphoneku aja Def"

Kata Aldi
68. Jaminan sudah ada, akhirnya untuk camping digunung pun jadi.

Sebelum naik, kami memutuskan untuk istirahat di warung sebelah tempat peminjaman tenda.

Bercerita sedikit dengan penjaga warung, ternyata disini juga bisa menitipkan kendaraan.
69. "Kok kita bego sih"

Kata Aldi sambil memakan jagung bakarnya

"Sudahlah yang, ini jugakan pertama kalinya kita memdaki, jadi wajar saja kita ga tau"

Kata Sandra menghentikan omongan Aldi

"Bener tuh"

Tambah Lenny
70. Setelah semua sudah buang air kecil / besar. Makanan sudah habis.

Aku memimpin doa, doa pembuka untuk mendaki gunung Sibayak.

"Kita semua saling jaga satu sama lain di perjalanan. Aldi memimpin, ditengah ada Sandra dan Lenny, sedangkan aku paling belakang"

Ucapku
71. Kita mulai naik perlahan ke arah bukit persis didepan warung pos 1.

Semuanya mulai menghidupkan senter, aku sengaja membawa headlamp karena sudah kepikiran bakal ada barang yang aku bawa.
Beda dengan Aldi harus kesusahan membawa tenda dan memegang senter.
72. 15 Menit perjalanan, semua sudah merasa lelah. Untuk pertama kalinya mendaki gunung, beginilah sensasinya.

"Istirahat dulu Di"

Kataku dari barisan paling belakang menerikai Aldi.

"Oke siap"

Jawab Aldi

Sembari beristirahat, kami melihat arah cahaya terang dari belakang.
73. "Permisi bang, kak"

Kata salah seorang pendaki

"Sampai ketemu diatas mas"

Tambah wanita teman pendaki tersebut.

Setelah agak jauh mereka dari kita

"Gila ya, berdua mendaki"

Kata Aldi

"Sosweet parah"

Jawabku pula
74. Menyudahi perbincangan, kami melanjutkan perjalanan. Langkah demi langkah demi puncak gunung Sibayak.

Sesudah jauh dari posisi istirahat, kami melewati beberapa pendaki yang sedang beristirahat.

Tapi anehnya, diantara mereka ada yang menggunakan gaun pengantin.
75. "Kalau kita langgeng, boleh kali foto prewedding di gunung hahaha"

Candaku ke Lenny yang ada didepanku.

"Mauuuuu juga"

Kata Sandra yang mendengar perkataanku sambil mencolek
Aldi diposisi paling depan.
76. Karena tempo Aldi dan Sandra terlalu cepat membuat aku dan Lenny ketinggalan dibelakang.

Maklumlah Lenny anak rumahan,
ga biasa kelapangan beda dengan Sandra yang memang satu kepramukaan denganku.

"Istirahat bentar yang"

Kata Lenny
77. Mendengar suara nafas Lenny yang sudah enggap - enggapan, aku memutuskan untuk istirahat.

"Aldi, Sandra, Istirahat bentar"

Teriakku sambil membentuk tangan dan menempelkan disisi bibirku seperti toa
78. Tidak seperti pertama kalinya istirahat, Aldi dan Sandra tidak menyahut teriakanku.

"Maaf ya sayang, gara - gara aku kita jadi ketinggalan"

Kata Lenny dengan suara lemas.

"Udh gpp kok, inikan pertama kalinya kita mendaki jadi wajar
saja, aku juga cape kok"

Ucapku
79. Sembari beristirahat, aku dan Lenny melihat wanita yang bergaun pengantin tadi jalan sendirian tanpa ditemani oleh pedaki lainnya.

"Permisi mas, hati - hati saat mendaki, jaga sikap kalian"

Kata wanita itu sambil
melewati aku dan Lenny

"Makasih Mbak"

Jawabku pula
80. "Sayang, kok dia berani sendiri ?"

Tanya Lenny selepas wanita itu menjauh dari kami

"Mungkin dia sudah sering mendaki"

Jawabku menepis ketakutan Lenny

"Iya, tapikan dia punya rombongan"

Kata Lenny menjelaskan

"Kurang tau sih"

Jawabku pula memikirkan perkataan Lenny
81. "Ayo jalan lagi"

Ajak Lenny kepadaku

"Ayo, kamu jalannya pelan - pelan"

Kataku mengingatkan Lenny

Sudah lama kami berjalan tapi tidak menemukan Sandra dan Aldi. Aku sedikit panik, kemana dua anak itu.
82. "Mereka kemana ya ?"

"Kok belum ketemu sama kita ?"

"Apa kita salah jalan ?"

Tanya Lenny kepadaku

"Mungkin mereka sudah jauh duluan, bener kok jalan kita tadi aku lihat beberapa petunjuk"

Jawabku meyakinkan Lenny
83. Diperjalanan, aku dan Lenny melihat pertigaan. Persis di pertigaan tersebut aku melihat wanita yang duduk menundukkan kepalanya.

"Seperti Sandra ya ?"

Tanyaku pada Lenny

"Iya, tapi aku takut, jangan kesana, lebih baik kita panggil dulu"

Jawab Lenny sambil memberi saran
84. "Sandra ?!"

Teriakku

"Defffff, Aldi Deff"

Jawab Sandra

Sandra menangis
dan berlari kearah kami.

"Knp San ? Tenangin diri dulu"

Tanya Lenny
85. "Tadi kami bertemu wanita yang menggunakan gaun pengantin, trus kami melajutkan perjalanan, tiba di persimpangan ini kami bertemu lagi dengan wanita itu, kemudian dia menggoda Aldi"

Jelas Sandra

"Trus Aldi dibawa kmn ?"

Tanyaku
86. Wanita itu membawa Aldi pergi ke arah kanan, sedangkan jalur ke puncak gunung Sibayak lurus. Karena gelap dan takut salah jalur Sandra tidak berani menyusul.

Aku tidak mengira, kejadian ini bakal terjadi. Kukira Aldi begitu sayang dengan Sandra ternyata dia sangat tega -
87. meninggalkan Sandra sendirian. Apalagi posisinya sekarang bukan di tempat yang dihafal Sandra.

Dalam posisi seperti ini, dengan keadaan membawa dua wanita,
aku tidak berani memcari Aldi.

"Lebih baik kita tunggu pendaki lainnya disini, baru kita minta bantuan"

Ucapku
88. Sudah hampir 2 jam kami menunggu, tidak ada pendaki lainnya yang menyusul.

Padahal aku ingat, ada rombongan wanita berpakain gaun pengantin itu yang tadi beristirahat kami lewati.

Semakin sulit teka - tekinya, apa maksud wanita itu ?
89. Hari sudah semakin malam dan udara semakin dingin, membuat hatiku tergerak untuk mendirikan tenda.

Kudirikan tenda persis ditengah jalan pendakian, siapa tahu kalau pendaki lain melihat tenda kami bisa membantu.
90. Kami bertiga didalam tenda terdiam, tidak ada yang berani membuka obrolan.

Sandra yang masih baru selesai menangis, tertidur dipelukan Lenny.

Aku tidak boleh tertidur, aku harus berjaga sampai ada pendaki lain yang mau membantu kami, pikirku.
91. Sembari masih terjaga, aku keluar dari tenda membakar sebatang rokok, mulai berfikir menyusun kejadian kejadian dari awal.

"3 Kali bertemu ibu yang sudah tua, mengucapkan pesan yang sama menjaga sikap di tempat orang lain, begitu juga dengan wanita bergaun pengantin"
92. Dari pesan itu, aku seperti mendapatkan jawaban.

Benar sekali, diantara kami pasti ada sikapnya yang salah. Sehingga Aldi bisa dibawa pergi oleh wanita bergaun pengantin itu.

Langsung aku masuk kedalam tenda membuka obrolan dengan mereka berdua.
93. "Begini ya logikanya, kalian berdua bertemu wanita tua dan menitip pesan agar berjaga sikap. Bagitu juga dengan aku yang bertemu wanita tua itu 3 kali"

"Mungkin dari kita ada yang melakukan kesalahan, benar ga sih ?"

Tanyaku pada mereka berdua
94. Sandra mulai menangis lagi,

"Maafin aku Def, Len"

Ucap Sandra sembari menangis

"Knp San ? Coba Cerita dulu"

Tanya Lenny

Sebenernya..
95. "Aku dan Aldi dengar teriakanmu Def, kami berdua tahu kalau kalian bakal istirahat. Temponya sengaja kami percepat, kalau kalian istirahat kami berdua punya waktu buat bermesraan dijalan."

Jelas Sandra kepadaku dan Lenny

"Goblog ya kalian berdua"

Ucapku dengan nada tinggi
96. "Udah tau di alam bebas, masih berpikiran bermesaraan bego"

Bentaku kepada Sandra

"Udhlah Def, kalau begini ga akan selesain masalah"

Ucap Lenny menenangkanku

"Maafin kami berdua Def. Aku juga tahu kalau ini salah kami"

Pinta Sandra kepadaku sambil menangis
97. Dengan keadaan emosi, aku mengambil tindakan salah.

"Ga mau tau, sekarang ini juga kita harus turun. Aku ga mau kalau aku dan Lenny jadi korban karna ulah kalian berdua"

Ucapku pada Sandra

Langsung kugendong tasku dan tas Lenny, segera kutarik tangan Lenny dari Sandra.
98. Baru beberapa langkah Lenny berteriak padaku.

"Kalau kamu ninggalin Sandra sendiri, apa bedanya kamu dengan Aldi. Kita naik berempat, pulang pun kita harus berempat"

Tegas Lenny, melepaskan genggamanku dan masuk kedalam tenda.
99. Aku hanya bisa terduduk di luar, mendengar perkataan Lenny emosi yang terlalu terbakar membuat jadi redam dan tenang.

Bagaimana pun juga Aldi adalah sahabatku, aku yang mengajaknya. Semua yang dilakukan adalah tanggung jawabku juga.

Aku tidak boleh begini
benar kata Lenny.
100. Karena udara semakin dingin kuputuskan untuk masuk kedalam tenda, kulihat mereka berdua saling berpelukan menghangatkan badan.

"San, maafin aku ya. Aku ga bisa mengontrol emosiku. Maafin aku juga ya sayang"

"Besok pagi, kita bakal cari Aldi"

Ucapku kepada mereka berdua
101. "Lebih baik sekarang kalian berdua istirahat, aku berjaga disini"

Ucapku sambil mengeluarkan selimut dan memberikan kepada mereka berdua.
102. Udara semakin dingin dan aku semakin mengantuk, agar tidak tertidur kupanaskan air untuk membuat kopi.

Sembari meminum kopi, ku senter kearah kejauhan dibelakang tenda. Berharapa ada pendaki lain yang akan menyusul mendaki.

Sudah lama menyenter ternyata tidak ada orang.
103. Tiba - tiba ada seorang pria yang betubuh kurcaci datang menghampiri tenda kami, saat itu hanya aku yang terbangun.

Takutnya pria itu berniat buruk langsung ku jegat di depan tenda.

"Ada apa ya mas ?"

Tanyaku
104. "Punya korek ga mas ? Mau ngidupin api, kebutulan korek saya terjatuh. Jadi ga bisa ngidupin api, tenda saya sebelah sana mas."

Kata pria itu.

Aku memberikan korekku dan berpesan jangan lupa di kembalikan soalnya aku juga hanya membawa satu korek.
105. Korek yang kuberikan sudah cukup lama tidak dikembalikan, padahal alasannya cuma sebentar.

Kupandang ke arah tenda yang ditunjukkan, seperti tidak ada api yang menyala.

Segara kususul ke tendanya, siapa tahu aku bisa membantunya menghidupkan api.
106. Kuambil senter dan bergegas menuju tendanya.

Sampai dilokasinya tidak ada tenda yang berdiri kokoh aku lihat. Hanya ada tenda roboh sudah diterpa angin, tenda itu juga kotor sudah banyak pasir diatasnya.

Aku mulai bingung, apakah yang meminjam korekku itu bukan manusia ?
107. Mulai lagi aku berpikir,

"Puncakkan masih jauh, knp dia mendirikan tenda disini ? Ahhh shit bener ini bukan orang"

Segera aku lari menuju tendaku

"Lenny, Sandra bangun. Kita harus segera bergegas pergi dari sini"

Belum sempat mereka bertanya,

"Nanti aku jelaskan semua"
108. Aku menutup tenda dibantu mereka berdua, kumasukkan tenda kedalam tas lalu kami melanjutkan perjalanan.

Perjalan kami sangat lambat, Lenny terlalu gampang kecapaian.

Untuk mempercepat langkah, kuberikan tasku agar dibawakan Sandra dan aku menggendong Lenny.
109. Hari sudah subuh, kami sudah melewati beberapa tenda. Hingga kami menemukan banyak remaja yang duduk bermain gitar didekat api unggun.

"Bang, mohon maaf bang, kita bisa mendirikan tenda disebelah kalian ga ?"

Tanyaku
110. Tidak ada jawaban dari mereka, bahkan sepertinya aku mengusik ke tenangan mereka. Mereka satu per satu masuk kedalam tenda dan menutup tendanya.

"Kita lebih puncak lagi aja Def"

Kata Sandra

Kembali kita melanjutkan perjalanan
111. Ditengah perjalanan aku menggurutu tentang sikap mereka tadi.

"Katanya anak gunung solid, anak gunung saling membantu, taik kucing"

Kataku

"Sudahlah yang jangan marah - marah terus, mungkin mereka lagi asik bermain gitar tiba - tiba kita ganggu"

Ucap Lenny..
---Bentar ya gua ke toilet dulu
112. Sudah berjalan begitu lama, akhirnya kita menemukan tempat untuk mendirikan tenda.

Didepan kami juga ada beberapa tenda, beberapa orangnya diluar tapi karena tidak mau mengganggu lagi, kami tidak mencoba untuk sok akrab atau sok dekat.
113. Sembari mendirikan tenda, air menetes perlahan dari langit.

"Cepetan, sebentar lagi hujan"

Kataku memerintah
Lenny dan Sandra

Tenda sudah berdiri, kami langsung masuk dan beristirahat.

Lenny dan Sandra berpelukan ditengah tengah hujan yang semakin deras.
114. Kurasakan ketakutan mereka,

"Keadaan Aldi gmn ya hujan begini ?"

Tanyaku pada mereka berdua.

"Husss, sudah bahas besok saja"

Kata Lenny memotong pertanyaanku agar tidak membuat Sandra menangis lagi.
115. Hujan sudah berhenti, tapi udara masih sangat dingin.

Kuambil kompor dan kupanaskan
air untuk menyeduh kopi.

Tak lama setelah menyeduh kopi, Lenny kekasihku terbangun.

Dikeluarkan makanan kemarin yang sempat kami bungkus. Ternyata makanannya sudah basi dan berbau.
116. "Nih masak mie instan aja"

Kataku sambil memberikan beberapa mie instan dan telor

"Masaknya semuanya ?"

Tanya Lenny kembali

"Masak 3 aja sama 2 telor"

Jawabku

Wangi dari mie instan membangunkan Sandra yang ternyata sudah lapar.
117. "Eh udh bangun San ?"

Tanya Lenny

"Iya, tapi badanku pegel banget"

Jawab Sandra

"Sehabis makan kita bakalan cari Aldi ya, kalian bersiap - siap"

Kataku pada mereka berdua
118. Makan sudah selesai, piring dan gelas sudah ku basuh. Begitu pula sekarang kami harus menutup tenda dan mencari Aldi.

"Kok sudah nutup tenda mas ? Ga mau lihat sunrise ?"

Tanya salah satu pendaki yang melintasi tenda kami

"Iya mas, kebetulan temen kita tersesat"

Jawabku
119. Kukira pendaki itu bakalan cuek biasa aja, tapi dia kembali ke tenda kami dan membawa temannya.

"Mas, temannya ketinggalan dmn ?"

Tanyanya lagi

"Jadi begini mas...
120. Semua kejadian kuceritakan, dari awal berangkat, mendapatkan pesan dari sosok ibu tua, kejadian aneh tadi malam dengan sosok pria bertubuh kurcaci dan sikap para pendaki yang tidak senang ketika kami mau mendirikan tenda disebalahnya, terakhir kuceritakan kesalahan Aldi.
121. Karena mereka kebetulan orang yang tinggal disekitar daerah sini mereka tau tentang wanita yang menggunakan gaun pengantin.

Konon katanya calon suaminya dan wanita itu mau foto prewedding di gunung Sibayak. Naas mereka mendapatkan musibah, wanita itu terjatuh dari tebing.
122. Wanita itu tidak senang kalau ada pasangan yang mendaki gnung Sibayak. Apalagi sudah melanggar tata krama disini, makanya Aldi dibawa pergi oleh wanita itu.

Begitulah perjelasan dari mas Arie salah seorang pendaki.

Mendengar ceritanya kami berharap ada jalan dari semua ini
123. Kalau baru kemarin hilang, kita masih bisa mencarinya mas. Mudah - mudahan temannya kalian belum dibawa terlalu jauh oleh wanita itu.

Dua orang dari teman mas Arie turun kebawah untuk membuat lapaoran. Sedangkan 4 orang lagi menemani kami untuk mencari Aldi.
124. Titik pertemua antara kami dan tim sar adalah pertigaan kemarin.

Sebenarnya pertigaan itu menuju lebah hutan yang paling dalam.

Dulu beberapa masyarakat disini mengambil hasil hutan dari lembah itu, namun semenjak ada pendaki yang hilang tempat itu ditutup.
125. "Ayo mas, mbak kita jalannya pelan - pelan saja. Kita susuri hutan itu, mudah - mudahan teman mas ketemu"

Kata mas Arie

Kami berjalan menuruni gunung Sibayak, sudah lama berjalan kami tidak menemukan pertigaan itu.

Seperti mata kami dikecoh oleh wanita itu.
126. Karena pertigaannya tidak ketemu, kami akhirnya menunggu bantuan dari bawah.

Sembari menunggu aku menyiapkan kopi kepada mas Arie dan ketiga temannya.

Ditengah minum kopi, tiba - tiba kami dikagetkan oleh Sandra
127. Sandra tiba - tiba berlari ke arah rerumputan yang banyak. Kami semua langsung sigap mengejar Sandra.

"Disana rumahku, aku mau pulang"

Kata Sandra tiba - tiba, lalu dia tergeletak diatas rumput yang masih basah.
128. Kami segera membawa Sandra kedalam tenda dan memberikannya segelas air.

Lenny masih mengkipas - kipas wajah Sandra, agar Sandra mendapat udara yang segar dari kerumunan kami.
129. Diluar tenda yang sangat jauh, aku melihat sosok pria yang bertubuh kurcaci semalam.

Dia bersembunyi dibalik sebatang pohon besar, dan seperti mengintai kami.

Aku langsung mengerjar pria itu, mas Arie dan teman - temannya tidak sempat menjegatku.
130. Karena emosi, aku tidak mendengarkan lagi teriakan mas Arie dan teman - temannya.

Kukejar terus pria bertubuh kurcaci itu, karena dia tahu aku mengerjarnya pria bertubuh kecil itu berlari masuk ke arah lembah yang ditunjukkan Sandra.
131. Semakin cepat aku berlari mengejar pria itu. Kulihat dia terjatuh dan bersembunyi dibalik pohon.

Langsung kuputar arah lariku ke arah kanan dengan maksud mau mengepung pria itu.

Tapi ?

"Hah ? Kmn dia ?"

Pria itu hilang entah kemana seperti ditelan pohon besar itu.
132. "Kali ini kau bisa lolos, lain kali tak kubiarkan kau lolos"

Teriakku yang sudah sangat emosi

Akhirnya kuputuskan untuk berjalan pulang ke arah tenda.
133. Sudah begitu lama aku berjalan mengarah ke tenda tapi tidak ku temukan tenda kami.

Aku seperti dibuat halusinasi, aku berjalan lurus terus menerus tapi aku melihat jalan yang sama, sudah berulang kali aku melawatinya tapi aku kembali ketempat asal ke tempat pohon besar itu.
134. Kali ini aku harus gunakan trik pramuka ketika tersesat dihutan.

Aku mengambil beberapa batang kayu kering, ketika aku berjalan akan kutancapkan batang kayu itu sebagai tanda kalau aku sudah pernah melewati daerah ini.
135. Hari sudah semakin sore. Aku sudah lelah, karena aku hanya berputar - putar didaerah itu saja.

Kuputuskan untuk beristirahat dibawah pohon besar itu tadi.

Menunggu lelahku hilang akanku lanjutkan perjalananku.
136. Matahari hampir tenggelam ke arah barat, berarti dibelakangku adalah timur tempat matahari terbit.

Matahari terbit biasanya dari belakang gunung Sibayak, berarti kalau aku berjalan ke arah timur aku menuju puncak.

Baiklah aku akan berjalan ke puncak, ya Tuhan bantulah aku
137. Kuawali dengan berdoa, aku berjalan langkah demi langkah ke arah timur.

Aku tidak lagi menemukan daerah yang aku lalui, bertanda aku sudah menjauh dari daerah tadi.

Perut sudah lapar, aku baru ingat sedari pagi aku hanya sarapan mie instan.
138. Sembari memegang perut,

"Ya Tuhan, harus makan apa aku ditengah hutan ini ?"

Ucapku

Ternyata doaku dikabulkan Tuhan, ada seekor monyet yang melempar ku dengan sesisir pisang.

Meskipun pisang itu bekas monyet, aku sudah bodoamat langsung memakan pisang itu dengan lahap.
139. Malam sudah tiba, semuanya sudah gelap. Aku istirahat di akar - akar pohon besar. Menunggu esok pagi kan cepat berlalu.
140. Aku terbangun dengan teriakan orang - orang yang sedang berjualan disekitarku. Mereka berteriak satu sama lain menawarkan jualannya.

Banyak sekali yang berjualan, tapi tubuh mereka kecil, seperti tubuh pria yang aku kejar.
141. Karena kelaparan aku meminta makanan ke salah satu pedagang yang sedang menjajakan jualannya.

Pedagang itu tidak menghiraukan, seakan dia tidak mendengar perkataanku, begitu juga ketika kucoba dengan pedagang lainnya.

Mereka tak satu pun mendengarku.
142. Karena tidak di perdulikan, aku mengambil dagangannya. Tapi tak satupun dagangan mereka yang bisa aku raih.

Kucoba menyetuh pedagangnya, sama juga, aku tidak dapat menyentuh mereka.

Pasta saja mereka tidak mendengarku, duniaku dengan dunia mereka sudah berbeda.
143. Sekarang aku paham, kalau ini adalah pasar goib. Mereka bukan lagi manusia.

Karena sudah dapat pemikiran seperti itu, aku semakin takut.

Kemudian aku berlari meninggalkan pasar goib itu. Aku berlari mengikuti arah matahari.

Sudah lelah berlari, aku sangat haus
144. Tenggorokan sudah sangat kering, aku kembali berucap..

"Ya Tuhan aku sangat haus"

Ketika memandang ke arah kejauhan aku melihat seperti kubangan kerbau, tempat kerbau berendam biasanya.

Aku berjalan ke arah itu kubangan itu, meminum air kubangan yang penuh dengan lumpur
145. Disekitar kubangan itu kulihat, sebuah pondok yang sudah tua. Aku masuk kedalam pondok itu, kayu dari dinding pondok ini sudah tua.

Ruangannya seperti kamar, tapi dipakai tempat memasak juga.

"Malam ini aku bisa istirahat disini"

Ucapku dalam hati
146. Malam harinya, aku tidur di pondok tua ini. Udara semakin dingin, diselimuti kabut tebal.

Aku mulai meneteskan air mata.

Menangisi kesalahanku dan teman temanku. Ya Tuhan kapan ini berakhir pikirku.

Tidak harusnya aku mendaki tanpa pemandu, ini semua akibat kesombongan
147. Aku sadar sekarang, kesombangan tidak ada gunanya, dan semua pesan dari orang tua itu sangat penting.

Malam ini aku menangis
sampai aku tertidur.
148. "Satu korban sudah ketemu"

"Semuanya cepat kemari, lihat sini"

Teriakan itu membangunkanku

Kuharapkan teriakan itu adalah teriakan orang menemukanku, ternyata bukan.

Aku hanya bermimpi, dan aku terbangun keluar dari gubuk melihat matahari sudah mulai naik.
149. Aku sudah begitu lapar, tidak ada lagi makanan disekitar sini, aku hanya bisa bertahan minum air kubangan, rasa sakit perut sudah tidak lagi kurasakan.

Perlahan aku berjalan kearah timur mendaki gunung Sibayak yang terjal di sekitar sini tidak ada track untuk pendaki.
150. Perlahan aku berjalan, sambil tertatih kupaksa terus menerus ke arah puncak.

Aku berharap semu ini akan berakhir ketika aku sampai puncak.

Sembari mendaki, aku melihat sosok wanita bergaun pengantin.

Dengan semangat aku mengejar wanita itu, berharap bisa bertemu Aldi.
151. Ketika menghampiri wanita itu,

"Pulanglah, kamu anak baik. Kamu bukan orang baik. Tidak usah mencari temanmu lagi."

Kata wanita itu kepadaku

"Tidak, aku tidak akan pulang sebelum aku bertemu dengan Aldi."

Kataku berontak

"Kalau kamu tidak pulang, nasibmu akan sama"
152. Wanita itu tiba - tiba hilang sekatika, hilang entah kemana.

Mendengar ucapannya yang terakhir membuatku menangis.

Kuingat masa - masa aku masih bersama Aldi, bermain bersama, nongkrong dan ngerokok bareng.

"Maafkan aku Di, belum bisa menjadi teman yang baik"

Ucapku
153. Aku pulang kearah jalur yang aku daki sembelumnya, sambil menangis aku masih teringat dengan Aldi sahabat terbaikku.

Ditengah aku sedang mendaki dan menangisi semua ini. Tiba - tiba Aldi menampakkan dirinya.

"Aldi ?! Kau kutemukan"

Kataku senang sudah bertemu Aldi
154. "Maafkan aku Def, semua ini kesalahanku. Membuat semua orang susah mencariku dan mencarimu"

Kata Aldi

"Sudah Di, ayo kita pulang"

Kataku mengajak Aldi

"Engga Def, kita udah beda dunia"

Jawab Aldi
155. "Pulang sekarang Def, sampein ke orang tuaku, aku minta maaf blm bisa membahagiakan mereka"

Tambah Aldi

"Tapi knp Di ? Ayo kita pulang"

Kataku memotong pembicaraan

Tiba - tiba Aldi menghilang
156. Aku menangis sejadi - jadinya.

"Kalau kau mengambil temanku, ambil juga aku gunung Sibayak"

Kataku teriak sambil terisak - isak

Karena sudah kelelahan, aku terjatuh dan tidak sadarkan diri.
157. Beberapa hari tim SAR, Polisi, TNI, dan Mapala sudah mencariku dan Aldi. Tapi tidak ditemukan.

Sampai dipanggilah seorang dukun yang tinggal didaerah warung pos 1.

Ritual pelepasan ayam pun dilakukan, berharap aku dan Aldi bisa kembali.
158. Ritual ini biasanya dilakukan ketika ada orang yang terjebak oleh gunung Sibayak.

Konon katanya penunggu gunung Sibayak setuju bertukar dengan darah seekor ayam putih.

Tapi berbeda nasib dengan
aku dan Aldi.
159. Aku ditemukan di balik pohon besar ketika aku mengejar pria bertubuh kurcaci. Tubuhku sudah dehidrasi, kekurangan cairan dan sekitar beberapa hari sudah tidak sadarkan diri.
160. Nasibku berbeda dengan Aldi, dia sudah tidak ada.

Dunia Aldi sudah sama dengan dunia penunggu gunung Sibayak.

Menurut penjelasan dari dukun,

Ketika aku mengejar pria bertubuh kurcaci.

Aldi juga mengejar wanita bergaun penganti ke arah pohon itu.
161. Ketika aku tersesat berjalan seperti mengelilingi dari satu tempat dan kembali lagi ke tempat itu. Aldi juga sama, melakukan itu.

Ketika tebangun dipasar goib sama juga. Bedanya Aldi memakan makanan dagangan mereka sehingga Aldi menjadi sama seperti mereka.
162. Ketika haus aku minum air kubangan, itu adalah sebenernya mata air bagi orang - orang yang ada dipasar goib.

Pondok yang aku tempati adalah tempat tidur terakhir Aldi.

Ketika bangun dari gubuk dan mendengar "satu korban sudah ditemukan" itu adalah Aldi.
163. Sama seperti yang aku lakukan, Aldi mendaki kearah puncak dengan pengharapan semua bisa berakhir.

Tapi karena dia sudah memakan makanan di pasar goib dia tidak diizinkan kembali.

Aldi terjatuh ketika mendaki, dan ditemukan di dekat pondok aku tidur.
164. Intinya semua yang kulakukan ketika hilang, begitulah yang dilakukan Aldi. Namun karna Aldi yang bersalah, maka dia yang tidak bisa pulang.

Raganya bisa pulang tapi jiwanya tidak bisa.
165. Begitulah penjelasannya dari dukun yang menyelamatkanku.

Dukunnya berpesan, jangan pernah menghiraukan pesan dari sosok wanita tua sewaktu aku lihat diperjalanan.

Begitu juga dengan sikap, hargailah alam. Mereka yang sudah tinggal lama disini tidak suka dengan tingkah Aldi
R I P
A L D I

"Alam adalah salah satu tempat
untuk menempah diri, termasuk
gunung Sibayak. Hargailah alam
agar engkau bisa menikmati
keindahannya"
---Sekian Thread Horro
Akhir Cerita Gunung Sibayak

Kalau ada kata penulisan yang salah saya minta maaf, tidak sempat di sunting terlebih dahulu.

Saya Def, pamit undur diri
Semngat menunggu buka puasa💞
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Enjoying this thread?

Keep Current with S R C

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!