, 130 tweets, 20 min read
Kisah Misteri yang akan menjadi tread pertama saya, akan diawali dengan kisah "Misteri Pembunuhan di Garasi Pabrik"
Kisah yang akan saya ceritakan berdasarkan pengalaman saya dan beberapa kawan yang pernah berusaha ikut mengungkap siapa pembunuhnya.

#bacahorror @bacahorror
Kisah ini berawal dari tahun 2016 yang lalu, dimana seisi kampung dihebohkan oleh penemuan sesosok jasad asisten rumah tangga, di garasi pabrik milik majikannya.
Sosok yang dikenal sebagai salah satu warga kampung yang kesehariannya bekerja sebagai asisten rumah tangga.
Sebut saja sosok wanita itu bernama "Mbak Nia", seorang janda beranak 2, yang setelah menjanda beberapa tahun, menjadi tulang punggung keluarga yang menghidupi kedua orang tuanya yang sudah sepuh, dan dua orang anaknya yang masih duduk di sekolah dasar.

#bacahorror @bacahorror
Mbak Nia sendiri diberi pekerjaan sebagai asisten rumah tangga di rumah salah satu tetangganya, seorang bos tekstil yang mempunyai beberapa pabrik dan tanah di berbagai lokasi.

Salah satu pabrik, berada di samping rumah milik si majikan, sebut saja namanya H. Takur.
Langsung skip ke peristiwa penemuan jasad mbak Nia.

Pagi itu, jasad mbak Nia ditemukan terkapar bersimpah darah di dalam Garasi Pabrik oleh H. Takur dan salah satu karyawan pabrik bernama Ira.

Sontak, kejadian yang dianggap tidak wajar itu seketika menjadi ramai.
Saat itu, saya belum terlalu mengikuti kronologis dan perkembangan kasus penemuan jasad Mbak Nia.
Namun, yang pasti, berdasarkan cerita-cerita warga sekitar, diperkuat dengan penanganan pihak kepolisian dalam peristiwa itu, fakta yang ditemukan penyebab kematian Mbak Nia ...
Adalah Kejadian PEMBUNUHAN secara sadis.
Saya sendiri mulai mengikuti perkembangan kasus ini tahun 2017, ketika salah satu teman masa kecil saya dan beberapa warga yang lain mulai mempertanyakan kejelasan kasus.

Pasalnya Hampir satu tahun sejak peristiwa penemuan jasad Mbak Nia, pihak kepolisian belum bisa mengungkap.
Disinilah saya mulai menemukan beberapa fakta yang tidak pernah saya duga akan terjadi di kampung tempat saya tinggal.

Dari fakta sosial, fakta hukum, bahkan fakta dari segi Mistis.

#bacahorror @bacahorror
Diawali dengan fakta perihal meninggalnya mbak Nia.

Saat ditemukan, jasad mbak Nia bersimpah darah disekitar bagian lehernya. Diduga, darah tersebut keluar dari daerah sekitar telinganya yang berlubang.

Desas desus yang beredar di masyarakat pun beragam.
Ada yang mengatakan mbak Nia diserang binatang buas, ada yang mengatakan tersetrum, dan berdasarkan hasil penyelidikan pihak kepolisian, penyebab kematian mbak nia adalah karena pukulan benda tumpul di lehernya, dan lubang berdarah di sekitar telinganya itu adalah karena tusukan
Entah tusukan menggunakan kawat, atau gunting, atau dengan benda lain yang menyebabkan lubang selebar 2cm dan dalam sekitar 4 cm.

Entah siapa yang tega berbuat demikian, yang pasti hal itu cukup sadis dilakukan oleh siapa pun.
Salah satu cerita yang sempat membuat saya merasa ngeri, adalah saat saya diceritakan oleh paman mbak Nia, bahwa pihak keluarga sempat menanyakan kronologis kejadian pembunuhan Mbak Nia, ke beberapa paranormal.

Disinilah awal mula cerita mistis yang terkait pembunuhan itu.
Pihak keluarga, sempat datang ke paranormal di daerah T***l, salah satu daerah di bagian barat Jawa Tengah.

Sang paranormal menggunakan metode pemanggilan Arwah yang dimediumisasi kedalam tubuh seorang relawan.
Informasi apa yang diceritakan oleh Arwah Mbak Nia?

Cerita akan saya lanjutkan nanti setelah ada respon dari pembaca tread ini.

#bacahorror @bacahorror @SimpleM81378523
Terkait yg diceritakan Arwah Mbak Nia, saya masih coba mencari rekaman hasil mediasi yang dulu sempat diberi oleh pihak keluarga mbak Nia. Sambil menunggu respon pembaca yg sudah mulai bermunculan, saya mau dengarkan lg keterangannya.

#bacahorror @bacahorror @SimpleM81378523
Rekaman itu bermula dari suara tangis relawan yang menjadi mediator, sesaat setelah proses pemasukan arwah.

"Iki seng moro nang gon awak e mba fira niku sinten?" Sang paranormal mulai memberikan pertanyaan.
(Ini siapa yang datang merasuk dalam tubuh mbak fira?)

Hening sejenak..
Mbak fira, seorang relawan dari pihak paranormal yang bukan termasuk keluarga dan bukan warga kampung saya, itu masih meneruskan tangisan lirihnya.

Dan dengan agak lirih mulai mengeluarkan suara.

"Kulo yo ora reti jenengku kui sopo"
(Aku juga tidak tau siapa namaku)
"Lha kok ora reti jenenge sampean niku? Niki mbak Nia keluarganipun pak kaji rusdi nopo sanes?"
(Lah kok tidak tau namamu? Ini mbak Nia keluarganya pak H. Rusdi atau bukan?)

Pak H. Rusdi adalah paman korban yang belum bisa merelakan kematian ponakannya yang belum jelas.
"Aku kui klalen jenengku sopo, sing jelas iki dudu awakku". (Aku lupa siapa namaku, tapi yang pasti ini bukan tubuhku.

" Yo, pancen iki dudu awakmu, iki awak e anakku, mung tak silihke nggo nemoni sampean" Jelas si paranormal, saat saya dengarkan rekaman itu dengan seksama.
(Ya, memang ini bukan tubuhmu, ini muridku, hanya ku pinjamkan supaya kami bisa berinteraksi denganmu).

"Saiki aku pak takon, sampean iku sopo? Mbak Nia opo dudu?"
(Sekarang jelaskan, kamu siapa? Mbak Nia, bukan?)
"Aku klalen pak, wong matiku yo rak jelas." (Aku bener-bener tak ingat pak, kematian saya juga tidak jelas)
Suara mediator terdengar seperti suara lembut yang lemah gemulai.

"Ora jelas priye? Iki Nia dudu?"
(Tak jelas bagaimana? Ini Nia bukan?)
Si paranormal masih berusaha memastikan bahwa sosok arwah yang dimasukkan dalam tubuh mediator itu adalah Mbak Nia.

Dan kemudian, terdengar cerita dari mediator.

"Aku dipateni" (Aku dibunuh).
"Dipateni? Sopo sing mateni?" (Dibunuh? Siapa pembunuhmu?)

"Wayah kui mending gerimis, aku bar ngentasi kumbahan. Lha tumon-tumon, nang mburi koyo ono suara kemrusuk, terus tak parani"
(Saat itu agak gerimis, aku baru angkat jemuran. Tiba-tiba ada suara berisik dari dapur)
Suara mediator masih terus saya amati, dengan tujuan ada fakta yang tidak begitu diperhatikan.

"Terus ono sing mentung aku, aku semaput, pas semaput, awaku dibopong terus dibanting." Suara itu terdengar dengan nada yang lemas, meratap, dan agak bernada ngeri.
(Ada yang memukulku, dan aku pingsan, saat aku pingsan, aku dibopong dan dibanting)

Dari situ, sepertinya bisa disimpulkan kalau yang berada di tubuh mediator adalah arwah Mbak Nia.

"Sing paling loro, nganti aku meh jerit kui pas guluku disogok kawat"
"Terus, kawat sing di nggo nyogok gulu mu kui saiki ning ngendi?" Tanya si paranormal
(Lalu, kawat yang dipakai menusuk lehermu itu sekarang dimana?)

"Lha sampean wes tak uduhi si wingi kae!" Tiba-tiba suara mediator berubah melengking, namun dengan irama yang masih lemah. Ngeri
Menurut cerita dari pihak keluarga, saat proses mediasi itu, mediator menunjuk salah satu pihak keluarga yang diduga telah diberi tau tanda-tanda keberadaan barang bukti.

"Iyo tah, tapi aku ora nggalbo, nek wayah iku sampean nuduhi".
(Iya, tapi aku tak menyadari) lanjut suara
Suara seseorang dalam rekaman.

"Sakwise ngertine aku wes mati, awakku arep dibuak ning kali opo ning kebon".
(Setelah tau aku meninggal, tubuhku direncana akan dibuang di sungai atau kebon)

"Tapi kadong ono sing weruh"
(Tapi terlanjur ada yang lihat)
"Sopo sing weruh?" Potong salah satu suara seseorang.
"Bocah", jawab mediator.

Sampai di rekaman itu, sepertinya hampir terkuak misteri pembunuhan itu. Tapi penuturan mediator dan cerita dibalik pembunuhan itu ternyata belum selesai dan masih meninggalkan misteri
Ternyata, ada yang melihat kejadian pembunuhan itu. Namun, berdasarkan beberapa cerita, ada beberapa kemungkinan.
Ada dugaan yang melihat tubuh Mbak Nia adalah anaknya yang malam sebelum jasad ditemukan sempat mencari mbak Nia di sekitar rumah H. Takur.
Dugaan lain, adalah anak H. Takur yang tidak sengaja melintas di sekitar garasi pabrik.
Dugaan lainnya, kemungkinan sukma dari anak perempuan Mbak Nia yang terbawa ke kejadian itu secara ghaib.
Dan lanjutan cerita ini, akan diteruskan dengan kesaksian anak perempuan mbak Nia.
Penuturan anak perempuan mbak Nia, dia dibawa ke sebuah mimpi yang terasa seperti nyata.

Siang itu, setelah menjemput anak perempuannya dari sekolah, mbak Nia kembali ke rumah majikan.
"Nduk, mengko susuk ibuk yo, ngomong karo mas Man, kon gowo ondo".
(Nduk, nanti susul ibu ya, bilang pada Mas Man, suruh bawa tangga.)

"Ondo, nggo opo buk?"
(Tangga buat apa bu?)

"Ngomong bae karo Mas Man, nduwur plapon ono serbet, kon jupuk"
(Bilang saja pada Mas Man, ambilkan serbet yang ada di atas plapon rumah).
Tuti, anak perempuan Mbak Nia, pun kemudian menuruti perintah ibunya. Dia pergi mencari Mas Man.
Tapi, tidak juga bertemu Mas Man, Tuti justru melihat sesuatu yang mencurigakan di area pabrik.
Tuti memberanikan diri untuk masuk ke dalam, dan melihat kejadian yang tak terlupakan.
Yang dilihat oleh Tuti, adalah seseorang yang berjubah, sedang memukul ibunya, wajahnya tak terlihat karena tertutup jubah hingga kepala seseorang yang sedang menyiksa ibunya.

Tuti berusaha berteriak sekencang suaranya, namun aneh suaranya tak terdengar sedikitpun.
Tuti berusaha mendekat untuk menolong ibunya, namun tubuhnya seakan seperti hologram yang tidak mampu menyentuh apa pun.
Orang berjubah itu seakan menatap pada sosok Tuti, namun wajahnya masih tak terlihat.
Tuti menyaksikan orang itu menggorok leher ibunya dengan kawat tajam.
Orang itu seakan menyadari keberadaan Tuti, dan setelah menggorok leher mbak Nia, orang berjubah itu berusaha mengejar Tuti.

Tuti yang ketakutan, berlari sekuat tenaga, hingga keluar dari area pabrik.
Dan di luar pabrik, Tuti melihat majikan ibunya yang sedang menelpon.
Tuti berusaha memberitahu majikan ibunya, tapi seakan tidak ditanggapi.
Lalu Tuti teringat dengan Mas Man, dan kembali mencarinya.

Tidak juga bertemu Mas Man, Tuti memberanikan diri kembali masuk kedalam pabrik.

Tapi, yang dilihat olehnya adalah jasad ibunya yang sedang -
- diseret ke arah garasi.

Ibunya seakan berusaha berteriak, menyuruh Tuti untuk lari.

Dan saat itulah Tuti terbangun, dan kembali menangis. Masih bersedih meratapi teringat ibunya sudah tak ada.
Keterangan yang di dapat dari rekaman Mediasi dan cerita mimpi anak perempuan mbak Nia, semakin membuat penasaran.

Terlebih pada sosok orang berjubah dalam mimpi Tuti itu.
Rohman, sepupu Tuti adalah teman sekampung saya. Dia punya pengalaman spiritual, dan punya seorang guru yang pada tahun 2017 yang lalu sedang membimbingnya.

Bersama saya dan Aruf, merasa terpanggil untuk berpartisipasi dalam pengungkapan kasus ini.
Malam itu, saya diajak Aruf untuk ikut ke rumah gurunya rohman. Kabarnya, ada tawaran bantuan dari gurunya rohman, yang akan dilakukan secara ghaib dengan amalan tertentu.

Saat itu bertepatan dengan acara pernikahan adik saya. Jadi saya tidak bisa ikut.

Namun, ada kejadian ...
Malam itu, setelah selesai mempersiapkan acara pernikahan adik, saya merebahkan diri diruang depan rumah saya.
Beralaskan tikar yang sudah digelar untuk acara walimatul pagi harinya.

Tak terasa, mata mulai terpejam, dan saya terbawa dalam mimpi.
Seharusnya, Mimpi yang tak begitu aneh bagi saya. Karena saya sedikit menyadari jenis mimpi itu.

Saya seakan tersadar dari tidur dan bertemu dengan pak Kaji Rusdi.
Pak kaji mengajak saya menusul Aruf dan Rahman ke daerah Bla*o, desa kediaman gurunya rohman.
Kami berdua menaiki motor butut, entah milik siapa. Dan perjalanan itu terasa begitu lama dan jauh. Tak kunjung sampai, bahkan kami seakan tersasar ke daerah asing.

Sampai di suatu tempat yang luas, kami diterjang angin yang begitu keras menghempas dan menghalau perjalanan kami.
Menyadari itu seperti sebuah pertanda buruk, akhirnya kami memutuskan untuk pulang.
Pak kaji mengantarkan saya kembali ke rumah. Sebelum berpamitan, pak kaji berkata sesuatu.
"Priye iki, biso terungkap opo ora?"
(Bagaimana ini, bisakah terungkap?)

Namun saya tidak tau -
- harus menjawab apa.

Pak kaji pun pergi tanpa saya sadari.
Saya pun termenung, dan merebahkan diri ditempat sebelumnya.

Seketika itu pula saya terbangun dari tidur, memperhatikan sekitar ruangan rumah yang ternyata sudah sepi, tapi cahaya lampu masih menyala.
Pertanda apa?

Ternyata, beberapa hari setelah mimpi saya itu, Aruf dan Rohman membeberkan cerita saat di kediaman gurunya.
Cerita Aruf saat dikediaman gurunya Rohman, sedikit memberikan penjelasan tentang alasan kasus pembunuhan itu tak juga dapat terungkap.

Karena adanya pengawalan dari sisi ghaib, yang akan selalu berusaha menghambat siapa pun yang berusaha mengungkap.

#bacahoror @bacahorror
Dan entah kenapa kejadian di rumah gurunya Rohman, seakan berkaitan dengan mimpi saya di malam yang sama dengan malam saat Aruf dan Rohman sowan.

Aruf menggambarkan situasi saat itu dengan suara lirih.
"Asli, kejadian e bener-bener koyo hal sing ora wajar", terang Aruf.
(Kejadiannya seperti hal yang tidak wajar).

"Gurune rohman, kui ternyata cedak karo penguasa laut"
(Gurunya rohman, dekat dengan sosok penguasa laut)
"Wingi bengi, nang kono diwacake amalan ning jero omah"
(Malam itu dibacakan amalan di dalam rumah).

"Hawane adem, sepi, ora koyo biasane"
(Suasana dingin dan sepinya tak seperti biasanya".
Narasinya sedikit saya ubah saja.
Kisah yang akan saya ceritakan, berdasarkan penuturan Aruf yang saat malam itu berada di kediaman gurunya Rohman.

Semua yang hadir saat itu berkonsentrasi membaca amalan di dalam rumah, dengan khusyuk.

Sampai tiba-tiba ...
Aruf seakan merasakan hawa dingin yang berubah seketika.

Gurunya Rohman berdiri dan menyuruh kedua orang yang berada dalam rumahnya melanjutkan amalan yang sudah dijelaskan.

"Aku ono perlu sedilut, terusno dongone, aku arep metu".
(Aku ada keperluan, teruskan doanya).
Gurunya Rohman pun keluar dari ruangan, kearah teras rumahnya.

Aruf yang merasa penasaran, sesekali memperhatikan ke arah jendela yang langsung terhubung keluar rumah

Disitulah keanehan mulai terlihat.
Dari jendela, dapat terlihat pepohonan disekitar rumah berguncang begitu kencangnya. Seakan akan ada angin kencang yang menghempaskannya berkali-kali.

Tapi, angin kencang yang menerpa pepohonan itu seakan tidak berpengaruh terhadap sekitarnya.
Hanya pada pepohonan.
Pun situasi di dalam ruangan itu pun masih terasa sama. Sunyi dan sedikit mencekam.
Seolah bencana yang mungkin sedang terjadi di luar rumah tidak berpengaruh terhadap siapa pun yang berada di dalam ruangan.

Aruf hanya terperangah, antara sadar dan tidak sadar.
Organ dalam perutnya seakan dikocok-kocok, tak tau apa penyebabnya. Kepalanya tiba-tiba pusing dan perutnya mual.

Hal terakhir yang dilihatnya adalah salah satu sosok yang menatapnya dari kejauhan, menembus melalui jendela yang tirainya sedikit terbuka.

Dan Aruf pun tersungkur.
Saat tersadar, aruf dipegangi oleh rohman dan gurunya yang terlihat khawatir.

"Wes, ora opo-opo" (Sudah tak apa-apa).
Tenang sang Guru pada Rohman.

"Ono opo le?" Tanya Aruf pada Rohman, seakan penasaran dengan kejadian yang terlewatkan olehnya.
Ternyata, kejadian tak terlihat yang terjadi diluar rumah itu adalah peristiwa kedatangan Tamu.

Diceritakan oleh gurunya Rohman, bahwa saat itu diluar rumah, hampir satu pleton pasukan tak terlihat mendatangi rumahnya dan berusaha menyerang.

Beruntung, ada pagar ghaib -
- yang sudah terpasang di sekitar rumahnya.
Dan saat itu pun dibantu oleh "utusan" yang ditugaskan untuk menjaga rumah itu dari gangguan ghaib.
Hasil dari sowan ke rumah gurunya rohman tersebut, diceritakan bahwa siapa pun yang sudah melakukan tindakan pembunuhan terhadap Mbak Nia, punya pelindung tak terlihat dari kalangan yang punya Ilmu sangat tinggi.

Dan berdasarkan penerawangan sang guru -
- terlihat seperti ada satu sosok yang sedang meminta pertolongan di antara kerumunan. Yang sepertinya berkaitan dengan si pelaku.

Mungkin kah, ada kejadian pembunuhan lain? Atau mungkin, sosok yang meminta pertolongan itu adalah seseorang yang sedang berusaha mengungkap -
- namun justru terjebak dalam masalah ghaib yang ternyata sangat berbahaya, dan diluar kemampuannya.

Siapa kah dia?
Pertanyaan itu mulai terlintas di benak saya. Dan kecurigaan terungkap dari perkataan Aruf yang penuh pertanyaan.
"Ojo-ojo pernah ono kejadian pembunuhan liyone ning tempat iku. Lokasi pabrik kan cedak kebon sing iseh runggut".
(Jangan-jangan ada pembunuhan lain, lokasi pabrik kan dekat dengan kebun yang masih lebat).

"Iyo, cok bener. Soale pernah ono ceritane".
(Mungkin benar, pernah ada-
- yang menceritakan)

Aruf pun kembali menyampaikan sebuah cerita.

"Patang tahun iki, jarene ono karyawan pabrik sing ilang. Keluargane marani mrono, tapi jarene wong e wes suwi bali"
(Empat tahun yang lalu, kabarnya ada karyawan yang menghilang -
- keluarganya sempat mendatangi kesana, tapi katanya orang yang dicari sudah pulang)

Kabarnya, karyawan yang menghilang itu belum juga ditemukan keberadaannya hingga saat ini.

Ternyata, ada misteri yang belum terungkap dan itu terjadi disekitar kampung saya.
Kembali ke cerita utama, tentang misteri pembunuhan mbak Nia.

Kisahnya datang dari karyawan pabrik, yang setelah proses penyelidikan dari pihak kepolisian selesai, diajak oleh majikannya untuk membersihkan area garasi pabrik.
Ada beberapa orang yang memberikan keterangannya, tapi akan saya gabungkan dalam satu sudut pandang, dengan tokoh yang saya beri nama "Mas Adin"
Mas Adin, pagi itu baru saja berangkat ke pabrik, dia berjalan ke arah gudang yang berada di samping garasi.

Belum sampai di pintu gudang, bos perempuannya memanggil.
Pagi itu Mas Adin dimintai tolong untuk membantu si bos membersihkan Area Garasi Pabrik.
Mas Adin sempat merasa ngeri, pasalnya tempat tersebut adalah lokasi ditemukannya jasad mbak Nia.
Bu Bos, sedikit curhat katanya sering mencium bau anyir dari arah garasi yang posisinya berhadapan dengan pintu samping rumahnya.
Namun, berhubung yang menyuruh adalah bos perempuannya, istri dari H. Takur, maka ia tak kuasa menolak.
Ia ditugaskan mengambil air untuk menyiram dan mengepel lantai garasi.

Satu hal yang di ingat dengan jelas adalah saat ia melihat bercak darah yang tertinggal di sela keramik.
Bercak darah yang mengering itu, seolah kembali meleleh saat terguyur air.

Di lihatnya si Bos yang mengepel lantai itu sendiri dan tidak menyuruhnya. Mungkin karena si bos yakin, tidak ada yang berani membersihkan tempat itu selain dirinya sendiri.

Hampir ember terakhir dibawa-
- sampai di depan pintu, mas adin meletak kan ember penuh air yang dibawanya.
Anehnya, bau pengap serta anyir yang beberapa hari terakhir tercium dari sekitar garasi tiba-tiba berubah menjadi bau melati.
Dan bau itu semakin kuat tercium dari sudut ruangan.
Si bos tak mempedulikan mas Adin, karena masih sibuk menggosok lantai yang kelihatannya ada bercak yang susah dihilangkan.

Mas Adin sendiri tak tau, darimana asal bau melati itu, karena si bos tidak terlihat membawa pewangi.

Pun, tak ada bekas kembang melati di sekitarnya.
Keanehan lain saat itu, terdengar pula suara seseorang yang berbisik dengan orang lain di dalam gudang yang lokasinya bersebelahan dengan garasi.

"Nang ndi, kayu sing wingi ning garasi? Kok ilang?"
"Anu, wes tak pindah ning mburi pabrik"

Percakapan itu terdengar-
Namun mas Adin tak tau siapa dua orang yang sedang berbicara. Pun si bos juga sepertinya tidak mendengar percakapan itu.

Penasaran, mas adin mencoba keluar dari garasi dan memperhatikan ke arah pintu gudang.

Ditunggunya, siapa yang akan keluar dari dalam...
Karena tak kunjung ada yang keluar, dan tak terdengar lagi suara dari dalam gudang, mas adin coba mendekat dan masuk kedalam gudang.

Tak ada seorang pun yang berada disana saat itu.

Setelah selesai membantu bosnya, mas Adin melanjutkan pekerjaannya.
Tapi, rasa penasaran dan terbesit pertanyaan-pertanyaan tak masuk akal memenuhi pikirannya hingga saat waktunya pulang.

Sampai di rumah, ia ceritakan perihal yang terjadi di pabrik pada istrinya.
Dan istrinya, menanggapi cerita mas Adin dengan kisah lainnya.
Hampir selama satu tahun sejak kejadian penemuan jasad Mbak Nia, bermunculan beberapa kisah yang seakan berhubungan satu sama lain.

Salah satu cerita dari Istri mas Adin, adalah tentang mimpinya.

Dalam mimpinya, Fira, istri mas Adin, bertemu dengan mbak Nia.
Situasinya seolah mbak Nia belum meninggal.

Ia melintas di depan rumah mas Adin, saat Fira sedang menyuapi anaknya di depan rumah.
Fira berteriak menyapa Mbak Nia,
"Pak ring ngendi mbak?, sore-sore kok durung bali"
(Mau kemana mbak, sudah sore belum pulang?)
"Iyo iki, aku iseh dikongkon majikanku, ngater jajan lamaran"
(Iya, aku masih disuruh majikanku mengantar jajan).

Anehnya, mbak nia muncul dari arah jalan sempit setapak diantara rumah Mas adin dan sebuah kebon yang arahnya menuju rumah mantan majikan Mbak Nia.
Sebelum bekerja di rumah H. Takur, mbak nia memang sering ganti-ganti majikan, namun masih sekitar keluarga dari H. Takur.

Dan yang dimaksud oleh Fira adalah majikan mbak Nia sebelumnya.

Setelah berpamitan, Mbak Nia pun, langsung menghilang entah kemana.
Yang di ingat oleh Fira, hanya pakaian dan kerudung yang dipakai mbak Nia. Pakaiannya sama seperti pakaian saat jasad mbak Nia ditemukan.

Dan langsung ada kejanggalan yang tertangkap, saat mendengar kisah Fira.

Saat ditemukan, mbak Nia tidak memakai kerudung.
Dimana kah kerudung yang dimaksud?
Belum ada kesaksian tentang siapa yang menemukan kerudung mbak Nia.

Dan entah kenapa, cerita tersebut seakan berhubungan dengan kisah mimpi dari anak perempuan Mbak Nia.

Tentang "serbet diatas plapon"
Apakah yang dimaksud serbet diatas plapon adalah kerudung mbak Nia yang sengaja disembunyikan entah oleh pelaku diatas plapon?

Tapi plapon rumah siapa? Dan sebelah mana? Dan kenapa disembunyikan?

Misteri itu pun belum terungkap.
Cerita lain yang saya dapatkan adalah kisah tentang sumpah pocong yang diadakan oleh warga desa dan pihak kepolisian.

Masih terkait dengan misteri pembunuhan Mbak Nia yang belum juga terungkap.
Sekitar bulan maret 2017. Sekitar 3 bulan setelah kejadian penemuan jasad mbak Nia di garasi pabrik.

Banyak berita simpang siur yang terdengar dari hampir sebagian warga kampung. Keluarga majikan mbak Nia dicurigai sebagai pelaku pembunuhan.

Pasalnya, pihak keluarga majikan ...
- dianggap kurang peduli dengan proses penyelesaian kasus.
Justru, yang hampir sering dikatakan oleh salah satu keluarga majikan, adalah kematian mbak Nia disebabkan oleh kecelakaan kerja, yaitu tersetrum.

Dan ternyata, pihak keluarga majikan yang pernah mengatakan ...
- bahwa korban meninggal karena digigit binatang buas.

Keluarga mbak Nia yang tidak terima dengan berita yang disebar oleh keluarga majikan, pada akhirnya membicarakan dengan warga kampung untuk mengadakan sumpah pocong.
Lalu, disepakatilah rencana menggelar sumpah pocong, di sebuah desa keramat di suatu daerah di kabupaten Ba***g.

Di hari itu, banyak warga berduyun-duyun mengawal keberangkatan hingga ke lokasi sumpah pocong.
Ada 2 orang yang rencananya akan disumpah, pertama adalah H. Takur dan kedua adalah salah seorang yang dianggap sebagai saksi kunci.

Kedua orang tersebut diduga sebagai orang yang mengetahui peristiwa dibalik kematian Mbak Nia.
Warga sampai di lokasi sumpah pocong dengan pengawalan pihak kepolisian setempat.

Persiapan hampir selesai, dan juru kunci tempat keramat tersebut memberikan himbauan kepada pihak yang menuntut sumpah pocong dan yang akan disumpah.
Pihak penuntut diberi himbauan, bahwa setelah prosesi sumpah pocong, bisa jadi akan ada hal-hal diluar nalar yang akan terjadi di kampung apabila pihak tertuduh tidak terbukti melakukan pembunuhan.
Bahkan salah satu Konsekuensinya adalah kematian, bagi siapa pun yang menuduh.
Pun bagi tertuduh, seandainya benar melakukan hal yang dituduhkan akan mendapat konsekuensi yang sama hingga ia benar-benar mengaku dan bertanggung jawab.

Pihak tertuduh bersedia menerima konsekuensinya, dan mempersilakan prosesi dilanjutkan.

Tapi ...
Pihak keluarga mbak Nia agaknya mulai merasa ragu dan sangsi.

"Berarti menawi tuduhanipun mboten terbukti, masyarakat sekitar kampung bakal nampi akibate nopo mbah?"
Tanya pak H. Rusdi

"Nggih leres"

Pada intinya, dampak dari sumpah pocong itu akan dirasakan oleh warga kampung
Mendengar hal itu, banyak orang yang saling berbisik satu sama lain.

Konsekuensinya terlalu berat. Dan prosesi itu seharusnya akan lebih baik jika diurungkan.

Dari situ lah, pada akhirnya sumpah pocong itu dibatalkan. Diganti dengan dibuatkannya perjanjian tertulis.
Dalam perjanjian tersebut, pihak keluarga H. Takur memberikan pernyataan bahwa dirinya bukan pembunuh mbak Nia.
Keterangan yang saya dapat terkait kasus ini belum selesai sampai di kejadian sumpah pocong yang batal itu.

Masih ada kelanjutan dari kisah misteri pembunuhan Mbak Nia. Dan cerita masih akan saya lanjurkan.
Diawal cerita, saya sempat mengatakan bahwa keluarga mba Nia sudah beberapa kali berusaha mengungkap tabir misteri melalui sisi ghaib.

Hal itu dilakukan karena memang upaya pihak kepolisian untuk mengungkap kasus ini seakan telah menemui jalan buntu.
Namun, kemana pun bantuan itu dicari, hasilnya hampir selalu sama. Ada penjaga ghaib yang menghalau setiap yang berusaha menelusuri jejak pelaku.

Tidak hanya satu sosok, tidak hanya satu pihak. Namun, bisa dikatakan ada pasukan yang selalu membuat gentar dan memberi peringatan.
Bukan pasukan biasa, namun pasukan ghaib yang tidak segan mencelakai siapa pun.

Dan hal itu menimbulkan sebuah pertanyaan.
Apakah mbak Nia adalah korban yang ditumbalkan? Atau, pelaku pembunuhan itu adalah seseorang dengan ilmu kebatinan yang sangat tinggi.

...
Cerita ini akan saya tutup dengan sebuah kisah dari sisi paranormal yang pernah didatangi oleh pak H. Rusdi.
Sebenarnya, masih banyak hal-hal berbau mistis yang saya temukan kisahnya terkait kasus ini.

Tapi tread ini sudah cukup panjang.
Dan kisah terakhir ini, akan jadi penutup sesi pertama "Misteri Pembunuhan di Garasi Pabrik".
Pak H. Rusdi bersama dua orang saudaranya berkunjung ke salah seorang sesepuh. Direkomendasikan oleh salah satu kenalannya.

"Wes, aku ngerti maksudmu moro. Ora perlu mok ceritake, aku paham cerito sebenere."

Tanpa di duga, sesepuh yang didatangi telah memahami maksud kedatangan
Sekedar penjelasan sudutpandang. Kisah dari sisi paranormal ini saya ambil dari beberapa keterangan yang pernah diceritakan oleh pihak keluarga mbak Nia. Keterangannya berasal dari beberapa paranormal maupun sesepuh, juga kyai, yang kesemuanya saya jadikan satu sudut pandang.
Tujuannya, agar tidak menunjukkan terlalu detail cerita sebenarnya, yang bisa berakibat fatal bagi saya dikemudian hari.

Yuk, lanjut ...
Dan memang, sebagian besar keterangan yang disampaikan oleh orang pinter mana pun sama. Informasi yang berbeda pun saling melengkapi, seakan kejelasan misteri itu dipecah bak puzzle, dimana butuh kejelian untuk merangkai informasi demi informasi agar mengarah pada satu kesimpulan
Kembali pada situasi saat keluarga alm. Mbak Nia menemui sesepuh.
"Ponakanmu, wes ora ono, tapi arwah e ora tenang".
(Keponakanmu sudah meninggal, tapi arwahnya tidak tenang)

"Ora biso ngandani wong sing urip, mergo deweke terus dituti"
(Tidak bisa berinteraksi dengan yang -
Masih hidup, karena dia selalu di ikuti)

"Ora mung siji, sing ngetuti. deweke e dadi keweden".
(Tidak hanya satu, banyak yang mengancamnya)

Pihak keluarga mbak Nia yang berada disana masih terheran.
"Dudu wong sembarangan, sing mateni ponakanmu"
(Pembunuhnya bukan orang sembarangan)

"Alesan kenopo ponakan mu dipateni, mergo ono aib sing perlu ditutupi"
(Motifnya karena ada suatu hal yang tak boleh terbongkar)
"Lan alesan kenopo ora terungkap, mergo ne menyangkut nama baik wong sing mateni"
(Alasan tak juga terungkap, karena menyangkut nama baik pelaku)

"Susuk. Ono susuk ning batok e, lan ono liyane"
(Ada susuk di kening pelaku, dan ada benda lain)
"Cuman biso pasrah, ngenteni tibone"
(Hanya bisa pasrah menunggu jatuhnya kehidupan si pelaku).

"Sinten niku bah, sing mpun mateni ponakan kulo? Majikan e nopo?"
(Siapa pembunuhnya, abah? Majikannya kah?)

"Sanes"
(Bukan)
"Majikan e kadung kejebak"
(Majikannya terlanjur tertuduh)

"Sing mateni asli wong kampungmu, majikane dudu"
(Pelakunya berasal dari kampungmu, sedangkan majikannya bukan)
Sebelum berpamitan, keluarga alm. mbak Nia diajarkan sebuah amalan doa yang harus dibacakan oleh lima orang yang bukan anggota keluarga, dan bersih dari kepentingan.

Dan sesepuh mengatakan, setelah amalan tersebut dikerjakan selama 40 hari, perlu datang kembali.
Terakhir, pesan sesepuh kepada keluarga alm. mbak Nia.

"Yen moro meneh, ajak wong liyo, sing duwe pengaruh".

Himbauan itu di iyakan oleh keluarga.
Selama 40 hari itu, pihak keluarga rutin melakukan doa setelah waktu isya. Rohman, ikut mengawal di kegiatan itu, dan sering saya dan Aruf diberitahu perkembangan selama amalan itu dikerjakan.

Memang, awalnya sempat ada kendala yang hampir menggagalkan amalan itu.
Akhirnya 40 hari telah dilalui, dan tiba saatnya keluarga kembali sowan ke tempat sesepuh.
Sempat dirembug lah siapa yang akan diajak sowan, sesuai pesan sesepuh.
Namun, tak ada yang bersedia ikut sowan ke tempat sesepuh.
Jadi, sowan kali itu tidak di ikuti oleh pihak yang diminta oleh sesepuh.

Sesampainya di kediaman sesepuh, keluarga dikejutkan oleh hadirnya seseorang.
Seseorang yang berasal dari salah satu instansi resmi negara. Polisi? Bukan. Pihak lain.

"Amalanmu wes rampung?"
"Sampun, bah" (*Bukan mbah dukun ya~)

"Cuman, sayang e durung kelakon karepanmu"
(Sayangnya, harapanmu belum terwujud)

"Wes, orapopo" Hibur sesepuh. "Tak kiro njenengan wis reti, tiang niki sopo".
(Saya kira kamu sudah mengenal siapa orang ini)

Ya, memang, seseorang yang tengah berada di kediaman sesepuh itu bukan orang asing.
"Kabeh wis diceritake, amalan wes mok lakoni, aku cuman biso nitip karo wong iki, opo sing wis tak usahake nggo keluargamu".

(Semua sudah diceritakan, amalan dariku sudah kalian kerjakan. Aku hanya bisa menitipkan sesuatu, hasil dari usahaku, pada orang ini.)
"Ora biso tak titipke karo awakmu. Nggo njagani fitnah".
(Tidak bisa saya titipkan padamu. Untuk menjaga perasangka)

"Sabar, lan teruske dungo ne. Ojo mandeg, kapan wayahe mesti padang kabeh".
(Sabar dan terus berdoa. Suatu saat pasti akan terungkap)
Salah seorang yang sudah diberitahu oleh sesepuh, perihal pelaku pembunuhan itu adalah seseorang yang berada di kediaman sesepuh saat itu.

Keluarga almarhumah cukup mengenal siapa beliau. Karena beliau pernah ikut mengusahakan kasus ini sampai ke ranah komnasham.
Misteri siapa pelaku pembunuhan itu, hanya beliau yang mungkin saja sudah tau fakta yang sebenarnya.
---

Hingga saat ini, kasus tersebut belum juga terungkap. Dan misteri, masih tetap menjadi misteri.
Apa yang saya ceritakan, hanya bersumber dari beberapa orang yang secara langsung berkomunikasi dengan saya.

Untuk penyampaian, dan percakapan yang ada dalam cerita, adalah suntingan dari saya.
Tujuan dari tread ini, adalah harapan dari pihak keluarga korban. Khususnya teman saya yang saya sebut sebagai rohman dalam cerita ini.

Yaitu agar siapa pun yang membaca tread ini tau, ada kasus pembunuhan yang belum terungkap, dan hampir terabaikan.

Kejadian tahun 2016.
Kurang lebihnya saya mohon maaf apabila ada salah kata atau narasi yang kurang jelas.

Tread ini saya akhiri.

Apabila kondusif, akan saya ceritakan beberapa misteri lain yang terkait dengan kasus ini, di sesi berikutnya.
Full Story Misteri Pembunuhan di Garasi Pabrik. Bisa disimak di :
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Enjoying this thread?

Keep Current with No Name

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just three indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!