Profile picture
, 21 tweets, 7 min read Read on Twitter
Siang.

Saya pernah nyantri di Sarang. Kendati tidak lulus (abah saya wafat terserang stroke, sementara saya anak ragil, tentu harus menemani ibu saya yang janda [sampai sekarang]), tapi saya punya sanad dari mBah Moen di beberapa kitab.

Setelah itu saya boyong, menetap di rumah
Sebelum di Sarang, saya mondok di Kudus. Siaman (ngaji kilatan Ramadan) juga saya habiskan ke pesantren² salaf, baik Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Sarang adalah pesantren saya yang terakhir sebelum boyong.

Pesan mendiang abah: mondok harus minim 10 tahun.

Saya tunaikan di Sarang
Saya menyaksikan, sepanjang sekamar segothak'an dengan santri mana pun, tidak ada yang tidak menghormati Mbah Moen.

Jauh sebelum Copras-Capres, dan mendadak orang² merasa lebih mengenal mBah Moen.

Jadi rasa cinta pada Mbah Moen itu tidak asal. Tidak dadakan.
Mbah Moen tidak pernah marah. Saya tidak pernah mendapati beliau marah. Santri² pun bersaksi begitu.

Kalau memang sampai mBah marah, beliau meluapkannya dengan bicara dalam bahasa Arab yang baligh (puitis). Jadi malah tidak terkesan marah. Mengkhotbahi, iya bisa masuk.
Jika ada yang sampai menghina Mbah, baik itu langsung maupun tidak, tentu nyari penyakit namanya.

Masih banyak yang belum tahu kenapa santri & muhibbin mBah banyak yang marah sama @fadlizon.

Bukan, bukan secara tersurat puisi itu menghina mBah. Tapi pesan dari puisi itu.
Makelar
Bandar
Kacung

Boleh dong Anda kira itu Romi (Ketum PPP). Tapi tidak di sana kemarahan santri dimulai.

Tapi karena ada makelar, bandar, dan kacung yang akhirnya membuat doa itu direvisi, dan Mbah Moen mau² saja manut sama perintah itu.

Di sini, lho, kemarahannya.
Santri itu, kalau ada kiai ngajar duduk di sebuah kursi, pantang bagi mereka untuk ikut menduduki kursi yang sama tadi.

Jika ada kiai duduk di kursi, mereka duduk di bawah kursi. Kiai lewat, mereka berhenti; mempersilakan beliau mendahului.
#AksiBelaKiai itu bentuk kegeraman. Karena pesan puisi yang ditangkap santri: Mbah Moen ibarat wayang konyol (mohon maaf) sehingga cukup bisa dibodohi untuk mengubah doa yang kadung diuntaikan.

Makanya mereka terus melanggengkan #FadlizonHinaUlama sampai permintaan maaf terjadi.
Politisi yang terlanjur blunder seperti ini biasanya hanya memiliki dua pilihan:

1. Meminta maaf (sepertinya FZ tidak punya iktikad untuk itu)

2. Mendiamkan, dan menunggu isu lain yang lebih besar sehingga kasus ini tenggelam
Perhitungannya:

1. Jika ia minta maaf, maka ia akan mengira bahwa apa yang ditujukan kepada FZ adalah benar; bahwa ia memang menghina mBah,

2. Menunggu isu reda, maka ia tinggal masa bodo aja dan beradu kuping panas sampai kapan kasus ini selesai
Menghindari meminta maaf sepertinya yang lebih dipilih. Jadi FZ mungkin akan menahan kuping (dan layar kantornya) untuk mute kata kunci #AksiBelaKiai dan #FadlizonHinaUlama. Sekuatnya ditahan.

Tapi jangan salah dong...

... santri banyak yang konvensional (salaf).
Perlu isu yang sangat besar, levelnya membikin ribut seluruh Indonesia agar perhatian santri (dan kiainya) teralihkan semua.

Membikin ini tentu memakan biaya besar. Sementara Pilpres kian dekat, dan yang jadi prioritas bukan FZ, tapi capres-cawapres yang dia dukung.
Perlu diingat, santri (dan kiai) tidak akan sampai termakan gorengan apapun (entah utang LN, BBM, sembako, hingga kode nuklir yang dibobol Korea Utara) selama tidak ada satu pun kabar tentang #FadlizonHinaUlama yang mengarah pada: sujud di depan Mbah & meminta maaf.
Usir saja konsultan² media sosial & digital antum, Bung @fadlizon.

Karena santri & kiai hanya bersosmed cuma untuk mencari kabar:

"Sejauh mana perkembangan #AksiBelaKiai & sudahkah dari #FadlizonHinaUlama mengarah ke pengakuan salah?"

Saya lebih tahu, karena santri itu homogen
Grup² Banser, Ansor, & Pagar Nusa yang saya ikuti masih panas-dingin soal ini.

Tidak meriah di laporan konsultanmu, bukan berarti di lapak darat sepi.

Sampai detik ini kegemasan mereka soal #FadlizonHinaUlama & #AksiBelaKiai seperti gatal yang mengusik tapi belum boleh digaruk.
Pernah ngerasain, kan? Gatal di kepala (misal), gatalnya pake banget, tapi masih belum boleh kamu garuk.

Tidak menyakitkan & menyiksa, tapi jelas bikin frustasi.

Santri menahan diri karena nDalem menyuruh untuk tidak marah. Tapi apa semua santri bisa menerima perintah normatif?
Lain nDalem, lain pula santri.

Jelas² mereka diajarkan kalau politik itu cuma dzonny (prakiraan). Sementara menjunjung kehormatan kiai itu qath'i (absolut).

Seperti membandingkan salat subuh pakai qunut atau tidak (dzonny) dengan kewajiban salat subuh (qath'iy).
Berbeda pilihan politik dengan mBah itu biasa. Santri Sarang sangat bisa mengerti itu.

Mau Anda sebarkan bahwa beberapa putra Mbah mendukung paslon yang berbeda dengan Mbah, dengan maksud kontra-opini politik, santri tetap cuek.

Mbah dianggap mereka telah dihina. Titik.
Mau santri 01 ataupun santri 02, kalau mBah dirasa telah dihina ya bakal satu barus menyuaran #AksiBelaKiai & #FadlizonHinaUlama.

Mau Anda jelaskan doa mBah itu seperti apa maksudnya, santri lebih paham dengan doa berbahasa Arab. Lewat Anda semua ini.
Jadi mengadu domba sikap politik dari putra² Mbah jelas membikin posisimu kian repot.

Kalau maksudmu mendelegitimasi Romi, tentu tambah repot. Romi itu ketum partai, yang Mbah itu militan di sana. Dari semua kiai yang mencintai PPP, mBah itu paling total.
#AksiBelaKiai di Jember.

mBah tahu?
Jelas tidak!

nDalem tahu?
Tidak!

Saya tahu?
Baru saja di timlin.

Santri Sarang tahu?
Mereka masih ngaji & kuliah.

Siapa yang tahu?
Kemarahan & kegeraman yang ada di lubuk hati mereka.

Bung @fadlizon, silakan santap: #FadlizonHinaUlama
Missing some Tweet in this thread?
You can try to force a refresh.

Like this thread? Get email updates or save it to PDF!

Subscribe to Rumail Abbas
Profile picture

Get real-time email alerts when new unrolls are available from this author!

This content may be removed anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just three indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!