,
6 tweets,
1 min read
Read on Twitter
Di linimasa lewat sebuah video ttg seorg manajer bank yg 'hijrah' ingin menjauhi riba, brhenti bkerja di bank, lalu mnjadi supir ojek online. Sy kok gemes melihatnya, jadi brikut sdikit prspektif soal riba. 1/6
Jdi bgini, hmpir tiap hal yg dilarang dlm Islam yg brkenaan dg aspek sosial umumnya dilarang krn praktek tsb mngandung unsur eksploitatif yg menyusahkan kaum marjinal. Riba pun dmikian. Dilarang krn prakteknya mencekik klp masy.miskin. 2/6
Klo bnar2 mau hijrah, yg dlihat hrsnya bkn hnya ribanya scr literal. Melainkan unsur eksploitasinya itu. Dlm sistem kapitalis global saat ini, unsur eksploitatif kapitalisme tdk bs dilawan dg anda brhnti bkrj jd mnjer bank. Dr mnjer bank jd ojek OL, ttp sj mngabdi pd korp. 3/6
Jka anda bnar2 pduli, maka pimpinlah prlawanan trhadap praksis eksploitatif yg brasal dri sistem kapitalisme. Pimpinlah gerakan buruh, tulislah kritik2 thd kapitalisme, suarakan penderitaan para buruh migran, dll. 4/6
Jka posisi anda adl direktur korporasi/manajer bank/mentri perekonomian, dll. Jgnlah brhnti dr posisi anda atas nama hijrah. Jdilah dir/manajer/mentri yg menghasilkan kebijakan brdasar kesejahteraan buruh, kbijakan perang atas kemiskinan, dll. Itulah cara anda melawan 'riba'. 5/6
Hijrah ya hijrah, tapi hijrahlah dengan cerdas, hijrah dengan kritis. Brhenti jadi manajer bank lalu jadi supir ojek online ya sama saja anda tdk melakukan perlawanan apapun trhadap 'riba yg sesungguhnya' --> eksploitasi kapitalisme. Berislamlah asal OJO NGGUMUNAN. 6/6
