Profile picture
Khadija @unwrappedlolly
, 32 tweets, 7 min read Read on Twitter
Thread cerita sejarah : Mengikuti jalannya Kongres Pemuda II

Tentang rumah kost di jalan Kramat, kawan-kawan berbeda asal yang dipersatukan oleh satu tujuan, dan sebuah sumpah yang diingat sampai sekarang ✨🇮🇩
#HariSumpahPemuda
Hari itu Sabtu, 27 Oktober sebuah rumah di Jalan Kramat Raya ramai dengan pengunjung. Hiasan kain dan kertas bernada merah dan putih disematkan di dinding dan pagarnya, sementara deretan polisi Belanda tegas mengawasi.

Hari itu hari pertama Kongres Pemuda II yang sudah ditunggu.
Rumah di jalan Kramat itu sendiri punya cerita. Dimiliki oleh Sie Kong Liang, rumah ini sejak sekitar 1925an menjadi tempat indekost mahasiswa STOVIA.

Awalnya hanya mahasiswa dari daerah Jawa, tapi lama kelamaan siswa dari seluruh penjuru Nusantara ikut mondok di sana.
Rumah ini sudah lama jadi markas organisasi Jong Java. Segala macam diskusi masalah politik dan pergerakan terjadi di sana, dan dengan semakin beragamnya penghuni rumah itu, makin beragam pula diskusinya.

Sampai rumah itu punya julukan sendiri : Indonesische Clubgebouw/Clubhuis
Kongres Pemuda yang kedua ini diprakarsai oleh PPPI - yang sejak berdirinya selalu ngotot kalau semua organisasi pemuda dari seluruh penjuru Nusantara itu harusnya nggak kerja sendiri-sendiri, tapi bersatu jadi semacam perkumpulan besar/fusi.
Nah, tapi waktu itu nggak semua orang atau organisasi setuju untuk berfusi. Banyak juga yang mintanya jadi semacam federasi aja dimana semua orang masih punya identitas sendiri2.

Akhirnya yang disetujui kongres nanti bikin rapat terbuka aja deh, resolusinya nanti aja disana 😂
Panitia mulai dibentuk bulan Juni 1928. Ketuanya Sugondo Joyopuspito sementara anggotanya lengkap dari semua organisasi pemuda yang ikut.

Mereka dibantu juga sama tokoh2 tua seperti Sunario, yang nego dengan pemerintah Belanda biar acara ini ga dilarang.

Cr gambar :Tirto id
Di hari H-nya, yang hadir ada sekitar 750 orang!

Lengkap hadir wakil-wakil dari organisasi pemuda : Jong Java, Islamieten Bond, Sumatranen Bond, Celebes, Ambon, Betawi, PNI, Pandu Indonesia, PSI, Indonesische Club, INPO, Minahasa, dan Pasundan.
Selain itu ada juga dari Dewan Rakyat (volksraad), pemerintah Belanda, dan juga dari pers (termasuk WR Supratman yang mewakili koran Keng Po).

Dari pers Belanda sendiri ga hadir, tapi yang hadir Polisi Belanda mengawasi - pakai senjata karena pemerintah Belanda suka curigaan 😌
Acara dimulai! Terlebih dahulu, dibacakan amanat tertulis dari Ir. Sukarno yang waktu itu adalah ketua PNI, juga amanat dari Tan Malaka dan Perhimpunan Indonesia yang kirim salam ldr dari Belanda ❤️

Kemudian baru dibuka oleh Sugondo, sekalian beliau cerita sejarah kongres pemuda
Di akhir pidatonya Sugondo berseru :

"Perangilah pengaroeh bertjerai-tjerai dan madjoelah teroes ke arah Indonesia bersatoe jang kita tjintai!"

Mendengar ini, hadirin bertepuk tangan riuh 😭✨
Sempat juga ada insiden. Ada pembicara kelepasan bilang kata ’kemerdekaan’ dan ada yg membandingkan Indonesia dgn negara merdeka, perwakilan Belandanya ngamuk.

Dia berdiri lalu mengancam semua pemuda yg di bawah 18 tahun harus keluar karena ternyata acaranya berbau politik.
Hadirin ricuh lah, tapi ketua rapat jalan terus. Show must go on lah - malahan disini Sartono dari PNI ikut angkat bicara sebagai pelajar ilmu hukum menentang keputusan polisi Belanda itu.

Agenda selanjutnya pidato Muh. Yamin tentang persatuan dan kebangsaan Indonesia.
Kata Muh Yamin, persatuan itu nggak berdasarkan kesamaan nasib dan keadaan ekonomi saja, tapi juga didasari oleh sejarah, hukum adat, dan pokok bahasa yang tunggal.

Jadi ingatlah wahai sesama sobat misqueen, masih banyak hal lain yang mempersatukan kita 😌🇮🇩✨
Muh Yamin melanjutkan bahwa pemuda harus menetapkan dasar yang kuat bagi persatuan Indonesia biar persatuannya kuat.

Salah satu dasar ini buat Yamin adalah bahasa Indonesia yang telah mengakar dalam pergaulan di Nusantara sejak jaman Sriwijaya.
Faktor lain membangun persatuan adalah pendidikan, yang bertumpu pada pendidikan di rumah oleh orangtua, di sekolah, dan di perkumpulan pemuda.

Yamin mengutip Ernest Renan bahwa bangsa timbul karena sejarah yg dialami bersama juga karena kemauan hidup bersama.
Kemauan inilah sendi dari persatuan bangsa. Dan dalam semua ini, pemuda ada di posisi tengah barisan persatuan yang bergerak maju ke arah kemuliaan dan kebesaran.

Diingatkan juga Muh. Yamin ini memang puitis orangnya, jadi waktu itu pidatonya pasti indah banget 😭
Di hari kedua, ada Nona Purnomowulan, yg menyampaikan pentingnya pendidikan dan peran keadaan teratur dan kedisiplinan dalam mewujudkannya.

Walaupun tidak banyak membahas wanita, kongres ini menginspirasi wakil2 perempuan untuk membuat kongres wanita di Desember tahun itu juga
Nona Purnomowulan disambung oleh S. Mangunsarkoro yang mengelaborasi tentang sistem pendidikan. Tadinya rapat kedua akan ditutup dengan pidato Ki Hadjar Dewantara, namun beliau berhalangan datang

Selain itu pandu yang tadinya akan arak-arakan juga dibatalkan oleh polisi Belanda.
Rapat ketiga dan terakhir dilaksanakan di gedung Kramat 106 malam hari. Rapat dibuka dengan

Ramelan yang tidak jadi arak-arakan tapi tetap semangat berceramah tentang kepanduan dan bagaimana kegiatan kepanduan membantu anak untuk berbakti pada masyarakat.
Ceramah ini ditimpali oleh Pangemanan dari INPO.

Pangemanan menceritakan bagaimana Ramelan yang beragama Islam bisa bersahabat erat dengan ia yang beragama Kristen, dan bagaimana itu mengingatkannya pada Indonesia yang orangnya beragam tapi bisa rukun ❤️
Setelah itu, Sunario SH memberikan ceramah tentang pergerakan pemuda yang janganlah hanya sibuk di kota saja namun harus meluas ke desa-desa ke rakyat yang benar-benar menjalankan roda bangsa.

Akhirnya Sunatio berseru agar pemuda jadi penggerak persatuan Indonesia.
Nah, di tengah pidato Sunarioninj ternyata di belakangnya Muh Yamin sedang kasak-kusuk dengan Sugondo. Ia menyodorkan secarik kertas pada Sugondo sambil berbisik :

"Saya punya rumusan resolusi yang lebih elegant"

Eaaaaa ✨
Oleh Sugondo, secarik kertas itu langsung dibaca dan dia langsung terpesona. Dibubuhkannya paraf ’setuju!’ di atas kertas itu.

Dari Sugondo, kertas itu dioper ke Amir Syarifudin, lalu seluruh panitia kongres lainnya. Semua setuju, dan terjadilah naskah sumpah pemuda.
Di jeda waktu istirahat sebelum pembacaan resolusi kongres, tersebutlah WR Supratman, seorang wartawan plus pemusik yang juga sering nongkrong di gedung Kramat 106.

Dia mendekati Sugondo sambil membawa secarik kertas yang ternyata berisi lirik lagu berjudul ’Indonesia Raya’
Rupanya lagu itu adalah gubahannya yang terinspirasi sebuah tantangan akan lagu yg mencerminkan kebangsaan.

Sugondo sih suka dengan lagunya, tapi dia juga waswas, masalahnya polisi Belanda masih berkeliaran. Akhirnya diputuskan lagu boleh dimainkan, tapi instrumental saja!
Sugondo memperkenalkan WR Supratman dan lagu gubahannya. Lalu berkumandanglah lagu Indonesia raya, dimainkan syahdu dengan biola. Ada yang mengatakan, Supratman membisikkan liriknya sambil ia bermain.

Setelah selesai ia membungkukkan badan, dan hadirin bertepuk tangan riuh.
Rapat dibuka kembali, dan Sugondo membacakan resolusi kongres seperti dalam gambar.

Yamin menjelaskan panjang lebar dan menghubungkannya dengan hal-hal lain yang telah dikemukakan dalam kongres.
Resolusi disahkan, palu diketuk untuk meresmikan. Hadirin bertepuk tangan riuh, dan di keramaian bersahut-sahutan pekikan :
"Hidup persatuan!!"

Putusan kongres inilah yang sekarang kita kenal dengan SUMPAH PEMUDA.
Kalau kita lihat lagi sekarang, kongres pemuda ini benar-benar suatu usaha yang penuh perjuangan.

Segala suku dan organisasi yang berbeda dan tadinya sering beda pendapat, yang punya mau sendiri-sendiri, yang tua dan muda, semuanya bisa mencapai sepakat karena tujuan yang sama.
Kongres pemuda inipun tidak langsung sukses. Sebelumnya kongres pemuda pertama di tahun 1926 sempat menemui kebuntuan karena banyak yang tidak mau mengalah atau tidak mau bekerja sama.

Tapi pada akhirnya mereka bisa menerima perbedaan dan mulai mencari kesamaan.
Sumpah Pemuda sudah berlalu lama, tapi pemuda Indonesia masih terus ada, terus berganti, dan terus bertambah ragamnya. Tapi kita masih putra putri Indonesia, yang bertumpah darah satu, berbangsa satu, dan berbahasa persatuan :

Indonesia 🇮🇩✨✊🏽
Missing some Tweet in this thread?
You can try to force a refresh.

Like this thread? Get email updates or save it to PDF!

Subscribe to Khadija
Profile picture

Get real-time email alerts when new unrolls are available from this author!

This content may be removed anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just three indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member and get exclusive features!

Premium member ($30.00/year)

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!