Kisah yang akan saya ceritakan berdasarkan pengalaman saya dan beberapa kawan yang pernah berusaha ikut mengungkap siapa pembunuhnya.
#bacahorror @bacahorror
Sosok yang dikenal sebagai salah satu warga kampung yang kesehariannya bekerja sebagai asisten rumah tangga.
#bacahorror @bacahorror
Salah satu pabrik, berada di samping rumah milik si majikan, sebut saja namanya H. Takur.
Pagi itu, jasad mbak Nia ditemukan terkapar bersimpah darah di dalam Garasi Pabrik oleh H. Takur dan salah satu karyawan pabrik bernama Ira.
Sontak, kejadian yang dianggap tidak wajar itu seketika menjadi ramai.
Namun, yang pasti, berdasarkan cerita-cerita warga sekitar, diperkuat dengan penanganan pihak kepolisian dalam peristiwa itu, fakta yang ditemukan penyebab kematian Mbak Nia ...
Pasalnya Hampir satu tahun sejak peristiwa penemuan jasad Mbak Nia, pihak kepolisian belum bisa mengungkap.
Dari fakta sosial, fakta hukum, bahkan fakta dari segi Mistis.
#bacahorror @bacahorror
Saat ditemukan, jasad mbak Nia bersimpah darah disekitar bagian lehernya. Diduga, darah tersebut keluar dari daerah sekitar telinganya yang berlubang.
Desas desus yang beredar di masyarakat pun beragam.
Entah siapa yang tega berbuat demikian, yang pasti hal itu cukup sadis dilakukan oleh siapa pun.
Disinilah awal mula cerita mistis yang terkait pembunuhan itu.
Sang paranormal menggunakan metode pemanggilan Arwah yang dimediumisasi kedalam tubuh seorang relawan.
Cerita akan saya lanjutkan nanti setelah ada respon dari pembaca tread ini.
#bacahorror @bacahorror @SimpleM81378523
#bacahorror @bacahorror @SimpleM81378523
"Iki seng moro nang gon awak e mba fira niku sinten?" Sang paranormal mulai memberikan pertanyaan.
(Ini siapa yang datang merasuk dalam tubuh mbak fira?)
Hening sejenak..
Dan dengan agak lirih mulai mengeluarkan suara.
"Kulo yo ora reti jenengku kui sopo"
(Aku juga tidak tau siapa namaku)
(Lah kok tidak tau namamu? Ini mbak Nia keluarganya pak H. Rusdi atau bukan?)
Pak H. Rusdi adalah paman korban yang belum bisa merelakan kematian ponakannya yang belum jelas.
" Yo, pancen iki dudu awakmu, iki awak e anakku, mung tak silihke nggo nemoni sampean" Jelas si paranormal, saat saya dengarkan rekaman itu dengan seksama.
"Saiki aku pak takon, sampean iku sopo? Mbak Nia opo dudu?"
(Sekarang jelaskan, kamu siapa? Mbak Nia, bukan?)
Suara mediator terdengar seperti suara lembut yang lemah gemulai.
"Ora jelas priye? Iki Nia dudu?"
(Tak jelas bagaimana? Ini Nia bukan?)
Dan kemudian, terdengar cerita dari mediator.
"Aku dipateni" (Aku dibunuh).
"Wayah kui mending gerimis, aku bar ngentasi kumbahan. Lha tumon-tumon, nang mburi koyo ono suara kemrusuk, terus tak parani"
(Saat itu agak gerimis, aku baru angkat jemuran. Tiba-tiba ada suara berisik dari dapur)
"Terus ono sing mentung aku, aku semaput, pas semaput, awaku dibopong terus dibanting." Suara itu terdengar dengan nada yang lemas, meratap, dan agak bernada ngeri.
Dari situ, sepertinya bisa disimpulkan kalau yang berada di tubuh mediator adalah arwah Mbak Nia.
"Sing paling loro, nganti aku meh jerit kui pas guluku disogok kawat"
(Lalu, kawat yang dipakai menusuk lehermu itu sekarang dimana?)
"Lha sampean wes tak uduhi si wingi kae!" Tiba-tiba suara mediator berubah melengking, namun dengan irama yang masih lemah. Ngeri
"Iyo tah, tapi aku ora nggalbo, nek wayah iku sampean nuduhi".
(Iya, tapi aku tak menyadari) lanjut suara
"Sakwise ngertine aku wes mati, awakku arep dibuak ning kali opo ning kebon".
(Setelah tau aku meninggal, tubuhku direncana akan dibuang di sungai atau kebon)
"Tapi kadong ono sing weruh"
(Tapi terlanjur ada yang lihat)
"Bocah", jawab mediator.
Sampai di rekaman itu, sepertinya hampir terkuak misteri pembunuhan itu. Tapi penuturan mediator dan cerita dibalik pembunuhan itu ternyata belum selesai dan masih meninggalkan misteri
Ada dugaan yang melihat tubuh Mbak Nia adalah anaknya yang malam sebelum jasad ditemukan sempat mencari mbak Nia di sekitar rumah H. Takur.
Dugaan lainnya, kemungkinan sukma dari anak perempuan Mbak Nia yang terbawa ke kejadian itu secara ghaib.
Dan lanjutan cerita ini, akan diteruskan dengan kesaksian anak perempuan mbak Nia.
Siang itu, setelah menjemput anak perempuannya dari sekolah, mbak Nia kembali ke rumah majikan.
"Nduk, mengko susuk ibuk yo, ngomong karo mas Man, kon gowo ondo".
"Ondo, nggo opo buk?"
(Tangga buat apa bu?)
"Ngomong bae karo Mas Man, nduwur plapon ono serbet, kon jupuk"
(Bilang saja pada Mas Man, ambilkan serbet yang ada di atas plapon rumah).
Tapi, tidak juga bertemu Mas Man, Tuti justru melihat sesuatu yang mencurigakan di area pabrik.
Tuti memberanikan diri untuk masuk ke dalam, dan melihat kejadian yang tak terlupakan.
Tuti berusaha berteriak sekencang suaranya, namun aneh suaranya tak terdengar sedikitpun.
Orang berjubah itu seakan menatap pada sosok Tuti, namun wajahnya masih tak terlihat.
Tuti menyaksikan orang itu menggorok leher ibunya dengan kawat tajam.
Tuti yang ketakutan, berlari sekuat tenaga, hingga keluar dari area pabrik.
Dan di luar pabrik, Tuti melihat majikan ibunya yang sedang menelpon.
Lalu Tuti teringat dengan Mas Man, dan kembali mencarinya.
Tidak juga bertemu Mas Man, Tuti memberanikan diri kembali masuk kedalam pabrik.
Tapi, yang dilihat olehnya adalah jasad ibunya yang sedang -
Ibunya seakan berusaha berteriak, menyuruh Tuti untuk lari.
Dan saat itulah Tuti terbangun, dan kembali menangis. Masih bersedih meratapi teringat ibunya sudah tak ada.
Terlebih pada sosok orang berjubah dalam mimpi Tuti itu.
Bersama saya dan Aruf, merasa terpanggil untuk berpartisipasi dalam pengungkapan kasus ini.
Saat itu bertepatan dengan acara pernikahan adik saya. Jadi saya tidak bisa ikut.
Namun, ada kejadian ...
Beralaskan tikar yang sudah digelar untuk acara walimatul pagi harinya.
Tak terasa, mata mulai terpejam, dan saya terbawa dalam mimpi.
Saya seakan tersadar dari tidur dan bertemu dengan pak Kaji Rusdi.
Pak kaji mengajak saya menusul Aruf dan Rahman ke daerah Bla*o, desa kediaman gurunya rohman.
Sampai di suatu tempat yang luas, kami diterjang angin yang begitu keras menghempas dan menghalau perjalanan kami.
Pak kaji mengantarkan saya kembali ke rumah. Sebelum berpamitan, pak kaji berkata sesuatu.
"Priye iki, biso terungkap opo ora?"
(Bagaimana ini, bisakah terungkap?)
Namun saya tidak tau -
Pak kaji pun pergi tanpa saya sadari.
Saya pun termenung, dan merebahkan diri ditempat sebelumnya.
Seketika itu pula saya terbangun dari tidur, memperhatikan sekitar ruangan rumah yang ternyata sudah sepi, tapi cahaya lampu masih menyala.
Ternyata, beberapa hari setelah mimpi saya itu, Aruf dan Rohman membeberkan cerita saat di kediaman gurunya.
Karena adanya pengawalan dari sisi ghaib, yang akan selalu berusaha menghambat siapa pun yang berusaha mengungkap.
#bacahoror @bacahorror
Aruf menggambarkan situasi saat itu dengan suara lirih.
(Kejadiannya seperti hal yang tidak wajar).
"Gurune rohman, kui ternyata cedak karo penguasa laut"
(Gurunya rohman, dekat dengan sosok penguasa laut)
(Malam itu dibacakan amalan di dalam rumah).
"Hawane adem, sepi, ora koyo biasane"
(Suasana dingin dan sepinya tak seperti biasanya".
Kisah yang akan saya ceritakan, berdasarkan penuturan Aruf yang saat malam itu berada di kediaman gurunya Rohman.
Semua yang hadir saat itu berkonsentrasi membaca amalan di dalam rumah, dengan khusyuk.
Sampai tiba-tiba ...
Gurunya Rohman berdiri dan menyuruh kedua orang yang berada dalam rumahnya melanjutkan amalan yang sudah dijelaskan.
"Aku ono perlu sedilut, terusno dongone, aku arep metu".
(Aku ada keperluan, teruskan doanya).
Aruf yang merasa penasaran, sesekali memperhatikan ke arah jendela yang langsung terhubung keluar rumah
Disitulah keanehan mulai terlihat.
Tapi, angin kencang yang menerpa pepohonan itu seakan tidak berpengaruh terhadap sekitarnya.
Hanya pada pepohonan.
Seolah bencana yang mungkin sedang terjadi di luar rumah tidak berpengaruh terhadap siapa pun yang berada di dalam ruangan.
Aruf hanya terperangah, antara sadar dan tidak sadar.
Hal terakhir yang dilihatnya adalah salah satu sosok yang menatapnya dari kejauhan, menembus melalui jendela yang tirainya sedikit terbuka.
Dan Aruf pun tersungkur.
"Wes, ora opo-opo" (Sudah tak apa-apa).
Tenang sang Guru pada Rohman.
"Ono opo le?" Tanya Aruf pada Rohman, seakan penasaran dengan kejadian yang terlewatkan olehnya.
Diceritakan oleh gurunya Rohman, bahwa saat itu diluar rumah, hampir satu pleton pasukan tak terlihat mendatangi rumahnya dan berusaha menyerang.
Beruntung, ada pagar ghaib -
Dan saat itu pun dibantu oleh "utusan" yang ditugaskan untuk menjaga rumah itu dari gangguan ghaib.
Dan berdasarkan penerawangan sang guru -
Mungkin kah, ada kejadian pembunuhan lain? Atau mungkin, sosok yang meminta pertolongan itu adalah seseorang yang sedang berusaha mengungkap -
Siapa kah dia?
Pertanyaan itu mulai terlintas di benak saya. Dan kecurigaan terungkap dari perkataan Aruf yang penuh pertanyaan.
(Jangan-jangan ada pembunuhan lain, lokasi pabrik kan dekat dengan kebun yang masih lebat).
"Iyo, cok bener. Soale pernah ono ceritane".
(Mungkin benar, pernah ada-
Aruf pun kembali menyampaikan sebuah cerita.
"Patang tahun iki, jarene ono karyawan pabrik sing ilang. Keluargane marani mrono, tapi jarene wong e wes suwi bali"
(Empat tahun yang lalu, kabarnya ada karyawan yang menghilang -
Kabarnya, karyawan yang menghilang itu belum juga ditemukan keberadaannya hingga saat ini.
Ternyata, ada misteri yang belum terungkap dan itu terjadi disekitar kampung saya.
Kisahnya datang dari karyawan pabrik, yang setelah proses penyelidikan dari pihak kepolisian selesai, diajak oleh majikannya untuk membersihkan area garasi pabrik.
Belum sampai di pintu gudang, bos perempuannya memanggil.
Pagi itu Mas Adin dimintai tolong untuk membantu si bos membersihkan Area Garasi Pabrik.
Bu Bos, sedikit curhat katanya sering mencium bau anyir dari arah garasi yang posisinya berhadapan dengan pintu samping rumahnya.
Ia ditugaskan mengambil air untuk menyiram dan mengepel lantai garasi.
Satu hal yang di ingat dengan jelas adalah saat ia melihat bercak darah yang tertinggal di sela keramik.
Di lihatnya si Bos yang mengepel lantai itu sendiri dan tidak menyuruhnya. Mungkin karena si bos yakin, tidak ada yang berani membersihkan tempat itu selain dirinya sendiri.
Hampir ember terakhir dibawa-
Anehnya, bau pengap serta anyir yang beberapa hari terakhir tercium dari sekitar garasi tiba-tiba berubah menjadi bau melati.
Dan bau itu semakin kuat tercium dari sudut ruangan.
Mas Adin sendiri tak tau, darimana asal bau melati itu, karena si bos tidak terlihat membawa pewangi.
Pun, tak ada bekas kembang melati di sekitarnya.
"Nang ndi, kayu sing wingi ning garasi? Kok ilang?"
"Anu, wes tak pindah ning mburi pabrik"
Percakapan itu terdengar-
Penasaran, mas adin mencoba keluar dari garasi dan memperhatikan ke arah pintu gudang.
Ditunggunya, siapa yang akan keluar dari dalam...
Tak ada seorang pun yang berada disana saat itu.
Setelah selesai membantu bosnya, mas Adin melanjutkan pekerjaannya.
Sampai di rumah, ia ceritakan perihal yang terjadi di pabrik pada istrinya.
Dan istrinya, menanggapi cerita mas Adin dengan kisah lainnya.
Salah satu cerita dari Istri mas Adin, adalah tentang mimpinya.
Dalam mimpinya, Fira, istri mas Adin, bertemu dengan mbak Nia.
Ia melintas di depan rumah mas Adin, saat Fira sedang menyuapi anaknya di depan rumah.
Fira berteriak menyapa Mbak Nia,
"Pak ring ngendi mbak?, sore-sore kok durung bali"
(Mau kemana mbak, sudah sore belum pulang?)
(Iya, aku masih disuruh majikanku mengantar jajan).
Anehnya, mbak nia muncul dari arah jalan sempit setapak diantara rumah Mas adin dan sebuah kebon yang arahnya menuju rumah mantan majikan Mbak Nia.
Dan yang dimaksud oleh Fira adalah majikan mbak Nia sebelumnya.
Setelah berpamitan, Mbak Nia pun, langsung menghilang entah kemana.
Dan langsung ada kejanggalan yang tertangkap, saat mendengar kisah Fira.
Saat ditemukan, mbak Nia tidak memakai kerudung.
Belum ada kesaksian tentang siapa yang menemukan kerudung mbak Nia.
Dan entah kenapa, cerita tersebut seakan berhubungan dengan kisah mimpi dari anak perempuan Mbak Nia.
Tentang "serbet diatas plapon"
Tapi plapon rumah siapa? Dan sebelah mana? Dan kenapa disembunyikan?
Misteri itu pun belum terungkap.
Masih terkait dengan misteri pembunuhan Mbak Nia yang belum juga terungkap.
Banyak berita simpang siur yang terdengar dari hampir sebagian warga kampung. Keluarga majikan mbak Nia dicurigai sebagai pelaku pembunuhan.
Pasalnya, pihak keluarga majikan ...
Justru, yang hampir sering dikatakan oleh salah satu keluarga majikan, adalah kematian mbak Nia disebabkan oleh kecelakaan kerja, yaitu tersetrum.
Dan ternyata, pihak keluarga majikan yang pernah mengatakan ...
Keluarga mbak Nia yang tidak terima dengan berita yang disebar oleh keluarga majikan, pada akhirnya membicarakan dengan warga kampung untuk mengadakan sumpah pocong.
Di hari itu, banyak warga berduyun-duyun mengawal keberangkatan hingga ke lokasi sumpah pocong.
Kedua orang tersebut diduga sebagai orang yang mengetahui peristiwa dibalik kematian Mbak Nia.
Persiapan hampir selesai, dan juru kunci tempat keramat tersebut memberikan himbauan kepada pihak yang menuntut sumpah pocong dan yang akan disumpah.
Bahkan salah satu Konsekuensinya adalah kematian, bagi siapa pun yang menuduh.
Pihak tertuduh bersedia menerima konsekuensinya, dan mempersilakan prosesi dilanjutkan.
Tapi ...
"Berarti menawi tuduhanipun mboten terbukti, masyarakat sekitar kampung bakal nampi akibate nopo mbah?"
Tanya pak H. Rusdi
"Nggih leres"
Pada intinya, dampak dari sumpah pocong itu akan dirasakan oleh warga kampung
Konsekuensinya terlalu berat. Dan prosesi itu seharusnya akan lebih baik jika diurungkan.
Dari situ lah, pada akhirnya sumpah pocong itu dibatalkan. Diganti dengan dibuatkannya perjanjian tertulis.
Masih ada kelanjutan dari kisah misteri pembunuhan Mbak Nia. Dan cerita masih akan saya lanjurkan.
Hal itu dilakukan karena memang upaya pihak kepolisian untuk mengungkap kasus ini seakan telah menemui jalan buntu.
Tidak hanya satu sosok, tidak hanya satu pihak. Namun, bisa dikatakan ada pasukan yang selalu membuat gentar dan memberi peringatan.
Dan hal itu menimbulkan sebuah pertanyaan.
Apakah mbak Nia adalah korban yang ditumbalkan? Atau, pelaku pembunuhan itu adalah seseorang dengan ilmu kebatinan yang sangat tinggi.
...
Tapi tread ini sudah cukup panjang.
Dan kisah terakhir ini, akan jadi penutup sesi pertama "Misteri Pembunuhan di Garasi Pabrik".
"Wes, aku ngerti maksudmu moro. Ora perlu mok ceritake, aku paham cerito sebenere."
Tanpa di duga, sesepuh yang didatangi telah memahami maksud kedatangan
Yuk, lanjut ...
"Ponakanmu, wes ora ono, tapi arwah e ora tenang".
(Keponakanmu sudah meninggal, tapi arwahnya tidak tenang)
"Ora biso ngandani wong sing urip, mergo deweke terus dituti"
(Tidak bisa berinteraksi dengan yang -
"Ora mung siji, sing ngetuti. deweke e dadi keweden".
(Tidak hanya satu, banyak yang mengancamnya)
Pihak keluarga mbak Nia yang berada disana masih terheran.
(Pembunuhnya bukan orang sembarangan)
"Alesan kenopo ponakan mu dipateni, mergo ono aib sing perlu ditutupi"
(Motifnya karena ada suatu hal yang tak boleh terbongkar)
(Alasan tak juga terungkap, karena menyangkut nama baik pelaku)
"Susuk. Ono susuk ning batok e, lan ono liyane"
(Ada susuk di kening pelaku, dan ada benda lain)
(Hanya bisa pasrah menunggu jatuhnya kehidupan si pelaku).
"Sinten niku bah, sing mpun mateni ponakan kulo? Majikan e nopo?"
(Siapa pembunuhnya, abah? Majikannya kah?)
"Sanes"
"Majikan e kadung kejebak"
(Majikannya terlanjur tertuduh)
"Sing mateni asli wong kampungmu, majikane dudu"
(Pelakunya berasal dari kampungmu, sedangkan majikannya bukan)
Dan sesepuh mengatakan, setelah amalan tersebut dikerjakan selama 40 hari, perlu datang kembali.
"Yen moro meneh, ajak wong liyo, sing duwe pengaruh".
Himbauan itu di iyakan oleh keluarga.
Memang, awalnya sempat ada kendala yang hampir menggagalkan amalan itu.
Sempat dirembug lah siapa yang akan diajak sowan, sesuai pesan sesepuh.
Jadi, sowan kali itu tidak di ikuti oleh pihak yang diminta oleh sesepuh.
Sesampainya di kediaman sesepuh, keluarga dikejutkan oleh hadirnya seseorang.
"Amalanmu wes rampung?"
"Sampun, bah" (*Bukan mbah dukun ya~)
"Cuman, sayang e durung kelakon karepanmu"
"Wes, orapopo" Hibur sesepuh. "Tak kiro njenengan wis reti, tiang niki sopo".
(Saya kira kamu sudah mengenal siapa orang ini)
Ya, memang, seseorang yang tengah berada di kediaman sesepuh itu bukan orang asing.
(Semua sudah diceritakan, amalan dariku sudah kalian kerjakan. Aku hanya bisa menitipkan sesuatu, hasil dari usahaku, pada orang ini.)
(Tidak bisa saya titipkan padamu. Untuk menjaga perasangka)
"Sabar, lan teruske dungo ne. Ojo mandeg, kapan wayahe mesti padang kabeh".
(Sabar dan terus berdoa. Suatu saat pasti akan terungkap)
Keluarga almarhumah cukup mengenal siapa beliau. Karena beliau pernah ikut mengusahakan kasus ini sampai ke ranah komnasham.
---
Hingga saat ini, kasus tersebut belum juga terungkap. Dan misteri, masih tetap menjadi misteri.
Untuk penyampaian, dan percakapan yang ada dalam cerita, adalah suntingan dari saya.
Yaitu agar siapa pun yang membaca tread ini tau, ada kasus pembunuhan yang belum terungkap, dan hampir terabaikan.
Kejadian tahun 2016.
Tread ini saya akhiri.
Apabila kondusif, akan saya ceritakan beberapa misteri lain yang terkait dengan kasus ini, di sesi berikutnya.