Awuh Profile picture
Dec 2, 2021 46 tweets 9 min read
Berulang kali aku mencoba merapikan baju kemeja putih dan bawahan rok berwana hitam yang aku kenakan.

Berulang kali pula aku menarik nafas panjang dan mengeluarkannya.

Aku menatap tajam diri ku dalam cermin. Hari ini adalah hari sidang pendadaran ku. Kuliah ku selama 3,5 tahun
Akan dipertaruhkan di hari ini. Aku memiliki nilai IPK yang tidak terlalu kecil, hampir mendekati cumlaude. Dahulu memang aku sangat ingin sekali lulus dengan predikat cumlaude, tetapi sekarang yang aku inginkan hanya ingin segera lulus dan pergi dari kampus ini. Aku merasa jenuh
aku merasa aku harus segera pergi mencari pekerjaan mengembangkan kemampuan diri.

Terdengar bunyi nada dering telepon genggam ku. Segera aku ambil dan mengangkatnya.

"Kamu dimana? Jangan datang terlambat, kamu butuh persiapan. Kami sudah menunggumu dekat tangga samping ya."
Mba kos ku yang menelepon, para penghuni kontrakan semua sudah menanti kedatanganku di kampus. Mereka adalah orang-orang yang luar biasa dalam hidupku. Ikhlas dan tulus sayang terhadapku.

Segera aku ambil tas berisi laptop dan persiapan sidang lainnya, kemudian bergegas pergi.
-

"Tap tap tap tap...." Terdengar langkah kaki ku menaiki setiap anak tangga.

Ruang pendadaran berada di unit dua lantai dua. Aku menaiki anak tangga utama, tersadar aku pun menepuk keningku dan berkata,"bodoh, kenapa lewat sini, bukankah tadi mba kos bilang mereka menunggu di
tangga samping??" Ya sudahlah sama saja , nanti juga pasti bertemu."

Tak mau ambil pusing aku tetap melanjutkan langkah menuju lantai dua. Setibanya di lantai dua, dan hendak menuju arah ujung lorong, aku terhenti sejenak. Aku mengamati sekeliling kelas-kelas yang dulu pernah
aku ikuti. Sedikit mengintip di balik pintu,ku lihat mereka yang sedang mengikuti kuliah teori. Ini adalah kelas untuk para adik angkatan. Bibirku tersenyum sepintas teringat saat aku memasuki kuliah teori di kelas ini dan bertemu teman-teman kelas untuk pertama kalinya.
Aku membalikkan badan dan melihat bangku panjang yang tersedia di depan kelas. Sejenak aku memilih untuk duduk dan sedikit mengingat masa-masa indah kuliah. Semenjak menginjak semester atas dan mengerjakan skripsi aku tidak lagi melewati lorong dan kelas-kelas di sini.
"suatu hari aku pasti akan merindukan hal ini." Berkata aku dalam hati sambil tersenyum.

Tak lama terlihat seorang pria tinggi dan kurus baru saja tiba menaiki anak tangga dan dia menoleh ke arahku.

Pria dengan pakaian rapi mendekat ke arahku sambil tersenyum," mau sidang ya?
Good luck ya..."

Aku menatapnya dengan eskpresi wajah yang sedikit bengong sambil berkata,"iya"

Dia pergi melewati ku menuju ujung lorong, dimana nanti aku pun akan kesana.

Aku menatapnya terus sampai dia hilang dari pandangan. Pria itu adalah dosen. Entah mengapa aku merasa
Setiap kali bertatap mata dengannya, ada sesuatu diantara kami di masa lalu. Tetapi aku tidak tahu apa itu.

Nada dering telepon berbunyi kembali dan segera aku mengangkatnya," hissss sudah mau mulai, kamu dimana??"

"Ah iya, aku sudah hampir sampai. Tunggu bentar." Berkata aku
sambil beranjak dari tempat duduk, dan bergegas pergi.

Di balik dinding di ujung lorong terdapat banyak ruang untuk sidang. Dan ku lihat di depan salah satu ruang sudah berkumpul teman dan sahabat-sahabat ku yang mau membantu mempersiapkan sidang pendadaran.

"Ini ruang sidangmu
Ayo kita mulai persiapkan semuanya." Berkata mba kos sambil tersenyum.

"Hei apa yang kamu rasakan? Apakah gugup dan cemas?" Tanya salah satu teman padaku.

"Umm.. tidak, aku merasa biasa saja." Jawabku sambil mengotak-atik layar presentasi.

Iya benar, aku tidak merasa gugup
atau pun cemas, aku benar-benar merasa tenang dan biasa saja. Entahlah aku juga tidak tahu mengapa bisa setenang ini.

Kemudian terdengar perbincangan teman tentang salah satu dosen "killer" di mana salah satu mahasiswi di bantai dengan banyak pertanyaan hingga membuat gugup
dan menangis. Mahasiswi tersebut hanya lulus dengan mendapat nilai C.
Sebenarnya aku tidak terlalu berharap skripsi akan mendapat nilai A, aku rasa mendapat nilai B sudah cukup, aku memang tidak terlalu mengejar kesempurnaan akan tetapi aku juga tidak mau seandainya nanti hanya
mendapat nilai C.
"Gimana sudah oke semua??Ga da kendala?Konek semua ini ?? Jangan sampai ada kendala teknis." Lanjut berkata mba kos ku ini mengingatkan, yang beberapa hari sebelumnya dia memang sudah mengikuti sidang skripsi.

"Oke insyaAllah sudah aman" berkata aku sambil
tersenyum meyakinkan.

Tak lama kemudian ada beberapa dosen penguji ruang sidang lain yang sudah datang .

" ya sudah kami menunggumu di luar sana dekat tangga keluar samping, sukses ya semoga beruntung"

Teman dan para sahabat pun meninggalkan ku seorang diri di ruang sidang.
Aku duduk menatap layar laptopku sambil terus berdoa agar di mudahkan, di lancarkan dan lulus dengan nilai yang terbaik.

Hidungku mengendus mencium aroma khas wangi bunga yang tidak asing bagiku. Aku melihat ke sekeliling ruangan, mungkin kah ini wangi parfum ruangan ???
Entah mengapa aroma wangi ini membuatku merasa merinding dan sedikit pusing. Sekilas aku melihat bayangan selendang panjang berwarna ungu yang terurai panjang terkena hempasan angin di balik jendela ruangan.

Aku mengerutkan kening merasa heran dan aneh,bagaimana bisa selendang
panjang terlihat berkibar di lantai dua seolah tersangkut akan sesuatu. Hendak beranjak bangun dari kursi berniat mendekati jendela untuk melihat lebih dekat, tiba-tiba saja tiga dosen penguji datang dan memasuki ruang sidang.
"Bagaimana sudah siap?" ucap salah satu dosen yang aku kenal, sambil menarik kursi untuk duduk

"InsyaAllah siap pak" jawabku dengan senyum lebar.

"Baik silahkan perkenalkan diri dulu sebelum presentasi."ucap dosen yang baru pertama kali aku jumpai.

Detik telah berganti menit,
Dan menit telah berganti jam. Waktu tak terasa telah berputar begitu cepat.

"Terima kasih, di tunggu ya untuk hasil nya,semoga lulus dengan nilai baik."berkata mengakhiri dosen penguji sambil beranjak pergi dan keluar ruangan.

Aku pun tak lupa mengucapkan terima kasih kembali.
Aku kemudian menoleh ke arah jendela,memperhatikan bayangan selendang berwarna ungu sudah tak tampak. Mungkinkah sudah terbawa angin?

"Wah.. kamu lama banget! 1 jam lho. Ruang yang lain sudah selesai sedari tadi, kamu paling terakhir ." berucap teman ku memasuki ruangan diikuti
mba kos dan yang lainnya.

"Gimana tadi kamu? Bisa?? Dosen killer itu bantai kamu ya?" tanya mba kos sambil membantuku membereskan peralatan.

Mataku terbelalak terkejut,"hah?? jadi dosen asing itu dosen killer yang tadi kalian bicarakan?"

"Iya itu,aku saja kaget malah kamu yang
kebagian dapat dosen killer itu, tetapi,kamu tidak tahu kalau itu dia?" berkata mba kos sambil menahan tawa.

"Haha... Astaga aku sama sekali tidak tahu. Pantas saja dari awal dia selalu mengeluarkan pertanyaan yang detail" berkata aku sambil tertawa.

"Haha, tadi kita tunggu di
luar sempat khawatir. Tetapi keuntungan buat kamu karena kamu tidak tahu kalau itu dosen killer, jadi kamu tidak gugup dan masih santai menghadapi nya kan?!" berucap mba kos di barengi tawa.

" Benar, aku tadi tenang dan bisa menjawab semua pertanyaannya. Malah sedikit berdebat.
Tapi sekarang, saat aku tahu dia dosen killer yang di maksud, aku menjadi sangat gugup! Astaga mba, Apakah aku akan lulus nantinya??" aku berkata dengan wajah panik.

---

Ruang papan pengumuman sudah di penuhi dengan para mahasiswa yang sedang menunggu hasil pendadaran hari ini.
Aku, mba kos dan teman-teman baik ku yang sedari tadi setia menemaniku pun duduk bergerombol tidak jauh dari papan pengumuman.

"Sudah jam tiga sore ini, sebentar lagi biasanya selalu tepat waktu kok." ucap salah satu teman baik ku.

Benar saja tak lama salah seorang keluar dari
ruang dosen sambil membawa secarik kertas dan menempelnya di papan pengumuman.

"Ayok, kita lihat kesana." pinta salah satu teman.

"Enggak berani aku, aku tunggu saja di sini, kalian saja yang lihat, nanti beri tahu aku lulus tidaknya." jawabku dengan nada takut.
"Ealah, kamu neh, ya sudah kami saja yang lihat." berkata mba kos padaku, sambil beranjak pergi.

Ku tatap mereka dengan tajam. Tentu saja papan pengumuman sudah di penuhi oleh mahasiswa dan mahasiswi yang ingin melihat.

Aku amati setiap raut wajah mereka yang selesai melihat
hasil sidang hari ini, ada yang tampak senang dan ada yang tampak sedih kecewa.

Aku menundukkan kepala berdoa, aku berharap aku lulus dengan nilai baik.

"Aaah kamu lulus! Selamat!!" teriak salah satu teman baik ku mendekati sambil berlari memelukku.

"Serius?? Alhamdulillah."
Berkata aku sambil menahan tangis bahagia tidak menyangka.

"Iya lulus dengan nilai B, selamat ya!!" berkata mba kos dengan senyum lebar di wajahnya.

Masih dalam keadaan histeris bahagia, tiba-tiba mata melirik ke arah dimana salah seseorang pria kembali melangkah keluar
dari ruang dosen.

Dia adalah dosen tinggi kurus yang sebelumnya aku temui. Dosen itu seakan tahu dimana aku berada, kemudian menatapku dari kejauhan dengan tersenyum lebar dan gerak bibirnya tampak mengucap sesuatu," selamat ya."

Aku membalasnya dengan senyum lebar dan
menganggukkan kepala sambil berkata "iya". Dosen itu melangkah berlalu pergi sambil terus menatap tersenyum padaku.

Kepalaku tiba-tiba terasa pusing. Aku menundukkan kepala, aku yakin ada sesuatu di antara kami di masa lalu, tapi apa itu??!

Tunggu! sekilas aku teringat akan
mimpi. Aku pernah bermimpi dimana jariku diikat oleh suatu benang berwarna hitam dimana sisi ujung benang lainnya telah terikat juga di jari seorang pria.

Aku tidak mengingat jelas wajah pria itu, yang aku ingat hanya postur tubuhnya yang tinggi kurus. Apakah pria di mimpiku itu
adalah dia?? Entahlah aku tidak yakin, dan aku juga tidak tahu arti mimpiku. Aku sama sekali belum mengingat sempurna tentang aku di masa lalu.

-----------
Hari tampak sangat cerah. Matahari terasa sangat terik. Sejenak aku mampir ke sebuah kafe yang terlihat tampak sangat ramai.

Aku duduk sendiri di salah satu tempat yang sudah di sediakan, tidak jauh dari kasir dan pintu masuk. Bau aroma coklat tercium olehku.
Kafe ini menyediakan berbagai menu cemilan teman nongkrong dengan menu utama coklat dan beberapa jenis kopi. Sebenarnya aku tidak terlalu suka makan atau meminum sesuatu yang manis. Tetapi kali ini teriknya matahari membuat ku ingin meminum segelas coklat dingin yang menyejukkan.
"Ini pesanannya mba, silahkan." ucap seorang lelaki muda mendekati ku dengan membawa nampan dengan hidangan es coklat dan pisang coklat keju.

"Iya mas, terima kasih ya." sapa ku dengan senyum ramah.

Berselang beberapa menit saat aku sedang menikmati cemilan, seorang perempuan
Bertubuh mungil, Berkulit putih bersih, berambut sedikit ikal berwarna coklat, datang menghampiriku dengan senyum lebar dari arah kasir.

"Mba awuh ya?Iyakan mba awuh?" Bertanya dia yang kemudian duduk tepat di hadapanku.

Aku menatap bingung, sambil memegang ujung gagang sendok
yang masih berada dalam mulut.

"Ya ampun, lupa ya?? Ini aku yang pernah ketemu di salah satu supermarket dekat dengan universitas negeri ternama di kota ini." berkata dia meyakinkan.

"Aah iya, hai apa kabar?" berkata aku berpura seolah mengingatnya.

" baik mba, tidak menyangka
akan bertemu kembali di sini. Bagaimana kuliah mba? Lancar?" berkata dia dengan wajah tampak senang dan bersemangat.

"Ah umm, iya aku sedang mengurus untuk menunggu wisuda bulan depan." jawabku dengan masih mengingat siapa perempuan imut itu.

"Waahhh hebat sudah mau wisuda,
Selamat ya mba!!!" berkata dia dengan mata bersinar.

"Hehe iya, terima kasih." jawabku singkat.

"Iya mba, terima kasih juga, dulu udah nolong ibu aku,Eh maksudku nenek aku yang sekaligus ibu aku, beliau sudah makin sehat sekarang. Kalau waktu itu tidak bertemu mba, tidak tahu
bakal bagaimana." berkata dia dengan raut wajah sedih teringat sesuatu.

Tentu saja aku bingung saat mendengarnya, sama sekali tidak ingat apa yang telah aku lakukan dulu. Tetapi aku tidak ingin mengecewakannya, aku pun masih berpura bahwa aku mengingatnya.

"Umm iya,semoga nenek
kamu sehat terus ya." berkata aku sambil tersenyum.

"iya aku tidak menyangka santet itu beneran ada ya? Masih terngiang jelas setelah nenek memakan sirih dan meminum air yang di berikan mba,nenek memuntahkan lintah,segumpal rambut dan darah dari perutnya." lanjut dia bercerita.

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with Awuh

Awuh Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @GRahemas

Jun 4, 2021
Jarum jam menunjukkan pukul 23.16 WIB. Dan aku masih dalam perjalanan pulang menuju rumah kontrakan seorang diri dengan menggunakan kendaraan roda dua ku. Hari ini aku baru saja pergi dari kos salah satu teman untuk berdiskusi mengenai skripsi yang sedang kami kerjakan.
Karena kota besar tentu saja jam selarut ini masih terlihat ramai kendaraan berlalu lalang di jalanan. Terlihat pula beberapa cafe dan tempat-tempat nongkrong masih padat di kunjungi oleh para pemuda dan pemudi.
Read 74 tweets
Jan 21, 2021
"Krieekk..." terdengar suara pintu terbuka.

Aku masuk ke dalam kamar kos yang memiliki ukuran cukup besar. Ini adalah kamar kos kakakku. Setelah seharian mencari kos untuk aku nantinya, akhirnya kami dapat berbaring beristirahat. Aku sengaja mencari kos yang
tidak terlalu jauh dari kampus, karena untuk beberapa hari ini aku belum memiliki kendaraan pribadi.
Sebenarnya aku masih sangat ragu untuk tinggal di salah satu kos tepat depan kampus swasta ternama ini, tapi karena waktu yang mendekati hari dimana aku harus melaksanakan ospek,
Read 33 tweets
Sep 24, 2020
Matahari senja kian redup. Cerahnya langit akan segera terganti dengan gelapnya malam. Terdengar lantunan merdu adzan maghrib menggema terasa menggetarkan jiwa.
Mataku menatap ragaku yang kini sedang dililit ular raksasa bersisik warna hijau gelap dan bermata merah. Sedangkan aku
kini terjebak dikelilingi beberapa sosok makhluk hitam tinggi besar bermata merah menyala. Aku tidak tahu apa yang akan mereka lakukan, aku tidak tahu apa yang mereka inginkan. Satu yang ku tahu, mereka berniat buruk padaku.
Aku duduk memeluk lutut, terdiam menggigit bibir
Read 41 tweets
Sep 17, 2020
Aku, ibu,ayah dan pria kecil saat ini berada dalam satu ruangan di dalam rumah. Ibu meminta saran dan bantuan kepada pria kecil itu agar diriku ini tidak terus menerus kesurupan di sekolah. Selain memang mengganggu kegiatan belajar mengajar di sekolah,hal itu sangat mengganggu ku
berkosentrasi dalam semua hal. Nilai ku di sekolah anjlok, aku tidak dapat mengikuti kegiatan apapun di luar sekolah. Aku bahkan tidak menonjol dalam bidang akademik. Ibu sangat khawatir dengan masa depan ku sekarang.
Pria kecil diam duduk bersila sambil memejamkan mata.
Read 33 tweets
Sep 10, 2020
Aku menatap kedua telapak tanganku yang berwarna putih pucat dan tampak gemetar. Nafasku berhembus tak beraturan.Keringat dingin mengalir jatuh menetes dari ujung hidung ke telapak tangan.Ada sesosok makhluk mencoba mengambil alih ragaku. Makhluk mengerikan yang haus akan ragaku.
Matanya besar melotot tak memiliki kelopak mata,mulutnya robek hingga ke belakang dan tak memiliki bibir.Rambutnya tipis nyaris botak.Aroma makhluk ini sangat amis menyengat. Jari-jarinya yang panjang menyatu dengan kuku memegang ubun-ubun kepala ku dari belakang berusaha menarik
Read 35 tweets
Sep 3, 2020
"Udah taukan berita anak kelas 10 yang sering kesurupan itu?"

"Iya,ya ampun menurutku dia cuma pura-pura doank ya gak sih?"

"Maksudmu akting gitu?"

"Iya,jadi mungkin dia anak caper, yang broken home gitu."

"Masa sih?Tapi masa sering banget hampir tiap hari lho dia kesurupan?"
"Iya ya? Apa gak capek gitu tiap hari kesurupan? Mungkin caper nya kebangetan kali ya?? Hahaha"

"Eh bukannya si dia adiknya anak kelas 12 itu ya."

"Iya bener, kasian punya adik caper, bikin malu."

"Padahal kakaknya pintar kan ya anak IPA."

Percakapan yang kurang lebihnya sama
Read 25 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

:(