tebak dulu deh tebak,
sebelum saya jawab. 😊
makin lama usia hubungan, biasanya makin jarang banget abisin waktu ngebahas apa yg masing² RASAKAN.
no more CURHAT²an like we used to in the beginning.
yes? 😉
yg diobrolin cuma masalah eksternal dan permukaan melulu: konflik, anak, urusan domestik, tagihan, mertua, dsb.
kita biasanya refleks berusaha beresin masalah besar di depan mata, sementara hal abstrak (spt perasaan) ditepis dg nasihat positive thinking atau diabaikan begitu saja..
👧🏻 "Aku cape banget, suasana kantor lagi ga enak."
👦🏻 "Yah namanya kerja pasti ada masa ga enaknya lah."
👧🏻 "Tapi ini keterlaluan banget. Kita udah kayak diadu domba gitu."
👦🏻 "Itu biasa kok politik kantor. Wajar."
👧🏻 "Gitu yah. Oke lah."
pernah mirip gini? 😊
👦🏻 "Kesel bgt td mami ngomel² via chat, minta dibales cepet pdhl aku lg meeting."
👧🏻 "Dia pasti lg remind kamu utk lakuin sesuatu kan?"
👦🏻 "Iya, tapi kan itu ga urgent."
👧🏻 "Maksud dia baik, ga ada ortu yg pgn anaknya celaka."
👦🏻 "Iya ya."
pernah mirip gini? 😊
👧🏻 "Aku agak cemburu liat kamu reply²an di postingan mantan."
👦🏻 "Lho, emg itu isinya aku godain atau mesra²an?"
👧🏻 "Engga sih. Tapi tetep ga enak aja liatnya."
👦🏻 "Itu perasaan kamu aja. Jangan insekyur gitu lah."
👧🏻 "Iya, ga boleh insekyur ya."
pernah mirip gini? 😊
👦🏻 "Filmnya kacau bgt, beda jauh dr buku, aku ga terima dibikin aneh gitu!!!"
👧🏻 "Menurutku oke kok. Kamunya aja yg ekspektasi berlebihan."
👦🏻 "Soalnya ini cerita fav masa kecil aku!"
👧🏻 "Iya tapi ini kan fiksi, say. Sudahlah."
👦🏻 "Iya sih."
pernah mirip gini? 😊
👧🏻 "Kepala kayak mau pecah setiap kali papa neken² aku utk resign kantor dan lanjutin bisnis dia."
👦🏻 "Kamu ga ngalah nurut kan?"
👧🏻 "Engga, tapi bingung dan cape juga.'
👦🏻 "Ga usah dipikirin. Fokusin aja apa yg kamu mau."
👧🏻 "Gitu yah. Oke oke."
pernah mirip gini? 😊
👦🏻 "Kita udah jrg berduaan, aku kangen wiken kencan kayak sbelum merit dulu."
👧🏻 "Mana bs ninggalin anak?"
👦🏻 "Gegara anak, aku merasanya kita ga akrab lg."
👧🏻 "Oh jadi ini salah aku? Krn aku prioritaskan anak?"
👦🏻 "Uh.. maaf, bukan itu maksudku."
pernah mirip gini? 😊
bisakah kamu lihat pola atau benang merah yang dilakukan oleh pihak yang giliran dialognya kedua dan keempat?
menurut kamu, apa saja sih yang mereka lakukan saat pasangannya lagi buka topik ttg perasaan dia?
segala sesuatu PASTI MEMICU perasaan: sopir bau, handphone lemot, baju kekecilan, lunch ketunda, aqua galon abis, bos bebal, haid, macet, dsb.
itu LAYAK diekplor & diobrolin.
setelah sekian bulan/tahun, kita ga gitu lg.
wajar lah jd BERJARAK & DINGIN.
ngerti?
setelah pacaran/nikah, kita memandang ekspresi perasaan pasangan sbg MASALAH, TEKANAN, SERANGAN, GANGGUAN yg perlu sesegera mungkin kita problem-solve.
beda jauh!
itu sudah saya jelaskan saat live ig tadi instagram.com/lexdepraxis
males ngulang. 😊
atau bikin kita MUDAH TERSENTUH/TERGODA orang ketiga yg kebetulan hadir mempedulikan hati yg terbendung itu.
pernah kan? 😉
tapi kalau PERNAH/SEDANG alami hubungan yg zombie dingin gitu, baru deh SADAR pengetahuan ini tidak se-obvious itu terpikir ataupun semudah itu dilakukan.
yes? 😊
simpel & otomatis saat hubungan masih segar.. krn tubuh sdg dibanjiri dopamine dsb.
setelah sekian bulan/tahun, ga otomatis lagi.. KITA MESTI 'MAKSAIN DIRI'. 😊
simpel & otomatis saat hubungan masih segar.. krn tubuh sdg dibanjiri dopamine dsb.
setelah sekian bulan/tahun, ga otomatis lagi.. KITA MESTI 'MAKSAIN DIRI'. 😊
shg kita terdorong penasaran, peduli, bahkan bersyukur setiap kali dia membuka hati dan mencurahkan perasaannya.
yg susah adl MEMICU KEPEDULIAN/KEHANGATAN DI DALAM HATI KITA. kalau blum ada itu, kitanya bakal gatel pgn cepet kelar, sensi/sebel dg ceritanya, anggap pasangan blo'on, dsb.
saat kita merasa terbebani/terganggu dg (perasaan) pasangan, kita refleks pgn problem solving curhatan dia.
pancing dia 'menyelam lbh dalam' dg kamu bertanya APA YANG DIA RASAKAN, bukan tanya APA MASALAHNYA.. itu dua hal berbeda lho!
TANYA MASALAH
- "Ada masalah apa?"
- "Knp kantor ga enak?"
- "Apa yg terjadi?"
- "Masih soal kemaren?"
TANYA PERASAAN
- "Kamu cape bgt ya?"
- "Kamu merasa ga enak ya?"
- "Parah banget ya capenya?"
- "Engga enak seperti apa?"
- kita peduli dg gejolak yang dia rasakan.
- kita mau ikut rasain apa yg dia rasakan.
- kita mau dia embrace perasaan itu brg kita (shg merasa safe/supported).
- kita ga perlu ngerti masalahnya, krn lg ga berusaha problem solving.
jawaban kondisi kedua itu cenderung bikin kita sibuk berpikir dan menganalisa. tugas kita ga mikir, tapi ikutan-merasa.
- "Waktu itu tjd, kamu merasa apa?"
- "Apa yg kamu rasain sekarang?"
... agar dia kembali 'masuk' ke perasaan.
jika sulit, saya beri tips nih: perlahan ubah postur tubuh, ekspresi wajah, ritme nafas kita agar MENYERUPAI yg dia lakukan.. biasanya emosi dia jadi ikutan nular.
- "Dengernya berasa panas bgt."
- "Bikin frustasi!"
- "Jadi kayak putus asa yah?"
... agar dia makin nyaman+berani eksplor dimensi perasaannya.
kdg perasaan yg kita sebut itu MELESET. jgn khawatir, gapapa kok, dia akan terpancing lbh jelasin/nyelamin perasaannya.
either way, dia jd embrace feelings nya. 👍
- ucapin satu keyword di kalimat terakhir dia
- ucapin nama/label perasaan yg dia baru sebutin
- anggukin kepala, miringin kepala
- sesekali narik nafas panjang
- sesekali remas tangan/pundak
- ucapin simpati/empati