Thread by @Jillyanto

@bacahorror #bacahorror #horror #ceritahorror #Spirituality #pengalamanspiritual
A THREAD : Pengalaman pribadi sebagai anak indigo dan pelaku spiritual (Episode 1)

Prologue

https://twitter.com/Jillyanto/status/1110499168840114177

Oke , menyambung dari thread sebelumnya jadi, aku lanjut episode pertama dari thread ini.
(Updatenya agak cepat karena aku lagi free hahahaha)
Oke , langsung mulai

Aku menyadari bahwa aku memang memiliki kemampuan layaknya anak indigo ketika aku menginjak umur 17 tahun.
Ketika itu aku sekeluarga sedang jalan-jalan ke Makassar, dan kami mengunjungi Benteng Fort Rotterdam

Ketika papa dan kakakku yang mbarep (tertua) membeli tiket masuk. Aku melihat sekeliling benteng dan seketika itu juga terbesit bayangan seperti aku berada di jaman Belanda dahulu, banyak orang dengan berpakaian aneh dan bule-bule berlalu-lalang keluar-masuk benteng.

Aku kagum sejenak kemudian aku melanjutkan perjalanan bersama keluargaku ke dalam Fort Rotterdam. Kami mengunjungi beberapa bastion dari benteng tersebut.

Sembari berjalan, aku membayang-bayang kejadian di masa lampau pada tiap-tiap bagian dari benteng tersebut. Bagaimana meriam-meriam diletakkan mengarah ke laut, bagimana para bule itu sibuk menyuruh rakyat pribumi untuk bekerja, dan keramaian benteng itu.

Selama perjalanan, aku layaknya seonggok daging yang berjalan tanpa nyawa. Secara fisik aku berjalan layaknya orang biasa namun, pikiranku terus terbayang kepada kejadian-kejadian di masa lampau terkait dengan kesibukan dan keseharian orang-orang di sekitar Fort Rotterdam.

Hingga akhirnya aku kembali terfokus ketika menginjakkan kakiku di museum La Galigo. Proses untuk menuju kesadaran itu seperti aku yang berada di langit kemudian dibanting ke tanah dan membuat sekujur tubuhku shock.

Setelah aku mengalami shock yang begitu hebat, aku merasakan tubuhku berkeringat dingin ketika mengelilingi museum itu. Aku merasakan panas yang luar biasa. "Pengap.", kataku kepada orangtuaku, mereka melihatku terdiam.

Aku merasakan punggung terasa berat. "Apa ini di punggungku berat, panas pula", kataku. "Halah, itu cuma perasaanmu saja, kamunya saja yang lemah", kata kakakku yang kedua. Aku sedikit tersinggung mendengar kalimat darinya namun aku berusaha untuk tidak menggubrisnya.

Setelah kami melihat koleksi-koleksi barang di museum La Galigo, kami berjalan menuju ke tempat dimana Pangeran Diponegoro dipenjara, dari luar bangunan itu aku mengamati secara detail.

Aku melihat ada sesosok pria yang gagah melihat kondisi dunia luar melalui jendela. "Lah dalah!!", teriakku spontan. "Ada apa?", tanya mamaku "Umm.. ga apa-apa", jawabku berbohong. Kemudian kami lanjut pada penjara bawah tanah yang terdapat pada museum.

Ketika aku berada di bagian penjara bawah tanah, aku merasa seperti orang depresi. Tertekan dan tubuh ini seperti terbalut dalam kesedihan yang mendalam. Tubuhku yang kering dari keringat kembali basah akan keringat dingin lagi, dan hawa panas tiba-tiba menyerangku kembali.

"Aku yakin aku bukan manusia biasa", batinku.
.
Setelah semuanya kembali ke hotel, aku menceritakan semuanya kepada orangtuaku tentang apa yang aku alami.
.
"Sepertinya kamu mewarisi kemampuan dari kakek buyutmu. Kamu adalah anak indigo", kata mamaku

.
.
.
"KANNNNNNNNN!!!!!!", teriakku
"Kenapa ga cerita dari dulu?", tanyaku
"Dulu belum waktunya, sekarang sudah waktunya kamu untuk tau. Untuk selanjutnya kamu bisa tanya ke pakdhemu", kata mamaku.
"Baiklah", jawabku

Setelah beberapa waktu dari kunjunganku ke Makassar. Di suatu kesempatan, aku membulatkan tekad untuk menanyakan kondisiku dan berguru kepada beliau.

"BELUM WAKTUNYA UNTUK TAU SOAL ITU", jawab pakdheku ketus.
.
.
.
"HAH?!", aku kaget dan sakit hati karena merasa di beri harapan palsu oleh mamaku.

"Sepertinya aku harus mencari guru sendiri.", gumamku.

Yak, berikut ini adalah akhir dari thread ini.
Untuk episode selanjutnya aku akan bercerita, bagaimana aku memprediksi kematian nenekku (ibu dari mamaku) PS : yang thread sebelumnnya nenek itu adalah ibu dari papaku.

Selanjutnya aku akan bercerita juga, aku diterror pocong dan Kunti selama 3 hari 3 malam, dan setelah itu arwah dari nenekku datang untuk menyelamatkanku dari mimpi buruk.