Tentang: KARAKTER PEMIMPIN
Ilmu Kepemimpinan dalam Al-Qur'an Surah Al-Hasr ayat 22-23.
Kredit: Mbah Nun
Seorang pemimpin atau pengelola, secara konstan dan dinamis mempelajari segala sesuatu dalam lingkup kepemimpinannya, sehingga secara simultan ia berhijrah dari belum tahu menjadi tahu.
tidak boleh berhenti. Itupun oleh Tuhan dianjurkan agar "was-syahadah":
sampai ke tingkat empiris, dialami, dihayati, disimulasi. dimuhasabahi, dihitung, ditimbang-timbang.
Kadar pencapaian Muta'allimul ghaib was-syahadah manusia atau pemimpin, berbanding lurus dengan volume atau kedalaman tumbuhnya kasih sayang sosial di dalam dirinya.
Setelah berkarakter Rahman dan Rahim, baru seseorang punya modal memadai untuk menjadl pemimpin, pemegang otoritas.
Pengelola, pemimpin, pemegang otoritas, AI-Malik, harus suci niatnya, jujur pikirannya, objektif pandangannya dan adil keputusannya.
Hanya dengan semua karakter itu ia menapaki tahap kepemimpinannya hingga sampai ke as-Salam: membangun keselamatan bersama.
Kemudian berlangsung dialektika saling mengamankan.
Lantas terbangun organisme perawatan keamanan, metabolisme putaran kenyamanan dalam kehidupan rakyat dan masyarakat.
Kalau Pemimpm lulus mengkarakteri semua kualitas itu beserta pengejawantahannya, maka secara alamiah ia akan memasuki tahap aI-‘Aziz, kekuasaannya menjadi perkasa, tidak karena kekuataannya yang menindih, melainkan bersumber dari dialektika kasih sayang.
Berikutnya lebih kokoh lagi. Maha Kuat Yang Menundukkan Segalanya: ngedap-edapi.
Puncaknya Pemimpin menjadi “takabur", tidak kepada rakyatnya. tetapi kepada masalah-masalah yang harus ditanganinya.