#bacahorror #horror #ceritahorror #Spirituality #pengalamanspiritual #memetwit
A THREAD : Pengalaman pribadi sebagai anak indigo dan pelaku spiritual (Episode 21.1)
Untuk episode-episode sebelumnya bisa dilihat di tab likes profil saya yaa :D
Ya, untuk "merayakan" selesainya masalah ini, aku berniat untuk mengadakan syukuran. Bukan, syukuran yang mengundang orang banyak kemudian berdoa Bersama-sama, tapi sekedar memberi uang sedekah kepada mereka yang membutuhkan.
"Sedekah saja.", jawabnya
"Wah, sepemikiran nih.", ucapku dalam hati.
"Boleh! Sekalian nih, mampir ritual disana ngucapin terima kasih ke Eyang Putri!", jawabku.
"Yuk lah berangkat kita.", jawabnya.
"Hah?! Satu juta?!", ucapku tercengang
"Eh, enggak. SEPULUH JUTA?!", mataku terbelalak kaget. Niatku seketika ciut melihat jumlah nominal dana punia yang dikeluarkan oleh para jemaat.
"Putri! Kamu ngapain diam disitu? Ayo semedi!.", teriak Pak Arfian memanggilku.
"Kenapa?", tanya pak Arfian.
"Lha segitu banyak uang yang disumbangkan. Apa ada jumlah minimalnya ya...", jawabku sedih
"Seikhlasnya bisa kok, semampumu saja.", ujarnya
"Iya sih, tapi aku terlanjur minder aku…..", ucapku tertunduk.
Kami pun terdiam sebentar.
"Aku sumbangkan ke pura dan masjid saja.", jawabku.
"Baiklah kalau gitu yang penting niatnya, nanti aku antar.", jawabnya sembari mengelus kepalaku.
"Gak apa-apa, suka saja.", jawabnya sembari tersenyum.
"Emang ya dari dulu sampeyan selalu berlebihan, sudahlah ayo semedi!", ucapku dingin.
"Lha, ortu saya bagaimana, Mbah?", tanyaku.
"Wes to (sudahlah).", jawabnya.
Kakek itu tak menjawab dan terus berjalan. Aku pun semakin ketakutan. Apa yang terjadi? Mau dibawa kemana aku ini?
Kakek itu pun tersenyum memberikan sebuah isyarat.
"Ini pintu, jendela , atau tempat cermin, Mbah?", tanyaku lagi
"Bukaen kuwi (bukalah itu)", jawabnya.
Dan benar saja, aku pun terbangun dari tidurku. Aku pun melihat jam yang ada di smartphoneku. Jam menunjukkan pukul 04.00 dini hari, hampir mendekati waktu subuh.
"Kenapa?", tanyaku.
"Aku kan hanyalah qhodam, jin penjaga. Aku tidak level untuk menemani beliau. Beliau sudah membawa penjaga sendiri juga.", jawabnya
Mas Ganteng pun itu tersenyum.
"Iya beliau datang buat menemui njenengan.", ujarnya.