Walau mungkin grass-roots bakal banyak yang menolak, tapi jangan salah, banyak juga yang akan mendukung. Di Indonesia, hampir semua lini bisa terlibat politik praktis. Itu termasuk organisasi, sampai gorong-gorong dan genderuwo. Bersikap "netral" itu BS.
Buktinya apa? Ya itu tadi, ada 2 kader yang masuk ke kancah politik praktis. Salah satu bahkan bisa menggunakan pengaruhnya untuk mendapatkan suara. Masih belum sadar?
Itu kenapa saya katakan kalau sikap reaktif, beringas, lempar tanggung jawab [lepas diri terhadap 'kaderisasi' dalam organisasi] akan cocok dengan kubu sebelah yang mencatut nama Viking // Bobotoh.
Sayangnya, banyak yang membuktikan itu. Tapi ya itu tadi, teu rumasa.
Sayangnya, banyak yang membuktikan itu. Tapi ya itu tadi, teu rumasa.
Kalau kurang bisa menerima/mencerna issue dengan kepala dingin, dan bersikap reaktif, apalagi ketika kehabisan argumen malah membongkar identitas lawan debat [sikap pengecut, ad hominem], kalian akan dilibas oleh yang punya kepentingan. Kapan mau sadar?
Apa yang mesti dipahami, bahwa sejak hari ini, netralitas Viking // Bobotoh dalam politik praktis sudah sampai titik nadir. Sisanya tinggal pilihan personal.
Sekali lagi: PILIHAN PERSONAL untuk mendukung capres/cawapres dan caleg tertentu.
Sekali lagi: PILIHAN PERSONAL untuk mendukung capres/cawapres dan caleg tertentu.
Oleh karena itu, adalah BS kalau protes dengan membawa nama Viking // Bobotoh juga.
Sedikit bocoran, salah satu kubu enggan merangkul Viking // Bobotoh itu karena faktor politik bukan karena hitungan netralitas.
Sedikit bocoran, salah satu kubu enggan merangkul Viking // Bobotoh itu karena faktor politik bukan karena hitungan netralitas.
Jujur saja, Viking // Bobotoh terutama grass-roots mesti banyak berbenah. Petingginya pun jangan lepas tangan terhadap kaderisasi organisasi.
Kalau cuman sekedar "himbauan untuk tidak membikin onar" dan menyerahkan pembikin onar ke aparat, itu sama saja kaderisasi bodong.
Kalau cuman sekedar "himbauan untuk tidak membikin onar" dan menyerahkan pembikin onar ke aparat, itu sama saja kaderisasi bodong.
Terutama soal sikap dan nalar, serta persoalan politik praktis. Itu semua penting.
Kalau tidak rumasa, masyarakat juga antipati. Jangan salah, tidak semua orang Bandung pada khususnya, atau Jawa Barat pada umumnya, simpati ke Viking // Bobotoh. Mereka lihat track record.
Kalau tidak rumasa, masyarakat juga antipati. Jangan salah, tidak semua orang Bandung pada khususnya, atau Jawa Barat pada umumnya, simpati ke Viking // Bobotoh. Mereka lihat track record.
Maka, jangan heran kalau sudut pandangnya akan seperti ini: oknum akan mewakili gambar besar suatu organisasi.
Sadar atau tidak, rumasa atau tidak, kalian sedang melakukan hal yang sama: proyeksi dan labelling.
Sadar atau tidak, rumasa atau tidak, kalian sedang melakukan hal yang sama: proyeksi dan labelling.
DAN JANGAN LUPA semua itu ada hitungan materiil dan immateriilnya. Termasuk pada reaksi grass-roots. Kalau kita alfa terhadap hal semacam ini, dan justru reaktif, itu membuktikan kalau perhitungan mereka itu benar.
