Itu Kursiku

- Kalau ada kursi di rumah kosong, biarkan saja. Jangan dipindah!

@ceritaht
@BacahorrorCom
@IDN_Horor
@cerita_setann
@FaktaSejarah
@threadreaderapp

#bacahorror #ceritahoror #bacahoror #kisahhoror
Sementara belum ada cerita panjang, narasumbernya masih belum lengkap. Jadi diceritain cerita singkat dari pengalaman salah satu teman dulu ya. Semoga menghibur penggemar kisah horor.

Bismillah
2014.

Di dekat rumahku ada sebuah rumah tua.Dulunya rumah itu adalah milik slah satu orang kaya. Ada dua rumah yang digandeng mnjadi menjadi satu bagian.yg di depan dijadikan toko sembako,dan yg sebelah dijadikan rumah. Tapi sejak sepuluh tahun lalu, rumah itu dibiarkan kosong.
Tidak ada penerangan jika malam dan tidak ada yang merawat di siang hari. Tumbuhan liar dibiarkan menjalari pagar rumah. Sebagian tembok sudah mengusam. Dan terkelupas karena waktu. Pohon alpukat sudah membesar seolah menutupi bayangan seluruh bagian rumah.
Perabotan di dalam rumah sebagian besar sudah hilang. Ada yang mungkin diambil orang atau dibawa pemiliknya sebelum pindah rumah. Yang tersisa tingal sebuah kursi kayu yang dibiarkan menghadap sudut tembok. Memang tak terlihat dari luar, tapi jika diintip dari jendela akan tampak
Aku, sebut saja namaku Agung tinggal tak jauh dari rumah tua itu. Sebenarnya aku agak menghindari dekat2 dengan rumah itu. Karena kata beberapa orang, ada penunggu yang kerap menampakan diri. Bahkan di siang hari!
Sampai suatu hari, ada sebuah rental Play Station 3 yg baru dibuka di desaku.Kebetulan lokasinya berada di seberang rumah tua itu.Namanya rental Pak Wajik. Sejak baru dibuka,rental PS3 itu terus ramai.Ada beberapa anak yang bahkan sampai order untuk bisa mendapat giliran main PS
Karena tak ingin ketinggalan, aku dan ke lima temanku Zein, Rama, Wafa, Qolbi dan Adit ikut order. Sayangnya, karena terlambat pesan, kita dapat jatah main PS jam setengah 11 malam. Kebetulan rental itu buka sampai jam 4 page. Akhirnya kita tetap menyewa, langsung 5 jam.
Malam harinya, setelah berkumpul di pos ronda, kita berenam akhirnya berangkat ke Rental PS3. Kita sepakat akan membuat mode game League Cup, supaya semua tim bisa bertemu. Sambil berjalan, Rama dan Wafa mengatur setiap pemain nanti akan menggunakan tim apa saja
Tepat pukul 22.15, kita berenam sampai di Rental PS Pak Wajik. Rama yang sudah tidak sabar langsung menyiapkan diri duduk di belakang anak yang sedang bermain. kebetulan aku kenal, Mas Tomi dan Mas Fian. Jam 22.35 kita berenam akhirnya mulai mendapat giliran.
Seperti biasanya, permainan sepak bola di PS selalu seru. Agar tidak lama menunggu, kita atur setiap game hanya berlangsung 10 menit. Setelah satu putaran liga selesai, kita ganti dengan mode Cup. Pertandingan ini dibuat lebih lama, dengan durasi 15 menit.
Partai Final mempertemukan Rama dan Wafa. Karena ingin pertandingan berlangsung lama, keduanya sepakat menaikan waktu pertandingn menjadi 20 menit. Karena masih lama, Aku , Zein, Qolbi dan Adit memilih duduk di depan halaman rental PS. Kebetulan ada kursi panjang.
Kursi itu mepet di dindig rental PS. Karena hanya muat untuk tiga orang, akhirnya aku pun berdiri sambil bersandar ke dinding rumah tua yang berada di seberang rental PS.

"Lek ono sing ngadek yo ra penak, sek tak golekno kursi (kalau ada yang berdiri tidak enak.
Sebentar saya carikan kursi )"kata Qolbi.

Qolbi tampak celingak celinguk di dekat rental PS, tapi tidak menemukan kursi. Dia kemudian melirik ke arah jendela yang ada di belakangku. Qolbi melihat ada kursi yang berdiri di dalam rumah
tanpa banyak berfikir, Qolbi langsung masuk ke dalam rumah tua. "Kate neng ndi Qol?" (mau kemana Qol) tanyaku.
seperti tak mendengar,Qolbi langsung masuk kedalam area rumah tua. Karena tak dikunci, Qolbi bisa dengan cepat mengangkat kursi itu. Lalu meletakanya ke tempatku berdiri
"Wis Lungguh kene ae, moso jagongan ngadek ra penak (Sudah duduk sini saja. Masa nongkrong berdiri. Tidak naaman)" Sahut Qolbi setelah menaruh kursi.

Awalnya aku sedikit kawatir, tapi melihat teman yang lainya santai, akhirnya tetap kududuki saja kursinya.
Qolbi mulai menyalakan rokok dan menawari kita. Kuambil sebatang dan langsung kubakar. Kemudian kita berempat mulai ngobrol ngalor ngidul dengan santai. Di tengah asik ngobrol, tiba2 Qolbi seperti mencari sesuatu di dalam saku bajunya. Sepertinya handphonenya tertinggal
Radit masuk ke rental PS, tapi tidak menemukan HP Qolbi. Rama dan Wafa masih asik melanjutkan partai final pertandingan.

"Gak enek Qol neng njero," (gak ada Qol di dalam) kata Radit.

"Waduh neng ndi yo" Qolbi, mengacak acak saku jaket dan celananya.
Qolbi kemudian berdiri, dia ingin masuk lagi ke dalam rumah untuk memastikan apakah HPnya tertinggal di dalam rumah tua atau tidak. Sesaat setelah berdiri, entah apa yang dilihatnya. Qolbi berteriak sambil menunjuk jendela yang ada dibelakang kepalaku.
Kebetulan di belakang kepalaku ada jendela yang tertutupi jaring besi dan langsung menghadap ke ruang tamu rumah tua.

Qolbi langsung berlari, diikuti Radit dan Zein yang ikut berlari. Karena mereka berlari, aku pun beranjak dari kursi.
Tiba tiba aku merasakan ada tangan dengan kuku tajam yang seolah keluar dari jendela dan membekap mulutku. Tanpa menoleh ke belakang, aku langsung berlari menjauh mengejar teman2 yang sudah jauh . Kita berempat kemudian berhenti di pos Ronda. Kebetulan ada dua orang tua Diana
*Disana

Setelah mengatur nafas. Aku bertanya kepada Qolbi tentang apa yang dilihatnya. Kata Qolbi, dia melihat ada sosok wanita dengan rambut awut2an yang tiba2 muncul di jendela. Radit juga mengatakan hal yang sama. Berbeda dengan Zein yang hanya ikut2an lari
Aku juga bercerita jika ada sebelum lari, ada tangan yang sempat membekap mulutku.

"Iku pipimu opok o Gung?"(itu pipimu kenapa Gung) Qolbi tiba2 bertanya setelah aku bercerita. Aku langsung mencari kaca cermin yang terpasang di dinding pos ronda. Aku melihat ada bekas darah
Seperti noda cakaran. Tapi saat diusap, ternyata itu bukan darah dari wajahku. Aku pun langsung gemetar ketakutan.

Pak Muji yang berjaga di pos kemudian menanyai kami tentang apa yang terjadi. Qolbi menceritakan semuanya kepada Pak Muji.

"Oalah le.. le, itu kursi ada yang punya
kalau ada kursi di dalam rumah kosong, apalagi ngadep ke tembok jangan diambil," kata Pak Muji memarahi kami.

Aku dan teman2 hanya bisa menunduk. Pak Muji sempat menyuruh kami mengembalikan lagi kursi itu ke dalam rumah. Tapi tidak ada dari kami yang berani kembali ke sana
Tak lama, Wafa dan Rama menyusul kami. Mereka sempat marah2 karena ditinggal begitu saja. Qolbi lagi2 bercerita ke mereka berdua. Akhirnya, sesuai kesepakatan kita berempat akan mengembalikan kursi pagi hari
Wafa dan Zein tidak bisa ikut menemani karena rumah mereka ada di dusun sebelah yang agak jauh.

Esoknya, Qolbi sudah membangunkanku.Malam itu aku menginap di rumahnya.Di luar rumah,Rama dan Radit sudah siap ternyata. Karena jam 7 mereka harus membantu orang tuanya menyadap karet
Kita berempat kemudian berangkat ke rumah tua. Anehnya, kursi yang harusnya berada di pinggir dinding, ternyata sudah tidak ada. Qolbi mencoba mengintip dari balik jendela berjaring besi. Ternyata, kursi itu sudah berada kursinya sudah kembali ke posisi awal.
Seperti seolah kursinya tidak pernah beranjak dari tempat itu. Tak jauh dari kursi, Qolbi melihat HP yang dicarinya semalaman.

"Ayo rek kancanono mlebu (ayo teman2 temani saya masuk)"

Akhirnya kita berempat masuk ke dalam rumah tua. Aku, Rama dan Radit berjalan berdempetan
meski sudah ada cahaya matahari, tapi entah kenapa seolah bagian dalam rumah itu tak tertembus cahaya. Qolbi dengan cepat langsung mengambil HPnya yang tergeletak di dekat kursi. Sesaat setelah tanganya menggapai hp, kita berempat mendengar suara langkah kaki dari lantai atas
Aku dan ketiga teman sebenarnya sangat ketakutan. Radit Sudah siap2 berlari, tapi kita juga penasaran siapa kira2 yang pagi2 sudah ada di sana. Suara langkah semakin dekat, kita berempat lalu melirik ke arah anak tangga. Ada seorang perempuan yang berdiri di sana
Dengan gaun putih dan rambut panjang yang mengembang bercampur hitam dan rambut beruban. Matanya lalu melirik ke kita sambil mengembangkan senyum yang mengerikan. Aku Qolbi dan Rama langsung berlari. Radit sempat mematung, tapi akhirnya diangkat oleh Qolbi
Sebisa mungkin kita keluar dari rumah dan lari menjauhi rumah tersebut. Sejak saat itu, tidak ada dari kita berempat yang berani mendekati rumah itu lagi. Pernah suatu waktu Radit berusaha mengambil layang2 yang tersangkut di pohon Alpukat. Dan wanita itu kembali muncul.
Radit nyaris jatuh dari pohon karena kaget. Untung saja ada Rama yang kebetulan juga ikut mengejar layangan dan menangkap tubuh Radit.

Selesai

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with Fredyaspiree

Fredyaspiree Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @fredyraskin

14 Dec
2003

Hari itu, aku memiliki kesempatan untuk berkunjung ke rumah salah satu kawan lama. Rumahnya berada tak jauh dari tepi pantai. Kawanku ini Jupri namanya. Kebetulan selepas SD, dia memilih mengikuti jejak bapaknya yang bekerja sebagai nelayan tradisional.
Kebetulan sekali, saat aku berkunjung ke rumahnya Jupri sedang merancang jadwal melaut yang rencananya akan dimulai sore hari. Aku yang belum pernah sekalipun ikut aktifitas melaut merasa perlu menjajal tantangan.Setelah menyesap segelas kopi dan menandaskan sepiring tahu goreng,
Read 53 tweets
7 Dec
Arek Kobong

- Berdasarkan cerita nyata
"dia yang pertama menempati dan enggan pergi"

@ceritaht
@bacahorror
@IDN_Horor
@cerita_setann
@cerita_setann
@FaktaSejarah
@threadreaderapp

#bacahorror #ceritahoror #bacahoror #kisahhoror Image
Cerita ini terjadi sudah cukup lama, tapi sepertinya sampai saat ini 'dia' yg ada dalam cerita ini masih ada di sana. Dan tetap enggan pergi.

saya ambil sudut pandang pemilik cerita dalam kisah ini
1995

Ini adalah tahun pertama aku mengikuti suamiku berpindah setelah tinggal di kota tempat asalku. Pekerjaan suamiku yg mewajibkan pegawainya terus mengalami rotasi penempatan kerja membuatku harus ikut kali ini. Kota tujuanya, sebuah kabupaten yg ada di tengah Jawa Timur
Read 96 tweets
4 Dec
kisah ini saya ambil dari kejadian yg menimpa salah satu tetangga yg masih memiliki hubungan keluarga dg saya. Sampai hari ini saya berpikir, kenapa sebuah kesalahan kecil berujung kematian. Saya tulis singkat.

Bismillah
Kumandang suara adzan terdengar kencang Jumat siang itu. Memanggil semua laki2 baik yg sudah dewasa maupun yg belum baligh untuk segera datang ke masjid. Beberapa pria tampak tergopoh2 berlari ke arah masjid sambil menyampirkan sarungnya.
Read 28 tweets
1 Dec
2002.

Asap dupa yang mengepul di sudut2 angker menjadi hal yang umum kala itu. Meski belum legal, judi Togel seolah menjadi sendi kesibukan warga di Desa Pinang yang ada di kaki Gunung Raung.

Hampir setiap malam, entah sendiri entah bergerumbul warga akan mendatangi
tempat2 angker. Meletakan sesaji, lalu membakar dupa untuk mencari 'petunjuk' . kira2 angka berapa yg akan keluar esok harinya

Di tengah hiruk pikuk masyarakat yg tengah kecanduan Togel. Ada seorang pria yang tampak kesal dengan aktifitas mencari nomor di tempat angker
Read 56 tweets
29 Nov
Siapa Kamu?
- mereka kadang menyerupai kita..
sebuah cerita pendek dari sebuah pengalaman

@ceritaht
@bacahorror
@IDN_Horor
@cerita_setann
@cerita_setann
@FaktaSejarah
@threadreaderapp

#bacahorror #ceritahoror #bacahoror Image
Selamat Malam. semoga masih ada yg menunggu cerita saya. Kl tdk ada biarkan saya bercerita sendiri.

ini kisah pengalaman kakak ipar saya saat berkuliah di Jember. sebuah pengalaman pendeknya ketika pertama kali bersinggungan dengan mahluk ghaib.
2012

Hari2 terakhir di penghujung semester tiba. Semua mahasiswa sedang bersiap2 kembali ke kampung halamanya. Termasuk Juni. Mahasiswi semester tiga salah satu Kampus Perawat di Kota Jember itu juga sedang mempersiapkan diri untuk pulang kampung.
Read 22 tweets
27 Nov
14 Hari di Dimensi Gaib
- diceritakan oleh yang terlibat dalam kisah ini
@ceritaht
@bacahorror
@IDN_Horor
@cerita_setann
@cerita_setann
@FaktaSejarah
@threadreaderapp

#bacahorror #ceritahoror #bacahoror
kejadian ini sebagian sudah diberitakan oleh media lokal dan media online. Saya mendapatkan sisi lain dari kisah pencarian seorang kakek yg hilang selama 2 minggu di dalam hutan. seperti biasa hanya narasumber yg sudah mengizinkan yg saya tulis nama aslinya, sisanya nama rekaan
saya tidak berjanji cerita ini selesai satu hari. Tapi insyAllah tidak akan saya buat menggantung lama. Secepatnya saya selesaikan. Semoga mereka yg bisa membaca tapi tak terlihat tdk menghentikan saya.

Bismillah
Read 68 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!