Pada saat itu, rina berlari ke pinggiran toko yang sedang tutup untuk berteduh. Malang saat itu sedang diguyur hujan yang tak bersudah.
Saat itu dia diterima disalah satu perguruan tinggi di Malang. Sudah hampir selesai semua.
Bahkan kos yang akan menjadi tempat dia singgah sementara di Malang juga sudah ia dapat. Kosan rina tidak jauh dari fakultas pilihannya.
Hanya saja dipisah dengan tembok pembatas antara kampus dan juga pemukiman warga yang juga terkenal sebagai kampong kos Sumbersari.
Rina sangat senang sekali, selain letaknya yang dekat. Rina tidak perlu susah untuk terlambat masuk saat jam kuliah.
Hanya melangkah melewati pintu doraemon (julukan pintu kecil tersebut) dia sudah sampai di fakultasnya.
Hujan yang sedang mengguyur deras saat itu membuat rina berhenti dan menatapi langit berwana abu-abu dan air yang turun sungguh sangat deras sekali.
Dia lupa untuk membawa paying saat itu. Maklum karena terburu-buru untuk membeli perlengkapan untuk ditaruh di kamar kosnya.
Hujan mulai reda. Rina cukup lama berdiri disana. Karena melihat hujan sudah tidak deras lagi.
Dia berlari kecil untuk segera pulang dan juga mandi.
Kamar kosnya berada dilantai tiga, paling pojok sendiri dan agak luas.
Pemilik kos memberi uang sewa yang cukup murah lantaran disana saat itu gudang dan juga tembok disana sangat jelek sekali.
Namun, rina sangat ingin menyewa kamar itu. dia menyanggupi untuk membersihkan tempat tersebut.
Hingga sang pemilik memberinya harga sewa yang lumayan murah dengan kamar yang lain.
Saat itu sangat sepi sekali, mungkin anak kamar kos lainnya sedang keluar atau sedang tidur lantara dingin hujan di Malang susah membuat orang untuk beraktivitas selain tidur dan berselimut Kasur.
Memang, saat itu dingin sangat merasuk sekali sampai tulang.
Namun, semua itu tidak memudarkan semangat rina untuk mendekorasi kamar kos yang dipilihnya tersebut.
Rina membuka pintu kamar kosnya yang memang saat itu terkunci dan menyalakan lampu yang sudah redup akibat terlalu lama dan belum diganti dengan yang baru. Namun, ada yang aneh.
Kardus yang berisi buku-buku dan juga sebagian bajunya sebagian sudah berserakan keluar. Batin rina, mungkin dia tadi lupa membuka kardus tersebut.
Tapi saat itu dia ingat-ingat tidak pernah membuka barang-barangnya sampai saat itu. tetapi, rina memilih untuk melupakan hal itu.
Dia mulai mengganti lampu yang sudah hampir mati tersebut. Dia mencoba memutar lampu lawas dan mengganti yang baru.
Saat gelap dan dia memanjat pada kursi kayu yang berada disana tiba-tiba kakinya terasa dingin.
Seperti ada orang yang memegang bagian lututnya. Rina memasang lampu yang baru kemudian ruangan tersebut menjadi terang sekali.
Setelah mengganti lampu, rina memulai untuk mengecat tembok kamarnya yang lumayan lusuh dan jelek.
Dengan cekatan dia mengubah warna ruangan yang sebelumnya tak terawat menjadi rapi dan bagus.
Selesai melakukan itu dan menata kamar kosnya dengan rapi, rina bergegas mandi dan istirahat.
Keesokan harinya rina punya jadwal kuliah pagi.
Cuaca di Malang saat itu masih mendung dan gerimis kecil sedang turun dengan semangatnya.
Dia mengunci pintu dan kemudian berangkat kuliah.
Dikelas, tiba-tiba wati dan dea mendekati rina dan duduk disampingnya.
“kamu jadi kos dimana rin? Main yuk nanti ke kosanmu.” Ucap wati. Rina dengan senang hati memperbolehkan wati dan dea bermain ke kosannya. “nanti aja, jeda jam kuliah selanjutnya ya. Sekalian makan siang dikosan.” Ucap rina.
Jam kuliah saat itu selesai. Rina, wati dan dea bergegas keluar ruangan dan kemudian berjalan kesalah satu warung lalapan yang sungguh sangat ramai sekali.
Iya, lalapan ayam latansa. Setelah membungkus makanan. Mereka kemudian berjalan ke kosan rina.
Sesampai disana, rina segera membuka pintu kosannya. Namun, ada pemandangan aneh yang sangat tidak enak dilihat.
Tembok kamarnya saat itu penuh coretan merah dan buku-buku yang berada dirak berjatuhan serta berserakan kemana-mana.
Rina terkejut bukan main. Karena melihat kamarnya tidak terlihat rapi seperti pagi hari tadi saat dia tinggal kuliah.
Wati yang melihat kamar rina berantakan itu kemudian masuk dan menaruh bungkus makanannya dimeja.
Kemudian mengambil buku-buku rina yang berserakan tersebut dan meletakkannya kembali ke rak.
“mosok ya onok wong melbu nang kamar yo ? (masa ada orang yang masuk ke kamar ya ?)” ucap rina khawatir.
Kemudian dea menyuruh rina untuk memeriksa lemarinya.
Dea juga khawatir jika barang berharga milik rina hilang.
Namun, lemari rina terkunci dan tidak ada tanda-tanda lemari dicongkel dan dibuka paksa.
Barang-barang milik rina juga tersimpan rapi di lemarinya.
Mereka bertiga tidak mempermasalahkan hal itu. setelah merapikan kamar rina mereka segera makan dan kemudian sholah dzuhur.
Setelah itu mereka bergegas menuju kampus lagi dan mengikuti jadwal kuliah selanjutnya sampai selesai.
Selesai kuliah, rina segera pulang dan kembali. Sepertinya saat itu, dia merasa kurang enak badan. Rina memilih segera pulang dan kemudian istirahat.
Saat hampir mendekati kamar kosnya, kamar lainnya hampir sepi dan jarang ada orang yang dikos lantaran belum kembali.
Dia melihat lampu kamarnya hidup dan mati sendiri. Rina semakin penasaran, apakah ada yang jail kepadanya hingga kejadian aneh hari demi hari terjadi secara terus menerus.
Rina dengan cepat mendekati kamarnya dan memastikan didalam kamarnya ada sesorang.
Namun, perasaan yang sungguh diluar dugaan terjadi. Dia melihat saklar lampu bergerak sendiri dan membuat lampu menjadi hidup dan mati.
Rina menjerit dan kemudian terdengar suara perempuan tertawa mengikik menjauhi dirinya.
Mendengar suara teriakan dari rina, salah satu temannya yang beda kamar keluar dan memastikan apa yang terjadi diluar.
Ternyata sudah terlihat rina terduduk didepan pintu sambil menutup kedua telinganya.
Sinta, tetangga kamar kosnya itu langsung berlari dan mendekati rina yang terduduk tersebut. “ono opo mbak rin? Samean kok bengok ? (ada apa mbak rin ? kamu kok teriak ?)” ucap sinta.
Rina yang mendengar suara sinta kemudian melihati sekelilingnya dan memastikan suara perempuan yng tertawa tadi sudah hilang.
“aku sek kaget mbak kate crito (aku masih kaget mbak mau cerita)” ucap rina pelan. Dengan cepat sinta membawa rina masuk kedalam kamar kosnya.
Rina mulai curiga dengan kamar kos yang dia tempati tersebut. Lantaran banyak sekali kejadian ganjil yang sering terlihat. Saat dikantik sekolah.
Dea menghampiri rina yang sedang duduk seorang diri dimeja pojok.
Sepertinya sedang lelah dengan kegiatan yang rina ikuti. Juga, ada semacam pikiran yang sangat mengganggu ketenangannya.................
“lapo kok dewean ? aku gabung yo. (ngapain sendirian ? aku ikut gabung ya)” ucap dea. Rina yang mengetahui kedatangan dea hanya tertawa dan melihat temannya itu duduk disampingnya.
Kemudian sedikit lemas, rina bercerita tentang kejadian aneh yang dia alami setiap ada di kosnya.
Dea yang mendengar cerita dari rina hanya mendengus pelan dan meminum jus yang dia pesan saat itu.
Rina yang mendengar perkataan dari dea hanya bisa terkejut dan menatap dea dengan penuh tanda tanya.
“kok awakmu ngomong ngunu de ? (kok kamu bilang begitu de?)” tanya rina. Dea hanya tersenyum. “aku ngunu tau diceritani mbak kosku sih bien.
Bien iku nok kosmu ono kejadian seng medeni ngunu. (aku gitu pernah diceritain sama mbak kosku sih dulu. Dulu itu di kosmu ada kejadian yang cukup menyeramkan begitu.)” ucap dea.
Mendengar perkataan dea tersebut, rina dengan semangat mendengat cerita selanjutnya dari dea. “dulu itu yo rin, kata mbak kosku sih.
Ada mahasiswi yang bunuh diri di kamar kos e. Tapi, cerita itu simpang siur. Mbak kosku itu gak tahu yang pasti dimana.
Tapi aku yakin itu ditempat kamu kos den rin.” Ucap dea. Rina yang mendengarnya kemudian terdiam. “jangan-jangan kamarku itu, soalnya sama pemiliknya dipakai jadi gudang disana.” Ucap rina.
Kemudian dea mengangguk. Sepertinya dugaan dea soal kamar rina yang dulu dipakai menjadi tempat mahasiswi itu bunuh diri itu benar dikamar temannya tersebut.
Entah, saat itu dea tidak bisa menjelaskan banyak tentang tragedy yang menyeramkan itu.
Rina juga mulai ketakutan lantaran semalam dia mengalami hal menyeramkan lagi. Di jendela kamarnya sering sekali terlihat sesuatu yang berdiri dan kemudian hilang. Serta ketukan dari luar pintu sering dia dengar saat malam hari.
Rina mencoba memberanikan hati untuk tetap tidur dan menghilangkan rasa takut akan kejadian-kejadian aneh yang terjadi dikamar kosnya tersebut.
Dia sedang dalam dilemma saat itu. karena ingin sekali pindah dan mencari kos yang baru dan jauh dari kata menakutkan seperti itu lagi.
Namun, rina masih bingung soal biaya. Dia habis membayar segala macam dan dana untuk saat ini menipis.
Dea yang mendengar hal itu kemudian menawarkan diri untuk membantu rina untuk keperluan biaya pembayaran kos yang baru.
Mendengar tawaran itu, rina kemudian memeluk san teman dan bertema kasih karena mau membantunya.
Akhirnya, dengan cepat rina segera mencari tempat kos yang baru meskipun jauh dari kampus asalkan suasannya nyaman dan bisa membuatnya tenang.
Rina kemudian kembali dan kemudian beristirahat. Suasana di kosnya saat itu beda. Tidak ada kejadian aneh yang biasanya terjadi.
Cukup tenang dan juga sepi. Rina kemudian mengganti bajunya dan kemudian tidur. Saat menarik selimut.
Rina merasa ada yang aneh. Seperti ada yang menahan ujung selimutnya agar berat untuk ditarik keatas. Dia mencoba dengan kuat menarik selimutnya dan karena merasa jengkel takutnya selimut tersebut tersangkut sesuatu. Akhirnya rina duduk dan melihat ujung selimut tersebut.
Namun, rina sangat amat terkejut lantaran diujung ranjang tempat tidurnya, terlihat sebuah rambut yang sangat panjang sekali. Seseorang sedang berjongkok dibawah tempat tidurnya.
Rina dengan beraninya melihat lebih dekat apa yang sedang duduk di bawah ranjang tempat tidurnya.
Pandangannya yang biasa menjadi ketakutan dan seluruh tubuhnya bergetar.
Rambut yang terurai kebawa itu kemuian melayang tanpah terlihat wajahnya. Melayang kesana dan kemari.
Rina yang terkejut melihat itu kemudian mengambil handphonenya dan menelpon dea.
Setelah itu, rina tanpa basa-basi datang ke kos dea kemudian memutuskan tidur disana. Rina yang saat itu masih ketakutan, menceritakan secara lengkap kejadian yang dia alami sebelum datang ke kos dea.
Seminggu setelah itu, rina kemudian pindah kos. Dea dan wati juga ikut membantu rina mengangkut barang-barangnya di kosnya yang lama.
Rina masih mengalami rasa trauma yang luar biasa saat sendirian di kos lamanya.
Dia mendapat tempat kos yang lumayan bersih dan juga sangat bersih sekali.
Ya, meskipun harganya lumayan mahal. Namun, meskipun mahal rina mendapat ketenangan dan juga fokus untuk kuliah.
SELESAI.
jika terdapat kesamaan nama dan kesalahan tulisan yang tidak sengaja, mohon maaf sebesar-besarnya.
selamat membaca.
salam horor.
***
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh