, 10 tweets, 2 min read Read on Twitter
Dalam situasi yg polaristik, terbelah, biasanya kita terjebak dalam situasi dilematis, situasi simalakama. Semua pihak akan cenderung berpikir seperti ini: "Lho, yg pihak sono nyerang, masak saya diam saja".

Ini namanya logika "menjotos-atau-dijotos". Ndak mungkin diam.
Semua pihak yg terjebak dalam situasi polaristik akan cenderung berpikir dlm logika "dijotos-atau-menjotos" tadi itu.

Jotosan yg satu dibalas oleh jotosan yg lain. Mesin demokrasi akhirnya diisi okeh lingkaran setan jotos-menjotos ini. Keluarannya: politik jotos2an.
Kita sering ketakutan bhw konflik di Timteng akan terjadi di negeri kita, yakni konflik Sunni-Syiah yg seperti lingkaran tong setan.

Kita ndak sadar bhw dalam skala yg berbeda, konflik semacam itu sudah ada di sekeliling kita saat ini. Tapi kita tak melihat.
Dalam skala yg berbeda, konflik seperti di Timteng itu sudah kita alami sekarang, di sini. Yakni ketegangan sosial karena masing2 pihak terjebak dalam polarisasi yg membelah.

Masing2 pihak berpikir dlm logika tadi itu: menjotos-atau-dijotos.
Ndak ada jalan keluar dari jebakan polarisasi ini kecuali ada kekuatan yg mau mengambil jalan tak populer: yaitu menyingkir dari polarisasi, dan bertahan dg akal yg waras.

Sbb, polarisasi adalah sejenis situasi "mabuk", atau "jadzab" dlm istilah pesantren. 😀
Saya tak menyalahkan sepenuhnya pihak2 yg masuk dlm "pusaran" polarisasi. Sbb sebagian dari hujjah politik yg dikemukaman oleh masing2 pihak ada benarnya juga. Each side has a point, that's the word.

Tetapi ndak bijak jg jika kita semua masuk dlm pusaran ini.
Dalam pusaran polarisasi ini, masing2 pihak menuduh pihak yg lain berbicara dalam kerangka "post-truth". Tetapi "post-truth talk" saat ini ada pada kedua kubu yg berseteru.

Kalau pakai istilah tennis: masing2 kubu melakukan "unforced errors". Sama2.
Saya ndak usah kasih contoh "post-truth talk" yg dikemukakan oleh masing2 kubu saat ini. Sudah banyak bersliweran contohnya di medsos saat ini.

Anda pasti sudah banyak melihatnya.
Yang penting buat saya sekarang ini adalah membangun kesadaran pada diri masing2 untuk keluar, walau sedikit saja, dari pusaran polarisasi saat ini. Agak kita ndak terjebak dalam situasi "mabuk".
Inilah cara saya menerjemahkan isi buku Thich Nhat Hanh tadi, tentang "the power of silence in a world full of noises".

Sekian ngoceh politik pagi ini. 😀
Missing some Tweet in this thread?
You can try to force a refresh.

Like this thread? Get email updates or save it to PDF!

Subscribe to Ulil Abshar-Abdalla
Profile picture

Get real-time email alerts when new unrolls are available from this author!

This content may be removed anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just three indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!