#bacahorror #horror #ceritahorror #Spirituality #pengalamanspiritual #memetwit
A THREAD : Pengalaman pribadi sebagai anak indigo dan pelaku spiritual (Episode 21)
Untuk episode-episode sebelumnya bisa dilihat di tab likes profil saya yaa :D
"Dia tidak mengerikan seperti kala itu, aku perbolehkan untuk menemui njenengan. Aku jamin keamanan njenengan.", ucap Mas Ganteng.
Tiba-tiba sosok itu datang menghampiriku, dengan Mas Ganteng yang berada di belakang sosok itu. Rambut Panjang, kusam, kulit hijau dan mulut yang terus terbuka. Ya! Aku ingat sosok ini! Sosok jin pelet Mbak Ningsih.
"Tolong apa?", tanyaku
"Ijinke aku nggo nyerang koe (ijinkan aku untuk menyerangmu).", ucapnya.
"Lek aku gagal, aku ngko dihukum karo juraganku (kalau aku gagal aku nanti dihukum sama juraganku).", jawabnya sambil menangis
"Urusanmu, su!", ucapku santai
Sosok itu jatuh tersungkur menangis tersedu-sedu.
"Heh, rungokne ya le!", aku menegur sosok itu.
"Koe iki wes gae rusak, wong-wong! Mbak Ningsih, Murti karo mentor-e, Pak Arfian sisan! Ngono kok njaluk kesempatan nyerang jawamu piye, su!?
"Omongo neh le! Tak laporke nang Batari Durga koe! (Bicara lagi kamu! Tak laporkan ke Batari Durga kami!)", teriakku.
Sosok hitam itu bergidik ngeri kemudian mundur satu langkah sembari ketakutan.
"Siap!", respon Mas Ganteng kemudian mengantar sosok itu pergi dan tiba-tiba , keduanya menghilang.
"Halo?", sapaku
"Halo! Putri? Aku sudah dapat barangnya yang terkontaminasi nih! Aku sudah ada kain morinya juga.", ucap Murti
"Baguslah!", jawabku bahagia.
"Wah itu, dua-duanya bagus sih. Lebih marem (mantap) lagi kalau dibakar terus baru dibungkus kain mori, tapi kata mentormu gimana?", tanyaku.
"Oalah, ya wes gitu aja ga apa-apa. Wes misi kita selesai, syukurlah. Ilmu itu akan kembali ke pelakunya sama ke dukunnya!", ucapku
"Makasih banyak ya, Putri sudah mau bantu aku.", ucapnya.
"Sudah nggak, tapi kata mas mentor, perisaiku sudah bolong.", jawab Murti
"Iya, Mas Mentor juga bilang ke aku gitu juga, makasih ya sarannya!", ucap Murti.
Kami berdua pun tertawa kemudian menutup telfon masing-masing.
"Halo! Putri ya? Gimana kelanjutan pelet Mbak Ningsih?", tanyanya
"Iya kah? Aku ga percaya ini bakal selesai. Ku pikir kalian semua akan mati karena ilmu hitam itu tingkatannya sudah "intermediate". Aku pikir pemula seperti kalian akan gagal.", ucapnya.
"Lha menurut sampeyan gimana, Mbak?", tanyaku.
Butuh waktu lama untuk teman dari Mbak Ningsih itu menjawab chat ku, entahlah mungkin dia masih sibuk.
Aku membalasnya dengan emoticon senyum ":)" .
"Iya.", jawabku singkat.
"Gimana ya, semua itu kehendak leluhur mbak atas izin Gusti Pangeran. Kita semua tahu kalau leluhur itu dekat dengan Gusti-Nya, jadi, ya... you know lah.", balasku.
"Oh ya, kalau semuanya sudah selesai, nanti aku sama Mbak Ningsih mampir ke Kediri yah! Mau lihat pura nya!", balasnya lagi.
"Iya siap, nanti kita atur aja jadwalnya.", ucapku.
"Oke, sampai jumpa di Kediri ya!", tutupnya.