OM RASTH Profile picture
30 Jun, 120 tweets, 16 min read
HAMPIR MATI DI KEJAR RAUNG (PETI MATI)

DIAMBIL DARI KISAH NYATA YANG PERNAH TERJADI DI SUATU DAERAH YANG BERADA DI KALIMANTAN.
#bacahorror
#bacahoror
(Gambar hanya Ilustrasi)
Raung, adalah sebutan untuk peti mati bagi suku dayak yang beragama kaharingan. Cerita kali ini berkisah tentang pengalaman seseorang yang pernah hampir mati di kejar oleh peti mati (Raung) tersebut.
Raung nya pun bukan sembarang Raung, tapi Raung yang sudah di 'peteh'(amanat) oleh seseorang entah itu orang iseng ataupun pihak keluarga si mati yang tak ingin harta benda 'pahata'(bekal) keluarganya di curi oleh maling.
Harta benda nya pun tergantung dengan ekonomi si mati, kalau 'sugih'(kaya) biasanya di bekali Emas, uang, dan perlengkapan seperti tuak, kasur, sampai sepeda motor dll selengkapnya.
Si mati akan di masukan kedalam Peti mati(Raung) lalu di bekali emas dan uang ditangan nya, setelah itu raung nya akan di ikat dengan 3 'simpai'(anyaman rotan) di bagian kepala peti, di tengah dan di bagian kaki.

(Gambar hanya Ilustrasi)
Om gak akan menjelaskan tata cara pemakaman nya karena om juga gak pernah melihat secara langsung karena di larang keras oleh Ayah nya Om. Padahal kakek nenek dan beberapa keluarga besar lain nya masih beragama kaharingan, dan cuma ayahnya Om yang beragama Islam (bagi
Yang sudah mengikuti dari awal pasti sudah tau.)

-----

Bunyi 'Agung'(Gong) yang di tabuh 3 kali dari ujung desa terdengar. Penyang yang sedang membasuh mukanya setelah keluar dari jamban terlihat mengedarkan pandangan nya ke sana kemari. Wajahnya terlihat sedikit menegang
Karena seperti yang ia tau, di desanya itu banyak sekali orang2 yang menjadi panguluh(manusia jadi2an pemakan bangkai/mayat) berkeliaran. Bergegas penyang mengencangkan tali celananya lalu berlari menaiki tangga lempang (tangga yang terbuat dari kayu bulat, khas dayak)
Nafasnya bergemuruh, keringat mulai terasa membanjiri tubuhnya, karena tangga lempang itu lumayan sangat panjang.

Dan sesampainya di atas, Ada seekor Babi berwarna hitam sedang berdiri dengan dua kaki dan menatap lekat kearahnya.
Nafas penyang turun naik, ia tau jika yang sedang ia lihat itu bukanlah benar2 babi, melainkan panguluh.

Ngookk ngokk.. Suara binatang jadi2an tersebut terdengar seperti sedang mengejek Penyang.
"Husss.. Husss.." Ujar Penyang memberanikan diri memburu binatang tersebut

Namun babi itu tak bergeming, malah menyeringai sampai giginya terlihat. Sangat menyeramkan.
"Aku tidak mengganggumu, sebaiknya kau jangan ganggu aku. Huss. Pergi..!" Ucapnya dengan tubuh yang gemetar

Ngoookk..ngiiikkk.. Suaranya semakin memekik di telinga
Dan dari arah hulu terdengar seseorang yang sedang 'mangarungut' (nyanyian khas dayak, biasanya bisa bercerita tentang menanam padi, bakti kepada orang tua dan masih banyak yang lain nya)

(Contoh ilustrasi)
Babi yang tadi berdiri, langsung berlari entah kemana setelah mendengar karungut orang tersebut.

Penyang mengelus dadanya, lalu berlari menjauh.
Saat ia berpapasan dengan orang tadi, ternyata beliau adalah Amang Lukas atau yang di juluki dengan nama Bitik Kubak
(Semut berkepala besar) oleh anak2 di desa itu.

Rambut nya yang memutih dan jamprak(mengembang) acak2an memang kalau di lihat sekilas mirip sekali dengan kepala yang sangat besar. Namun nyatanya itu hanyalah rambut yang kemungkinan tidak pernah disisir sedari bayi.
"Kenapa?" Tanya Amang Lukas

"Ehehe. Anu mang, tadi. Ada babi di sana. Ta tapi sepertinya bukan babi mang." Jawab Penyang yang gemetarnya masih belum hilang

"Babi tapi bukan babi? Memangnya kau lihat dimana?" Tanya mang Lukas seraya garuk2 kepalanya
"Di sana mang, tapi sudah pergi setelah mendengar suara amang tadi. Mungkin karena suaranya amang sedikit. Aduh, sedikit sumbang." Jawab Penyang yang langsung mendapat hadiah lima jari di mulut nya
"Maaf mang, saya hanya bercanda. Sudah ya mang saya pulang dulu." Ujar penyang lalu berlari menjauh, masih terdengar orang tua tersebut mengumpat kearah nya
Sudah 2 hari 2 malam Penyang dan para pemuda lain nya tidur di sarubung yang ada di depan rumah orang yang meninggal itu. Di malam ke tiga penyang berjaga seorang diri karena teman2 nya yang lain pulang kerumahnya masing2 dan akan kembali sekitar pukul 10 malam nanti.
Ia meminum tuak2 yang di sediakan di sana untuk mengusir rasa was2 yang entah kenapa tiba2 saja ia rasakan.
Sekujur tubuhnya mulai terasa berbeda.

Sayup2 ia dengar suara seseorang memanggil nya dari arah jembatan.
Namun ia tak nampak apapun di sana, mungkin karena
Suasana yang sangat gelap dan sisi jembatan tersebut juga dipenuhi dengan rimbunan pohon bambu.
Masih dalam keadaan setengah sadar, Penyang berjalan kearah suara yang memanggilnya.
Namun baru beberapa langkah berjalan keadaan tiba2 saja menjadi gelap dari sudut pandang penyang.

Suara tawa terdengar riuh di sekitarnya, rasa panas di bagian matanya membuat Penyang tersadar.
Lampu2 yang seharusnya tidak ada di desa tersebut, begitu terang benderang menghiasi di setiap sudut jalan. Tak ada lagi jembatan begitupun juga dengan rumah2 warga desa.
Penyang sedikit mengerutkan keningnya, ia bingung namun juga takjub dengan apa yang ia lihat,
Lampu2 terang bagaikan sedang berada di perkotaan modern, penyang melangkah perlahan. Sangat pelan ketika matanya melihat banyak sekali orang2 yang sedang makan di salah satu warung
Mereka makan dengan sangat rakus. Membuat penyang meneguk liurnya sendiri.

"Mau makan?" Tanya seorang pelayan wanita yang menggunakan tapih sebatas dada dan rambut yang terurai panjang
Sesaat ia bingung, namun kemudian ia segera menolak dengan sopan tawaran tersebut. Lalu kembali melanjutkan langkahnya berjalan melihat2 desa aneh tersebut.

Hingga kemudian saat ia sudah cukup lelah berjalan, Penyang duduk di pelataran rumah yang tertutup.
Ia mulai bingung akan dimana jalan pulang ke desa nya.
Saking asyik nya melamun, Sampai2 tak mendengar suara pintu terbuka. Dan di sebelah nya berdiri seorang laki2 tua yang menggunakan baju merah berikut celananya yang juga berwarna merah.
"Mau kemana nak?" Sapa nya dengan nada yang sangat ramah

Penyang tersentak kaget, tak menyangka akan kehadiran seseorang di dekatnya.

"Saya mau pulang pak. Saya tidak tau kenapa bisa sampai disini." Jawab penyang setelah kagetnya reda
Si abah nampak manggut2, lalu mengajak Penyang untuk masuk kedalam rumahnya.
Meski awalnya penyang menolak, namun setelah di bujuk akhirnya ia pun mau.

(Mohon maaf sebelumnya, om mau nawarin Yang berminat sama akar bajakah untuk obat kanker, stroke dll. Atau akar rahwana untuk
Kejantanan pria dan mengobati sakit pinggang karena seharian bekerja. Ada juga madu2 asli hutan kalimantan kali ja ada yang minat.
Om juga punya minyak2 asli kalimantan, ada yang untuk membersihkan tempat usaha, diri, dan rumah dari hal2 yang tidak baik Seperti
Santau ataupun kelakuan tetangga yang iri.
Dan sekaligus juga untuk memagari, mencegah agar tidak ada hal2 buruk yang di masukan lagi. Ada juga minyak penglaris, penarik rejeki dan penarik lawan jenis ataupun menundukan lawan bicara bagus digunakan saat berhadapan dengan
Orang2 yang punya hutang tapi sulit di tagih.
Atau yang hanya sekedar mau curhat dan minta saran berbayar, bisa hubungi om Lewat DM atau WA: 0856 5403 7262 )
Rumah itu tak begitu besar, sehingga dari ruang utama nya saja sudah bisa melihat dapur.

Penyang di ajak mengobrol dan di suguhi makanan yang berupa masakan daging2an oleh si abah.
Meski awalnya malu2, akhirnya penyang pun makan dengan sangat lahap.

Setelah selesai makan, Penyang merasa kepalanya sangat sakit seperti di tusuk2 jarum.
Matanya seketika berkunang2, dan sayup ia mendengar orang2 yang memanggil2 namanya.

Saat ia terbangun, Penyang sudah berada di rumahnya. Ia terlihat sedikit bingung saat terbangun.
"Ada apa ini?" Katanya

"Ada apa2!. Kau sudah membuat kami khawatir!" Jawab ibunya

Penyang menggaruk2 kepalanya, sambil melihat satu persatu orang2 yang berada di dekatnya.
----------
Malam itu, saat sedang mencari 'bahuja'(kodok yang bisa di makan) penyang dan dua kawan nya sambil bercerita tentang hal2 mistis yang masing2 pernah mereka alami.
Sampai terdengar suara teriakan perempuan dari arah dalam hutan.

Mereka bertiga saling bertatapan, saat itu yang ada di pikiran mereka hanya satu, yaitu Kamben Manak(kuntilanak) karena seperti yang mereka tahu, kuntilanak itu sering mengincar buah zakar para pria.
"Pulang saja yuk. Bahuja ku sudah cukup banyak untuk makan besok." Ujar Rion gugup

Penyang yang memang juga sudah merasa ketakutan, akhirnya menyetujui, mereka bertiga berjalan dengan sangat cepat. Meski beberapa kali Penyang dan kedua teman nya terinjak duri2 tajam
Yang menusuk kaki mereka.

Tiba2 bruuukkkk..
Rion yang berjalan paling depan terjatuh setelah bertabrakan dengan seseorang.
Sesaat setelah senter penyang di arahkan, terlihat seorang gadis berkerudung hitam ketakutan dengan tubuh gemetar menatap kearah ketiga pemuda tersebut.
"Kenapa? Ada apa.?" Tanya penyang

"Ra ra raung." Ucap wanita itu gugup

Penyang dan kedua teman nya melotot, mereka sudah tau maksud perkataan wanita tersebut.

Dan di saat yang bersamaan terdengar suara meretet (kayu yang bergesekan) menuju kearah mereka.
Tanpa aba2 mereka berempat berlari terbirit2 kembali masuk kejalan yang tadi di lalui tiga pemuda tersebut.
Nafas mereka tersengal, wanita yang ikut berlari dengan ketiga pemuda itu terjatuh berkali2 karena duri2 yang menusuk kaki.
Membuatnya tak mampu lagi berlari.

Sementara Rion dan satu teman penyang yang satunya, berlari lebih dulu meninggalkan mereka berdua.
Penyang akhirnya menyeret wanita tersebut masuk kedalam semak rotan yang penuh dengan duri2. Luka dan sakit tak lagi ia rasa. Hanya satu yang ia pikirkan saat itu, yaitu harus bisa menghindari kejaran Raung tersebut.

(Sedikit om jelaskan, Raung ini sangat jauh berbeda
Dengan lampor. Karena kalau lampor itu kan hanya keranda terbang. Kalau ini peti mati yang tentu masih berisi jenazah dari orang yang meninggal. Dan di letakkan di atas sebuah rumah kecil, om lupa namanya. Dan di biarkan tanpa penguburan. Itu yang namanya Raung Gantung.)
Penyang menutup mulut wanita tersebut dengan tangan nya. sebisa mungkin ia tak mengeluarkan suara. Sebuah Raung berukirkan kepala naga bermata Emas itu terlihat melintas diantara pepohonan di dekat mereka.
Nafas penyang turun naik, dalam hatinya berdoa pada Dewa agar di berikan keselamatan. Disaat2 seperti itu hanya pertolongan Tuhan lah yang sangat ia harapkan, meski ia sendiri sangat jarang ikut acara keagamaan di balai basarah desanya.
Tanpa sengaja, sebuah Ranting terinjak kakinya yang menimbulkan suara.

Raung yang tadi sudah hampir menjauh, malah terlihat berhenti setelah mendengar suara ranting yang Penyang injak.
Untung nya di saat yang bersamaan terdengar teriakan dari arah yang berlawanan. Sehingga mereka berdua pun selamat.

Dengan sangat hati2 Penyang dan wanita itu keluar dari semak rotan. Mereka terus berjalan dengan duri yang masih menancap di kaki masing2.
Untung nya, tak jauh dari sana ada sebuah anak sungai yang keadaan nya saat itu sudah sampurak(dalam) karena ulu sungai sedang banjir.
Penyang menarik si wanita untuk terjun ke air agar bisa keluar dari tempat tersebut yang penyang sendiri tak ingat jalan pulang. Bahuja di dalam lanjung nya sudah terbalik dan hilang entah kemana.
Keduanya berenang menyusuri sungai, menuju ke depan sana yang kemungkinan adalah induk sungai yang menjadi sumber air di desanya.
Namun setelah beberapa meter berenang, si wanita itu memegangi penyang dengan raut wajah ketakutan.

"Kepinggir. Berenang ke tepi cepat." Ujar Penyang
Ia juga merasakan sesuatu yang besar dan juga licin di berenang di sekitar kakinya.
Ia sudah bisa menebak itu pasti ikan Tapah yang cukup besar. Mengingat sungai sedang dalam2nya. Yang berarti menjadi masa bertelur ikan2 itu.
Mereka berenang ke tepi yang ternyata di penuhi rotan2 berduri membuat telapak tangan penyang terluka saat 'batarasat'(berpegangan' untuk naik.

"Apalagi ini." Ujar penyang
"Kita tak bisa menunggu disini, kita harus berjalan keluar dari hutan. Tapi tidak masuk kedalam sungai lagi. Kita akan menyusuri tepian sungai ini." Kata Penyang

"Menerobos duri2? Aku tidak mau. Aku lebih setuju kalau kita menunggu sampai pagi di sini." Ujar si wanita yang
Tidak di ketahui namanya itu

"Menunggu sampai pagi? Yang ada nyawamu dan nyawaku yang hilang kalau kita berdua menunggu disini. Pertama sungai ini banyak tapah yang kemungkinan ada tapah lebih besar dan siap memangsa kita. Dan di sana, ada Raung yang mengejar kita.
Kau tau, kita berdua akan mati bila sampai bertemu dengan itu."ujar Penyang sedikit menekan nada bicaranya

Mau tak mau wanita tersebut akhirnya mengikuti Penyang. Mereka berdua berjalan menyusuri tepian sungai yang di penuhi dengan tumbuhan berduri dan juga rotan.
Beberapa kali penyang dan wanita itu terjatuh karena kaki yang masuk ke lubang2 yang tertutup oleh dedaunan.

Dan setelah menempuh perjalanan sekitar 2 kilometer lebih, mereka berdua sampai di sungai besar. Tapi tempat itu sangat jauh dari desa nya.
"Masih jauh kah?" Tanya wanita itu

"Masih cukup jauh. kita baru sampai di batu ampar (tempat sumber air bersih untuk minum yang berasal dari dalam batu yang berada di gunung.) masih 4 sampai 5 km lagi baru sampai desaku." Jawab penyang seraya duduk di bawah
Batu besar, ia berusaha mengeluarkan beberapa duri di kakinya yang sudah masuk cukup dalam di kakinya

"Kalau boleh tau kenapa malam2 kau berada di hutan sendirian?" Tanya penyang tanpa menoleh
Untuk beberapa saat wanita itu terdiam.

"Aku bersama teman2ku. Kami kesana untuk mencuri emas dan uang milik orang yang baru saja meninggal dan di makamkan di sana. Agar tidak ketahuan kami melewati jalan pintas yang membentang di hutan itu. Dan kami tidak tau kalau
Di dalam sana ada satu Raung gantung yang bisa mengejar orang. Kami mendekati nya karena tergiur dengan emas yang jadi mata naga tersebut. Tapi baru beberapa langkah saja, suara meretet terdengar, raung itu seperti akan lepas.
Teman2ku lari meninggalkan aku. Aku lari dan terus lari sampai akhirnya tertabrak temanmu." Cerita si wanita sambil menundukan wajahnya
"Astaga. Kalian pasti sudah gila. Berani2 nya mencuri emas dan uang di kuburan." Ujar Penyang tak habis pikir

"Kalian ini orang mana hah? Anak siapa? Apa tidak pernah di ajari sopan santun? Ckck. Kalau dari awal aku tahu kau pencuri. Tak akan aku menyelamatkanmu."
"Aku minta maaf, aku tidak akan mencuri lagi. Aku terpaksa karena di paksa teman2ku."

Penyang berdiri, duri2 yang masih ada di kakinya terasa begitu sangat menyiksa.
Di depan sana air sudah sampai ke jalan yang ada di tepi sungai. Tentu tidak mungkin bagi mereka untuk melewatinya. Mengingat di sana ada sebuah liang, yang konon katanya adalah liang mahluk air yang sangat besar dengan tubuh panjang mirip seekor naga.
"Semoga saja teman2ku tidak kenapa2." Batin Penyang

Dalam diam di bawah langit malam yang bertabur bintang, hatinya mulai bertanya2. Raung milik siapakah yang ada di tengah hutan tersebut. Kenapa raung nya di pisah dari raung2 lain nya.
Ukiran Raungnya kepala naga, dengan mata emas. Siapakah pemiliknya?
Pasti bukan sembarang orang. Mungkinkah itu milik orang kaya jaman dulu? Ah, Entahlah. Batin nya

"Kira2 sudah jam berapa sekarang ini?" Tanya si wanita

"Mungkin baru pukul 1." Jawab penyang
----
Keesokan harinya, sekitar pukul 6 pagi sebuah perahu cis melewati tempat mereka. Pemilik Perahu cis tersebut langsung berbelok mendekat kearah mereka berdua.

Klotoktoktok.. Suara mesin perahu tersebut.

"Ngapain kalian di sini hah? Tidak ku sangka kau punya pacar nyang."
Mendengar perkataan Amang Lukas penyang merengut.

"Pacar2. Saya tidak tau siapa dia. Kami bertemu di tengah hutan sewaktu saya dan teman2 mencari bahuja. Dan saat ditanya dia jawab, sedang dikejar2 Raung."

"Bahuja kah Bahuja? Nyari bahuja kok sampai ketengah hutan."
"Ya tidak. Kami juga sekalian mancing pentet (sejenis ikan, punya lubang di sungai2 atau yang sudah hampir mirip genangan dan rawa2.)"

"Tapi sungguh mang. Saya tidak bohong. Kmi memang di kejar2 raung, lihat luka2 kami, kami lari menghindar sampai menerobos duri." Lanjut Penyang
"Apa kau melihat seperti apa Raung nya?"

"Berukiran kepala naga mang, bagian matanya terbuat dari emas."

Amang Lukas terdiam, dan untuk beberapa saat kemudian ia terlihat begitu sangat serius.
"Ya sudah, kalian naik. Biar ku antar ke desa." Ujarnya

Penyang dan wanita itu segera naik kedalam perahu cis.

Mereka di antar sampai ke desa oleh mang lukas, dan saat Penyang masih bercerita dengan ibunya. Matanya sempat melirik kearah amang Lukas yang sedang berbisik2
Dengan Ayahnya Rion. Entah apa yang mereka bicarakan.

Wanita tersebut di bawa ke rumah Penyang ia di suguhi minuman dan nasi yang di msak bercampur dengan upu.
Namun wanita itu nampak ragu2 untuk memakan nya.

"Oh, astaga aku sampai lupa. Kau kan seorang 'masih' (sebutan untuk muslim). Maaf ya nak. Biar makanan nya ku ganti, aku kan memanaskan upu di wajan yang bersih." Ujar ibunya Penyang
"Tidak apa2 bu. Saya tidak lapar. Saya minum saja." Jawab si wanita yang memperkenalkan dirinya dengan nama Nisa

"Tidak usah sungkan2 nak, anggap saja ini di rumahmu." Ucap ibunya Penyang tersenyum
"Nyaaang.. Tolong jangan biarkan anjingmu masuk kedalam rumah." Kata sang ibu sembari memburu 3 ekor anjing milik penyang yang sudah berada di depan pintu
Singkat cerita, 3 telah berlalu semenjak kejadian itu. Desas desus isu tentang amang lukas yang pergi mencari keberadaan Raung berukiran kepala Naga yang beberapa hari lalu pernah hampir membunuh 3 pemuda desanya mulai terdengar.
"Ma, apa benar yang di katakan orang2?" Tanya Penyang ada ibunya

"Iya. Kau sendiri kan tau bagaimana mang lukas. Panguluh dan kuyang saja dia tantang."

"Aku jadi khawatir dengan ongko (orang tua/yang sudah berumur) itu ma."
"Sudahlah nyang, lebih baik kau beri makan babi2 kita di kurungan. Mereka sudah sangat kelaparan."

Penyang menghela nafasnya, lalu berjalan keluar rumah tak lupa ia mengambil rebusan 'kujang'(keladi) untuk makan babi peliharaan keluarga nya itu.
Tiba2 saja terdengar teriakan ibunya dari luar rumah.
Mendengar teriakan ibunya Penyang terjatuh dari atas tangga kurungan babinya hingga membuat kakinya terkena kayu dan terluka.
"Ck. Aduh." Ringis penyang

Ia berjalan menghampiri ibunya.

"Ada apa ma?"

"Ongko Lukas. Dia.." Belum sempat ibunya menyelesaikan perkataan nya Penyang bergegas berlari
Menuju ke arah yang di tunjuk oleh sang ibu

Tidak begitu jauh, ia melihat Ayahnya Rion dan beberapa orang lain nya sedang menandu seseorang. Penyang mendekat.
Dan ternyata yang sedang mereka tandu adalah mang Lukas yang sudah tak sadarkan diri.
Nafas penyang turun naik.

"Pelan2.!" Ujar Ayahnya Rion saat mereka sudah tiba di rumah Rion

Dengan sigap Rion menyediakan kasur untuk Mang Lukas.

Saat ia di turunkan dari tandu ke kasur, terlihat tangan kanan nya sudah benar2 patah.
Penyang merasa ngilu saat melihatnya.

"Kenapa bis begini?" Hanya pertanyaan itu yang terucap dari bibir penyang
Rion menarik tangan penyang, berjalan kearah dapur meninggalkan orang2 yang sedang berusaha menyelamatkan amang Lukas.
Beberapa orang terdengar mengusulkan untuk meminumkan amang lukas dengan minyak bintang. Namun ada beberapa juga yang menyarankan untuk mencoba pengobatan
Kampung terlebih dulu menggunakan anak ayam hidup yang di tumbuk lalu di balurkan ke bagian tubuh yang mengalami patah tulang.

"Apa kau tidak tau tentang Ongko itu? Dia mencari Raung tersebut nyang."

"Iya aku tau. Aku juga tidak menyangka amang lukas akan nekad
Begitu." Jawab Penyang

"Tapi, dimana dia di temukan?" Tanya Penyang

"Dia pulang sendiri nyang. Keadaan nya sudah seperti itu saat sampai di batang (sejenis tempat pemandian umum yang berada di sungai)."
Penyang menggeleng, ia masih tak menyangka. Ngeri, takut itu yang ia rasakan sekarang.

"Yooonn.." Panggil ayah sahabatnya itu

Rion dan Penyang bergegas keluar.

"Tolong kalian pergi ke rumah Amay Hadri(Amay sebutan untuk Ayah). Suruh dia kemari. Ceritakan tentang amang Lukas."
Ujar Ayahnya Rion

Rion mengangguk sambil menatap penyang.
Lalu keduanya segera berjalan keluar rumah. Karena Amay Hadri tinggal di ladang yang berada di hulu kampung, makanya Rion dan Penyang harus menaiki Jukung (Sampan) untuk sampai ke tempat tinggal Amay Hadri.
Mereka berdua terus mengayuh, melawan deras air yang masih cukup deras dan 'berampah' (banyak potongan2 kayu ataupun bambu yang hanyut bersamaan).

Singkat saja. Keadaan Amang Lukas sudah sedikit membaik setelah di obati oleh Amay Hadri.
Beliau sudah bisa menceritakan tentang apa yang terjadi padanya.

Menurutnya malam itu, beliau berjalan di dalam rimbun nya hutan mencari keberadaan Raung yang di maksud oleh si wanita.
Saat senter di tangan nya mengarah pada sesuatu yang lumayan jauh berada di depan nya. Nampak seperti rumah kecil tak berdinding yang digunakan untuk menaruh Raung (peti matinya).

Amang Lukas berjalan pelan kearah tempat tersebut. Ia sudah bersiap siaga dengan mandau di tangan
Saat tinggal beberapa langah lagi saja, mang Lukas tiba2 mendengar suara 'maretet'(gesekan kayu antara Raung dan lantai.) pertanda kalau Raung tersebut sudah mulai bereaksi dengan kedatangan mang Lukas.
Ia menghentikan langkahnya ketika tiba2 Raung tersebut bergetar dan mulai terbang kearahnya. Mang lukas berlari mencari kearah pohon untuk berlindung, hingga beberapa saat kemudian Raung itu tiba2 saja sudah berada di dekatnya dan. Braaakk braaakk.. Raung itu menghempas2
Ke arah mang lukas, namun untungnya terhalang oleh pohon yang ia gunakan untuk berlindung.
Dengan mandau yang sudah ia pegang sedari tadi, amang Lukas mencoba 'manetes'(memutus simpai/tali yang terbuat dari anyaman rotan) yang ada di raung tersebut.
Dengan sekali tebas simpai yang cukup besar itu pun putus. Namun masih bersisa dua simpai lagi.
Dan pada saat ia mencoba memutus yang kedua amang Lukas terkena hempasan Raung yang begitu kuat, hingga membuat ia jatuh terguling. Tangan kanan nya terasa sangat2 sakit.
Mandau nya terlepas dari genggaman,
Raung berukir kepala naga tersebut langsung terbang kearahnya, namun mang Lukas bergegas berlindung di antara pepohonan sembari mencari mandau milik nya.
Raung itu semakin mengganas, ia terus menghempas kearah mang Lukas. Suaranya bergema di tengah hutan.

Sampai suatu ketika, mandau yang ia cari akhirnya dapat ia temukan. Dengan cepat mang Lukas melompat kearah Raung dan braaakkk..
Simpai kedua berhasil ia putus.
Tinggal satu lagi ketika mang lukas sekali lagi harus terkena hempasan di bagian tubuh kanan nya sampai tangan nya benar2 patah.
"Aaaakhhh.." Teriak mang Lukas

Bersatu dengan emosinya mang lukas meraih mandaunya lagi, dan braaaakkk.. Simpai ketiga putus. Dan Raung tersebut akhirnya jatuh ketanah.
Nafas mang Lukas tersengal, ia melirik kearah tangan nya yang sudah benar2 tinggal kulit yang membungkus tulang dan daging yang hancur.

Dengan sisa tenaga yang ada, amang Lukas berjalan kearah Raung yang tergeletak di tanah. Tanpa ragu ia mencoba membuka penutup Raung.
Dan saat terbuka, terlihat sebujur tubuh yang sudah jadi tengkorak berada di dalam nya.

"Basi, basi. Siapa lagi yang berulah membuat rumahmu seperti ini." Ujar mang Lukas seraya menutup kembali raung tersebut lalu berjalan pulang
Dengan hanya bersisa satu tangan, ia terus mencoba menghidupkan mesin perahu cis nya. Meski beberapa kali gagal, namun karena ia tak pernah menyerah, akhirnya mesin perahu pun berhasil di hidupkan.
Dengan tubuh yang sudah benar2 sakit, mang Lukas tetap mencoba pulang. Dan saat ia bangun, mang lukas sudah berada di rumah keluarga Rion.

Penyang begitu antusias mendengar ceritanya,

"Kenapa setelah simpainya di putus raung itu seakan tak berdaya mang?" Akhirnya sebuah
Pertanyaan keluar dari mulutnya

"Sinpai itu pengikat, kalau sinpainya putus. Itu berarti dia sudah kalah. Tapi sebaiknya jangan pernah ada lagi orang2 di desa ini yang kesana. Jangan sampai ada lagi." Ujar mang Lukas mengakhiri ceritanya

----SELESAI----
Cerita Kedua..

Cerita bermula pada sepasang kekasih yang meninggalkan acara Wara di malam hari. Mereka berjalan2 kearah hutan di belakang desa.
Mereka saling berpegangan tangan dan saling menggoda.
Mereka sebenarnya bukanlah orang asli desa tersebut sehingga mereka tidak tau cerita menyeramkan tentang hutan belakang.
Jejeran Raung gantung terlihat di depan keduanya.

"Disini saja ya. Karena tidak mungkin ada yang ke sini malam2 begini." Bisik yang laki2
Awalnya wanita itu menolak, karena merasa tidak sepantasnya melakukan hal 'itu' di tempat seperti ini.
Namun karena laki2 nya terus merayu dengan kata2 manis yang meyakinkan. Akhirnya mereka berdua melakukan nya di sana.
Baru beberapa saat saja, tiba2 terdengar suara kriieett.. Krieeett. Dari arah yang tidak di ketahui.
Tetapi karena terlalu asyik, keduanya tak menghiraukan suara tersebut.
Braaaakkk....
Sebuah peti mati (Raung) menghempas ke tubuh si pria. Membuat nya terjatuh.
Keduanya nampak ketakutan melihat Raung yang terbang dengan sendirinya itu.

Tanpa pikir panjang, si laki2 itu langsung bangun dan berlari meninggalkan wanitanya.
Setelah itu ia benar2 tak tau apa yang terjadi pada kekasihnya. Ia terus berlari dan berlari tanpa sedikitpun menoleh.

Dan sehari setelah malam itu di temukan seorang wanita hampir telanjang sedang berada di salah satu penyimpanan Raung, saat di temukan wanita itu
Seperti orang yang hampir gila. Berteriak2 dan menangis.

Dan setelah beberapa hari di rawat di salah satu rumah warga. Wanita tersebut akhirnya menceritakan apa yang ia alami pada warga.
"Di belakang sana, memang ada salah satu raung yang bisa (sembari memberi kode dengan anggukan), makanya kami disini tidak ada yang berani ke sana. Apalagi sampai melakukan hal2 yang tidak terpuji."
"Dimana pun kita berada hendaknya selalu berbuat baik dan sopan. Jangan sampai perbuatan kita mengganggu mereka. Karena itu juga bisa merugikan kita sendiri."

Konon, sampai sekarang raung2 itu masih ada dan akan tetap ada. Untuk memberi pelajaran bagi mereka yang
Kerap kali berbuat tidak senonoh.

---SELESAI---

DONASI PULSA : 0856 5403 7262

DONASI MELALUI REK Ini nomor rek-450301013682538
Bank BRI-
Atas nama- Rudisugara

Link DONASI - saweria.co/donate/Omrasth…
Sekedar untuk kita sama2 berbagi, dan sebagian buat ongkos jalan. Seikhlasnya

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with OM RASTH

OM RASTH Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @rasth140217

15 Jun
TUMBAL JANIN

#bacahorror
#bacahoror
#omrasth

Thread ini diangkat dari kisah nyata.

(Gambar hanya ilustrasi) Image
Pesugihan, bukan hal yang baru lagi untuk kita dengar.
Setiap daerah dan sudut bumi dimana kita berpijak ini om rasa sudah pasti pernah mendengar istilah pesugihan.
Atau bahkan mungkin ada salah satu kerabat kita yang pernah melakukan pesugihan? Entahlah. Yang pasti pesugihan itu terdengar menyenangkan, namun ada kenyataan kelam dan dosa yang selalu menyertai pelaku pesugihan tersebut, salah satunya harus rela menyerahkan nyawa anak istri
Read 341 tweets
9 Jun
RAHASIA KELAM RUMAH SANG JURAGAN

#bacahorror
#bacahoror
#diambildarikisahnyata

(Gambar Hanya Ilustrasi) Image
1999, pulau kalimantan.

"Sebut saja namanya pak Karna, dulu usia beliau itu kira2 sekitar 40-50 tahunan, tapi yang namanya juga juragan. Orang kaya. Jadi kerjaan nya tidak seberat kita2 yang tiap hari kerja banting tulang di pahumaan (sawah). Dan meski pun sudah berumur
Tapi tetap kelihatan awet muda. Gak seperti saya ini. Usia 50 tahun kelihatan nya sudah seperti 70 tahun lebih." Ujar pak Rahmat memulai ceritanya di sebuah warung kopi yang terletak tidak begitu jauh dari area persawahan tersebut
Read 218 tweets
28 May
RITUAL KASUGIHAN (DI PERINTAH UNTUK MENYET*BUHI 41 GADIS PERAWAN UNTUK RITUAL PESUGIHAN)

#bacahoror
#bacahoror
#threadhorror

(Gambar Hanya Ilustrasi) Image
Mendengar kata pesugihan, tentu nya kita sudah tak asing lagi bukan?
Ada berbagai macam jenis dan ritual yang harus di penuhi sebagai syarat agar bisa menjadi kaya raya dengan Instan.
Ada pesugihan putih yang di antara syarat2nya di haruskan membaca surah2 tertentu, puasa
Dan sholat tak lepas waktu.
Adapun pesugihan hitam adalah pesugihan yang meminta tumbal, tumbal sendiri ada yang berasal dari anak ataupun istrinya dan ada pula yang berupa musuh juga orang lain/orang yang tidak dikenal.
Biasanya tergantung jenis pesugihan dan dukun nya.
Read 325 tweets
21 May
DENDAM ORANG KETIGA
ዕቿክዕልጠ ዐዪልክኗ ጕቿፕጎኗል

#bacahorror
#bacahoror
#omrasththread

(Gambar Hanya Ilustrasi) Image
Cerita ini sudah mendapatkan izin dari pemilik sebenarnya (narasumber) untuk di tuliskan menjadi sebuah thread. Hanya saja, seperti hal nya yang sudah2 nama dan tempat dalam cerita harus di sensor demi keamanan dan kenyamanan si narasumber.
"Indung.." Panggil seseorang dari arah belakang

Seorang wanita berusia 23 tahun itu menengok ke arah suara orang yang memanggilnya tadi, ternyata ada seorang laki2 yang kira2 berusia 24/25 tahunan tengah menatapnya sambil tersenyum.
Read 393 tweets
14 May
𝐅𝐀𝐍𝐀𝐓𝐈𝐊

#bcahorror
#bacahoror
#threadhorror

(Mohon maaf jika ada kesamaan nama dan tempat dalam cerita ini)

Gambar hanya ilustrasi Image
Bermula pada kematian seorang pemuda pemabuk yang kerap kali meresahkan warga.
Kedua orang tuanya adalah petani yang hidup dalam kesederhanaan di desa tersebut.
Pemuda itu bernama Ali (nama samaran), dia meninggal pada saat mengendarai sepeda motor pulang dari tempat nongkrong mabuk2an bersama teman2 nya.
Read 123 tweets
9 May
PAMALI ( Larangan Menjelang Pernikahan )

#bacahoror
#bacahorror
#omrasth

(Gambar hanya ilustrasi) Image
Kalimantan Tengah.

Ini cerita dari salah satu tetangga Paman sepupunya Om rasth.
Kita sebut saja namanya Tomi, usianya sudah menginjak 25 tahun kala itu. Dia merupakan seorang pekerja di taksi air, mesin motor.
Yang berminat sama akar bajakah untuk obat. juga akar untuk kejantanan pria Dan minyak2 asli kalimantan, bisa Langsung DM atau WA om Rasth- 0856 5403 7262

Om punya beberapa minyak, buat pagar diri, membersihkan tempat usaha dll. Pelaris usaha, dan untuk memikat lawan jenis. Juga
Read 89 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!

:(