Gerakan Papua Merdeka kerap dituduh sebagai agenda asing untuk memecah belah Indonesia, tapi laporan ini membantah semua tuduhan itu.
Sejak awal hingga detik ini Indonesia-lah yang banyak mendapat dukungan dari negara2 Imperialis untuk menjajah Papua.
Sejak awal hingga detik ini Indonesia-lah yang banyak mendapat dukungan dari negara2 Imperialis untuk menjajah Papua.
Laporan di atas mengungkap:
"Pemerintahan negara-negara Barat memberikan Indonesia dukungan moral, diplomatik, dan militer atas kependudukan (Indonesia) di Papua."
"Pemerintahan negara-negara Barat memberikan Indonesia dukungan moral, diplomatik, dan militer atas kependudukan (Indonesia) di Papua."
"Sebuah koalisi negara-negara, dipimpin oleh Australia dan Inggris, mendanai dan melatih Detasemen 88—unit polisi anti-terorisme Indonesia yang ditempatkan di Papua Barat—di Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperation (JCLEC)."
Lagipula, siapa yang mengundang Freeport untuk mengeruk gunung emas Papua? Soeharto menandatangani kontrak karya dengan Freeport (1967) bahkan sebelum Papua secara resmi bergabung dengan Indonesia (1969)
Maka masuk akal Indonesia akan melakukan segala cara demi memenangkan PEPERA. Dari mulai mengakali mekanismenya dari yang seharusnya One Person One Vote menjadi perwakilan.
Suara penduduk Papua yang saat itu berjumlah 800 ribu jiwa hanya diwakilkan oleh 1022 orang saja.
Mereka “disuap, diancam, atau diintimidasi oleh militer Indonesia atau pejabat Indonesia lainnya”. Mereka yang menolak, menurut penjelasan internal Kantor Kementerian Luar Negeri Inggris saat itu, “seringkali dipenjara atau kadang-kadang ditembak sebagai ‘tersangka subversif’”
Menurut laporan resmi PBB, Annex1 paragraf 189-200, “Pada 14 Juli 1969, Pepera dimulai dengan 175 anggota dewan musyawarah untuk Merauke. Dalam kesempatan itu kelompok besar tentara Indonesia hadir.” tirto.id/pepera-cara-in…
