, 44 tweets, 6 min read Read on Twitter
Uneg-Uneg Pribadiku tentang Feminisme
(Thread)

Dalam beberapa jam kedepan aku akan membeberkan rahasia besar yang perempuan tidak ingin lelaki ketahui.

Kemungkinan besar apa yang akan dibahas disini bakal memancing reaksi negatif dari para pembaca perempuan. Khususnya feminis.
Guys, this is deep, berkonsentrasilah sejenak.
Cukup panjang dan mungkin sedikit berat.
Pastikan kamu membaca tanpa gangguan, atau like dulu tunggu sampai thread selesai untuk dibaca nanti malam sambil ditemani sebatang rokok dan segelas susu coklat hangat sebelum tidur :)
Sebuah fenomena sosial yang terjadi dalam masyarakat modern di seluruh dunia (ingat kata kuncinya: MODERN).
Sebuah fenomena yang akhirnya membedakan dunia kita saat ini dengan dunia kakek dan ayah kita dulu. Fenomena ini disebut: Feminisme.
Mungkin selama ini kita berpikir bahwa feminisme hanyalah sekedar istilah asing yang cuma sering kita liat lalu lalang di koran, berita TV, dan media massa lainnya.
Sebuah wacana intelektual yang tidak ada hubungannya dengan kehidupan nyata.
Tapi sebenarnya, feminisme sudah menjadi bagian dari hidup kita sehari-hari. Feminisme ada di kampus, di tempat kerja, di tempat ibadah, di media sosial, di lingkungan pergaulan kita.
Dimana-mana.

Kita hidup di dalam dunia yang feminis, guys.
Istilah "feminisme" baru mulai muncul di tahun 1970an. Feminisme mengacu pada pergerakan kaum perempuan di belahan dunia barat yang menginginkan persamaan hak dalam politik, sosial, budaya dan ekonomi antara perempuan dengan lelaki.
Perempuan sudah tidak lagi puas dengan hanya menjadi istri yang baik dan ibu rumah tangga yang mengurusi anak, mencuci, dan memasak. Mereka sudah ga lagi tertarik hanya dengan menjadi pendamping setia yang penurut. Mereka ingin mendapatkan semua yang lelaki bisa dapatkan.
Alasan feminis saat itu sederhana: Karena manusia memiliki derajat yang sama terlepas dari jenis kelaminnya. Terutama, karena selama ini lelaki telah semena-mena menyalahgunakan kekuasaan dan hak yang dimiliki.
Perempuan saat itu merasa telah menjadi korban selama ini, lalu mereka melancarkan protes keras. Dan protes mereka bukan saja telah didengar, tapi juga telah MENGUBAH DUNIA.
Saat Margareth Thatcher jadi Perdana Menteri Inggris tahun 1979, gerakan ini mencapai puncaknya. Akhirnya seluruh dunia harus mengakui bahwa perempuan pun dapat berdiri di posisi puncak dan menjadi penguasa, termasuk penguasa atas lelaki.
Para perempuan di seluruh penjuru negeri akhirnya bersorak sorai gembira penuh kemenangan, dan kejadian ini telah merubah total posisi perempuan dalam tatanan sosial masyarakat.
Perlu diingat bahwa pada saat itu, perempuan masih dianggap warga negara kelas dua. Jadi jelas kejadian ini adalah sebuah perubahan tatanan sosial yang drastis, dan tentu positif. Ini menunjukkan bahwa seseorang diakui bukan lagi karena jenis kelaminnya, tapi karena kompetensinya
Permasalahannya, semua persamaan hak ini telah jauh kebablasan dan malah mendorong perempuan berubah menjadi mahluk yang materialistis, kompetitif, dan kosmopolitan: fun, fearless, alpha female.
Sama sekali berbeda dari sosok ibu yang sekarang kita kagumi dan sayangi.
Dr. Alice von Hildebrand, seorang professor dan penulis buku "The Privilege of Being Women" bilang: "Feminism is a metaphysical revolt against the characteristics of women. Men seem to have all the advantages, and so feminists try to become a caricature of men."
Kalo mau dielaborasi lebih lanjut,
Perempuan dan laki-laki adalah dua entitas yang berbeda, baik secara fisik maupun pisikis.
Jadi secara logika istilah persamaan hak sangatlah absurd. Dan perempuan sendiri pun sebenarnya paham akan hal ini.
Oleh karena itu feminisme cuma menuntut persamaan hak, tapi tidak persamaan kewajiban. Dengan kata lain, perempuan menginginkan semua keuntungan dan hak yang dimiliki lelaki tapi ogah menjalani kewajiban yang dimiliki lelaki. Lebih simpelnya lagi: Perempuan mau yang enaknya aja.
Masih belum puas hanya dengan persamaan hak, lalu mereka terus menerus, sedikit demi sedikit, perlahan tapi pasti, merubah nilai-nilai sosial yang telah menjaga kita sejak jaman nenek moyang kita ribuan tahun yang lalu.
Mereka terobsesi membentuk sebuah dunia dimana perempuan dihargai, diutamakan dan diistimewakan lebih daripada laki-laki.
Ini sudah sangat jelas bertentangan dan keluar jalur dari prinsip awal gerakan feminisme itu sendiri: PERSAMAAN hak antara laki-laki dan perempuan.
Beyond their dreams!
Diluar nalar, ternyata pergerakan ini berhasil. Sangat berhasil, malah.
Mereka mencapai keberhasilan telak.
Dalam bukunya "The Manipulated Man", Esther Vilar, sebagai pengarang yang juga seorang perempuan, membongkar habis tentang bagaimana perempuan menyalahgunakan perlakuan istimewa yang diberikan lelaki. Sampai saat itu ia sering menerima surat ancaman dari kaum feminis garis keras.
Entah disadari atau tidak, kita sekarang hidup dalam dunia yang dikuasai perempuan. Sebuah dunia yang menempatkan perempuan jauh lebih tinggi daripada pria. Sebuah dunia yang pilih kasih pada perempuan. Sebuah dunia yang timpang dan berat sebelah...
Sebuah dunia yang membuatku dan para laki-laki lainnya, tidak lagi menjadi lelaki yang sesungguhnya, tetapi menjadi laki-laki yang terkekang oleh peraturan dan norma-norma yang ditentukan oleh perempuan. Sebuah dunia yang membuat lelaki terpaksa tumbuh menjadi lelaki "receh".
Berikut beberapa contoh sederhana:
√ Laki-laki harus kerja dan berpenghasilan. Perempuan boleh kerja, boleh engga.
√ Lelaki wajib membiayai perempuan makan, tapi perempuan tidak harus memasak untuk lelaki.
√ Lelaki wajib membiayai keluarga. Perempuan boleh ya, boleh tidak.
√ Perempuan selalu diprioritaskan dan diperlakukan spesial: Ladies parking, ladies nite di night club, kalo ada musibah dahulukan perempuan dan anak-anak sementara laki-laki dituntut berani pasang badan dibiarin mati duluan.
√ Tidak jadi masalah ketika perempuan menyentuh laki-laki (biasanya yang laki malah kegirangan). Tapi sebaliknya, ketika laki-laki menyentuh perempuan disebut tidak sopan, lancang, minim manner, gatau etika, dll.
√ Di tempat kerja, perempuan berhak untuk ijin sekali setiap bulan dengan alasan 'datang bulan'. Perempuan berhak untuk berekspresi dengan fashion, cat rambut dan potongan yang berbeda. Laki harus potong pendek rapi, ga boleh dicat, wajib memakai kemeja, dasi dan celana bahan.
√ Laki-laki menggoda perempuan secara vulgar disebut pelecehan dan bisa dilaporkan ke pihak berwenang.
Perempuan menggoda lelaki secara vulgar paling cuma dianggap agresif dan kalopun dilaporkan ga bakal ada yang percaya.
√ Laki-laki masih dituntut untuk bisa mengerjakan "kerjaan" lelaki, misal: Ganti ban mobil, nyetir kendaraan, memperbaiki atap bocor, dsb.
Perempuan tidak lagi dituntut untuk bisa mengerjakan "kerjaan" perempuan, misal: Masak, mencuci, dandan, dsb.
√ Laki-laki minta perempuan untuk nyuci pakaian, nyapu, ngepel, nyetrika, mereka akan anggap itu merendahkan kecuali mereka pembantu.
Perempuan minta tolong laki-laki untuk mengangkat barang berat, ia akan melakukannya dengan senang hati, egonya naik, bahkan bisa bikin baper.
Berkat media yang selalu menayangkan perempuan cantik bin seksi, laki-laki jadi memuja kecantikan dibanding kepribadian seorang perempuan.
Akibatnya, perempuan jadi berani melakukan apa saja yang buruk dan tidak pantas tapi para lelaki tetap berkumpul dan memperebutkannya. Sedih.
Seiring pengalamanku dengan begitu banyak perempuan, yang aku temukan bahwa masih sedikit perempuan yang bersikap sebagai layaknya seorang perempuan, calon istri, bahkan calon ibu untuk anak-anakku nanti.
Kasarnya, perempuan jaman sekarang telah kehilangan kewanitaannya.
Pastinya, aku tidak akan tertarik pada perempuan yang tidak wanita. Sama seperti halnya perempuan tidak akan tetarik pada laki-laki yang tidak pria: Cengeng, lemah, labil, dan tidak punya prinsip.
Margareth Thatcher sendiri sering dijuluki 'Wanita Bertangan Besi'.
Apakah kamu (hey kamu, iya kamu, wahai lelaki!) bisa membayangkan jika kamu yang menjadi anaknya? Atau suaminya? Apakah itu sosok perempuan sejati yang diidamkan oleh setiap laki-laki?
Dan kalo kita perhatikan, HAMPIR SEMUA perempuan-perempuan berkarir sukses yang berdiri sendiri di puncak, BIASANYA selalu kesepian dan senantiasa melajang hingga usia lanjut, atau selalu gagal dalam hubungannya, nikah-cerai dsb.
Masih banyak lagi contoh nyata yang selalu kita lihat sehari-hari di sekitar kita. Mereka jadi MENUNTUT lelaki agar bersikap sebagai gentleman, menghargai dan memperlakukannya dengan penuh hormat, tapi mereka sendiri tidak mau bersikap seperti seorang lady dan menghormati lelaki.
Parahnya, mereka merasa tidak perlu berubah. Karena toh dengan bersikap semaunya pun, semua laki-laki sudah rela mengantri, bertekuk lutut, dan memohon dengan ngarep di hadapan mereka.

Oh, feminisme yang kebablasan...
Penyebab terbesar mengapa perempuan seperti itu tetap eksis dan makin bertingkah bin ngelunjak, adalah karena hampir setiap lelaki tetap menginginkan mereka walaupun mereka bukanlah perempuan yg layak untuk dijadikan pasangan. Worthless.
Gunakan otakmu, kendalikan kelaminmu, man!
Silahkan anggap aku sexist atau stereotyping. Yang jelas itu adalah kenyataannya. Dari jaman batu sampe jaman postmodern skrg ini, kenyataan itu masih berlaku.
Harap diingat bahwa aku tidak membahas soal harkat dan martabat: Sebagai manusia, perempuan dan lelaki semuanya sejajar.
Disini aku mendukung dan sangat setuju dengan persamaan hak perempuan untuk memperoleh pendidikan setinggi mungkin, bebas memilih karir atau profesi yang mereka inginkan, memiliki hak politik, memiliki hak perlindungan hukum, dsb.
Disini fokusnya adalah membahas soal peran dan mentalitas.
Di sisi lain, contohnya dalam hal hubungan asmara, perempuan dan lelaki punya peran dan posisi yang berbeda. Ini yang belum diketahui banyak orang dan menjadi sumber masalah dalam suatu hubungan asmara bahkan rumah tangga
Dengan pola pikir "just be yourself" yang sering digembar-gemborkan di mana-mana lewat media massa, kita mulai melenceng dari peran kita yang seharusnya.
Perempuan modern masa kini mulai berubah jadi maskulin dengan jargon fun fearless female, alpha female, dan girl power...
Dan laki-laki mulai menjadi feminin dengan mulai terlalu sensitif secara emosional, "cute", pintar tapi lemah, dan metroseksual.
Dan inilah yang menyebabkan keluhan banyak orang tidak dapat menemukan pasangan yang tepat. Mereka sudah memilih peran yang salah dari awal.
Belakangan ini, perempuan yang sanggup mengalahkan pria di segala hal dianggap wanita hebat dan dikagumi, dan laki-laki yang tidak takut untuk menangis dan menunjukkan kelemahannya dianggap pria yang sejati.
Tapi jujur saja, tidak ada satupun lelaki yang menyukai perempuan yang kasar, dominan, tukang ngatur, terlalu girl power, dan cuek.
Sama halnya dengan tidak ada perempuan yang menyukai lelaki yang terlalu sensitif, sedikit-sedikit mellow, lebay, panik, labil dan terbawa perasaan.
Missing some Tweet in this thread?
You can try to force a refresh.

Like this thread? Get email updates or save it to PDF!

Subscribe to Mr. Frownman
Profile picture

Get real-time email alerts when new unrolls are available from this author!

This content may be removed anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just three indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!