Thread by @mondododo

Gw yakin sebagian besar temen2 tau lah ya dengan satu keluarga kreatif asal Bandung yang bernama ‘The Babybirds’ - instagram.com/thebabybirds

Ya, ceritanya di tahun 2016 kemaren gw diminta sama mereka buat bantu ngerancang ulang rumahnya yang terletak di Antapagne.

— A thread;

Briefnya cukup simpel, pengen nambah kamar untuk anaknya yang udah beranjak dewasa plus studio kecil dimana mereka bisa fokus berprakarya membuat berbagai macam produk lucu.

Tapi dengan kesimpelannya itu, membuat proyek renovasi ini jadi proyek yang seru dan menegangkan haha..

Seru karena mereka membebaskan gw untuk mengeluarkan ide apapun, tapi juga sekaligus menegangkan karena jangan sampe desainnya mengecewakan mereka, sahabat gw sendiri. XD

Oia, hal yang paling menyenangkan dalam mendesain sebuah proyek renovasi adalah membandingkan foto kondisi sebelum rumah tersebut dihancurkan dengan foto keadaan setelahnya.

Foto di atas adalah kondisi rumah ‘BB House’ sebelum direnovasi. Lumayan kan perubahannya. :D

Oke, dimulai dari 'waktu renovasi'.

Salah satu faktor yang bisa dibilang krusial ketika kita mau mengerjakan proyek pembangunan adalah penentuan waktu pelaksanaan. Memulai pembangunan ketika masuk ke dalam musim hujan tentu saja kurang tepat. Hayo tebak kenapa?

Karena akan memperlama proses penggalian pondasi. Begitupun ketika mendekati hari raya, karena kemungkinan besar tukang atau pekerja lapangan akan segera pulang ke kampung halamannya..

Proyek BB House ini sebenernya dimulai dalam waktu yang kurang pas. Waktu itu proses pengerjaan gambar kerja belum beres, tapi karena ada rumah di sampingnya yang dikontrakin, akhirnya proyek ini segera dimulai tanpa adanya gambar kerja.

Pertimbangan ini terbilang wajar juga, BB House adalah proyek tanpa menggunakan kontraktor, hanya memakai mandor. Jadi mau gamau pemilik harus bisa berkoordinasi dengan tukang setiap hari, dan apabila bisa mengontrak di rumah sebelah, proses tersebut gampang dilakukan.

Kalau ngomongin drama ya udah pasti ada. Tapi yaa namanya juga membangun, selalu ada dramanya ko. Hahaha. XD

Tentang facade: Di dalam dunia perarsitekturan, salah satu trik agar proyek renovasi bisa keliatan 'kerasa bedanya' adalah mengubah pola facade atau tampak depan suatu bangunan menjadi bentukan yang baru.

Bisa itu hanya sebatas menutupi facade lama (kaya di kebanyakan ruko-ruko), menambah beberapa elemen baru, atau bener-bener mengubah bentuk depan dari bangunan lamanya.

Tapi seperti yang biasa gw lakuin, facade untuk rumah ini sebenernya hanya memanfaatkan struktur yang ada, dengan harapan bisa menekan biaya pembangunan. Jadi awalnya ada semacam tiang besar yang berfungsi sebagai penahan teras depan (bisa diliat dari foto sebelum renovasi).

Nah daripada tiang itu dihilangkan, gw memilih untuk meneruskannya ke lantai 2 agar fungsi teras masih ada dan menimbulkan kesan lega ketika kita masuk ke dalam rumah.

Oia, gw juga nyoba untuk manfaatin negative space pada dinding depan untuk membuat frame yang berguna untuk meneruskan bukaan pada jendela kaca besar di belakangnya..

Ruang tamu. Seperti kebanyakan ruang depan di rumah-rumah tipe 45 versi developer, dulunya ruangan ini berfungsi sebagai ruang tamu yang merangkap ruang keluarga, ruang makan, plus dapur.

Tapi karena renovasi rumah ini sifatnya berkembang ke atas dan ke belakang, akhirnya ruangan ini bener-bener bisa difungsikan menjadi ruang tamu.

Ada beberapa pertimbangan kenapa bentukannya begini. Salah satunya adalah penempatan posisi tangga beserta arahnya. Setelah beberapa kali studi, gw memutuskan tangga dibentuk L-shape dengan arah sirkulasi dimulai dari sudut yang menghadap tembok, sehingga berakhir di area studio.

Hal ini tujuannya agar bawah tangga masih bisa digunakan untuk duduk-duduk menggunakan sofa lama yang memang bentuknya 'ceper' dan sisi bawah tangga yang agak tingginya masih bisa digunakan sebagai area sirkulasi ke arah dapur. Cukup tricky kan?

Oia, sebelum lanjut. Kalau bingung sama penjelasannya, cek instagram gw aja ya di instagram.com/mondododo - di sana lebih detail gitu sih nyeritainnya. :p

Oke, lanjut ah. Bagian dapur dari BB House ini sebenernya ga begitu banyak perubahan dari kondisi awalnya. Jadi agak susah juga mau cerita apaan. Haha..

Ruang antara. Kalau temen-temen apal sama tipikal bentuk denah dari rumah tipe 45 yang sering ditawarin developer mungkin akan ngeh kalau ruangan di foto ini awalnya adalah kamar tidur utama.

Tapi berhubung mau dibikin bertingkat, untuk proyek BB House ini gw coba ubah fungsinya dari yang awalnya kamar tidur menjadi ruang ngumpul keluarga.

Alasan di balik perubahan ini agar r.keluarga yg awalnya gabung sama r.tamu bisa mempunyai area sendiri. Selain agar bisa memaksimalkan aktifitas yang berada di dalamnya, dengan pindahnya r.keluarga, membuat gw bisa bikin ruang makan yang diletakin di antara kedua ruang tersebut.

Sebelumnya, ruang makan berada berbarengan dengan dapur. Tapi karena menurut gw agak sempit, gw punya ide untuk membuka nempatin ruang makan di antara dapur dan ruang keluarga. Biar ketika masak, pergerakan pengguna ga bersinggungan dengan kursi makan.

Langkah pertama yang gw lakuin adalah membuka sebagian dinding ruang tidur menjadi area sirkulasi. Kemudian gw juga melubangi dindingnya sebagai area dimana gw bisa menempatkan 'ruang makan' yang baru.

Maksud ruang makan ini sebenernya adalah meja makan lama yang gw potong kaki-kakinya. Hasilnya adalah sebuah tempat makan unik dengan dinding pembatas sebagai framingnya.