Nyata Profile picture
4 Dec, 152 tweets, 18 min read
"Nomor buntut berujung teror"
Kuntilanak itu menagih Janji.
@IDN_Horor
@Penikmathorror @threadhororr #nyata Image
“2003”

2 cangkir kopi panas bertemankan beberapa potong singkong goreng, menjadi teman penghangat 2 pemuda yg sedang bersantai di pos Ronda, sebut saja nama mereka Wido dan Angoro, pemuda berumur 19 tahun warga dusun Giri sekar, salah satu dusun yg ada ada di provinsi Jawa Timur
Keadaan malam itu terasa sepi, kawanan sejabat sepertinya enggan untuk menyusul mengingat gerimis tak kunjung berhenti, hanya mereka ber dua yg menjadi penghuni pos ronda.
“Habis Ngopi, bubar Ro, Jenuh aku sepi begini” Ucap Wido kepada Anggoro.

“Iyo Wid, bocah bocah kok pada betah dirumah yo, padahal aku mau ngajak nyambet malam ini” Balas nya menjawab perkataan tersebut.

“Nyambet? Nayambet opo Ro?”

“Nomor Buntut Wid!”

“Ha??”
“Jadi gini Wid, tadi aku main ke desa sebelah, biasa ngapelin bojo ku, ndak sengaja dengar tetangga ngomongi seseorang, Diman tah Giman Namanya, nah mereka itu bicarain pria tersebut jadi kaya karna nomor buntut, tau ora nomor buntut?” tanya Anggoro kearah wido.
Wido sejenek termenung, sebelum dia kembali berbicara.

"Togel maksudmu ?"
tanya ya kembali kepada anggoro
“Iyo wid, karna penasaran, aku nanya sama pacarku, nah infonya si Lek Diman ini suka nyambet, Nyambet nomor buntut di tempat tempat angker” Jelas Anggoro sembari menatap Wido.
“Edan koe Ro, jangan bilang dikau mau ngajak aku nyambet nomor di Beringin belakang kali?” ketus wido memprediksi arah pembicaraan anggoro.
"ha..ha..ha.." Anggoro terbahak, karna semudah itu wido bisa membaca pikirannya, belum lagi tempat yg ingin didatangi dirinya memang pohon beringin yg ada di dusun mereka, pohon yg  dikenal warga Giri sekar sebagai pohon keramat, sarang dari demid Kuntilanak yg suka meneror warga
“Ayo Wid, Temani aku, Besok kita kaya bareng bareng!” Seru Anggoro kepada Wido dengan wajah sedikit memelas.
Sampe lupa nulis.

pict by @Google

dilarang comot comot tanpa izin, selamat membaca.

Hatur tq.

salam Hi...hi...hi....
Wido kembali terdiam, matanya terbelalak memandangi anggoro, ajakan tersebut sedikit mengusik jiwanya.
"2 bulan lagi semesteran, bapak pasti butuh biaya banyak, belum lagi adek bungsunya akan tamat dari SMA, dan pastinya diharapkan untuk melanjutkan kejenjang yg lebih tinggi" pikirnya malam itu.
"bahaya ndak ro?" tanya wido yg seakan mulai memberikan signal ketertarikan atas ajakan anggoro.

"Ndak, Tak jamin aman, tunggu nengkene yo" jawab anggoro sembari pergi meninggalkan Wido.

"arep ngendi koe cuk?" teriak wido terheran melihat anggoro meninggalkan dirinya.
10 menit berlalu, anggoro kembali, kali ini dia membawa sepeda motor butut milik nya ke pos ronda tersebut, Wido sedikit merasa down >>
>>>kala melihat keseriusan anggoro, belum lagi 1 plastik hitam yg entah berisi apa, diyakini dirinya sebagai alat untuk mediasi dengan demid di beringin nanti
"Ayo wid" ujar anggoro memangil dirinya, wido langsung beranjak, duduk diboncengan, berdua mereka menuju pohon beringin yg ada diujung dusun.
"Yakin ndak akan kenapa kenapa kan ro?" tanya wido kembali.

"Aman, uis kamu diam wae, manut, sesok kita kaya raya" tegas perkataan anggoro menjawab pertanyaan tersebut.
Singkat cerita mereka sampai di telogo pakem (bukan nama sebenarnya), tempat dimana beringin yg dimaksud berada, sejenak mereka berhenti mencari tempat aman untuk memarkirkan motor, >>
>>bukan karna rawan pencurian, namun mereka kwatir ada warga yg mengetahui kelakuan nyeleneh tersebut.

Motor tersebut akhirnya diletakan pada bagian semak ilalang, sementara mereka ber 2 turun ke dalam telaga, menapaki jalan setapak guna menuju kali di bawah sana.
5 menit berjalan, Anggoro dan Wido tiba didepan pohon tersebut. Anggoro berhenti sejenak sembari menawarkan rokok ke arah wido.

"ngudut dulu, biar kuat ngadapi demid" ucap anggoro sesumbar sembari memongkar bungkusan kresek hitam yg sedari tadi ditentengnya.
Isi didalam kresek itu merupakan gulungan kertas kertas kecil yg dituliskan oleh diri nya, wido semakin mengelengkan kepala melihat isi lain dari kresek berupa bunga yg mawar, melati yg biasa >>
>>dipakai untuk menyekar dan 1 buah boneka yg mungkin jua dibuat oleh anggoro, boneka itu dibentuk menyerupai pocong dengan tinggi sekitar 30 cm.
Anggoro lagi lagi terlihat handal, tidak seperti orang yg baru pertama kali melakukan ritaul nyambet nomor buntut itu, tangan nya sigap memasukan gulungan kertas kedalam perut boneka kain berbetuk pocong.
Tak lama berselang, anggoro meletakan boneka itu pada salah satu sisi pohon beringin, ditaburkannya juga bunga yg dibawa tersebut, sembari mulutnya berbisik pelan tanpa dapat didengar oleh wido.
Usai semua proses nyambet nomor buntut itu dilakukan, anggoro mengajak wido menepi sedikit menjauh dari lokasi, kembali mereka menghisap rokok, sembari anggoro menceritakan apa yg baru dia lakukan.
"jangan heran ya wid, ini sebenarnya bukan kali ini tak lakoni, aku penasaran karna udah beberapa kali mencoba tapi gagal, jujur hari ini aku ketemu sama orang >>
>>yg sudah berhasil nyambet nomor, orang yg tadi aku ceritakan, nah ritual ini baru kali ini ku jalani, lengkap dengan mantra dan tata caranya, sesuai dengan arahan dia" , ucap anggoro yg membuat wido meradang mendengar nya
"asu..., " spontan wido memaki dirinya.

"udah kita balik saja, sebelum nanti kenapa kenapa" ucap nya kembali.

anggoro menolak permintaan tersebut, karna dia tau begitu ritual diadakan tidak akan ada yg bisa membatalkan.
"Udah tunggu saja, percaya sama ku, kita aman, besok pasti kita kaya"katanya kepada wido menerangkan keadaan saat itu, anggoro sedikit berbohong, karna tidak memberitahukan bahwa harus ada upeti yg rutin dibayarkan kepada demid yg membantu mereka kelak.
Perdebatan kusir yg terjadi, akhirnya terpecah dengan suara langkah yg berasal dari ilalang rimbun dibelakang mereka,
Tap..tap..tap..tap,..
Suara itu jelas terdengar, membuat mata mereka fokus menatap kearah ilalang yg bergoyang hebat,

Sret.... Sekelebat bayang putih melintas cepat di hadap mereka.
"Apo iku ro?"tanya wido mulai panik.

"Sssst...., dengar baik baik dia sudah datang"

Suara seperti orang berlari itu kini berganti dengan bisik gesekan kaki yg seperti terseret.

Sreet.... sret....sreet .....

Hi..hi...hi.....

Tawa cekikikan mengema di tengah hening malam.
Tamu yg diundang untuk memberikan tuah keberuntungan tiba.

Sesosok Kuntilanak samar terlihat berdiri tepat dimana sajen tersebut diletakan.
Wido mulai gemetar, bergedik sembari memegangi erat bahu anggoro.

"muleh...ro" katanya merengek.

Anggoro mengacuhkan permohonan tersebut, malah dirinya kembali khusyuk membaca mantra, berkomat kamit dengan mengunakan bahasa jawa kromo yg entah dari mana dia dapatkan.
"Mengko nek nomore kepileh, tak umpani sajen sing apik (Nanti kalau nomornya kenak, tak umpani sajen yg lebih baik)" Ujar Anggoro bernazar diakhir pembacaan mantra yg diucapkannya.
"Hus... Lambe mu ro" ucap wido protes akan perkataan temannya tersebut, karna mencerna omongan tersebut sama dengan
membuat janji dengan Kuntilanak itu.
Anggoro terdiam, menyadari kesalahan yg telah dia lakukan, sekilas dia membalikan pandangan menatap wido.

"ciloko do!!" katanya panik, takut apabila perkataan tersebut nanti nya akan menjadi masalah bagi mereka 2.
"Asu koe ro" jawab wido singkat kesal akan kelakuan dirinya, hanya sebentar mata mereka berpaling dari pohon beringin tersebut, sosok kuntilanak tersebut telah menghilang.

"Neng endi si kunti wid?"
"Mbuh" ketus wido menjawab.
Anggoro langsung berlari kecil, meninggalkan wido, kepalang tanggung dan memang saat itu wido yg sudah ketakutan, menyusul langkah anggoro kembali menuju ke pohon beringin tersebut.
Anggoro langsung memugar sajen yg diletakannya disana, tampak 3 gulungan kertas tercecer keluar dari boneka pocong yg dia bawa.

Wajah nya tersenyum, dia sumringah menatap gulungan tersebut, tangan cepat memungut ke 3 gulungan kertas kecil itu.
"3, 4, 2 wid, iki sing besok akan kita pasang, besok kita kaya wid" pungkas nya kepada wido.
Wido sudah tidak mengubris perkataan anggoro, dia hanya ingim segera beranjak dari sana dan mengakhiri cerita nyambet sesat ini.

"iyo .. ayo muleh" pintanya kembali pada anggoro.
"iyo" balas anggoro sembari memungut kembali boneka pocong tersebut, wido sempat menanya untuk apa dirinya kembali mengambil boneka itu, karna dia kwatir apa yg mereka lakukan malam ini akan diulang kembali oleh anggoro dikemudian hari.
"ya ndak gitu wid, tar kalau ada orang lihat, trs jadi berita kampung, kepie?, bisa heboh lagi nanti, tau sendiri orang kita ndak suka sama yg begini begini" kata anggoro coba menjelaskan tentang apa yg dia lakukan.
selesai membersihkan tempat itu, mereka berdua beranjak, menuju ketempat dimana mereka meninggalkan sepeda motor, dan sesaat setelah mereka berpaling mulai melangkah kembali.
Hi..Hi...hi..... suara cekikikan kembali terdengar di kuping, mereka bersamaan kembali memutar badan menatap ke arah >>
>> beringin tersebut dan sesaat ketika mata mereka mengahadap pohon tersebut, sesuatu melintas cepat tepat diatas kepala mereka, yg membuat ke 2 nya langsung tengkurap, duduk terkaget.
Kuntilanak itu ada di depan mereka, kembali demid tersebut tertawa.
"Hi..Hi..Hi......Jangan lupa janji mu" ujar kuntilanak itu kearah mereka berdua, anggoro menjadi orang pertama yg berlari, dia terlihat shock bahkan melupakan wido.
"asem" teriaknya menerabas jalanan, meninggalkan wido yg masih terduduk, melihat temannya sudah ngacir wido menjadi histeris, dia ingin berlari menyusul namum ke 2 kaki nya terasa berat, tubuh nya bergedik ngeri menatap kuntilanak yg masih berada di depan matanya.
"Astagfirullah... Astagfirullah" lisannya terus ber Istighfar, sebelum dia kembali berdiri dan berlari melebihi dari apa yg dia bayangkan, >>
>>kaki nya seperti sudah mati rasa, beberapa kali dia terjatuh dan menghantam batu serta batang pohon, namun tidak membuat dirinya lelah, dia terus berlari mengejar anggoro.
Wido tiba ditepian jalan , keringat deras bercucuran membasahi baju yg dia kenakan, belum lagi wajah nya sangat pucat yg bisa menjadi gambaran betapa takutnya dia malam itu.
Ho..hohh...ho... nafasnya tergengah, merasakan lelah yg teramat sangat, belum stabil jantungnya berdetak, sorot lampu terang menyinari dirinya.
"cepat naik wid" teriak anggoro yg sudah siaga diatas sepeda motor, lagi lagi wido tidak mempunyai waktu untuk berleha sejenak, dirinya langsung melompat, diatas motor yg saat itu dalam kondisi berjalan pelan, dan seketika wido naik, anggoro langsung mengebut sepeda motornya.
Di tengah perjalanan, saat mereka mulai merasa aman, lagi lagi sekelebat cahaya putih seakan mengiringi sepeda motor itu, wido tidak berani memastikan apakah sosok kuntilanak tersebut yg kembali datang meneror mereka, wido hanya memeluk anggoro sembari menutup mata.
Mulut nya tak henti memaki anggoro yg sebenarnya sudah terlihat panik, dan
membuat beberapa kali motor yg mereka gunakan seakan oleng.
Keadaan mulai aman ketika mereka mulai memasuki kawasan pemukiman, ke 2 nya masih terhening, diam dalam ketakutan, tak lama berselang ke 2 nya kembali tiba di pos ronda tersebut.
Wido langsung meraih segelas kopi adem milik mereka yg masih ada di pos tersebut.

"Gilak... gilak koe ro" kembali dia memaki selepas kopi tersebut menyentuh kerongkongannya yg sedari tadi mengering.
Wajah ke 2 nya pucat pasi, hanya saja anggoro merasa puas.

"Sorry wid, aku ndak tau bakalan se extrem ini, yg pasti kita udah dapat nomornya, ayok kita cak, besok pagi kita pasang" katanya kembali coba mempengaruhi wido.
Singkat cerita wido melupakan kejadian tersebut, lagi lagi karna kepalang tanggung dan iming iming nomor tersebut jitu yg pasti nya akan menghasilkan pundi pundi rejeki, dirinya malah turut serta mengecak, membolak balikan setiap urut angka tersebut.
"Udah semua iki wid" tanya anggoro memastikan tidak ada nomor yg terlewat.

" udah, se nomornya 500, kurang lebih 15 ribu, kalau masang semua" kata wido menjelaskan.

"Ojo 500 kali seribu aja semua, biar jos" bantah anggoro, yg memang ingin cepat mendapatkan hasil yg maksimal.
Keesokan harinya, Anggoro datang kembali menjemput wido dirumahnya, hanya sebentar bersingah, ke 2 nya pergi menuju kampung sebelah menemui seseorang yg berprofesi sebagai agen judi togel  bernama Mang Kojor
Setiba disana Anggoro langsung memberikan secarik kertas hasil rekapan mereka tadi malam,

“Mang tolong dipasang, kali 2 ribu semua ya” ucapnya pada Mang Kojor.
Mang kojor cekatan menyalin rekapan tersebut di satu buku berkarbon, mulutnya tampak berbisik mentotal jumlah yg harus dibayar oleh Anggoro.
“ 60 Ribu mas” ucapnya, yg langsung dijawab anggoro dengan memberikan uang senilai tersebut.
“Ro, kok jadi masang banyak” Tanya wido protes
“Iyo, Nanggung wid, anggap aja sisanya aku masang sendiri” Ujar anggoro yg sedikit membuat wido merasa jengkel, karna otomatis bila nomor nanti kenak, anggoro akan mendapatkan jatah yg jauh lebih besar.
Sembari menunggu  jam 5 sore, jam dimana nomor undian keluar, mereka singgah kerumah Lidya, pacar dari anggoro, disana juga Anggoro kembali menceritakan kisah warga yg dicap sebagai penyambet nomor buntut.
“Iku rumah ne Wid, kerja ne Cuma nyambet, enak oro?” ucap anggoro sembari menunjuk salah 1 rumah besar di daerah tersebut, Wido hanya terdiam, termenung kaku memikirkan pertanyaan yg sedikit nyeleh.

“apa iya ini hasil Nyamber nomor?” tanyanya didalam hati.
Singkat cerita setelah 4 jam berada disana, Anggoro dan Wido berpamitan pulang dari rumah lidya, kembali mereka menuju warung Mang Kojor, menanti tulisan angka di papan  putih yg biasanya dipajang oleh Mang Kojor untuk menginfokan angka yg keluar sore itu.
Tepat jam 5 mereka sudah menyatroni warung tersebut, beberapa pemuja no erek erek juga terlihat jantungan menanti tulisan tangan Mang Kojor, namun sampai setengah 6 papan tersebut masih terlihat kosong.
Anggoro begitu optimis 3angka yg kemarin mereka peroleh akan mengantarkan pundi rejeki hari ini, hingga tampak Mang Kojor mengangkat telp, tangannya mulai menulis nomor keberuntungan yg >>
>>hari ini keluar, tidak hanya mereka ber 2, beberapa yg lain juga mulai berdiri berharap menjadi jutawan di hari itu.
Mang Kojor berdiri, memajang nomor tersebut disalah 1 sudut rumah.
“5443” angka yg tertulis di papan tersebut, Wido sumringah melihatnya, walau hanya 2 angka dan uang yg didapat hanya puluhan ribu, namun setidaknya beberapa hari kedepan dia tidak perlu meminta uang transportasi ke orang tuanya.
Namun beda hal dengan Anggoro, dirinya seakan terpukul, dirinya kecewa karna hanya 2 angka yg keluar, apalagi mengingat modal yg ditanam, jumlah yg didapat sangat tidak sebanding dengan perlengkapan yg dia siapkan, serta teror yg mereka hadapi.
“Uis ro, ndak apah, ambil punya ku sedikit” ucap wido coba menghibur dirinya, karna wido tau anggoro sangat mengharapkan uang dari judi tersebut.

“Ndak Wid, bagian mu ya bagian mu, aku ndak apa” jawab dirinya.
Sore itu mereka kembali, selepas mengantarkan Wido, Anggoro langsung berpamit pulang, ada perasaan tidak enak dalam diri wido, sudahlah aku bayarain bensin aja, pikir Wido dalam hati, wido menyalim uang 10 ribu ke anggoro, dan diluar dugaan, anggoro malah marah ke Wido.
“Apaan sih koe!” kata anggoro kesal dengan niat baik Wido, sambil melempar uang tersebut kembali keaarah wido, anggoro pergi dari sana, terlihat riak wajah kesal dari anggoro, yg jua membuat wido jengkel sebenarnya.

“Asuk, ya sudahlah” kata wido sembari melihat temannya berlalu.
Pasca pristiwa, anggoro dan wido sempat hilang kontak seminggu lamanya, selain memang Wido disibukan dengan aktivitas kuliah yg mebuat dia sudah beberapa hari ini tidak pulang dan lebih memilih menginap dirumah temannya yg dekat dekan tempat kuliah, dan
>>disisi lain Anggoro ternyata jatuh sakit, sakit misterius 3 hari pasca nomor buntut yg mereka pasang tersebut.
Kabar tersebut baru didengar Wido, setelah di hari sabtu dirinya memutuskan untuk pulang kerumah, tidak hanya persoalan tentang anggoro yg membuatnya tergangun, tapi cerita dari sang >>
>>ayah yg semakin membuat dirinya was was, sudah 2 hari ini sang ayah terjaga, karna saat malam semakin larut, disekitar jam 1, banyak batu berterbangan menghantam genteng rumah mereka, seperti ada yg iseng.
“kamu ndak buat masalah sama orangkan?” tanya ayahanda kepada wido, dia curiga ada pemuda yg mungkin sedang bermasalah dengan salah 1 putranya tersebut.
“Ya ndak lah pak” tegas wido menjawab, karna pada saat itu, dia masih beranggapan memang ada orang yg sedang iseng kepada keluarga, tidak ada sedikitpun dipikiran wido, bawasannya uang yg >>
>>hanya beberapa puluh ribu tersebut ternyata menjadi awal teror mengerikan yg tidak hanya mengangu dirinya dan anggoro, tetapi sampai kepada keluarga mereka jua.
kuy merapat, jgn lupa RT / Likes / coment.

Hari ini kelarin yg ini dulu.

Hatur tq. salam hi..hi...hi...
Malam itu wido begitu bersemangat untuk menangkap sosok orang yg beberapa hari belakangan ini meneror keluarganya, 1 buah balok berukuran sedang, diletakan tepat disamping dirinya, guna berjaga bila hal buruk terjadi.
Sembari menunggu malam semakin larut, menonton tv menjadi alternative pilhan widoa, tanganya khusyuk menekan tombol TV, mencari pertanding bola yg disiarkan kala itu.
Waktu berputar cepat, dengan hasil pertandingan 2-0 untuk kemenangan Arsenal atas rival sekota Totenham, seiring pertandingan itu usai, matanya jua kian mengantuk, wido menatap sekitar, dengan keadaan yg sudah gelap menandakan seisi rumah sudah terlelap.
“Ah…. Apa malam ini dia gak datang” gerutu wido sendiri sembari menilik jam dinding yg sudah menunjukan angka 1 dini hari.
Dirinya jenuh, dia beranjak menuju keluar rumah untuk menghisap sebatang rokok, matanya menatap lurus sembari mulutnya menarik dalam asap dari rokok tersebut.
Sejenak wido terdiam, terheran akan pemandangan di pos ronda yg biasa dipakai oleh dirinya dan rekan lain untuk berkumpul
“Wanita?” ucapnya pelan menatap seseorang Wanita yg duduk di pos ronda tersebut,  dirinya merasa aneh, apalagi mengingat sudah jam 1 dini hari, belum lagi posisi duduk Wanita tersebut sedikit miring, >>
>>wajahnya membelakangi wido,  sehingga Wido hanya dapat melihat postur dirinya yg mengunakan baju kemeja putih serta rok yg menutupi betis, tampak juga sepatu hak tinggi berwarna hitam yg Wanita itu kenanakan.
Ada rasa penasaran dalam diri, namun wido enggan untuk beranjak, menyamperi Wanita tersebut, dia lebih memilih diam, sembari terus memantau, melihati gerak gerak wanita itu.
Fokus akan hal terkait, membuat wido seperti termenung, bahkan dia tidak menyadari keberadaan sang ayah yg sedari tadi ada di belakangnya.

“Liati opo koe nang” Ucap ayah yg membuat dia terkaget hebat,
Sedikit jeda baru dia menjawab pertanyaan itu, wido memegangi bagian dadanya, mencoba menstabilkan diri,

“iku pak ada orang ning Pos” Jawabnya.

“Orang apa, kosong” ketus jawaban sang ayah.
Wido menatap kembali kearah pos, dia kaget melihat tidak ada seorangpun disana, bahkan wido sempat mengucek matanya, berjalan beberapa Langkah untuk memastikan sosok tersebut, dimana keadaan kosong tanpa seorang pun disana.
“Tadi disana loh orang nya pak”Jelas wido kembali sembari menunjuk kearah pos.

“Kok ga ada ya pak?” kembali Wido berkata, seakan tidak mempercayai apa yg terjadi.
Wido membalikan badan dan kembali terheran.

“Pak..Pak….” teriaknya mencari keberadaan sang ayah, hanya sebentar saja dirinya berpaling sang ayah pun sudah tidak ada disana,seketika itu juga dirinya mulai bergedik, bulu tenkungnya merinding, dan…
dan....
Trackk... tak...tak... tak......
suara gemuruh keras terdengar, Wido berlari, berpikir hujan badai tetiba turun, sesampainya di teras matanya kembali menilik sekitar, kering tidak ada setetes hujan pun yg turun.
Wido sadar, suara itu berasal dari genting rumahnya, dia berlari memutari sekitar rumah.

"Sial, ini lemparan batu" ucap wido paham akan suara tersebut merupakan suara yg disampaikan oleh keluarganya.
Tangannya keras mengengam balok yg sudah disiapkan, dia geram akan kelakuan orang yg berani berbuat seperti tersebut, malah saat itu dia berpikiran buruk, kalau anggoro lah yg menjadi dalang teror tersebut.
Entah kenapa otaknya terus berkata seperti itu, "Anggoro, pasti si djancok iki pelakunya",
"Ro, keluar "teriak wido sembari memperhatikan sekitar, tdk seorang pun dijumpai, belum lagi suara lemparan itu juga berhenti, semua terasa hening di dini hari tersebut, bahkan suara jangkring malam yg biasa menghiasi suasana desa giri sekar seakan enggan untuk bersenandung.
3 kali wido berkeliling rumah, mencari tanda keberadaan pelaku, hingga langkahnya kembali ke teras rumah, namun lagi kala dirinya ingin mengakhiri malam tersebut,
Track.... tak... tak.....
Suara tersebut kembali riuh, menghujani genting rumahnya, Wido menjadi panik, belum lagi untuk suara seberisik itu, tdk ada seorang pun anggota keluarga yg terbangun.
Sempat dia mencoba untuk membangunkan kakak lelakinya, bahkan mengedor kamar ke 2 orang tuanya, tidak ada hasil yg didapat, terlebih kakak lelaki nya, wido sekeras memangil sampai menguncang tubuh saudaranya, ttap tdk dapat menyadarkan seorang pun dari mereka.
Semua seakan tersirep, larut dalam tidur dan seakan tidak dapat mendengarkan panggilan wido.
Terpaksa dan berat hati, wido berlari kembali ke arah depan, untuk keperluan yg sama, menangkap pelaku teror gila tersebut, kembali dia mengelilingi rumah tersebut, dan tetap tidak ada seorang pun dijumpai oleh nya, untuk kali ke 2 itupula suara gemuruh itu terhenti.
Kali ini wido tak langsung masuk dia menuju ke arah pos ronda menatap rumahnya dari sana, baru saja bokong menempel di bale bale pos, matanya terbelalak menyaksikan hujan batu krikil jatuh menghujani rumahnya, layaknya hujan, batu itu seakan jatuh dari langit.
Wido berdiri didepan pos ronda menatap hujan batu tersebut, dia tercenggang keheranan menyaksikan kejadian horor yg membuat diri nya gemetar ketakutan.
"Hi ... Mas" ucap lirih suara wanita, yg lagi membuat dia terkejut, tulang di tubuhnya seperti lebur, membuat dia terjongkok lemas dengan wajat pucat pasi.
"Ka.. kamu!!" katanya terbatah, menjawab panggilan seorang yg tetiba ada di pos ronda tersebut, sosok tersebut merupakan wanita yg tadi dilihat dirinya berada disini.
"Iya mas, tadi kamu ngapain lihatin aku melulu dari depan rumah" tanya wanita itu, membuat wido terheran, apakah sedari tadi wanita ini sebenarnya mengetahui keberadaan dirinya.
"Kamu siapa?" potong wido enggan masuk kedalam perbincangan tersebut.

"ih kamu mah, kalau butuh saja nyari aku!" jawab dirinya .

Wido terdiam, wanita itu sungguh cantik, tapi wanita apa yg berkeliaran di jam segini selain wanita nakal atau....
"Kamu siapa?" tanya wido kembali.

"ini aku loh mas, Kupobi"

" Kupobi?"

"iya mas kupobi, Kuntilanak Pohon beringin"

Hi...Hi...Hi...... ucap sosok tersebut menyeringai, wajahnya cantik itu berubah memburuk, borok tampak penuh dengan nanah di sekujur wajahnya.
Wido terdiam, lemas menatap sosok kuntilanak tersebut, mulut nya terkancing, tidak dapat tergerak, sekalipun dia sudah merasa berteriak tolong dengan sekeras mungkin.

"Hi...hi...hi... " kembali kuntilanak itu menyerigai ..
"aku datang menagih janji" ujar demid tersebut, perkataan itu menjadi hal terakhir yg diingat wido, wido pingsan di heningnya malam, tepat disamping pos ronda.
Lanjut malaman dikit ya,

"Kembali remaind yg belum Rt, belum Like, belum Follow monggo"

Hatur tq.

Salam Hi...hi...hi...
keesokan harinya wido tersadar setelah dibangun kan warga yg melintas, tidak sampai disitu, dia juga mengalami demam 2 hari lamanya, selama itu juga teror terus berlangsung, suara gemuruh dari >>
>> lemparan batu itu terus terjadi di saat dini hari dan biasanya berakhir kala waktu memasuki subuh.
Wido sejati sudah mengetahui duduk perkara tersebut, dia juga berniat untuk mengunjungi anggoro, namun apa daya kondisi tubuhnya drop, dan tdk memungkinkan beranjak dari ranjang, terlebih kala dia menelpon anggoro, sesuatu yg lebih mengerikan justru merundung temannya tersebut.
Anggoro malah dirawat di rumah sakit karna patah kaki, akibat motor yg dikendarai oleh dirinya terjun bebas di telogo tempat mereka menyambet nomor, begitulah info dari ayahnya yg mengangkat hp milik anggoro.
Diluar prediksi wido, ternyata rentetan kejadian itu membuat ayahnya mengundang seorang pintar untuk bertamu kerumah mereka.

Sebut saja orang tersebut bernama Wanardi, pria yg berusia 35 tahunan yg katanya memiliki ilmu kebatinan.
Dan sesaat kala pria spritual itu melihat wido, bahasanya berubah drastis.

"Asu... rumah mu busuk banget" ujar dirinya ketus kala masuk ke kamar ku, dari dirinya juga lah ayah dan ibu tau bahwa ada seseorang dirumah ini yg sengaja mengundang kuntilanak tersebut.
" dia gak akan pergi sebelum diusir, karna kan diundang, dan mungkin ada yg dijanjikan" ucap orang pintar tersebut.

Orang rumah secara terselubung sudah mencurigai bahwa diri ku lah yg bertanggung jawab akan hal ini, namun tidak ada yg gamblang menanyakan langsung.
Sempat kami semua dikumpulkan bapak, beliau berkata pelan kepada kami di malam hari itu.

"mumpung belum terlalu jauh, kalau memang ada yg berbuat musrik, ya toh ditinggalkan, tdk akan berkah" ucap ayahanda yg sangat menyentil diri ini.
Dan point terpenting, bapak juga mengatakan cara untuk mengusir demid tersebut, cukup mengembalikan apa yg telah didapat, atau memberikan apa yg telah dijanjikan.
Disinilah wido, mulai membuka diri, berkata jujur dan memohon maaf kepada semua org dirumah, dan saat itu juga wido menjadi bual bualan keluarganya, terutama ibunya yg kesal akan tingkah laku sang anak.
Singkat cerita kelurga wido dan Anggoro bertemu, membahas cara penyelesaian masalah tersebut, dengan dibantu Kang Wanardi untuk mengusir Kuntilanak tersebut.
"Dia minta disembelihin sapi" kata Kang Wanardi kepada kami semua, yg membuat seisi org dirumah wido, baik dari keluarga anggoro, maupun tuan rumah bergeleng kepala, mengingat 1 ekor sapi kecil saja berharga 5 juta kala itu.
Wajah Anggoro dan Wido pucat, binggung harus berbuat apa, hasil dari nyambet nomor buntut tak melebihi dari nilai 200 ribu, dan kini mereka harus memberikan 5 juta rupiah, bila ingin teror kuntilanak tersebut berakhir.
Jelas permintaan itu tidak di iyakan oleh ke 2 keluarga itu, selain memang karna tidak ada biaya, hal tersebut dianggap terlalu berlebih dan sangat jauh dari norma agama.
Hingga akhirnya Kang wanardi pun enggan membantu, dan lepas tangan, namun disini titik balik kebaikan terjadi, Wido dan Anggoro berinisiatif menemui salah 1 ulama di kampung mereka.
Segala perkara diceritakan jujur kepada Ust agung, yg membuat dirinya tertawa terpingkal, geli akan kelakuan anak jaman sekarang.

"5 juta buat kuntilanak, mending buat ganti karpet Masjid" ucap nya kepada 2 pemuda itu.
"Sudah, serahkan kembali pada ALLAH, Demid jangan ditakuti, takutlah sama dosa musrik yg sudah kalian perbuat, kalau bisa uang yg kalian dapat berapa pun itu, kalian sedekahkan, INSYAALLAH semua akan baik adanya" begitulah Ust Agung menyampaikan amanah kepada wido dan anggoro .
Singkat kisah, diadakan pengajian terbatas, dimana yg menghadiri hanya keluarga inti wido dan anggoro serta Ust Agung.
Selepas Isya, ke 2 keluarga telah berkumpul di kediaman wido, total 8 lelaki beserta Ust Agung khusyuk melantunkan ayat suci malam itu, baru 10 menit acara itu berjalan.
Suara ronta keras berteriak dari dalam kamar.
"Mana janji mu, mana janji mu" teriak Devi dari dalam kamarnya, devi merupakan anak ke 3, kakak dari wido.
Keadaan itu jujur membuat panik orang yg ada dirumah, terutama wido dan anggoro, mereka engan menuruti perintah Ust agung guna membantu memegangi Mba Devi, karna di hadapan mereka sosok itu menampakan uzud aslinya, merupakan demid kuntilanak.
Kuntilank itu terus meronta, berteriak menuntut janji yg pernah terucapkan oleh anggoro, malah ada ujaran dari kuntilanak tersebut yg tak akan berhenti mengangu keluarga tersebut selama permintaan itu tdk dituruti.
Ust Agung tdk mau bernegosiasi dirinya juga tdk menangapi perkataan sosok yg merasuku mba devi, dirinya tetap berusaha khusyuk melantunkan ayat suci, dan seketika dia melemparkan Tasbihnya ke arah mba devi, yg langsung membuat mba devi lemas dan terjatuh.
Selang kejadian itu terlewati, ada pembicaraan khusus yg dilakukan oleH Ust Agung, namun hanya ke 2 orang tua dari Wido dan Anggoro saja yg diajak untuk berbicara, sementara yg lain tdk diperbolehkan untuk ikut dalam pembahasan tersebut.
Hampir sejam lamanya pembicaraan itu sebelum Ust agung berpamitan pulang, tanpa berpesan apapun kepada wido dan anggoro, selang kepergian Ust Agung, ke 2 nya dipangil, untuk menyampaikan pesan dari Ust Agung, bawasannya kuntilanak tersebut tdk dapat diusir,.
Ust agung tdk mampu untuk melawan kuntilanak itu, dan hanya iman kepada Allah yg bisa melepaskan mereka, Ustad tersebut juga berpesan agar ke 2 nya menjalankan Sholat tepat pada waktunya.
Mendengar hal tersebut membuat wido dan anggoro pasrah, dan menerima konsekuensi atas apa yg mereka kerjakan, dan sesuai dengan apa yg dikatakan Ust Agung, teror itu terus berlanjut, suara lemparan ttap terdengar, dan kuntilanak itu acap kali menampakan diri dihadapan mereka.
Namun perlahan semua menghilang, kurang lebih 3 minggu berlalu, teror itu sudah tdk lagi menghantui mereka, dan hilang dengan sendiri, selain itu wido dan anggoro pun menjadi pribadi yg lebih baik dan selalu menjaga Sholat nya.
Pada 2009 silam, kala Wido menikah, ayahnya menceritakan bawasannya Ust agung sengaja tdk mengusir kuntilanak tersebut dimalam itu, untuk membuat efek jera bagi dirinya dan anggoro, serta membuat agar ke 2 nya lebih rajin beribadah.
Prihal masalah Kuntilanak tersebut, sudah diurus pribadi oleh si ustad dengan langsung menyambangi rumahnya di pohon beringin tersebut, entah bagaimana caranya beliau menyingkirkan kuntilanak tersebut, baik wido maupun anggoro tdk mengetahui percis apa yg terjadi.
Kini Anggoro sudah memiliki keluarga kecil dan menetap dikota surabaya, sementara wido menetap dikota banten dan jua sudah berkeluarga dan memiliki 2 orang anak.
Cerita ini sendiri langsung disampaikan oleh wido yg saat ini berusia 38 tahun, beliau merupakan rekanan saya kerja di kantor.

Semoga dari kisah ini ada hikmah yg dapat kita ambil. sekian.

Hatur tq.

salam Hi...hi...hi...

"Tamat"

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with Nyata

Nyata Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @nyata74042956

9 Dec
Hari ini Kirno aja ya....... udah lama ga nulis nyeleneh.

xi...xi....xi.....
tambahan sedikit bagi pembaca tarba.

saya mau mengakhiri kisah nyata nya saja, karna di vol 2 sampai ga tau nanti kelar di vol berapa cerita ini hanya fantasi saya semata.

tapi ga serta merta jua ini kisah fiksi,
Jhony merupakan kepala preman disalah 1 kawasan yg ada pada pulau sumatra era 80 an smpai 90 awal.

benar adanya dia kebal dari sajam, karna memiliki ajian taring babi.

benar adanya dia menikah dengan saudara sedarahnya sendiri.

dan benar di akhir hayatnya beliau buta.
Read 5 tweets
19 Nov
"Begu Ganjang"
Mejuah juah Man banta Kerina

Urban legend dan Kejadian Nyata.

@IDN_Horor
@Penikmathorror @HorrorTweetID @ayuwidypramono @bacahorror @BacahorrorCom

#penikmathoror
#bacahorror
#horor
#nyata
Photo by @Google

Dilarang Comot tanpa Izin.
Jgn lupa RT dan Likes. Image
Tok.. Tok… Tok..

“Woiiii Begindu !!! (Oiii Kau dengar)” Teriak seseorang dari luar rumah yg mengangu tidur nyenyak pak Bukit di malam tersebut.

Pak bukit beranjak, berjalan kearah yg sedari tadi berteriak serta mengedor rumahnya,

“Ise? (siapa)” Ucap dirinya.
“Aku, Buka lebe (aku, buka dulu), jawab sosok misterius yg ada di depan rumah tersebut.

“Josep” ucap pak bukit spontan, mengenali suara tersebut, sembari mempercepat langkahnya guna membuka pintu.
Read 102 tweets
19 Nov
Belakangan ini Konten Tawuran lagi hits, banyak narsum yg bercerita kisah yg sebenar nya kelam di masa lalu untuk pembelajaran agar tak terulang buat generasi baru.

Tapi saya kok sedikit pesimis

"bukan meragukan cerita narsum, mau dia bohong apa gak, tidak ada urusan"
yg saya takut kan justru, cerita tersebut malah menginspirasi ke arah yg salah, dan malah justru menciptakan bibit bibit baru dikemudian hari.

kenapa?

yg diambil makna nya justru kerennya menjadi algojo, prajurit perang yg siap mati hanya karna ingin dikata hebat.
itu bukan solidaritas, itu bukan harga diri,

"tapi kesalahan dalam mencari jati diri"

Semoga trend tragedi tawuran saat ini dapat diambil hikmah dari sisi positive, dimana prestasi bukan dari darah yg tertebas tapi menjalankan hakekat sebagai murid yg berguna dikemudian hari.
Read 5 tweets
31 Oct
"Catatan Noda"

Tarba III.

#cover by covermaker apk.

No comot comot tanpa izin.
#threadhorror #bacahorror
#horror #Action #Halloween
@IDN_Horor @Penikmathorror

#Salamhihihi Image
Ku arahkan pandangan lurus kedepan, menatap tajam singa yang mengaung di ujung sana, satu gerakan yg salah akan membuat ruangan ini menjadi arena pertempuran, pertempuran antara aparat kepolisian dan pasukan siap mati yg berada di pihak Jhony si anjing Gila
Sungguh ironis dan menyedihkan, tapi semua terasa indah dihari yg cerah, diman Kirno menuliskan garis takdir Jhony dalam satu “catatan noda” yg akan mengakhiri era premanisme, pikir ku (Kirno) saat itu.
Read 68 tweets
30 Oct
Tampak kakek tua itu dijamu oleh Pakle (Suami tante Rita) yang kebetulan mengambil posisi duduk diteras, Dia duduk pas disamping Pakle, dan hal yg paling kubenci iyalah tatapan matanya langsung dia tujukan kepada ku.
Sosok itu tersenyum, hal itu membuat aku bergedik, dejavu dengan apa yg ku alami di dalam alam bawah sadar, sungguh aku merasa sangat tak nyaman.
Sesaat setelah kedatangan Sosok tersebut, insiden lain mulai terjadi.
Read 336 tweets
28 Oct
"Aku Dimana"
malam mencekam GUNUNG GUNTUR.

#NYATA
#bacahorror #hororthread #horor
@IDN_Horor @bacahorror @BacahorrorCom @Penikmathorror
#malamjumat

No comot2, Salam Hi..Hi..Hi.. Image
“Tau enggak pak!!! tu si susan nangis terkejar, teriak teriak mangilin Jefri” cerita andi mengisahkan pengalaman horor mendaki gunung dengan ketinggian 2.249 mdpl di tahun 2007 silam.
GUNTUR, begitulah nama yg diberikan masyarakat setempat untuk mendeskripsikan gemuruh dari gunung terkait yg sangata mirip dengan suara Guntur dikala hujan.
Read 134 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!

:(