Thread by @MunimSirry

1. Alasan Rasional bagi Dokrin Kristen
Seri kelas “Islam dan Teologi Kristen”

Seperti saya katakan sebelumnya, minggu ini kita baca karya St. Thomas Aquinas (versi Inggris dari bahasa Latin, “De Rationibus fidei contra Saracens, Graecos et Armenos ad Cantorem Antiochenum”).

2. Judulnya bisa diartikan “Alasan bagi Keimanan (menjawab) penolakan kaum Muslim, Yunani dan Armenia (ditulis) kepada petugas liturgi di Antakiya.” Ini satu-satunya teks yg kita baca minggu ini karena besok UAS, dan minggu depan libur sepekan (Horreeee!).

3. Buku kecil yg ditulis pada 1264 ini jawaban atas surat yg dikirim petugas liturgi Antakya (sekarang kota di kawasan Turki) yg laporkan penolakan/keberatan dari kalangan Muslim. Dari judul, Aquinas sebut Muslim sebagai Saracen, sebutan umum di kalangan Kristen abad pertengahan

4. Dalam suratnya, petugas gereja di Antakya sebut 3 keberatan Muslim, yg kerap memahami doktrin Kristen scr lahiriyah. Misalnya, kelahiran Yesus, bagaimana mungkin Tuhan punya anak tanpa istri? Atau, Trinitas ya berarti tiga Tuhan; bgmn mngkn penyaliban Yesus tanpa penderitaan

5. Juga, soal Sakramen Ekaristi. Intinya, petugas gereja Antakya meminta Aquinas supaya memberi jawaban atau argumen filosofis yg bisa diterima kaum Muslim. “Tidak ada gunanya mengutip ayat2 dari Bible,” tulisnya, “karena mereka tdk terima otoritas Kitab Suci kami.”

6. Aquinas ingat nasihat Rasul Petrus 3:15: “Kamu harus selalu siap dgn jawaban jk ditanya alasan ttg pengharapan yg ada padamu.” Aquinas dikenal dgn sintesis2nya terkait iman dan akal.Tapi iman Kristen, kata Aquinas, juga meliputi misteri yg berada di luar jangkauan akal manusia

7. Aquinas sarankan, “Jangan sekali2 kmu berupaya buktikan iman ketika berdebat dgn mereka yg tidak percaya.” Tak ada gunanya. Argumen yg didasarkan pada akal semata justeru rendahkan keluhuran iman. Namun, lanjut Aquinas, “kamu dpt bela keimanan kamu scr argumentatif rasional.”

8. Saya ajak mahasiswa untuk merefleksikan cara Aquinas menjawab tantangan Muslim ini. Jangan coba membuktikan, tapi cukup membela keimanan. Ini lombatan besar dalam cara berdialog.

9. Sejauh ini kita baca perdebatan teolog2 Muslim dan Kristen yg kerap menggunakan argumen kalam dgn tujuan pembuktian: Membuktikan pandangannya benar, sekaligus membuktikan pandangan orang lain salah. Aquinas memutar fokus dari pembuktian menjadi pembelaan.

10. Ia tunjukkan bgmn alasan2 rasional dapat digunakan utk bela iman Kristen. Sebab, “whatever comes from the Supreme Truth cannot be false, and what is not false cannot be repudiated by any necessary reason.” Krnnya, alasan rasional dpt tunjukkan iman Katolik pastilah tdk salah.

11. Soal Tuhan tak mngkn beranak krn tak punya istri.Kata Aquinas, proses kelahiran itu harus sesuai dgn natur masing2. Karena itu, ia menjelaskan, proses keturunan dari Tuhan tdk melalui hubungan seks karena Tuhan adalah natur spiritual dan intelektual, bukan fisikal.

12. Aquinas gunakan analogi Aristotle utk bandingkan intelek Ilahi dan intelek manusia. Ketika kita lihat gambar di dinding, sesungguhnya gambar itu juga tercipta dalam kepala kita. Atau, ketika kita pahami sebuah teks, otak kita lahirkan konsep dan konsep itu bisa disebut “kata”

13. Bandingkan ini dgn kerja intelek Ilahi. Konsep/kata lahir dr intelek Ilahi disebut anak, smntra Tuhan disebut Bapak. Dgn dmkian, kelahiran kata/konsep trjd scr immaterial atau nonfisikal. Krn intelek Ilahi terus memahami, anak (kata) bersifat azali (co-eternal) dngn bapak.

14. Ini penjelasan filosofis tak mudah. Jk tak paham, mohon dibaca lagi, pelan2 ya. Selanjutnya, Aquinas jelaskan doktrin Trinitas yg dipahami Muslim sbgai konsep tiga Tuhan. Lagi2, ini terjadi krn Muslim pahami Tuhan sbg individu yg terpisah. Coba pahami penjelasan Aquinas ini:

15. Trinitas itu terdiri dari Bapak, Anak dan Ruh Kudus. Jika Bapak dan Anak itu co-eternal dan satu, bagaimana dgn Ruh Kudus. Dari mana Ruh Kudus muncul? Begini: Setelah anda memuaskan kebutuhan intelek, yakni pemahaman, akan ingin memuaskan kebutuhan fisik. Iya kan?

16. Dan kebutuhan fisik yg paling prinsipil ialah “cinta.” Demikian juga dgn intelek Ilahi. Hanya saja, kata Aquinas, Tuhan tdk mungkin punya cinta fisik karena Dia adalah natur spiritual dan intelektual.

17. Karena itu, cinta Tuhan itu disebut Ruh Kudus (non-fisik), kudus dlm pengertian kesucian dan kemurnian. Dgn demikian, Ruh Kudus berasal dari, dan satu dgn, Tuhan. Lalu, bagaimana hubungan Ruh Kudus dgn Anak?

18. Dalam iman Kristen, Ruh Kudus bukan hny berasal dari, dan satu dgn, Bapak, tapi juga berasal dari, dan satu dgn, Anak. Begini: Sebagai manusia, kita tak mngkn mencinta sesuatu scr murni jk yg kita bayangkan hanya hal-hal fisik. Cinta yg tulus terbentuk melalui kerja intelek.

19. Hasil kerja intelek adalah konsep atau kata. Karena konsep atau “kata” dari intelek Ilahi disebut Anak, maka cinta (yg dalam hal ini ialah ruh yg suci) muncul dari Anak. Masuk akal kan? Karenanya bisa dimengerti bahwa Ruh Kudus itu berasal dari Anak.

20. Kesimpulannya: Bapak, Anak dan Ruh Kudus itu satu.

Saya kira cukup ya. Penjelasan filosofis-rasional terkait penyaliban dan Sakramen Ekaristi bisa dilanjutkan jika ada waktu. Saya ingin menikmati liburan semester musim semi dulu.

Selamat beraktivitas dan sampai jumpa...

@threadreaderapp unroll