Lagi-lagi, perjumpaan kami diawali lewat hujan. Mencium petrikor yang selalu sama aromanya.
Banyak yang berubah saat perjumpaan, kecuali degup jantung yang selalu sama saat mata berpapasan tanpa bicara.
Memastikan kamu baik-baik saja, padahal tidak. Meyakinkan aku baik-baik saja, padahal tidak.
Semesta, mengapa selalu ada akhir yang seringkali disesali?
Itu sebabnya aku takut untuk merajut kamu dalam tulisanku,
Karena aku tak mau kamu kemudian abadi hanya dalam aksara.
Aku ingin selamanya.
Bertemu,
Bertemu,
Bertemu,
Bertemu,
Bertemu,
.
.
.
(1000x)
Hei rindu, jangan buat aku terus menyembunyikanmu yang semakin besar!
Pernahkah kamu khawatir akan mereka yang hanya singgah? Apa benar, bahagia yang nyatanya hanya sementara?
Ah, tapi dunia ini memang sementara, kok.
Tak perlu sama-sama minum kopi, tapi maukah kamu dengar ceritaku sampai pagi?
Atau sampai pagi, saat aku atau kamu tak bernyawa lagi.
How can I deal with the moments when life gets the best of me? :)))))))
Barely move is about to start moving on. No-guilt-allowed.