Laporan awal investigasi #JT610 oleh KNKT ditemukan beberapa temuan:
28 Oktober 2018, pesawat terbang dari DPS ke CGK setelah sebelumnya dilakukan penggantian AoA sensor di DPS dan telah dilakukan pengujian AoA sensor baru.
Selama rotate dan lepas landas kemudi terus bergetar, dan pada ketinggian Pilot in Command mendapai IAS Disagree muncul di layar Primary Flight Display
PIC kemudian melakukan cross check ke instrumen sekunder dan mendapat PFD sisi PIC bermasalah,dan kemudi diserahkan ke Second In Command (SIC)
PIC kemudian mengetahui saat SIC menghentikan trim input, pesawat secara otomatis trimming nose. Setelah terjdi automatic and trim down sebanyak 3x, SIC berkomentar kolom kontrol sangat berat untuk di hold back. PIC kemudian memindahkan STAB TRIM ke CUT OUT,
Pilot kemudian meakukan tiga Non-Normal Checklists (NNC) yang berisi airspeed unrealiable, ALT disagree dan runway stabilizer. Dalam NNC tidak terdapat perintah "Plan to land at nearest suitable airport".
Setelah parkir di Jakarta, PIC menginformasikan engineer mengenai masalah tadi dan memasukkan IAS and ALT Disagree dan FEEL DIFF PRESS light problem dalam Aircraft Flight Maintenance Log (AFML)
Engineer kemudian melakukan flushing Pitot Air Data Mobile sebelah kiri dan static ADM untuk memperbaiki masalah IAS dan ALT Disagree problem. FEEL DIFF PRESS problem diperbaiki dengan membersihkan plug connector elektirik. KeKemudian dilakukan ground test, dan masalah selesai.
29 Oktober 2018 jam 23.20 UTC, PK-LQP terbang dari Jakarta menggunakan RWY 25L. DFDR mencatat perbedaan AoA antara PFD kiri dan kanan sebesar 20 derajat sampai recording selesai. Selama rotate, kemudi kiri terus bergetar.
Berdasarkan weight and balance sheet terdapat 2 pilot, 5 FA 181 penumpang (178 dewasa dan 2 balita). Tetapu voyage report menunjukkan terdapat 6 FA.
Selama penerbangan JT610, SIC menanyakan ke Terminal East Controller mengenai speed dan altitude berdasar radar controller. SIC kemudian melaporkan ke controller bahwa telah terjadi flght control problem.
Setelah flap ditarik ke dalam, FDR mencatat terjadinya nose down secara otomatis dan TRIM aktif selama 10 detik, diikuti pilot melakukan counter dengan nose up trim. Kemudian flap turun ke 5 dan automatic trim berhenti.
PIC kemudian melaporkan ke controller bahwa altitude pesawat tidak bisa diketahui akibat semua instrumen menunjukkan altitude yang berbeda. PIC kemudian minta ketinggal 3000 di blok untuk JT610
Semua awak kabin dan kokpit memegang valid licenses dan medical certificate untuk operate 737MAX
AFML menunjukkan sejak 26 Oktober 2018 sampai terjadinya kecelakaan, PK-LQP mencatat gangguan PFD 3x, SPEED TRIM FAIL ligt illumination dan MACH TRIM FAIL light illumination 2x, dan IAS dan ALT DIsagree 1x.
Dikutip dan Diterjemahkan dari seksi "Findings" dalam Preliminary Report yang dikeluarkan KNKT pada 28 November 2018.
Temuan awal ini belum dapat mengarah ke sebuah kesimpulan penyebab terjadinya kecelakaan JT610. Pencarian CVR masih terus dilakukan pihak KNKT.
Kesulitan pencarian CVR karena dasar laut yang berlumpur, dan dekat dengan pipa minyak Pertamina yang bila tidak hati-hati bisa merusak pipa bila tertimpa jangkar kapal.
Rekomendasi KNKT:
1. Bila pilot mendapati pesawat tidak layak terbang secara elektik, mekanis, atau struktural, PIC harus membatalkan penerbangan.
Penerbangan malam sebelum kejadian DPS-CGK dianggal tidak laik terbang dan sebaiknya tidak terbang menurut KNKT
1. Bila pilot mendapati pesawat tidak layak terbang secara elektik, mekanis, atau struktural, PIC harus membatalkan penerbangan.
Penerbangan malam sebelum kejadian DPS-CGK dianggal tidak laik terbang dan sebaiknya tidak terbang menurut KNKT
2. Maskapai dan petugas harus membuat laporan yang benar karena pada JT610 terjadi perbedaan jumlah FA yang terbang. Tercatat 5 pada wight and balance, ternyata 6 FA pada Voyage Report. JT610
Laporan lengkap Preliminar Report PK-LQP bisa diunduh di website KNKT. Tapi sepertinya malam ini sedang ada gangguan. Agak sulit akses webste KNKT. Mungkin yang pengen tahu Preliminary Report sangat banyak sehingga traffic website meningkat.
KNKT mengklarifikasi bahwa penerbangan DPS-CGK PK-LQP pada 28 Oktober laik terbang
