, 25 tweets, 4 min read Read on Twitter
Banyak mahasiswa semester akhir - atau yang baru lulus S1 - berpikir untuk melanjutkan studi S2. Kebanyakan berharap pula untuk mendapatkan beasiswa. Ada yang juga sedang terpikir tentang hal ini?

A thread
1. Melanjutkan pendidikan ke tingkat S2 menjadi keinginan banyak mahasiswa/lulusan S1. Tiap semester, ada saja mahasiswa atau lulusan S1 yang mendatangi saya dan menyatakan minat mereka untuk lanjut S2. Alasannya macam2.
2. Ada yg beralasan bahwa gelar S2 itu bergengsi, bisa memberikan peluang kerja lebih baik, atau utk melengkapi ilmu yg diraih di studi S1. Tp banyak juga yg S2 karena tidak punya rencana karir yg jelas setelah lulus S1. Istilahnya, ambil S2 cuma pelarian. Daripada nganggur.
3. Tiap kali saya dimintai pendapat ttg rencana menempuh S2, pertanyaan saya yg pertama selalu "Mau biaya sendiri atau beasiswa?"

Kalau mau apply beasiswa, saya akan bertanya lg "Emang benar2 BUTUH? Benar2 KOMITMEN?" Ini pertanyaan penting yg justru tdk dipahami banyak orang.
4. Pada umumnya, lowongan pekerjaan di Indonesia ditawarkan bagi lulusan S1. Artinya, ijazah S1 sebetulnya cukup utk memulai karir di perusahaan ternama sekalipun, kecuali mau melamar menjadi dosen yg memang menuntut kualifikasi minimal lulusan S2. Kerja TIDAK HARUS bergelar S2.
5. Jadi, kalau memang ingin lanjut S2 setelah lulus S1, perencanaan harus matang, tujuan hidup jelas, manfaat yg mau diraih dr studi S2 juga harus jelas, supaya kalkulasi cost-benefit lanjut S2 bisa dipertimbangkan. Jangan "yg penting S2 dulu, buat apa gelarnya dipikir ntar aja!"
6. Bila sudah yakin mau S2 dan punya dana sendiri, begitu lulus S1 bisa langsung merencanakan studi S2. Apalagi bila menempuh S2 di Indonesia, asal punya duit & lolos seleksi, prosesnya cepat. Dalam waktu paling telat 1 tahun sejak lulus S1, bisa langsung mulai studi S2.
7. Bila berniat menempuh S2 dgn biaya sendiri, pilihan studi juga lebih bebas. Lulusan S1 arsitek mau S2 manajemen, atau lulusan S1 komunikasi mau S2 teknik industri, boleh! Mau kuliah S2 marketing di Pakistan atau S2 arsitek di Sudan, bebas! Kan duit kita sendiri.
8. Berbeda bila mau S2 dengan beasiswa. Ada banyak hal yg perlu disiapkan; mulai dr IPK, CV, skor TPA, form aplikasi, dll. Jadi, butuh waktu. Pun pilihan studi S2 tidak terlalu bebas, tergantung aturan dari pengelola beasiswa.
9. Program beasiswa biasanya meminta pelamar untuk mengisi formulir pendaftaran & menyusun essay ttg tujuan hidup, kontribusi utk masyarakat, dll. Ini yang sulit!

Banyak yg anggap formulir dan essay ini formalitas belaka. Yang penting diisi dgn kata2 indah berbunga. Ini SALAH!
10. Formulir dan essay itu adalah kesempatan yg diberikan kpd kita utk menjelaskan ttg diri kita dgn lebih utuh; ttg karakter, kepribadian, visi hidup, kontribusi kita utk masyarakat, dll, yg belum tersampaikan di CV. Jadi, bukan formalitas! Formulir & essay ini faktor penting!
11. Karena formulir dan essay berperan sangat penting dlm seleksi beasiswa, mengisinya pasti butuh waktu. Nggak boleh asal diisi. Rata2 mahasiswa2 dan teman2 yg saya bimbing (yg diterima beasiswanya) butuh waktu 7-8 bulan hanya utk isi formulir dan menyusun essay.
12. Karena itulah, tadi saya tanya "emang butuh S2?" Kalau memang butuh, pasti serius dibela-belain persiapannya.

Saya baru menganggap seseorang serius mau apply beasiswa S2 LN kalau sudah punya skor IELTS minimal 6,5 atau skor Toefl Internasional minimal setara 550.
13. Lanjut S2 dgn beasiswa juga butuh waktu utk tahu hasilnya; sukses atau gagal. Umumnya, seleksi butuh waktu kira2 3-4 bulan.

Kalau sukses, butuh beberapa bulan lagi utk mulai studi. Kalau gagal seleksi dan mau coba lagi, tentu butuh waktu ekstra. Ini harus diperhitungkan!
14. Bisa jadi, saat teman2 yg S2 dgn biaya sendiri sdh lulus, teman2 yg berkarir sdh punya posisi yg lumayan di pekerjaan, kita baru mulai studi. Dan ketika kita baru lulus S2, teman2 seangkatan sudah bekerja 3-4 tahun.

Selisih 3-4 tahun ini harus dipikirkan!
15. Selisih 3-4 tahun ini harus dipikirkan karena ini investasi waktu. Kita perlu mempertimbangkan "cost-benefit" atas investasi waktu tsb.

Apakah dgn gelar S2, kita bisa mendapat pekerjaan (dgn posisi dan gaji) yg lebih baik drpd teman yg langsung kerja setelah lulus S1?
16. Pilihan studi juga tdk bebas bila menempuh S2 dgn beasiswa. Ada beberapa program studi & negara tujuan yang diprioritaskan program beasiswa tertentu. Kalau pilihan studi kita tdk masuk prioritas, ya kita harus ganti, kalau tidak bisa2 kita ditolak. Sebagus apapun IPK kita.
17. Jadi, melamar beasiswa S2 butuh komitmen waktu utk siapkan kelengkapan, butuh investasi uang tenaga pikiran dan dana yg cukup, serta mungkin butuh kompromi utk pilihan studi.

Jadi, jangan berpikir meraih beasiswa studi lanjut itu gampang. Butuh effort & komitmen kuat!
18. Kalau kita sdh paham semua konsekuensi di atas, baru kita bisa pikirkan & putuskan apakah sebaiknya kita langsung lanjut apply beasiswa S2 atau kerja dulu selepas S1.

Misal, punya duit nggak utk tes IELTS atau Toefl Internasional? Butuh kursus atau bisa belajar sendiri?
19. Kalau memang nggak terlalu butuh gelar S2, dan keuntungan yg diraih dari studi S2 tidak sepadan dgn investasi yg perlu ditanamkan, ya nggak perlu S2. Langsung kerja saja setelah lulus S1.

Ingat, jangan pernah berpikir utk studi S2 krn gengsi. Gak sepadan dgn perjuangannya!
20. Kalau setelah bekerja kita memang merasa butuh studi lanjut utk mendongkrak karir, kita bisa putuskan utk menempuh S2. Ini malah lebih bagus krn alasan utk S2 jelas.

Ada beasiswa S2 yg menuntut kita punya pengalaman kerja. Jadi S2 bisa terarah utk pengembangan karir.
21. Pernah ada yg nanya "Pak, saya mau S2 ke luar negeri, tapi saya mau yg gelarnya unik, ada gak ya? Kalau gelarnya MSi atau MM kan sudah banyak. Saya nggak suka"

Saya jawab "kamu mau yg gelarnya ALM. atau RIP?"

Lha, mau belajar atau mau nyari nama panggung buat mentas?
22. Poin thread ini bukan mendorong lulusan S1 utk tidak menempuh studi S2, tapi menyadarkan bhw melanjutkan S2 (apalagi dgn beasiswa) bukanlah pilihan yg mudah. Perlu komitmen & investasi.

Gelar S1 bisa digunakan utk mulai berkarir. Gelar S2 tdk menjamin dapat pekerjaan bagus.
23. Terlepas apakah dgn atau tanpa beasiswa, memilih lanjut S2 harus dgn pertimbangan matang & tujuan hidup yg jelas. Studi S2 itu masuknya butuh persiapan, kuliahnya butuh perjuangan.

Sayang bila digunakan utk sekedar pelarian "daripada nganggur", atau cuma utk meraih gengsi.
24. Pada akhirnya, GELAR S2 itu sendiri tidak dapat banyak berperan membantu keberhasilan karir kita. Dalam banyak situasi, kinerja di pekerjaan seringkali tidak terkait dgn gelar pendidikan yg kita miliki.

(end)
Missing some Tweet in this thread?
You can try to force a refresh.

Like this thread? Get email updates or save it to PDF!

Subscribe to Sony Kusumasondjaja
Profile picture

Get real-time email alerts when new unrolls are available from this author!

This content may be removed anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just three indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!