OM RASTH Profile picture
6 Apr, 163 tweets, 21 min read
HUTANG NYAWA DI BAYAR NYAWA

#bacahoror
#bacahorror
#threadhororkelam
#OMRASTH

Dulu di sebuah desa yang berada di pedalaman kalimantan, Ada seorang kepala desa yang sangat amat baik dan bijaksana. Setiap ada uang pemberian pemerintah untuk desa tersebut, sebelum di gunakan
Untuk pembangunan atau apapun, beliau terlebih dulu selalu mengumpulkan warganya
Untuk satu persatu di mintai izin dan di suruh untuk memegang uang tersebut.

Sejak awal beliau memimpin desa itu, menjadi sangat tentram. Tak ada satu pun warga yang berkeluh kesah. Beliau adalah
Orang yang teramat sangat baik, sehingga tak ada celah sedikitpun bagi warga untuk tidak menyukainya.
Tak terasa sudah 3 kali pak kades baik hati itu menjabat sebagai kepala desa.
Dan selama tahun2 itu pula lah, kehidupan warga di desa tersebut menjadi maju, layak nya desa2
Besar lain.

Tapi, keadaan yang tentram tersebut tidak selamanya warga rasakan.

Saat memasuki awal pemilihan kepala desa yang baru.

Seorang laki2 berusia 40 tahunan bernama pak Sekar, juga ikut mencalon sebagai kepala desa.
Beliau ini dulu pernah menjadi Sekdes. Namun tidak berlanjut, karena banyak dana desa yang ia gelapkan.

Banyak sekali spanduk2 yang terpasang atas nama pak sekar, beliau juga sudah mulai membuat acara2 untuk mengajak para warga memilih dirinya di pemilihan kades nanti.
Ia bahkan rela membagikan uang 300 ribu persatu kepala keluarga.

Warga yang mendukung pak kades baik hati, semakin resah ketika hari demi hari mulai banyak warga yang berpindah pilihan.
Hanya karena uang.
Padahal mereka sudah tau kalau pak sekar dulu di berhentikan jadi kades karena penggelapan dana desa. Tapi semua itu nampaknya di butakan oleh 3 lembar seratus ribuan. Apalagi di saat2 seperti itu. Banyak sekali waega yang terpaksa harus menganggur
Karena hujan yang selalu turun, akibatnya pohon karet tak bisa di turih / di sadap.

-------
Hari yang di tunggu2 pun tiba. Satu persatu warga desa masuk ke ruangan pencoblosan.

"Hasil suaranya sama. Tidak ada yang menang atau pun kalah." Ujar para saksi
"Hah.? Hasilnya sama.?" Ujar warga2 saling pandang satu sama lain

"Mohon maaf kepada kedua calon kades dam para warga, hasil suara yang di dapatkan sama banyaknya. Jadi pemilihan kepala desa akan kita ulang 3 hari kedepan." Ujar salah satu petugas
"Biarlah saya saja yang mengalah." Ujar pak kades baik hati

"Tidak pak, tidak bisa begitu. Kami ikhlas memilih bapak, bapak harus pertahankan. Saya yakin bapak akan menang."

"Iya pak, bapak pasti menang."

"Iya, pak, bapak pasti akan menang." Teriak pendukung pak
Kades baik hati tak terima kalau pemimpin mereka yang selama menjabat telah membawa keadilan ke desa mereka harus mengalah.

"Iya, kami setuju jika harus coblos ulang.! Pilihan kami tetap satu, dan tidak akan pernah terganti. Kami tau siapa yang bisa memajukan
Desa ini.!"teriak pendukung pak kades baik hati seraya berjalan pulang

Sebenarnya pak kades tak enak hati melihat pendukungnya seperti itu, terlebih ketika tatapan nya dan pak sekar beradu, terlihat pak sekar yang langsung membuang muka dan meludah.
Pak kades baik hati itu pun cuma bisa menghela nafas.

--

"Warga begitu, karena memang abah cocok menjadi kades. Lihat lah banyak sekali perubahan baik di desa ini semenjak abah menjadi kades."

"Tapi aku tidak enak dengan pak sekar ma."
"Wajar saja bah, tahun2 kemarin kan memang calon nya cuma abah saja. Karena pak sekar dulu pergi ke kota, untuk membuang malunya ketika di berhentikan jadi sekdes karena penggelapan dana. Semua warga tau siapa pak sekar. Kalau sampai dia yang memimpin desa ini,
Akan hancur." Ujar Istrinya seraya menyuguhkan segelas kopi tumbuk

"Semua manusia kan memang letaknya khilaf dan salah ma." Ucap pak kades baik hati sembari menyeruput kopinya
"Sudah, jangan terlalu di pikirkan bah. Siapapun nanti yang menang di pemilihan suara. Aku yakin itu yang terbaik."

Hujan kembali turun, setelah seharian mendung berawan. Dingin nya udara malam itu, membuat pak Kades baik hati langsung menyelimuti tubuhnya dengan selimut.
"Kapan Aji pulang ya ma."

"Sebulan lagi bah, itu pun hanya kemungkinan nya saja. Karena ya begitulah anak kuliahan."

"Aku jadi rindu masa2 sekolah dulu."

"Ingat sewaktu abah menarik rambutku dulu."

"Iya, karena itu uma menyuruh Dendi untuk mengambil celanaku di wc.
Sehingga membuatku harus menunggu sampai sore agar bisa keluar. Haha."

"Tapi, besoknya abah malah memasukkan kecoa dan ulat di dalam tas ku. Aku sampai di marahi guru waktu itu."

"Hahaha.." Tawa keduanya mewarnai malam hujan yang dingin saat itu
Keesokan harinya, pak kades baik hati sedang berada di sungai memancing ikan. Tak jauh darinya ia juga melihat pak sekar sedang memperbaiki susunan batang.
Pak Bardi (sebut saja begitu) / si kades baik hati, yang melihat pak sekar nampak ke susahan mengurus batang2nya tersebut pun langsung berjalan, menghampiri pak sekar.
Tanpa di minta, pak Bardi membantu pak sekar.

"Tidak usah pak, saya bisa sendiri." Ketus pak sekar

"Tidak apa2 pak, saya lihat bapak kesulitan maruwis batang2 ini." Ucap pak Bardi
"Alah, gak usah sok sok baik sama saya pak. Saya tau bapak itu mau saya mengalah kan nanti.?! Saya tidak akan mengalah pak.!!" Bentak pak Sekar seraya melemparkan puntung rokoknya ke air
"Demi tuhan pak, saya tidak ada maksud. Saya tulus dan ikhlas membantu." Ucap pak Bardi

"Urus saja pendukung2 fanatik bapak itu. Ajarkan sopan santun kepada mereka. Agar tau mana perkataan yang bisa menyakiti dan mana yang tidak.!!"
"Cuuiiihhh.." Dilanjut dengan meludah oleh pak sekar

Pak Bardi meninggalkan tempat itu sambil geleng2 kepala. Ia makin merasa tak enak dengan ucapan2 pak sekar tadi.

"Maafkan saya pak, saya tidak pernah bermaksud untuk membuat bapak tersinggung." Ucap pak Bardi dari kejauhan
Pemilihan ulang untuk kedua calon kades pun akhirnya tiba.

Para warga berbondong2 menuju ke tempat pemilihan.
Di antara beberapa warga pendukung pak Bardi dan pak Sekar malah terjadi perang sindir menyindir.
Hujan hari itu turun sangat deras, namun kebanyakan warga tak menghiraukan hujan yang mengguyur dan menciptakan dingin di tubuh mereka.
Hasil akhir suara pun di buka, dan ternyata. Pak Bardi menang. Dan kembali menjadi kepala desa lagi. Untuk yang kesekian kalinya.
Beliau di Arak oleh warga, mereka sangat senang karena pak Bardi kembali memimpin desa itu.

Sementara pak Sekar, pulang dengan raut wajah penuh emosi.

Malam itu, saat hujan mulai reda. Warga mengadakan pesta kecil2an di depan rumah pak Bardi.
Mereka membakar singkong, membakar ikan dan memasak nasi di sana. Kebahagiaan jelas sekali terlihat di wajah semuanya.

------
Sebulan menjabat sebagai kades, pak Bardi harus di hadapkan dengan rentetan masalah yang terjadi, mulai dari beberapa warga pendukungnya
Yang sakit tanpa sebab, dan beberapa anak kecil yang terkena muntahber.

( Om mau Ngiklan bentar, om punya beberapa minyak asli kalimantan. Ada perkasih, saluang mudik, minyak rejeki, raja pemikat, raja penunduk, 7bidadari, dan 3khasiat. Khasiat perminyak beda2.
Ada buat menundukan lawan bicara (bagusnya di gunakan untuk nagih utang, ngomong sama orang yang suka kasar. Membuat orang2 bersimpatik dan kasian sama kita, sekaligus buat bersihin dan magarin rumah, tempat usaha dll. Sampai untuk memikat lawan jenis.
Kalau ponakan2 berminat
Bisa Langsung DM atau WA- 0856 5403 7262
Terima Kasih🙏🙏🙏🙏.)

Bahkan sampai ada yang meninggal.

Keadaan seketika menjadi kacau. Emosi Orang2 mulai menjadi tidak terkontrol.
Beberapa orang pengikut setianya pak sekar memprovokasi pendukung pak Bardi yang tidak bisa mengambil sikap saat penyakit2 aneh mulai berdatangan ke desa mereka.
Beberapa warga yang sudah terkena penyakit2 tersebut ada yang membenarkan hasutan dari pihak pak sekar, dan ada pula yang tetap pada pemikiran nya, bahwa penyakit itu bukanlah karena pak Bardi.
Perkelahian terjadi antar sesama pendukung pak Bardi.
Beberapa orang menjadi berpihak pada pak sekar, ditambah lagi, ketika pak sekar mendatangkan pengobatan medis ke desa tersebut yang biaya nya sudah di bayar lunas olehnya.
Sementara di rumahnya, pak Bardi juga terkena penyakit aneh.

Kepalanya mulai terasa gatal, amat sangat gatal. Sehingga setiap saatnya beliau harus menggaruk kepala dengan sebilah kawat hingga berdarah,
Tapi tak banyak yang tau tentang penyakit yang di derita beliau saat itu.

Sampai suatu hari, istrinya pak Bardi berpikiran untuk membeli sebuah sisir kutu di pasar.
Perlahan2 ia menyisir rambut pak Bardi dengan sisir tersebut. Dan alangkah terkejutnya, saat banyak sekali
Kutu2 yang berjatuhan dari kepala pak Bardi. Besar2 dan hitam.
Sampai2 istrinya pun bergidik saat melihat kutu2 tersebut.

Namun walau hampir setiap jam di sisir, kutunya tetap ada dan ada terus.
"Apa menurutmu ini wajar.?!" Tanya pak Bardi pada istrinya sambil terus menggaruk kepalanya

"Em. Ku, ku rasa wajar, karena kan rumah kita sering di masuki kelelawar bah. Mungkin kutunya dari kelelawar itu." Jawab istrinya
Pak Bardi menghela nafas,
Siang pun berlalu, bulan sabit dengan warna kemerahan menghiasi langi malam itu.

Pak Bardi yang baru saja selesai menyisir rambutnya, tiba2 mendengar suara timpukan benda keras di iringi dengan angin yang sangat kencang menampar2 atap rumahnya.
Baru saja pak Bardi akan beranjak dari duduknya, ulu ati nya tiba2 sakit, sangat2 sakit. Sehingga untuk bernafas pun ia hampir tak mampu.
"Ya ampun, bah, abah kenapa.???" Seraya membantu mengurut2 ulu ati suaminya

Rasa sakit itu tidak hanya, di ulu ati, tapi sekarang malah seperti turun naik dan menjalar keseluruh bagian tubuhnya.
"Sakit, sakit sekali ma." Erang pak Bardi

"Sakitnya dimana bah.? Di bagian yang mana.?"

"Kakiku.. tanganku.. Akh kepalaku rasanya seperti di tusuk jarum..!!" Teriak pak Bardi
Istrinya hanya bisa menangis melihat pak Bardi yang terus mengerang tiada henti.

Akhirnya dia berlari keluar rumah menuju ke rumah tetangganya yang berjarak 6 meteran dari rumahnya.
Namun tak ada yang mau membukakan pintu, rumah kerumah dia datangi untuk meminta pertolongan. Namun hanya rumah pak Dulah saja yang mau menolong.

Mereka berjalan dengan di terangi senter, lumpur yang ada di jalanan tak ia hiraukan.

"Masuk pak bu, silahkan." Ucap nya gemetar
Pak dulah dan istrinya nampak tertegun melihat keadaan pak Bardi yang seperti itu.

"Sudah berapa lama seperti ini bu kades.?" Tanya pak dulah
"Beberapa hari setelah anak nya Suli meninggal pak."

"Sepertinya ini bukan sakit sembarangan bu. Ini sakit kiriman. Mungkin ada orang yang tidak suka terhadap keluarga kalian."

"Ya tuhan. Lalu apa yang harus saya lakukan agar suamiku bisa sembuh.??"
"Ma, kau temani lah mereka disini. Aku akan ke desa sebelah, kerumahnya Pak Rahman." Pamit pak Dulah ada istrinya

Sepeninggalnya pak Dulah, kedua perempuan itu di sibukkan dengan keadaan pak Bardi yang sakit dan gatal di kepalanya muncul secara bersamaan.
Rasa mual yang di rasakan oleh istri pak dulah ia coba untuk menyembunyikan nya sebaik mungkin.
Kutu2 yang disisir dari kepala pak Bardi bergumpal2 banyaknya.
"Bagaimana rambutnya kita gunting saja bu.? Biar kutu2nya hilang." Usul istri pak dulah

Setelah usulnya di setujui, ia pun langsung mencari gunting untuk menggundul rambut pak Bardi.
Namun walaupun di gundul, kutu2 itu tetap ada dan malah bertambah banyak.
Kutu2 tersebut bergerombol di kepala pak Bardi yang sudah gundul. Membuat siapa saja yang melihatnya menjadi takut dan jijik.
Istri pak dulah, mengambil plastik ke dapur, dan juga segayung air panas. Lalu perlahan2 mengambil kutu2 itu menggunakan plastik dan memasukkan nya kedalam gayung yang berisi air panas tadi.
Ia melakukan itu sampai berulang2 kali hingga kutu2 yang menempel di kepala pak Bardi habis.

Setelah itu ia mengoleskan kepala pak Bardi dengan minyak goreng.

Baru beberapa saat saja, pak Bardi kembali berteriak2 gatal, namun istrinya dan juga istri pak dulah
Tidak melihat adanya sesuatu di kepala pak Bardi.
Kutunya sudah hilang, namun oak Bardi masih terus berteriak mengatakan kalau kutunya masih terasa ada.

"Mereka banyak sekali rasanya ma, banyak sekali di kepalaku.!!" Teriak pak Bardi
"Sisir, sisir..!!"

Istrinya bergegas mengambil sisir meski tak tau apalagi yang harus di sisir.

"Panaaasssss.... Air.. Panas....!!!!!!" Teriak pak Bardi lagi
Byuuurrr... Istrinya pak Dulah menyiramkan seember air kepada pak Bardi, dan seketika, pak Bardi diam. Ia menghela nafas,

"Sakitnya hilang." Ujar pak Bardi

"Yang benar bah.? Syukurlah kalau begitu." Ucap istrinya
"Alhamdulillah." Ucap istrinya pak Dulah

Mereka tersenyum senang, karena mengira pak Bardi sudah tidak apa2 lagi.
Namun baru setengah jam, pak Bardi sudah kembali lagi menggaruk2 kepalanya. Malah kini tidak hanya menggunakan sisir ataupun kawat. Ia malah mengambil pisau dan bermaksud untuk mengiris kulit kepalanya sendiri.
Sebisa mungkin istrinya dan istri pak dulah mencoba merebut kembali pisau tersebut, namun mereka kalah tenaga dengan pak Bardi.

Tanpa ragu2 pak Bardi melukai kulit kepalanya sambil tertawa. Darah segar keluar dari luka.
"Hentikan bah... Hentikaaaannn...!" Teriak istrinya histeris

Seperti tak puas dengan melukai kepalanya sendiri, pak Bardi malah membentur2kan kepalanya ke jihi tabalien ( tiang rumah, biasanya kalau rumah kayu, memilikinya. ) sampai berulang2 kali. Hingga darah menyembur
Keluar, tubuh pak Bardi melemah, hingga akhirnya tumbang.

Isak tangis istrinya tak terbendung lagi. Ia memeluk suaminya yang sudah tak bergerak.
Tidak berapa lama, pak dulah kembali bersama seorang lelaki memakai sarung dan memakai peci putih. Beliau adalah pak Rahman, orang yang di kenal paham dengan hal2 gaib.
Lelaki itu tertuju pada sudut rumah, matanya menatap dari bawah keatas. Seperti menatao seseorang yang tak kasat mata.

"Innalillahi. Pak Bardi sudah meninggal." Ucap pak dulah setelah mengecek keadaan pak Bardi yang bedarah2 tersebut
"Rumah kalian sudah di tandai. Kiriman itu di kirim oleh orang yang sangat membenci suamimu." Ujar pak Rahman

Istrinya pak Bardi menangis terus menerus. Ia tak menyangka suaminya akan meninggalkan nya dengan cara yang sangat tragis seperti itu.
------

Saat pemakaman, hujan masih turun meski rintik2. Banyak orang yang berduka atas kematian pak kades baik hati itu. Namun apalah daya, kisah hidup beliau sudah berakhir dengan tragis. Menjadi korban atas perbuatan orang2 yang tidak punya hati.
Seminggu berlalu, penyakit2 aneh yang menyerang kebanyakan warga mulai menghilang, mereka berpikir, itu karena perjuangan pak sekar yang rela melakukam banyak hal untuk keselamatan warga. Meskipun warga tersebut adalah pendukung setia Alm.pak Bardi.
Dan karena itu pulalah, kejahatan yang pernah ia lakukan akhirnya hilang tersapu oleh kebaikan yang beliau tanamkan.
Kini warga sudah seutuh nya percaya. Bahwa pak Sekar adalah orang yang paling tepat untuk menggantikan Alm.pak Bardi.
Lalu singkatnya setelah melalui berbagai macam proses, kini pak sekar sudah resmi menjadi kepala desa.
Awalnya kehidupan di desa itu berjalan cukup baik. Hingga suatu hari sebuah banjir besar melanda desa tersebut dan desa lain di hilirnya.
Air yang datang begitu cepat sehingga membuat warga kehilangan banyak sekali ternak2 mereka.
Surat2 tanah dan bangunan yang mereka miliki hanyut tersapu air.
Para warga di ungsikan ke desa2 yang lebih tinggi. Dan juga banyak diantara mereka yang harus tidur di dalam kelotok (perahu air).

Bantuan dari pemerintah datang 2 hari kemudian. Ada yang bilang kalau pak kades menerima uang 100 juta sumbangan untuk desa, karena memang
Seperti yang orang2 ketahui, banjir itu sudah merampas harta mereka dan juga usaha yang mereka miliki. Tapi, uang sumbangan yang isunya besar itu, seratus ribu pun tak pernah sampai ke tangan warga. Mereka hanya di beri bantuan seperti sembako dan pakaian bekas.
Yang warga di sana juga tau kalau sembako dan pakaian bekas itu merupakan sumbangan dari berbagai daerah. Dan beras2 yang dari pemerintah tak pernah sampai ke tangan warga yang membutuhkan.
Tak ada warga yang berani berkutik, apalagi mengeluh dengan keadaan di desa mereka saat itu.

Segala macam bantuan seperti di saring terlebih dahulu sebelum sampai ke tangan warga. Bahkan saat air audah menyurut, dan belum bisa mendapatkan uang, saat mereka meminta
Belas kasih pada pak sekar. Mereka hanya di berikan 5 kilo beras bulog yang sudah berulat.

Beberapa warga yang mulai berbisik2, menyalahkan satu sama lain. Atas apa yang mereka pilih.
4 bulan kemudian. Aji, anak dari pak Bardi pulang. Pemuda itu belum tau kalau orang tuanya sudah meninggal. Di sepanjang jalanan desa, ia di buat bingung dengan keadaan warga. Yang tidak seperti dulu lagi. Beberapa anak terlihat sedang bermain.
Sesampainya ia di depan rumahnya. Aji begitu bingung melihat keadaan rumah yang sudah begitu tak terurus. Banyak tanaman liar di sana.

"Kemana abah dan uma ku.?" Gumam Aji
Ia meletakkan tasnya, begitu saja. Lalu berlari ke arah rumah pak Dulah.

Sesampainya di sana, lelaki yang sedang memotong kayu itu nampak terkejut.

"A, a , aji. Aji. Kamu sudah pulang..??" Tanya pak Dulah tak mampu membendung air matanya
"Dimana orang tuaku mang.? Apakah mereka di sini. Oh, aku tau mereka pasti sudah membuat rumah yang baru kan.?" Berbagai pertanyaan keluar dari mulut Aji
Namun tak ada satupun pertanyaan nya yang mampu di jawab oleh pak Dulah.
Lelaki itu malah menangis sesenggukan.

"Ayah, ayahmu sudah meninggal. Dan ibumu sekarang lumpuh." Ucap pak Dulah akhirnya
Membuat Aji seketika terduduk lunglai.

Seakan tak percaya, Aji mulai mempertanyakan banyak hal pada pak dulah.
"Lalu siapa yang mengirimi ku uang.? Kenapa kalian tidak memberitahukan kebenaran ini padaku.?? Kenapa.?"

"Awalnya tabungan orang tuamu. Dan juga sebelum jatuh sakit, ibumu memberikan alamat tempat tinggalmu di kota. Aku simpan alamat itu baik2. Lalu saat tabungan orang tuamu
Sudah habis, aku terpaksa harus menjual kebunku untuk kebutuhan kuliahmu. Ibumu melarangku memberitahukan semua kabar duka ini padamu. Dia tidak ingin kau tau, karena itu bisa saja membuatmu tidak fokus untuk belajar."ujar pak Dulah dengan raut wajah yang menandakan kesedihan
"Kenapa abahku bisa meningggal.? Apa dia sakit. Tapi rasanya tidak mungkin, karena abah adalah orang yang kuat. Dia jarang sakit. Tapi kenapa dia bisa mati.??!!!" Teriak Aji terisak
Perasaan nya kacau, sangat2 kacau.

"Lalu apa gunanya gelar sarjanaku, jika abah sudah meninggal." Isaknya

"Kau bisa meneruskan cita2 abahmu, untuk membawa desa ini lebih maju lagi." Ujar pak Dulah
"Dan kau masih punya ibumu, aku, juga istriku." Lanjut pak Dulah

Berhari2 Aji menangis di dekat makam Ayahnya. Ia sangat terpukul dengan kematian sang Ayah.
Diam2 ia menyelidiki sendiri tentang sebab kematian pak Bardi.

"100 persen dugaanku ini semua ada kaitan nya dengan si sekar itu." Ujar Aji di suatu malam, saat mereka sedang makan bersama
"Jangan suudzon nak, tidak baik. Apalagi kalau tidak ada bukti. Nanti jatuhnya fitnah." Tegur pak Dulah

Aji menghela nafas, ia membenarkan apa yang di katakan pak Dulah.
"Besok aku akan mencari pekerjaan di kota. Kebetulan abah nya temanku sedang mencari karyawanan." Ucap Aji

"Apa tidak sebaiknya kau di sini saja ji, kasian ibumu, sudah sakit2an seperti itu kalau harus berpisah lama denganmu lagi." Kata istri pak Dulah
"Aku akan cari uang di kota. Aku tidak ingin merepotkan kalian terus. Sudah banyak kalian berkorban untuk kuliahku, sayang sekali kalau aku tidak bekerja dan membalas budi baik kalian." Ucap Aji
"Kalau mau mu begitu, apa boleh buat, kami hanya bisa mendoakan mu dari sini." Ujar pak Dulah

Tibalah saat Aji akan berangkat kembali ke kota untuk bekerja.

Sesampainya di kota, Aji melalui berbagai tes terlebih dahulu.
-----
Hingga tibalah, Ketika Aji sudah bekerja. Setiap uang yang ia dapatkan tiap bulan selalu ia tabung dan sebagian ia kirimkan pada pak Dulah untuk ongkos ibunya juga keluarga pak Dulah.
Setahun berlalu.
Kini di tanah milik desa, berdiri sebuah tempat hiburan yang isinya adalah wanita2 cantik dan seksi. Banyak para pemuda2 desa yang datang kesana silir ganti.
"Maaf, pak. Saya tidak bisa bantu." Tolak salah satu warga ketika pak Dulah ingin ikut bekerja

"Memangnya si aji kemana.? Kuliah kok hanya mengabiskan uang dan harta saja.!" Sindir pak Sekar yang kebetulan saat itu juga berada di tempat yang sama
"Maaf pak kades. Ini sama sekali tidak ada hubungan nya dengan Aji. Kalau memang saya tidak di perbolehkan ikut mencari pasir, saya tidak apa2 pak. Tapi tolong jangan kaitkan masalah ini dengan Aji.!" Ujar pak Dulah setengah Emosi
"Hahaha.. Dasar penghianat." Ejek pak Sekar

"Penghianat soal apa pak.? Soal pemilihan itu,? Tapi maaf sebelumnya karena Dari awal memang saya tidak pernah memilih bapak. Menurut saya, Alm pak Bardi lah yang paling cocok memimpin desa ini
Menjadi lebih baik lagi. Semua warga di berikan keadilan yang sama rata. Tapi sekarang.? Coba bapak lihat, semua yang menjadi aparat desa adalah keluarga2 bapak. Semua yang punya kerjaan adalah orang2 yang memilih bapak.!! Apa bapak pantas di sebut kades.??!!"
Pak Sekar terlihat sangat geram mendengar perkataan pak Dulah barusan. Ia menatap lelaki itu dengan tatapan tak senang.

"Ingat dengan siapa kau berbicara dulah.!"
Tanpa menghiraukan raut wajah pak sekar, beliau melenggang pergi tanpa permisi.

----

"Brengsek sekali si dulah itu, berani2nya dia menghasut orang2 untuk tidak memilihku lagi." Ujar pak Sekar saat itu dengan orang2 kepercayaan nya
------
Aji sudah pulang ketika hampir menjelang tahun akhir kepemimpinan pak sekar. Ia datang bersama seorang wanita cantik, yang merupakan kekasihnya.

"Ku dengar2 si Aji mau mencalon jadi kades pak." Ujar salah satu orang kepercayaan pak sekar
"Alaah. Mana bisa orang bujangan seperti itu jadi kades."

"Kamu dapat info dari mana.?"

"Dari warga yang akan mendukungnya pak."

"Dia juga memberikan santunan pada warga pak."

"Lalu apa masalahnya.? Biarkan saja dia habiskan uangnya dengan memberi orang2 malas itu."
"Tapi pak, apa itu tidak bahaya, secara orang2 pasti akan berpihak padanya."

"Bangsatt.!!"

----

"Sebentar lagi, pak sekar pasti akan kemari." Ujar Aji sambil tersenyum

Dan benar saja, tidak berapa lama pak sekar datang kerumah Pak Dulah. Tanpa basa basi ia berkata.
"Ku dengar2 kau ingin mencalon sebagai kades. Aku ragu kau akan bisa bertahan menyaingiku.
Anak kemarin sore yang masih menyusu seperti mu itu tidak pantas menjadi kades." Ejek pak Sekar
Aji tersenyum,

"Oh ya.? Lalu kenapa bapak kemari.? Apa bapak takut kalau orang2 akan lebih memihakku.?"

"Huh. Aku tidak pernah takut pada siapapun. Yang aku tidak sukai adalah adanya kelicikan. Kau menyogok orang2 itu untuk memilihmu kan.?!"
"Saya tidak pernah menganggap apa yang saya beri adalah sogokan. Saya memberi dengan ikhlas, tulus dari hati saya. Karena saya melihat banyak sekali warga yang kesusahan. Maka dari itu saya bertekad ingin menjadi kades agar bisa membawa desa ini lebih baik lagi.
Dan kalau memang saya yang menang nanti, itu berarti warga lebih mempercayai saya ketimbang bapak."

"Kau tidak kan bisa menjadi kades karena kau masih bujangan.!! Tidak akan ada orang warga yang mempercayai kinerjamu.!" Ujar pak Sekar
"Maka dari itu, saya akan menikah minggu depan. Kalau bapak berkenan, bapak bisa datang ke acara pernikahan saya." Ujar Aji sambil tersenyum

Sambil menahan amarahnya, pak Sekar pergi.

----
Saat sudah akan mendekati hari H nya pernikahan Aji. Tiba2 istrinya terserang sakit.
Sehingga membuat acara pernikahan harus di undur.

Lama2 sakit yang awalnya di kira hanya Mimisan biasa, tiba2 malah merambah ke bagian payudara. Payudaranya membengkak seperti bisul.
Bahkan tiap saat ia menangis dan mengerang rasa sakit yang luar biasa itu.

"Pak, tolong jaga Rini, aku akan berangkat menemui orang pintar." Pamit Aji
"Berangkatlah nak, aku rasa penyakit ini bukan sakit biasa." Ujar pak Dulah

Aji berangkat secara diam2, agar tidak menaruh curiga dari orang2nya pak sekar.
Singkatnya, Aji akhirnya sampai di sebuah rumah yang berada di tengah hutan karet.

Sesampainya di sana, Aji memeluk seseorang laki2 paruh baya dengan celana selutut dan tato di seluruh badan nya.
"Kita belum terlambat, aku sudah mengobati istrimu dari jarak jauh. Panah kambang baluh itu tidak akan meluas. Istrimu pasti bisa sembuh.
Tapi sampai saat ini, aku masih belum bisa melihat jelas wajah orang yang merupakan otak semua ini." Ujar si lelaki tua sembari
Melemparkan kepala babi untuk anjing2 nya.

"Jadi tidak bisa di kembalikan.?" Tanya Aji yang sepertinya sudah sangat akrab dengan si lelaki tua tersebut
"Bukan tidak bisa, tapi kita harus membuka penutup si dalangnya itu sendiri. Karena kau sudah berada di sini. Kita bisa melakukan nya bersama2." Ujar si lelaki tua sambil mengoleskan kapur pada daun sirih yang dipegangnya
Aji terdengar menghela nafas panjang.

"Apa abah yakin kalau yang mengirim penyakit pada istriku juga yang membunuh abahku.?"

"Ya."

"Beberapa hari yang lalu aku terlibat perselisihan dengan si sekar itu. Dari nada bicara nya, dia seperti mengancam. Aku yakin sepenuhnya
Kalau kemungkinan dia ada keterkaitan dengan semua ini. Alasan nya sudah jelas, karena jabatan. Abahku di bunuh karena mengalahkan nya dalam pemilihan. Dan sekarang istriku hendak di bunuh karena aku akan menikahinya dan mencalon sebagai kades."
--
Malam itu juga Aji dan si lelaki tua di sibukkan dengan berbagai macam kesibukan mempersiapkan segala hal yang akan mereka butuhkan.

Obor di nyalakan mengelilingi rumah tersebut, sementara itu Aji dan si lelaki tua duduk saling berhadapan di kelilingi kain hitam
Diantara mereka juga ada seekor belalang berwarna hitam legam. Suaranya ngiiitt ngiit melekit.

"Pusatkan pikiranmu, jangan terkecoh. Rapalkan bacaan yang telah ku ajarkan. Kita hantarkan binatang ini untuk melacak mereka." Ujar si lelaki tua dengan suara yang berat
Aji menarik nafas, lalu membuangnya lagi. Dan ia melakukan hal itu berkali2 sampai pikiran nya benar2 terpusat pada satu titik.
Dilanjut dengan membaca bacaan yang telah ia hafal, perlahan2 Aji dan si lelaki tua sudah berada di sebuah
Hutan. Mereka terus berjalan masuk jauh kedalam.
Di sana mereka melihat sebuah dinding tipis berwarna merah yang di dalamnya terlihat bayangan dua orang. Namun saat tangan Aji menyentuh dinding tersebut,
Ia mengerang kesakitan. Rasa panas seperti membakar tangan nya. Seketika Aji tersadar. Sementara si lelaki tua masih nampak duduk bersila tertunduk dengan mata yang terpejam.
Aji melihat tangan nya, dan di tangan nya ada sebuah luka seperti luka bakar.

Aji kembali mencoba memusatkan pikiran nya, namun rasa sakit di tangan nya, membuat usaha Aji selalu gagal.
Tiba2 si lelaki tua terbatuk, Darah berwarna hitam kental menyembur keluar dari mulut dan hidungnya.

Seketika Aji panik, namun ia teringat dengan pesan si lelaki tua sebelumnya.

Aji mengambil sebuah daun, dan meletakkan daun itu ke tangan si lelaki tua. Ia juga memberikan
Sebuah jeruk nipis ditangan nya. Lalu kembali mecoba memusatkan pikiran.

Namun lagi2 aji tersadar, ia tak berhasil kembali ke tempat si lelaki tua.
Terdengar suara anjing menggonggong dari luar rumah. Babi2 peliharaan si lelaki tua itu pun mengeluarkan suara yang sangat gaduh. Angin tiba2 berhembus kencang, mematikan semua obor yang berada di luar rumah.
Takut kalau akan terjadi apa2 lada si lelaki tua, Aji langsung berusaha menyadarkan nya. Crreeettt.. Darah segar keluar dari gorengan pisau di lengan si lelaki tua yang di buat oleh aji.
Dan untuk beberapa saat kemudian, si lelaki tua akhirnya tersadar. Meski keadaan nya sudah sangat melemah.

"Mereka terlalu kuat." Ujar si lelaki tua
Setelah si lelaki tua sadar, Aji langsung bergegas keluar dari lingkaran kain hitam yang melindungi mereka. Ia mengambil sebuh guci berisi abu yang sudah di campur dengan garam dan jeruk nipis. Lalu menaburkan nya menghalangi pintu dan juga jendela.
Setelah itu, ia membantu si lelaki tua untuk memulihkan luka2 nya.

"Kita tidak bisa sendirian. Besok aku akan meminta tolong pada saudaraku." Ujarnya

Aji menghela nafas panjang. Nampak jelas sekali raut wajah
Penuh dendamnya.

Gemeretak giginya, terdengar begitu jelas..

----

Jauh di tempat lain, terlihat orang2 kepercayaan pak sekar sedang berada diluar sebuah rumah. Salah satu di antara mereka terlihat menghentak2 kan kakinya ke tanah, raut wajahnya nampak sangat berbeda
Dari yang lain.

Dia lah Fadillah, teman masa kecil Aji. Pemuda itu pula yang telah memberikan banyak informasi tentang pak Sekar pada Aji. Diam2 ia berkhianat dan memihak pada Aji.
"Kenapa kau dil.?" Tanya salah satu teman nya

"Banyak sekali nyamuk di sini." Jawab Fadillah seraya mengibas2kan tangan nya di depan wajah
-----

Sudah berkilo2 meter Aji dan si lelaki tua berjalan melewati jalan setapak masuk jauh kedalam hutan, di temani 5 ekor Anjing yang gagah dan membantu membawa barang2 mereka.

Si lelaki tua nampak masih belum sehat, namun ia memaksakan diri untuk menemui saudaranya yang
Juga seorang dukun.
Si lelaki tua begitu tulus untuk membantu Aji mencari keadilan untuk orang tuanya.

Suara patiling terdengar bersahut2an, pertanda sang malam sudah hampir sampai ke singgasana nya. obor pun juga sudah di nyalakan, seekor anjing yang berada paling depan tiba2
Menggonggong dengan suara yang khas.

Dan terjadilah sahut2an di antara semua anjing.

Dari balik pohon, keluarlah seseorang. Lelaki tua renta dengan pakaian yang hanya menutupi bagian kemaluan nya saja.
Aji sempat di buat mundur, karena takut dengan lelaki tua renta tersebut.

Tetapi akhirnya,

"Aku sudah menunggu kalian. Rumahku sudah tidak jauh dari sini." Ujarnya

"Aku senang kau sudah tau kedatangan kami." Ujar si lelaki tua yang bersama Aji
Orang yang berada di depan mereka itu terkekeh dan berjalan mendahului.

Singkatnya malam sudah cukup larut, dan mereka sudah berada di rumah saudara si lelaki tua.
"Kau kalah dengan tikus2 itu mis.? Hahaha.."

Si lelaki tua yang bersama Aji itu langsung membuang muka,

"Baiklah, baiklah. Aku akan membantu kalian. Tapi apa imbalan yang akan anak muda ini berikan kalau aku bisa mengetahui siapa dalang di balik semua ini.??"
"Apapun yang kau pinta. Aku akan berikan." Jawab aji cepat

"Meskipun aku meminta nyawamu.??"

Aji Terdiam, lalu kekeh tawa keluar lagi dari mulut lelaki renta tersebut.
Lalu tanpa basa basi, ia langsung menepuk punggung saudaranya hingga darah keluar dari mulutnya.

Segumpal bulu ikut keluar bersama gumpalan darah.

Aji tercekat melihat apa yang terjadi saat itu.
"Ini, bulu burung koak, kau tau koak.?"

"Aku heran denganmu, mengapa bisa terluka karena ini." Ujarnya lagi
"Kalau kau ingin sembuhkan, cepatlah, jangan buat aku tersiksa seperti ini."

"Kamis, kamis." Braaaakkkkkk.. Wuuuuueeekkkk

Lelaki tua yang di panggil kamis itu pun kembali muntah darah lagi. Lalu ia terjatuh ambruk tak sadarkan diri.
"Dia tak apa2, kau tak usah khawatir. Tak mungkin aku membunuh saudaraku sendiri." Ucapnya

Tepat tengah malam, si lelaki tua renta melakukan sebuah ritual. Ia sama sekali tidak melibatkan Aji atau pun saudaranya dalam ritual tersebut.
Ia juga terdengar bersenandung di depan pintu. Lalu tiba2 dari atas atap rumahnya ada sesuatu yang melompat2 dan berlarian.

Daging2 busuk ia lemparkan ke tanah. Dan seketika, angin yang membawa hawa panas masuk ke dalam rumah.
Beberapa kepala rusa yang sudah mati terjatuh dari dinding.

"Hahahaha...." Si lelaki renta kembali tertawa terkekeh

Braaakkk.. Pintu tertutup. Lalu bebeeapa saat kemudian Hening..

Aji semakin takut dengan keadaan di runah itu. Di tambah lagi
Si lelaki tua belum juga sadar.

Perlahan2 matanya mulai mengantuk, dan pada saat beberapa menit memejamkan matanya, Aji di bangunkan oleh si lelaki tua yang sudah sadar.
Berpindah kepada Fadillah, yang sedang berada di rumahnya. Ia terus kepikiran dengan sahabatnya, Aji. Karena sudah berhari2 tak terlihat.

"Mungkin dia sudah menjalan rencananya." Gumam Fadillah
Lalu diam2 Fadillah pergi ke tempat di mana lak sekar pernah mengajaknya. Yakni rumah seorang dukun timpang/buntung. Singkatnya setelah menempuh perjalanan panjang ditengah gelapnya malam, ia sampai di depan rumah itu, dan berhasil meletakkan sesuatu di depan rumahnya.
Cukup lama ia mengintip dari balik pohon untuk melihat apa yang akan terjadi pada benda yang ia tanam di depan rumah si dukun.
Namun tak ada apapun yang terjadi. Lalu karena sudah sangat malam, akhirnya ia memutuskan untuk pulang.

"Ji. Aji.. Bangun." Panggil lelaki tua

"Ada apa.?"

"Apa kau tau kalau temanmu sudah berhasil meletakkan benda itu.?"

"Apa.? Apa dia sudah berhasil.?"
"Ya. Kita akan mudah menemukan letak nya dimana. Benda itu akan sangat membantu di saat2 seperti ini."

Lalu keduanya kembali berusaha untuk fokus.
Mereka duduk berhadapan, mencoba memusatkan pikiran.
Saat pikirannnya sudah terarah pada kesatu titik, Aji melihat sebuah rumah, yang tak lain adalah rumah si dukun, mereka hendak berjalan masuk, namun di halangi oleh saudaranya lelaki tua.
"Dia bukan tandingan kalian. Biarlah ini menjadi urusanku." Ujar si lelaki renta seraya masuk kedalam rumah tersebut

Mereka berdua menunggu di luar, mendengarkan secara seksama apa yang mereka bicarakan di dalam rumah.
Tiba2 perkelahian terjadi, si lelaki renta berhasil menggiring si dukun untuk keluar dari rumahnya.
Dan saat berada di luar, dengan sangat mudahnya si lelaki renta mengalahkan dukun tersebut.
"Kau tak bisa berbohong padaku, aku tau siapa kamu.! Sekarang kau tinggal pilih, mati atau ambil kembali santet yang telah kau kirimkan pada ibu dan istri pemuda ini.!!"

Karena terdesak, mau tak mau ia mengiyakan pilihan kedua.
"Hantarkan kepada orang yang menyuruhmu.!"

"Jangan buat dia langsung mati, buatlah dia tersiksa. Sebagaimana abahku dulu.!" Ujar Aji

"Kau dengar pemuda itu mengatakan apa.?!!
Lakukan seperti apa yang dia perintahkan, kalau kau masih sayang dengan nyawamu ini.!!" Bentak
Si lelaki Renta, sebelum melepaskan si dukun.

"Pulanglah, biar aku yang akan pastikan kalau setan ini akan menuruti semua perintahmu." Ujar Lelaki renta
Lelaki tua yang berada di samping Aji, mengangguk.

"Kita pulang saja. Kau percayakan saja pada saudaraku."

Lalu beberapa saat kemudian, keduanya kembali tersadar.
"Besok kau sudah boleh pulang. Aku yakin ibu dan istrimu sudah sembuh."

"Terima kasih bah. Aku tidak tau lagi harus melakukan apa untuk membalas kebaikan abah abah ini." Ucap Aji
---------
Aji pulang dengan penuh harapan, kalau ibu dan wanita yang sudah resmi menjadi istrinya itu sudah sembuh.

Dan benar saja, saat ia tiba di rumah oak Dulah, terlihat ibunya, istrinya, pak dulah dan istrinya sedang duduk berkumpul. Bercanda dan sesekali tertawa.
Aji meneteskan air matanya saat melihat keluarganya sudah berkumpul. Meski sekarang tidak selengkap dulu lagi.
Dari kejauhan, terlihat Fadillah yang berlari kearah rumah lak Dulah.
Sesampainya di hadapan Aji, kedua nya berpelukan.

"Terima kasih dil. Terima kasih." Ucap Aji

"Sama2, aku melakukan nya bukan hanya untuk mu, tapi untuk kita semua. Untuk desa ini." Balas Fadillah
"Oh iya, kau tau, pak sekar sakit parah. Sakitnya sama persis dengan sakitnya Alm Abahmu, ji."

Aji menghela nafas,

"manusia seperti itu memang pantas menerimanya. Nyawa Harus di bayar dengan nyawa. Dia berhutang atas nyawa abahku, dan sekarang aku menagihnya."
-----
Akhirnya, Aji menjadi kepala desa yang sangat di segani, meski muda, orang2 tetap menghormatinya. Karena kecerdasan dan kehebatan nya dalam membangun desa. Sekarang desa itu sudah berhasil menjadi sebuah kecamatan.

Dan cerita pun SELESAI...
Donasi pulsa seikhlasnya- 0856 5403 7262

Saweran penyemangat hehe klik link ini-> saweria.co/donate/Omrasth…

Terima Kasih🙏🙏🙏🙏

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with OM RASTH

OM RASTH Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @rasth140217

2 Apr
MANIS DAGINGAN ( DI GANGGU JIN SAAT HAMIL )

#bacahorror
#bacahoror
#threadhorror

(Gambar hanya ilustrasi)
Muara Teweh, Kalteng. Akhir tahun 2019.

Namaku Angga, usiaku di tahun ini (2019) sudah memasuki 27 tahun.
Aku mempunyai seorang istri yang baru saja ku nikahi di awal tahun 2018 lalu. Ya, pernikahan kami masih sangat muda. Tapi di usiaku yang sudah mendekati kepala 3 ini,
Sangat ingin sekali memiliki anak. Segala cara aku dan istriku lakukan agar dia cepat hamil, namun sudah hampir setahun ini usaha kami sepertinya tidak membuahkan hasil.

Oh iya, aku di sini bekerja di salah satu PT, perusahaan yang bergerak di dalam bidang pertambangan.
Read 103 tweets
1 Apr
SANTET BALUH PUTIH ( SANTET TANAH KALIMANTAN )

#bacahorror
#bacahoror
#omrasthmu

(Semua nama tokoh salam cerita ini di samarkan, kecuali nama tempatnya.)
Ini Cerita dari seseorang yang tidak ingin di sebutkan namanya, Cerita ini bermula pada tahun 2017 lalu. Masih cukup segar untuk di dengar.

Murung Raya, Oktober 2017.

Kala itu Nafiz masih duduk di sekolah dasar kelas 6. Ia adalah anak periang yang di besarkan oleh
Orang tua tunggal. Kedua orang tuanya bercerai sejak ia masih bayi. Dan kini ia hanya tinggal bersama ibunya yang bekerja menjadi seorang pelayan di sebuah rumah makan di dekat sebuah perusahaan tambang.
Read 66 tweets
29 Mar
AKIBAT PERJANJIAN SETAN

Sejak pertama aku menginjakkan kaki ku di desa itu, perasaan was2 takut selalu membayangiku. Terlebih lagi setelah ku Lihat hamparan makam anak kecil dan bayi2 tak jauh dari ujung desa tersebut.

#bacahorror
#bacahoror
#theradhorror
Benarkah yang dikatakan Dira, kalau anak2 itu di tumbalkan.?

----------------

Hari sudah sangat larut ketika aku ( aku di sini maksudnya Si Narasumber ) tiba di salah satu terminal bus. Malam itu udara sangat dingin, suasana di sekitar terminal juga sudah sangat sepi.
Aku duduk di bangku panjang di terminal itu, helaan nafasku berbaur dengan deru angin yang mulai berisik di sekitarku. Ku coba membuka tas, untuk mengambil selembar sarung agar udara dingin malam itu tidak terlalu menyiksaku.
Read 111 tweets
28 Mar
Om mau sedikit cerita, tentang beberapa hal yang terjadi akhir2 ini di keluarga om, beberapa hari terakhir, kami di teror oleh sesuatu atau seseorang mungkin. Orang itu selalu datang tepat di jam 3 malam, entah apa maksudnya, mengetuk dan menggedor pintu. Bahkan seluruh dinding
Bagian luar rumah. Pas paginya, istri om nemuin bangkai, mulai dari bangkai tikus, ayam bahkan kucing. Kucing kesayangan anaknya om di bunuh dan isi perutnya dikeluarkan lalu di taruh di depan pintu. Anak om nangis kejer sampai om sambur ( kaya di sembur gitu pakai air )
Nah pas malamnya itu, om gak tidur sama sekali. Om tungguin ketukan2 itu lagi. Dan ya, tepat di jam2 seperti malam2 sebelumnya. Ketukan2 itu datang lagi. Bahkan kali ini sampai lantai bawah rumah di gedor2. Anak2 om yang lagi pada tidur kebangun dan nangis.
Read 9 tweets
23 Mar
GANGGUAN JIN DI TEMPAT USAHAKU

#bacahorror
#ceritanyatasingkat

(Gambar hanya ilustrasi)
Ini merupakan kisah nyata dari salah satu teman om rasth, kejadian nya baru baru saja dia alami selama pandemi conora ini juga.

Jadi mari langsung ke ceritanya saja.
Berhubung sekarang di rumah om lagi kebanjiran jadi om malas buat keluar rumah.
Karena kalau keseringan masuk air, ini kaki nya om 'Balancat' (atau yang di sebut kutu air kah itu namanya, kurang tau juga om).

Jadi ceritanya, teman om ini namanya Alwi. Dia sama istrinya ini berdagang nasi kuning di dekat pasar, karena pada saat pertengahan pandemi
Read 73 tweets
17 Mar
RUMAH PESUGIHAN

#bacahorror #bacahoror

(Gambar Hanya Ilustrasi) Image
Tap..tap..tap.. Suara langkah seseorang menggema di rumah itu.

"Halo.." Sapa seorang wanita yang mengenakan rok pendek sebatas lutut dan baju berwarna merah muda dengan sebuah kalung aneh yang selalu menghias di lehernya.
"Oh.. Bu Ria. Ayo sini sarapan bareng." Ajak om Denis

"Maaf, sebelumnya. Tapi saya kemari ingin menyampaikan sesuatu. Dan saya rasa lebih baik langsung saja. Rumah ini akan kami renovasi secepatnya. Karena anak dari pemilik sah rumah ini beberapa bulan lagi menikah dan akan
Read 122 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!