Thread by @lexdepraxis

jika saya beritahu menurut studi hanya 1/3 masalah dalam rumah tangga bisa ditemukan solusinya, sementara 2/3-nya tidak akan pernah kelar dan terus berulang muncul merongrong seumur hidup, apa saja sikap yang akan kamu lakukan? 😊

itu adalah realita pernikahan yang tidak diketahui orang. hanya sedikit sekali masalah yg bs ketemu jalan keluarnya, krn akar, pohon, ranting masalahnya memang sudah ada sejak BELASAN/PULUHAN TAHUN sebelum kedua orangnya menikah..

semasa lajang dan sebelum nikah, mereka belum/tidak bisa mengatasi masalahnya. mereka cenderung MEMELIHARA masalah itu, bahkan menjadikannya bagian dari kepribadian, budaya/norma/prinsip, atau gaya hidup..

misalnya:
- mindset ttg uang (benci orang kaya, suka ngutang, boros, pelit, merasa miskin, dsb)
- sikap emosi (memendam, mudah meledak, merasa korban, dsb)
- gaya komunikasi (bicara seadanya, menuduh, merasa superior, dsb)
- masih ada puluhan kategori dan ratusan contoh lainnya!

saat menikah, masing² orang MEMBAWA BERKANTONG² SAMPAH (baca: masalah) itu.. dan khusus di asia/indonesia, masih ditambah lagi dg KANTONG² SAMPAH MULTIGENERASI yg ditenteng ortu masing².

lalu mereka bermimpi hidup indah bahagia dlm rumah t̷a̷n̷g̷g̷a̷ sampah itu..

gila kan? 🤪

kamu tahu apa lagi yang bikin pernikahan jadi MAKIN KACAU GILA?

👉 setelah menikah, KEDUANYA LANGSUNG BURU-BURU BERANAK..

kantong² masalah pribadi (plus ortu) dari belasan/puluhan tahun sebelumnya aja blum diberesin, EH MEREKA MALAH BIKIN SATU BIANG MASALAH BARU LAGI! 🤪🤪

sekarang saya tidak bahas ya BETAPA DUNGUNYA bersegera hamil/beranak setelah nikah, itu topik tersendiri yg akan saya kultwit lain kali.. walau sebenarnya sudah sering banget saya bahas dg berapi-api di Live IG instagram.com/lexdepraxis

balik lagi ke soal masalah pribadi dalam pernikahan..

tentu si pembawa kantong masalah ngerasa biasa aja, bahkan merasa itu ga masalah krn dia udah terbiasa hidup dg sampah itu seumur hidupnya.. makanya kecil sekali niat ataupun urgency utk beres-beres bersihin diri.

bukannya diskusi dan nemuin kompromi, seringkali ada pihak BERSIKERAS polapikir/kebiasaan/gayahidupnya-lah yang benar, pasangannya yang salah dan harus mau menerima dia apa adanya..

tidak jarang juga sikap membatu itu dilakukan kedua belah pihak.

kesalahan TERPOPULER pasutri adl mereka tidak ma(mp)u mendengar elaborasi point of view satu sama lain.

keduanya ngotot hanya ada satu kebenaran, masing-masing anggap diri sendiri-lah yg benar. krn pasangannya beda/ga-setuju, berarti dia salah.. jadi utk apa didengarkan?

itulah penyebab kenapa hanya 31% masalah rumah tangga bisa diselesaikan, sementara 69% sisanya akan terus terulang memicu emosi, kekecewaan, ketidakpuasan, kedengkian, sampai akhirnya jadi masa bodo dan tidak peduli (satu dua langkah lagi menuju pisah/cerai)..

bayangkan kamu dan pasangan punya 10 masalah, hanya 3 yg ketemu solusinya.. sementara 7 lainnya dibahas pun ga pernah tuntas, baru ungkit sedikit lsg emosi, salah satu pihak ngalah-sabar-ngalah-sabar sampai mati.

btw, ngalah-sabar itu bukan solusi ya.. itu MEMUPUK MASALAH. 😊

itu baru 10 masalah lho, pacaran 3 bulanan aja pasti udah kena setidaknya 10 masalah.

sementara rumah tangga durasinya bisa 30-50 tahun..
bayangin kamu dibebani segudang masalah yg ga kelar²..
bayangin anak² kamu besar dalam rumah masalah..

bayanginnn!

eh waiiit.. ga perlu susah-susah dibayangin sih, karena KAMU SUDAH NGALAMIN BEGITU SEJAK KECIL KOK!

yeppp, kamu dan saya.. KITA SEMUA TUMBUH BESAR DALAM RUMAH MASALAH.

justru itulah akibatnya DI USIA DEWASA INI kita punya berkantong-kantong sampah.

AWESOME, HUH?!?