, 22 tweets, 3 min read Read on Twitter
Selamat pagi, dari usulan-usulan utas kemarin untuk saat ini saya akan membahas tentang doa makan buddhis. Meski sebenarnya tidak begitu tepat jika dikatakan doa, tapi mari coba kita telisik lebih jauh.

Namo tassa bhagavato arahato sammāsambuddhassa.

=======SEBUAH UTAS=======
Pada dasarnya, Sang Buddha tidak mengajarkan/mengkhotbahkan secara khusus doa makan (dalam konteks seperti agama-agama samawi). Tetapi, ada beberapa sutta dan mantra yang mungkin mendekati.
Sepertinya dihampir semua tradisi besar Buddhis (MTV; Mahayana, Theravada, Vajrayana), makan adalah salah satu kebutuhan pokok semua makhluk, termasuk bhikkhu. Dalam tradisi Theravada, makanan masuk ke dalam catupaccaya, dan tiap catupaccaya memiliki perenungannya masing-masing.
Naah, jadi kata yang tepat untuk "doa" makan buddhis adalah "perenungan makan" buddhis. Apa maksudnya? Kita merenungkan fungsi dari makanan tersebut, mengapa kita makan, bagaimana atau faktor-faktor apa saja yang menyebabkan makanan itu bisa sampai di depan kita.
Dalam Majjhima Nikāya, Mūlapariyāyavagga, Sabbāsava Sutta (MN. 2) dan Majjhima Nikāya, Mahāyamakavagga, Mahā-Assaputa Sutta (MN. 39) Sang Buddha mengajarkan pada para Bhikkhu tentang latihan perenungan makan. Di MN. 2 juga diajarkan perenungan catupaccaya lain.
Perenungan itu pula yang sering digunakan Bhante dan Samanera saat ini, dan juga upasaka-upasika terutama saat retret. Kalo hari-hari biasa, saya kurang tahu ya. hashtagehem~
Oh iya, upasaka-upasika itu istilah untuk mengatakan umat Buddha secara umum. Upasaka untuk umat laki-laki, Upasika untuk umat perempuan.
Bagaimana isi perenungannya? Dalam Paritta Suci terbitan Yayasan Sangha Theravada Indonesia dituliskan begini...
Paṭisaṅkhā yoniso bhojanaṁ paṭisevāmi, 'Neva davāya na madāya na maṇḍanāya na vibhūsanāya, Yāvadeva imassa kāyassa ṭhitiyā yāpanāya, Vihiṁsuparatiyā brahmacariyānuggahāya, Iti purāṇañca vedanaṁ paṭihaṅkhāmi, Navañca vedanaṁ na uppādessāmi, Yātrā ca me bhavissati...
... anavajjatā ca phāsuvihāro cāti.
Artinya: Saya, setelah merenungkan dengan seksama, menyantap makanan bahwasanya, "Bersantap bukan untuk bermain, bukan untuk bermabukan, bukan untuk berdandan, bukan untuk berhias.
Sekadar untuk ketegaran dan kelangsungan tubuh ini; untuk menghindari kepayahan; demi menunjang pelaksanaan hidup luhur; dengan berpikiran, 'Aku akan menghilangkan perasaan (sakit) yang lampau dan akan tidak menyebabkan timbulnya perasaan (sakit) yang baru.'
Dengan demikian, kelangsungan (hidup), ketak-tercelaan dan kenyamanan akan dapat kuperoleh."
Perasaan sakit yang lampau adalah rasa lapar, dan perasaan sakit yang baru adalah kekenyangan.
Bagaimana cara melakukan perenungan makan itu? Beberapa umat Buddha salah kaprah dengan beranjali saat melakukan perenungan makan. Seharusnya tangan memegang makanan yang tersedia, dan pandangan terarahkan pada makanan tersebut.
Pikiran difokuskan pada kata tiap kata perenungan makan. Apabila tidak hafal betul, boleh mengganti dengan kalimat perenungan sendiri.
Boleh juga melakukan perenungan sambil melakukan metta bhavana. Memancarkan cinta kasih ke semua makhluk yang terkait dengan makanan tersebut. Bapak/ibu petani, tukang masak, pengantar, penyedia bumbu, binatang-binatang yang mungkin terbunuh selama proses, dsb.
Baru kemudian makan dengan penuh kesadaran, menyadari tiap suapan yang masuk, tiap kunyahan yang dilakukan, tiap telanan. Menyadari rasa dari makanan tersebut tanpa memberikan perasaan/opini seperti "makanan ini enak, saya suka" atau "makanan ini tidak enak, saya tidak suka."
Itu idealnya, ya. Saya pun juga sulit melakukan itu setiap hari. Seperti di awal utas, paling-paling dilakukan kalau pas retret 😅. Tapi, bukan berarti tidak bisa dilakukan sehari-hari looh.
Kalau dalam tradisi Vajrayana ada yang dikenal sebagai Mantra Penyeberangan Manjusri. Mantra ini biasanya digunakan untuk membantu penyeberangan arwah hewan yang terbunuh untuk kita makan. Mantra ini digunakan oleh tantrik yang tidak bervegetarian.
Mantranya adalah OM. A BEI LA HUM. KAN CHA LA. SUO HE.
Namun, selain pembacaan mantra ada mudra dan beberapa visualisasi yang harus dilakukan. Untuk hal tersebut, saya tidak berani membabarkan di sini, karena itu milik teman-teman yang sudah bersadhana tantra.
Demikan utas kali ini. Kalau ada pertanyaan, silakan taruh di bawah ya!

Sabbe sattā bhavantu sukhitattā
Semoga semua makhluk hidup berbahagia
=========UTAS SELESAI=========
Missing some Tweet in this thread?
You can try to force a refresh.

Like this thread? Get email updates or save it to PDF!

Subscribe to Buddhis Garis Lucu
Profile picture

Get real-time email alerts when new unrolls are available from this author!

This content may be removed anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just three indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!