Profile picture
Muhamad Rivai @rivaimuhamad
, 49 tweets, 11 min read Read on Twitter
PEMBALASAN DRAWA

Di tengah upacara penutupan #asiangames2018 tiba-tiba Bhin Bhin, Atung, Kaka, dan seisi stadion digemparkan oleh sesosok makhluk yang muncul dari balik kegelapan.
"Aku datang ke sini untuk menghancurkan kalian semua!" ujar makhluk itu dengan suara penuh amarah. Tubuhnya yang hitam kelam diselingi kilatan warna-warni dari ekornya.
"Siapa dia?" Ketiga maskot resmi Asian Games saling bertanya, panik dan kebingungan.

"Aku datang dari dunia paralel untuk menuntut balas pada kalian semua yang telah merebut eksistensinku di dunia ini! Akulah... Cendrawasih Kegelapan.... Akulah.... Drawa...," ucap makhluk itu.
"Drawa...," gumam Bhin Bhin gemetar.

"Kamu kenal dia?" tanya Atung.
"Tidak, tapi aku pernah mendengar namanya dari sebuah legenda. Jauh sebelum Asian Games 2018 ada sesosok maskot bernama Drawa. Orang-orang mencacinya, menolaknya, kemudian membuangnya karena ia buruk rupa," ujar Bhin Bhin. "Aku kira dia sudah mati. Ternyata aku salah."
"Malang benar dia. Tapi kenapa dia datang ke sini? Kenapa ia begitu marah kepada kita?" tanya Kaka.

"Karena kita lah yang menggantikan dia sebagai maskot Asian Games 2018!" jawab Bhin Bhin pelan.
"Benar sekali!" geram Drawa. "Mereka membuangku demi kalian, hanya karena rupaku yang tak se-estetis kalian. Sejak saat itu, dendam dan kesedihan yang kurasakan telah memberiku kekuatan kegelapan, dan sekarang ... Aku lebih kuat dari kalian bertiga!"
"Dia sudah terjerumus ke dalam kegelapan. Sepertinya kita tidak punya pilihan lain!" Ucap Kaka.

Bhin Bhin dan Atung mengangguk setuju.
Drawa bergerak maju. Aura pembunuh menyeruak keluar dari sekujur tubuhnya, meletup-letup dan memusnahkan apa pun yang menghalangi. Semua penonton, official, dan atlet gemetar ketakutan.
"Akan kumusnahkan kalian semua! Asian Games 2018 ini adalah milikku! Hiaaaaaaah!" teriak Drawa sambil melancarkan serangan mematikan.
Pertarungan mereka tak terelakkan lagi. Bhin Bhin, Atung, dan Kaka berusaha menghentikan Drawa.

Pukulan demi pukulan, hantaman demi hantaman, semuanya berhasil ditangkis dengan mudah. Ketiganya mulai kehabisan stamina, tapi Drawa sama sekali tak tergores seujung kuku pun.
"Gerakannya cepat sekali! Aku tidak dapat membaca serangannya!" gumam Atung sebelum ia terkena sabetan Drawa dan terhempas ke tanah. Padahal Atung adalah yang tercepat di antara mereka bertiga.
"Ia terlalu kuat!" ujar Kaka, "Aku tidak bisa menahan pukulannya!" Kaka terkena pukulan di perut yang membuat ia terpental dan menghantam dinding stadion. Padahal Kaka adalah yang terkuat di antara mereka bertiga.
"Sial! Jurus-jurusnya sangat efektif. Tidak ada gerakan yang sia-sia. Dari mana ia bisa menguasai semua ini?" gumam Bhin Bhin yang semakin terpojok.

Drawa tak terbendung. "Hahaha! Jadi cuma segini kemampuan kalian?"
Tangan Drawa mencekik leher Bhin Bhin, kemudian mengangkatnya ke udara. Bhin Bhin tak bisa bernapas. Ia berusaha berontak, tapi tak ada artinya.

"Bhin Bhin!" jerit Atung dan Kaka. Mereka berusaha bangkit, tapi tubuh mereka tak sanggup.

"Tamat riwayatmu!" ucap Drawa.
Sesaat sebelum leher Bhin Bhin remuk, tiba-tiba terdengar suara pekik elang dari balik awan. Drawa menoleh ke atas. Muncul sesosok elang bondol yang langsung menubruknya, membuat ia terjatuh dan melepaskan cengkeramannya.

"Siapa kau?" geram Drawa.
"Namaku Momo a.k.a Ulung! Maskot Asian Paragames!' ujar elang bondol itu sambil memasang kuda-kuda. "Tak akan kubiarkan kamu melukai teman-temanku!"
Di luar dugaan, Momo mampu mengimbangi serangan-serangan Drawa. Pukulan demi pukulan berakhir seri. Keadaan imbang.

Momo melesatkan pukulan mematikan, Drawa dapat menghindar dengan mudah. Namun sesaat kemudian, Drawa menyadari sehelai bulunya jatuh ke tanah.

Ia tersenyum.
"Untuk ukuran orang yang memiliki keterbatasan, kamu boleh juga," puji Drawa.

"Justru karena aku punya keterbatasan, aku berlatih dengan sangat keras!" balas Momo.
Baku hantam kembali terjadi. Kali ini, trio maskot Asian Games yang mulai pulih pun kembali masuk ke arena. Berempat, mereka mengepung dan menyerang Drawa secara bertubi-tubi.
Keadaan berbalik. Drawa mulai kewalahan melayani serangan empat maskot itu. Dalam satu kesempatan, pukulan Kaka bahkan berhasil menghantam pipi Drawa. Drawa segera mengambil jarak dan mengatur napasnya.
"Menyerahlah!" ujar Bhin Bhin. "Kamu tidak akan menang melawan kami semua."

"Jangan sombong dulu. Selama ini aku baru menggunakan 10% kekuatanku. Ini bukanlah wujudku yang paling sempurna!" ucap Drawa.
Sesaat kemudian, Drawa mengejan. Muncullah letupan energi dari tubuhnya yang semakin lama semakin besar. Tanah bergetar, angin bertiup kencang, batu-batu beterbangan. Gelombang energi itu menyelimuti Drawa hingga tubuhnya berubah menjadi lebih kecil, tetapi lebih menakutkan.
"Haaaaaah! Saksikanlah kekuatanku yang sebenarnyaaaa!" teriak Darwa.

Kini Drawa telah bertransformasi menjadi sosok yang lain: Super Drawa.

Dalam sekejap mata, sosok Drawa menghilang. Tiba-tiba ia sudah berada di belakang Momo. Ditendangnya tubuh Momo hingga terpental jauh.
Kaka dan Atung memukulnya dari dua arah yang berlawanan, tapi Drawa dapat menahan pukulan itu hanya dengan jari telunjuknya. Keduanya dilempar hingga menghantam Bhin Bhin.
"Mustahil! Kekuatan dan kecepatannya meningkat sepuluh kali lipat!" ucap Bhin Bhin takjub.

"Levelnya terlalu jauh. Kita tak akan menang," ujar Momo.
Melihat para maskot tak berdaya, para atlet pun tak bisa berdiam diri lagi. Mereka meringsek masuk ke dalam arena pertarungan dan bersiap menyerang Drawa dengan kemampuan masing-masing.
Jojo membuka kaosnya yang ternyata berbobot 100 kg. Kini kecepatannya meningkat pesat.

Melihat itu, rahim para wanita menghangat. Energi panas dari rahim para wanita itu berkumpul menjadi sebuah bola energi raksasa.
Bola energi itu meluncur ke arah Drawa. Semua mata berharap pada hantaman bola energi itu. Namun Drawa berhasil menahannya dengan kedua tangan. Drawa malah menyerap energi itu ke dalam tubuhnya.

Rahim para wanita kembali dingin.
"Hahaha. Terimalah jurus pamungkasku!"
Drawa melepaskan sebuah gelombang energi yang menyerupai ekor burung cenderawasih, berputar-putar seperti angin topan liar ke segala arah.
Semua orang tumbang. GBK pun hancur berantakan akibat serangan Drawa, padahal renovasinya sudah menghabiskan Rp770 miliar.
Para maskot, atlet, official, pengisi acara (termasuk Suju), dan penonton tumbang bergelimpangan tak berdaya. Hanya Drawa yang masih berdiri tegak di tengah asap dan reruntuhan GBK. Akankah semua ini sia-sia? Tak adakah yang dapat menolong mereka?
Di luar sana, sebenarnya banyak pendekar dan jagoan yang ingin turun tangan membantu melawan Drawa. Sayangnya, mereka sudah kehabisan tiket Penutupan Asian Games sehingga mereka tidak bisa masuk.

Calo bgst.
Satu-satunya yang bisa menghentikan Drawa adalah cinta dan persatuan. Dengan sisa-sisa tenaga, mereka yang sudah tumbang saling berpegangan tangan. Para penonton menyanyikan yel-yel, para atlet dari seluruh negara saling rangkul, Pak Jokowi dan Pak Prabowo kembali berpelukan.
Semua itu menimbulkan sebuah tsunami energi raksasa yang menyapu seluruh GBK, membuat Drawa tergagap-gagap menyaksikannya.

"Energi apa ini? Aku belum pernah melihat energi sehebat ini!" ucap Drawa.

"Ini adalah ..... ENERGY OF ASIA!" teriak Bhin Bhin, Atung, dan Kaka bersamaan.
"TIDAAAAAAK!" jerit Drawa, menyadari bahwa ia sudah tidak dapat berbuat apa-apa lagi.

"Sebenarnya kamu bukan orang jahat, Drawa, tapi amarah dan kebencian telah menguasai hatimu!" ucap Momo.
Gelombang energi itu menghantam Drawa, melebur segala amarah dan kebencian dalam hatinya. Sisa-sisa kekuatan kegelapan dari dalam tubuhnya terbasuh dan tersucikan. Setelah gelombang itu reda, tinggallah Drawa yang berlutut dan menangis pasrah.
"Aku ... Aku hanya ingin dicintai," bisiknya. "Apakah salahku kalau aku buruk rupa? Aku juga bisa menghibur kalian, aku juga bisa menari dan menyanyi, atau menjadi merchandise."
Drawa menerima uluran tangan itu. Ia pun berpelukan dan bersalam-salaman dengan para maskot, atlit, official, dan penonton. Mereka saling memaafkan dan menitikan air mata.
Demikianlah para pemirsa, sebuah kisah tentang dendam yang dikalahkan oleh cinta dan persatuan.

Semoga Energy of Asia ini dapat memberikan perdamaian dan persatuan, baik pada bangsa kita, maupun antarbangsa di seluruh Asia.
Lalu bagaimana nasib Drawa? Setelah kejadian itu, ia hidup damai bersama maskot lainnya. Meskipun tetap tidak bisa menjadi maskot Asian Games (karena dia jele), tapi ia terus berusaha mencari nafkah yang halal.
Ia sempat mengamen dan menjadi maskot bungkus kacang atom. Akhirnya, berkat apresiasi dari pemerintah ia pun direkrut ke dalam Kepolisian. Ia kini menggunakan kekuatannya untuk membela kebenaran.
TAMAT
THE END
Tiba-tiba sebuah uluran tangan hadir di hadapan Drawa. Tangan itu adalah tangan Bhin Bhin. Diikuti dengan uluran tangan Atung dan Kaka.
Maskot Momo seharusnya yang ini.
Tapi entahlah, mungkin dia punya 2 wujud, antara Ulung dan Momo.
Missing some Tweet in this thread?
You can try to force a refresh.

Like this thread? Get email updates or save it to PDF!

Subscribe to Muhamad Rivai
Profile picture

Get real-time email alerts when new unrolls are available from this author!

This content may be removed anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just three indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member and get exclusive features!

Premium member ($3.00/month or $30.00/year)

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!