, 134 tweets, 22 min read Read on Twitter
Kejadian Tak Diinginkan Itu Terjadi Juga Saat Makrab!

Sebuah cerita dari teman saat makrab yg nyawanya hampir bablas.

@bacahorror #bacahorror
Siang itu, oktober 2015 seorang anak baru masuk kuliah mau mendaftarkan diri untuk mengikuti makrab fakultasnya.

Anak baru masuk kuliah itu merupakan temen aku sendiri, dan kita mau mendaftar bersama. Namanya aku sensor dikarenakan rasa trauma yg dia miliki, jadi panggil sj Gun
Aku terlebih dulu menjemput Gun agar berangkat bersama ke kampus. Sebelumnya, gun sama seperti kita, org biasa, yg suka bergurau, konyol dan ngeselin, dan aku tidak melihat adanya keanehan pada diri Gun.
Gun: “Awak dewe meh makrab nok ndi to? Kok aku ra dong, opo lali aku ya?” (Kita tu mau makrab dmn sih? Kok aku gak mudeng, apa aku lupa ya?)

Aku: “Woo munyok, meh makrab tp ra roh panggonane, awak dewe meh makrab nok lawu” (monyet, mau makrab malah ga nngerti, kita mau ke lawu)
Sejenak si Gun terdiam, dan memutar matanya, “lawu ya...? Lawu? Ooo”
Aku gak tau maksud dia ini apa, tp ku taksir hanya sekedar ia mencerna informasi itu.

Lalu mendaftarlah kita seperti biasa, mengisi form ini itu
Selang beberapa hari, ada technical meeting untuk membasa persiapan makrab. Pada satu sesi diputarlah video trailer profil ttg tempat makrab. Semua tampak antusias ku lihat, kecuali 1 orang yg duduk di belakang. Iya, Gun, Gun tampak diam saja dan sangat mengerutkan dahinya.
Setelah acara selesai, aku pun menghampiri Gun.

“Ngopo kowe kok sepaneng tenan tak delok mau? Sing liyane podo seneng ngono kok!” (Kenapa kok km sepaneng bener aku liat td? Padal yg lain seneng2 gt!) Kataku

“Heheheh, gak popo..” kata Gun.

“Heh! Kenapa?!” Bentakku ke Gun
Diem aja si Gun, tanpa menghiraukan aku dan berlalu begitu sajA. Aku ditinggalkannya penuh dengan tanda tanya, apa yg salah dengan expresi dan sifat Gun?
Hari yg ditunggu pun tiba, hari pengumuman kelompok makrab dan kudapati aku sekelompok dengan Gun.
Tapi...
Hari itu aku gak melihat Gun sama sekali, apa dia tidak ada kelas atau membolos lg? Ah biarlah, memang Gun org yg tidak pasti.
Malam esoknya, perwakilan kating yg jadi pembimbing kita selama makrab mengajak untuk mengadakan pertemuan. Kating ini mengajak lewat grup line yg terdiri dari aku, Gun, Nia dan Fuzzy seingatku.
Kita berkumpul di suatu cafe di daerah seturan, tak jauh dari Terrace. Tempat itu merupakan saksi bisu saat Gun membuka mulutnya dan membuat kita semua terdiam.
Tinggal makan dulu sampe rame..
@bacahorror #bacahorror
Well, mari nyimak.
Waktu kumpul sm anak2, kita asik2 aja sama obrolan, cerita dulu gmn aja makrabnya, cerita2 ttg tempat yg bakal kita pakai. Sampai pada penghujung cerita, dan semua diam kehabisan bahan obrolan. Gun membuka obrolan lg.
Gun: “Eh, gan, kok aku merinding gak enak gt ya? Ga enak aja gt rasanya”

Nia: “paan sih, gajelas lu jd org!”

Aku? Aku diam menyimak omongan Gun
Gun menyambung obrolannya, “aku kok ngerasa besok pas makrab kita ini, ada kejadian gak beres ya.. aku ngerasa ada 2 sampai 3 kejadian yg heboh”

Sunyi..

Si kating lalu menanggapinya dengan santai, “tau drmn km soal gt?”
Fuzzy: “ah km mah buat2 kan, biar serem aja hahaha”

Aku melihat Gun, tak ada raut di wajahnya untuk mengajak bercanda. tak ada sama sekali. Lalu kami bersepakat untuk mendengarkan penjelesan dari Gun.
Mau minta foto si Gun dl, siapa tau boleh, biar gambarinnya enak gt kan ya.
Blm dibales jg sm Gun.

Jd ya, bersambung dl aja.
Lanjut lg ya.
Berhubung Gun gak mau disertakan mukanya, gantinya foto ini aja ya.
Kenapa di kasih nomer? Lanjut di twit selanjutnya.
Tp sebelumnya, ngelanjutin obrolan yg di cafe itu dulu. Nanti penjelasan di foto ngikut alur.

Ni mau ngelanjutin obrolan ini
Gun membuka obrolan dengan tatapan langsung ke arahku.

Gun: “Sampeyan masih inget yg waktu itu aku diem di kelas waktu liat video profil?”
Aku: “iyo inget aku, kan kowe langsung minggat ninggalin aku pas aku tanya”
Gun: “sebetulnya ada takut berangkat kesana, takut aja”
Nia: “udah, tenang aja gausah takut, kan kita mau have fun disana!”

Ada yg berubah dari sikap Gun, kini dia terlihat gelisah, garuk kepala, gerak sana-sini, lalu kalimat lain keluar dari mulut Gun.
Gun: “aku khawatir, ada 2 atau 3 kejadian yg bakal nimpa kita, hal buruk!!!”
Kating: “eh tenang2, yg tenang, duduk coba, duduk dulu”

Aku dan Fuzzy ikut menenangkan dan menuntunnya untuk duduk, di saat Gun mau duduk, tiba2 saja Gun bangun lg dan membanting asbak!
Kita semua diem dong, bengong, sambil melihat Gun yg masih berdiri menunduk
Sesaat kemudian, Gun menaikan kepalanya dan terlihat air mata yg keluar dan sepatah kata yg di ucapkan lalu Gun pergi meninggalkan kita.

Gun: “jangan...”
Sebelum kita bisa menjangkau Gun, dia terlebih dahulu pergi dari kita2 dan entah kemana.
Kita sama2 bingung dan akhirnya kita memutuskan untuk pulang
Hari jumat pagi, merupakan hari keberangkatan kita untuk makrab, semua berkumpul sesuai kelompoknya, semua terlihat senang begitupula Gun, seperti ia tidak menyadari apa yg terjadi tempo hari saat dia membanting asbak di hadapan klompoknya.
Hal2 aneh mulai terjadi ketika kita meninggalkan area kampus. Semua tampak riuh, bernyanyi termasuk Gun.
Beberapa saat kemudian, Gun terdiam dan hanya memandang jalan.
Aku yg duduk disampingnya mencoba untuk ngobrol dg Gun.
Setiap kali kutanya, hanya dijawab “heeh, heem, iya” oleh Gun, mungkin dia mengantuk, jd aku biarkan saja dan aku berlalu ke jok belakang bus.
Saat memasuki waktu duhur, rombongan kita berhenti untuk melaksanakan solat jumat. Aku dan Gun terpisah, aku menuju warung di sebelah masjid untuk merokok, sedangkan aku melihat Gun menuju pelataran masjid
Riuh bgt itu di pelataran masjid, pada ngerumbul jd 1.
Aku yg tadinya lg merokok tb2 teralihkan perhatian ke kerumunan anak2, kini mereka melingkar dan terdengar sayup2 org marah2.

Siapa itu pikirku, lalu aku menghampirinya
Betapa kagetnya diriku ketika melihat Gun sedang duduk bersila sambil mengacung2kan jarinya!
Kutanya anak2 yg lain, kenapa bisa seperti ini, kata mereka, si Gun sedari tadi diam saja dan hanya tiduran, lalu tiba2 berubah posisi dan berteriak2.
Ketika aku sedang ngobrol dan mencari tahu, tiba2 saja..

Gun: “BERISIK!! KOWE PODO NING MASJID KOK YO NGOMONG TERUS! ORA GEK NDANG SIAP2 JUMATAN!” Suaranya tegas dan terkesan seperti orang yang sudah tua

Sontak kami terdiam dan mulai membubarkan diri.
Lalu aku mendekati Gun dan mencoba bertanya

Aku: “Gun? Kenapa?”
Gun: *menangis* “sakit, sakit, dingin, gelap...”

Lah?! Kenapa tiba2 si Gun berubah jd menangis???
Gun: “kemarin aku tertabrak di jalan ini, sampai skg aku blm bisa nemu rumahku”

Lalu ada temanku satu lg yg menghampiri Gun, dan berbicara di dekat telinganya.
Entah apa yg di bicarakan dan membuat Gun sadar dan kebingungan.
Bersambung dl ya, mau ketemu Gun, biar crosscheck cerita biar detail&jelas
Habis ketemu Gun nih, dari sini aku menceritakan pengalaman Gun dan kejadian di luar perkiraan yg terjadi.

Mari kita lanjut dengan beberapa gambaran supaya ada gambaran/imajinasi yg terjadi disana. Btw, Gun bolehkan aku untuk post fotonya ❤️
Selama kejadian ini, cowo2 memutuskan untuk bersiap, dan masuk masjid. Yg cewek? Di giring panitia untuk masuk bus dengan kondisi bus mati dan panas.

Saat itu hanya ada ketua panitia dan aku yg menemani Gun, kita mencoba interogasi Gun, apa yg sedang terjadi? Kenapa bisa sampai seperti ini?

Gun: “gatau, td tb2 aja ada kakek2 ndeketin aku dan tiba2 aku gasadar, tp ya begitulah, gausah dipikir”

Lah? Kok? Pikirku saat itu.
Aku sempat di buat kesel sama jawaban Gun, gak memuaskan dan gak menyelesaikan masalah. Tp cb aku pikir lg dengan jernih&tenang, tp gak bisa, atau jangan2 Gun ini ada...

Ketua Panitia: “km nanti kalau ngrasa yg aneh lg lgsg kabarin aku ya!”
Hah? Aneh? Pikirku, iya, aku melupakan kata ‘aneh’ saat melihat Gun. Ada hal ganjil yg aku lewatkan. Pertama, saat technical meeting, Gun diem aja dan meninggalkan aku ketika aku tanya kenapa. Kedua, dia gak dateng samsek saat pengumuman anggota.
Ketua panitia itu akhirnya pergi, menyisakan kita. Gun masih diem aja, akhirnya aku coba buka pembicaraan sekaligus menenangkannya.

Aku: “eh Gun, cerita sih, aku liat km dr awal kok ada yg beda aja gt, cb cerita dl, kalo km gak percaya sm aku ya gpp, tp aku bersedia”
Gun: “okelah, aku cerita, tp jgn kasih tau yg lainnya. Ya? Aku bisa hal2 seperti itu! Tp aku blm bisa kontrol, aku takut! Terserah km mau bilang aku ini freak atau apa, aku gapernah minta hal seperti ini, aku gapernah sama sekali!”
Mungkin malu atau saking tertekannya Gun, aku bisa melihat matanya sedang penuh membendung air.

Aku: “iya Gun, gapapa, km ga aneh, km ga ngeri, km org lucu baik tp kadang nyebelin sih, ya yg penting aku gak papa dengan kelebihanmu yg seperti ini”
Kalimatku cukup membuat Gun tenang dan tersenyum kecut! Syukurlah, lalu aku mengajak Gun untuk bersiap dan masuk masjid.

Aku sangat merasakan tatapan berbeda org2 terhadap Gun, seakan mereka menjauhi Gun.
Setelah solat jumat, kita semua akhirnya melanjutkan perjalanan. Aku memutuskan untuk duduk disamping Gun, agar dia merasa enak.
Berselang beberapa jam, salah satu panitia menghampiri kita dan memintaku untuk pindah sbentar ke kursi belakang.

Oke, aku pindah.
Aku gak hanya pindah, aku jg memperhatikan apa yg dilakukan salah satu panitia ini. Kulihat dr jauh mereka hanya ngobrol.

Panitia itu memberikan kode kalo aku bisa duduk kembali di sebelah Gun. Langsung aku tanya

Aku: “ngobrol apaan?!!”
Gun: “halah engga, tanya dah enak blm”
Lg2 jawaban singkat yg keluar yg gak memberi kepuasan!
Aku berpikiran positif aja, toh membantu kan intinya jd ga terlalu aku pikir.
Yes! Hari pertama kita untuk kemah! Semua tampak asri, karena kita di dataran tinggi jadi otomatis airnya dingin. Karena banyak dari kita yg mau cuci muka dsb, makanya harus cepet supaya gak terlalu dingin.
Setelah semua urusan selesai, kita menuju ke bangunan nomor 3, itu tempat kita untuk makan. Aku bersama Gun duduk satu meja, ya bersama kelompok kami.

Saat sebagian meja kami mulai beberes, Gun berbicara padaku dengan berbisik.

Gun: “he, km cb liat ke semak2...”
Aku: “apaan? Gelap gt ga ada apa2nya”
Gun: “liat aku skg, trus liat kesana lg”

Aku? Ternganga, ini pertama kalinya dalam hidupku aku gak bisa gerak. Aku liat banyak sekali titik2 merah menyala di balik kegelapan. Aku tau itu bukan sutet/tower listrik.
Apa itu? Aku mencoba bangun dan pergi ke tenda, namun sebelum semua kulakukan, Gun memegang tanganku dan menyeret aku duduk lg. Saat ini, giliran Gun yg menenangkan aku.
Gun: “gpp, mereka ga ganggu, mereka penduduk lembah itu, ya katakanlah org yg hidup dihutan”
Aku: “ya halo?! Astaghfirullah, gak habis pikir aku kenapa mereka liat ke arah kita?! Kenapa gak, kenapa, ahh!”
Gun: “ya mana ana ngerti pak, ana bukan bapaknya, tp yg penting jangan bilanh siapa2, jangan sampai bocor, dan sampe ngrusak acara kita”
Kata2 kasar lah yg terpikirkan oleh ku, jawaban Gun yg sering kali membuat aku kesal dan terlebih di saat seperti ini.
Pada akhirnya kita memutuskan untuk mengikuti aktivitas yg tersisa dengan lancar dan beristirahat di tenda.
Yes! Hari baru! Udara segar dan cerah, kombinasi pas untuk memulai hari, tak ada kesan mengerikan yg semalam aku liat.
Semua tampak riang dan mengikuti kegiatan dari pagi sampai sore.

Saat sore inilah, hal yg di luar nalar terjadi.
Saat kita sedang istirahat, langit mulai mendung dan semakin mendung, rintik hujan pelan2 turun ke bumi.
Waduh, berarti kita harus merapikan barang supaya gak kena hujan. Di saat kita sibuk ngurusin barang, salah satu panitia menyingkap pintu tenda.
Panitia: “Gun!! Mana si Gun?!”
Gun: “iya kak, ada apa? Disini aku”
Panitia: “ayo ikut kakak cepetan!”

Ada apa nih? Mau dibawa kemana hujan2 gini si Gun?! Pikirku dengan panik

Aku: “WOI GUN?! KMANA?!! IKUT GUENYA!”
Gun: “gausah, lu org ngrepotin”
Aku: “GAK! GUE IKUT!”
Akhirnya aku mengikuti si Gun menemui beberapa panitia, tiba di lokasi, salah satu dari mereka langsung ngomong ke Gun.

Panitia: “Gun, aku tau km bisa hal2 seperti itu, kali ini tolongin kita supaya ujan ini berhenti! Please!”

HAH?! Si Gun?! Bentar, ada yg gak beres.
Tujuannya panitia di bus td memintaku untuk pindah ke belakang itu supaya bisa ngobrol sm Gun dan meminta pertolongan Gun atau bagaimana?!

Tp masalahnya ini hujan! Kalau kesurupan, masih bisa masuk akal. Hujan!
Gun: “ya biar acara lancar, aku cb dulu ya, moga2 bisa atas izin yg di atas”

Gila ya anak ini, mana bisa berentiin ujan!!lalu gun meminta tolong aku kalau knp2 tolong bawa si Gun ke tim medis.

Akhirnya tinggalah aku berdua bersama Gun, hujan2an.
Aku: “emg km bisa beneran Gun?”

Gun tidak menjawab aku, kemudian dia duduk bersila, hampir ada 5 menit dia bersila dan badannya mulai goyang2.

Saat dia mulai goyang, hujan mulai tipis2 berhenti.
Aku: “GUN!! GILE LU YA? LU ORG BISA BENERAN DAN LU GILA POKOK....”
Belum selesai aku meneriaki Gun, aku mendengar keributan dari tenda, aku liat org2 mulai berhamburan, tak tau apa yg terjadi.
Sambil memperhatikan tenda, aku melihat ada seseorang yg datang menghampiri kami dan memberi kabar kalau di tenda cewe, ada beberapa yg kesurupan.
Bodohnya aku, aku turut melupakan apa yg sedang terjadi di dekatku. Gun sudah tergeletak tak sadarkan diri. Panik! Itu yg hanya aku rasakan saat itu, tak bahagia sama sekali walaupun Gun berhasil memberhentikan hujan!
Lalu aku dibantu teman yg menghampiri kami untuk...
...membawa Gun ke tenda medis. Teman kita td yg mengabari bahwa ada kesurupan bernama Nas.
Nas memberi aku minum, dan menyuruhku untuk istirahat.
Nas: “aku mau membantu Gun, sepertinya dia sedang gak beres. Ohiya, aku jg hampir sama seperti Gun”
Ya, ternyata ada yg spt Gun.
Suasana makin riuh dan chaos, beberapa melaporkan di dalam tenda sangat panas dan beberapa melihat ada yg berjalan mengelilingi tenda.
Untungnya ada salah satu cewe yg bisa menyembuhkan org kesurupan, jd satu masalah terhandle.

Berselang agak lama, Gun siuman.
Saat itu juga Gun berdiri disertai bangunnya Nas.
Gun: “km udah tau?”
Nas: “udah, gmn?”
Gun: “ok, aku minta tolong km untuk menjaga anak2 yg kesurupan”

Aku: “HEYYY!! ADA APA?!”
Gun: “panitia sialan itu meminta aku untuk berhentikan ujan, tp ada yg ga terima dan menyerang kita”
Hah? Siapa yg gak terima? Kenapa? Trus kenapa kok Nas sama Gun bisa langsung nyambung? Padahal sebelumnya jarang mereka ngobrol..

Omongan Gun memecah kekosonganku.
Gun: “doakan aku ye, biar oke aja hahahaha”

Maksudnya? Aku masih blm mencerna habis dan Gun mulai sila lg.
*mulai ini merupakan cerita dari mata Gun langsung*

Dan ini yg terjadi pada Gun.
Sial! Feelingku tepat bgt, saat aku mau memindahkan hujan, aku sudah dikepung oleh beberapa ular dan genderuwo. Dan skg malah ada kesurupan.

Aku melihat keluar tenda medis, disana sudah berkumpul makhluk2 berbulu dengan mata merah menyala. Ketegangan yg sangat amat tegang.
Hampir semua bermata merah dan bervariasi ukurannya, bermacam bentuknya, dan tangannya memegang berbagai senjata tajam.
Pelan, pelan sekali mereka mendekati tenda kami.
Ingin ku memejamkan mata agar tak melihat, tp itu bukanlah hal yg harus kulakukan.
Mraga sukma, begitulah org jawa menyebutnya. Ketika sukma ketika keluar dari tubuh, persis apa yg di lakukan The Ancient One kepada Doctor Strange.

Aku mulai fokus dan perlahan menutup mata supaya bisa melakukan raga sukma ini.
Masuklah aku ke dunia lain, atau yg bisa disebut dunia Upside Down kalau kalian menonton Stranger Things!

Berdiri aku menghadap ribuan jumlahnya mereka, takut, iya aku takut. Mengingat mukanya saja masih buat aku merinding.

Gun: “punten, badhe menopo njih?”
(Permisi, mau ngapain ya?)

Goib: “aku wes entuk salah sijining wedok2 kui! Hahaha, salahe sopo mindah2ke udan, kowe2 gawe rusuh ya tak gawe rusuh genten! Hahahahaha! Aku jaluk ganti rugi rakyatku, wedok kui dadi bojoku intine! Mergo kowe2 ganggu dalane udan!”
(Aku dah dapet salah satu dari cewek2 itu! Hahaha, salah siapa mindahin hujan, km2 semua buat rusuh ya aku rusuhin balik! Hahahah! Aku mau cewe itu jd istriku, sebagai ganti rugi!)
Aku melihat sekeliling, bener aja! Ada salah satu dari cewek2 ini yg jalan disamping ular berkepala manusia dan memiliki mahkota di kepalanya.

Aku berlari dan mencoba memanggil namanya, ia tidak menoleh sedikit pun, akhirnya aku berhentikan paksa mereka.
Saatnya istirahat guys, lelah aku. Bersambung dulu ya, maaf..
Aku lanjut besok. Cheers!
Lg bawa headset? Mari membaca cerita selanjutnya sambil mendengarkan soundtrack ini.
soundcloud.com/wiroprojo/sets…
Iza namanya, salah satu temanku di makrab itu. Aku tepat berdiri di depan mereka, menahan takut karena nanar mata ular berkepala manusia itu tajam kepadaku.
Kupanggil terus namanya, “Za! Iza!!”
Tak ada reaksi, hanya senyum yg diberikan dan mata sayu putih melihatku.
Kali ini aku memberanikan diri untuk ngobrol sm ular itu
Aku: “wonten menopo kaliyan lare niki? Panjengan badhe nopo?” (Ada apa sm anak ini? Km mau apa?”
Ular: “aku mung ngajak cah ki mlaku2” (aku cm ngajak anak ini jalan2”

Seketika itu pula aku berlari meninggalkan mereka.
Aku kembali menuju ke arah tenda medis dan melewati berbagai jenis makhluk besar yg tatapannya seakan sudah siap melahapku.
Aku menuju tubuhku dan menyadarkan diri, org2 di tenda medis panik dan tanya bagaimana keadaan. Aku tak menanyakan dan hanya menanyakan “DMN IZA?!”
Aku menuju tubuhku dan menyadarkan diri, org2 di tenda medis panik dan tanya bagaimana keadaan. Aku tak menanggapinya dan hanya menanyakan “DMN IZA?!”
Mereka memberi tau kalau Iza ada di tenda cewe, aku pergi meninggalkan mereka menuju Iza.
Astaga...
Iza sedang dikelilingi oleh yg lain, dan mereka ini tak berani berbuat sesuatu.
Kemudia Nas menghampiriku, dan menceritakan bahwa Iza kesurupan dan bertingkah seperti ular.
Aku harus bagaimana? Bagaimana membuat Iza sadar, sedangkan sukma dia sedang di gandeng oleh ular itu.

Akhirnya aku memiliki inisiatif bodo, it ain’t stupid if it’s work, right?

Aku meminta freshcare yg beraroma dan menaruhnya di lubang hidung.
“Iza, kalau km mencium bau ini, km kasih tanda aku, gerakin jari tangan atau anggota tubuhmu yg lain supaya aku tau km bisa nyium bau ini” kataku

Beberapa menit menunggu, jari telunjuknya gerak!
Wah! Brarti dia bisa nyium ini, langsung aku bilang lg pada Iza.
“Za, aku mau...”
Belum sempat aku selesai ngomong, dari tenda medis ada yg berteriak ketakutan, histeris!
Ada apa lg ini pikirku, apa mungkin makhluk2 itu udah menampakan dirinya?

“Za, km tunggu aku ya, tunggu sebentar, ya? Aku bakal jemput km, tp aku harus kesana dulu..”
Berlari aku kembali ke tenda medis, sebelum sampai. Aku tersentak berhenti mematung! Seakan tak percaya apa yg aku lihat. Banyak jumlah mereka, dari tinggi sampai pendek!

(Ilustrasi, source: google)
Kalau aku hanya mematung tak melakukan apapun, sedangkan di tenda medis ada yg berteriak ketakutan dan Iza yg butuh pertolongan.

Mau tidak mau aku harus melanjutkan perlajananku ke tenda medis!
Sampailah aku dan ada beberapa org di tenda medis yg merundukan kepala dan berteriak. Aku hanya pasrah dan berdoa dalam hati sambil tanganku memegang pundak mereka bergantian.

“Ya Allah, tolong lindungi mereka tolong tenangkan mereka, Laaillaahaillallah!”
Ya, alhamdulillah setidaknya mereka berhenti berteriak namun masih menundukan kepala.
Kemudian aku membuat keputusan yg mungkin aku sesali seumur hidup, keputusan ceroboh dan terkesan penuh dengan emosi.
(Pesan Gun: ini disampaikan kalau sudah sampe bagian ini, bagian ini yg paling sulit dinalar, di logika, tp benar2 terjadi dan km menyaksikan juga. Sampaikan bahwa jangan benturkan dengan logika, hati2 jg bagi yg sensitif, jgn terlalu masuk ke bagian ini)
Akhirnya aku duduk bersila lagi di tenda itu dan melepaskan sukmaku dari tubuhku, iya mraga sukma lagi! kali ini aku bertujuan untuk berunding dengan penduduk gaib belakang lembah. ketika aku menghampiri mereka untuk berunding, mereka seakan mempermainkanku.
aku rasa mereka tak bisa diajak berunding, maka dengan emosi, aku keceplosan!
"PERANG WAE PO PIE HA?! AWAKKU KARO KOWE2 KABEH?!"

sebentar.. aku mengucapkan itu... sebelum aku sempat meminta maaf, mereka sudah terlihat makin melotot dan memperlihatkan giginya.

Tamat aku, pikirku
(perang aja gmn?! ha! aku lawan kalian semua!)
sudah telat semua batinku, aku melihat pemimpin mereka yang paling depan mengangkat tanganya seakan memberi isyarat untuk maju dan menyerangku.

benar firasatku, sekejap kemudia mereka mulai menuju arahku.
apa yg kulakukan, aku berdiri saja seperti anak kecil dan mencoba memejamkan mata, mungkin aku salah dan aku mencoba kelahi seperti laiknya manusia biasa, semampuku, sekuatku.

mereka semakin dekat dan aku semakin pasrah, dan melemaskan tubuh siap untuk di gerus.
sedetik sebelum mereka menerjangku, cahaya putih sangat sangat terang muncul dibelakangku dan membuat malam seperti siang hari, menyilaukan mereka dan membuat mereka mundur perlahan.

(ilustrasi, source: google)
ada apa ini? terjadi apa? aku melihat belakangku, dan sudah banyak berkumpul berbagai makhluk berwarna hampir putih semua. Apa yg kuliat?
Macan putih ribuan jumlahnya, seorang kyiai bersorban memegang tongkat, satu harimau, satu macan kumbang, seekor kuda putih.
aku lalu menghampiri kyai itu, karena kupikir hanya dia yg bisa berbahasa manusia.
"nuwun sewu, panjenengan2 niki sinten njih?" kataku (permisi, kalian2 ini siapa ya?"

bukan kyai yg menjawab pertanyaanku namun seekor macan putih yg besarnya Masya Allah!
Macan Putih: "Mas, niku teng wingkin wonten keris kaliyan jaran seta, monggo dipundhut lajeng tindhak mirsani rencangipun panjenengan" (Mas, itu dibelakang ada keris sm kuda putih, silahkan diambil trus jemput temenmu)
"tapi..." jawabku blm selesai, kyai bersorban itu seakan memberikan sinyal bahwa aku harus melakukannya, mengingat Iza blm juga sadar.

Kyai bersorban: "biar kita2 aja yg menghadapi mereka ini, cepatlah km ke temanmu itu"

aku mengiyakan demi keselamatan Iza
saat aku menaiki kuda itu, seluruh penduduk lembah itu melihatku dengan tatapan penuh dendam, aku tak menghiraukan. aku lalu menghampiri Iza yg berada di kolam. (di gambar sebelumnya, itu diberi nomer 2)
lalu aku mendapati Iza sedang berendam dengan ular itu, padahal sebelumnya kolam itu kering.
"Baleke cah iku!" (kembalikan anak itu) bentaku padanya, ular itu lalu menatapku dan tiba2 langsung menyerangku yg membuat aku jatuh dari kuda putih itu.

(ilustrasi, source: google)
terjadilah perkelahian antara aku dan ular itu, berkali2 aku dililit olehnya, digigit, di tebas oleh pedangnya. begitupun aku dengan payahnya menusuk2 kan keris yg kubawa ke badannya.
dalam hatiku aku berteriak "ALLAH!!" dan memukul kepalanya.
hasil pukulanku berbuah hasil, dia terpental cukup jauh! aku bangkit dan berniat menghujamkan keris tepat di atas kepalanya.
"MATIII!!!" teriaku saat mengangkat kerisku.
tapi.. ada yg aneh, aku mencium bau harum, harum sekali, dan suara dari kejauhan. itu semua membuyarkanku.
ada yg datang! suara lonceng ukuran kecil yg banyak muncul dari sebelah kiriku. kereta kencana dengan warna putih, emas, hijau. Dari kereta itu turun seorang wanita sangat cantik, semerbak harumnya dan tersenyum padaku.

(ilustrasi, source; google)
aku tak mengerti itu siapa, sama sekali tak mengerti, nyi roro kidul? nyi blorong? tp apa urusannya padaku? entahlah, aku tak terlalu menghiraukan.
wanita itu berbicara padaku dengan sangat lembut, menggunakan bahasa indonesia.
Wanita: "nak, sudahlah, biarkan ular itu hidup, km tidak mau membuat keributan yg lebih dari ini kan?"
lalu dia tersenyum penuh makna, iya manis, cantik tp penuh misteri. lalu wanita itu melanjutkan omongannya.
Wanita: "sudah, sekarang km bawa temanmu itu pulang..
...dan hampiri pasukanmu itu"
wanita itu menutup obrolannya dengan senyuman lantas masuk lagi ke kereta kencananya lalu pergi.
aku menyetujuinya, siapa jg yg mau mencari keributan tambahan, lalu aku membawa Iza ke tenda tempat ia pingsan.
ku letakan sukma Iza tepat diatas tubuhnya, ku lihat semakin lama semakin memudar sukma Iza, mungkin Iza sudah balik, soalnya aku tak melihatnya disini.
setelah itu aku mendatangi medan perang itu.
amis, darah dimana2, kubangan darah banyak sekali, seakan semua berwarna merah kehitaman. Semua tampak suram, kepala terpenggal ada disampingku persis. Aku tak kuat, aku tersungkur di antara tubuh2 itu, menangis, apa bisa aku pulang ke dunia nyata.
di saat seperti itu, Kyai bersorban tadi menghampiriku dengan pakainnya sudah berwarna merah dan compang camping.
Kyai: "ayo, kita bersih-bersih dan menuju masjid, kita mengaji disana, biar hati km tenang, yg penting kan temanmu sudah kembali"
aku pun mengiyakan karena hatiku sangat kacau saat itu, seakan tak percaya dengan semua yg telah terjadi. akupun hanya mengikuti Kyai itu menjauhi zona kemah.
*mulai dari sini, aku menceritakan pengalamanku melihat Gun tergeletak dari duduk silanya setelah Iza siuman*
Suasana mulai terkendali, cukup lama untuk mencapai suasana ini. Tp masalah gak berhenti di situ, di hadapanku, si Gun tak sadarkan diri dengan mata yg hampir putih semua.
ketakutan, itu yg aku rasakan. apa yg sedang terjadi dengan Gun, apa yg harus kulakukan.
lalu aku membacakan pelbagai ayat quran, sampai surah al-jin yg katanya bisa mengusir jin. Namun nihil!
aku sudah panik, pasrah dan hanya memanggil nama Gun
"Gun, sadar Gun.. kmane lu..." suaraku bergetar saat itu
dipanggilan ke sekian, nafas Gun mulai patah2, tersengal-sengal kalau gak salah, sangat kesusahan untuk bernafas. Tambah panik, aku hanya berdoa semoga Gun bisa balik dan selamat, aku percaya Gun bisa bangun lg! sangat sedih saat itu, bingung.
aku tak menyerah untuk memanggil Gun, aku tak mengerti kenapa saat itu mulutku gak capek padahal manggil si Gun terus. Ada sekitar 1 jam aku terus memanggilnya!

tiba2 saja Gun terbangun, dengan nafas ngos2an.

(ilustrasi)
Gun: "nuwun ya, km td manggil2 aku ya? td aku lg di masjid gt, diajak ngaji lamaaaa bgt, pas km manggil2 td, aku mau keluar masjid tp tanganku di tahan trus disuruh ngaji lg. makin lama, makin aku berpikir ada yg gak beres, trus akhirnya aku memutuskan untuk keluar masjid...
...trus aku liat km di luar masjid, aku keluar eh tb2 ada di tenda ini"
Aku: "bodo amat njeng! gak urus, yg penting lu selamet dan bisa balik lg" lalu aku memeluknya.

setelah itu, Gun mengajak aku untuk melihat Iza.
aku melihat Gun menghampiri Iza dan bercakap, tp aku tak tahu apa yg mereka bicarakan.
Lalu hari berakhir, dan memulai hari baru esoknya.
mulai hari itu, aku melihat ada tatapn berbeda dari anak2 terhadap Gun. Perkiraanku, anak2 mengira bahwa Gun lah penyebab kesurupan malam itu, dikarenakan di hari jumat sebelumnya Gun lah yg kesurupan.
Kabar itu cepat tersebar sampai seluruh kampus, aku kira satu angkatan tau akan kejadian ini. Lalu setelah makrab, Gun sering sharing ke aku. Bagaimana kehidupan sosialnya rusak dikarenakan gossip2 spt itu, dijauhi teman2nya, di ejek dengan kata "dukun" "aneh" "ngeri"
dari situlah Gun jatuh ke lubang narkoba, menjadi ansos. Ia pernah bercerita ke aku bahwasanya ia blm bisa memaafkan apa yg mereka2 lakukan padanya. Gun masih menyimpan dendam.
Namun, aku yg tau kejadiannya, aku tak membiarkan Gun jatuh terlalu lama.
aku sering berkelahi dengan Gun di kosnya karena obat2an dia aku buang entah kemana.
Aku menjelaskan itu semua tidak baik, aku selalu sabar mengajak dia untuk bangkit.
aku memintanya untuk menjalin pertemanan lg atau aku melaporkan semua perbuatannya ke polisi. Aku tidak perlu beri tahu berapa waktu yg dibutuhkan Gun untuk pulih dan memulai kehidupan sosialnya lg dari 0.
seiring berjalannya waktu, aku mengetahui Gun sedang dekat sm cewek dan ku perhatikan dari jauh dia bisa memulai lg kehidupan sosialnya. Ku lihat ada yg berbeda, sesuatu yg terang muncul lg dari diri Gun, org yg dulu aku kenal!
4 tahun setelah kejadian itu, kemarin malam aku bertemu Gun di angkringan. Gun datang dengan seorang cewek, aku sendiri.
Kemarin malam Gun punya pesan seperti ini dan memberi tahu aku beberapa hal.
"Dulu aku masih blm bisa memaafkan mereka ini ya, tp berjalannya waktu, perjalanan dewasaku membawa kesimpulan bahwa semua memiliki karma, baik itu karma bagus atau karma buruk. Jd sekarang ini aku sudah memaafkan mereka2 ini. dan aku terima kasih bgt sm km karena...
perhatianmu aku bisa bangkit lg. Waktu itu aku hanya berniat membantu, gak neko2 tp apa yg kudapat bukanlah kata terima kasih, namun hal2 di luar itu. Aku jg berpesan kepada org2 di luar sana yg memiliki kemampuan lebih, jgn minder, suatu kelebihan itu untuk disyukuri...
dan aku berpesan pada org2 di luar sana yg memiliki sifat judgmental dan skeptis, perhatikan apa yg km utarakan ke org lain, siapa tau ketika km dilanda masalah yg berurusan dengan goib malah km membutuhkan mereka2 yg bisa akan hal itu...
itu aja, sesama manusia harus saling menghormati, pun sesama makhluk, walaupun beda dunia, gausah sok superior dan jumawa, diatas langit masih ada langit."
Cerita ini tidak bertujuan untuk menjelek2an suatu tempat atau orang2. cerita ini hanya sebagai pengingat bahwa kita harus menghormati apa yg terlihat dan tidak.
Selamat menjalani hari kalian dan sampai jumpa di cerita lainnya.
Ada hal yg terlewat, bagi yg gak percaya bahwa semua ini terjadi, itu merupakan hak kalian, namun sebagai teman Gun yg mengalami secara langsung hanya mau bilang jikalau kalian menonton stranger things dan doctor strange, beberapa hal yg ada di film itu merupakan referensi...
...dari sesuatu yg nyata 1. Upside Down World = dunia lain, 2. Astral Projection = Gun mraga sukma, dan beberapa hal lain yg terlalu panjang jika dijelaskan.
Ohiya kalau ada yg masih kepo soal Gun, bisa DM aku ya😉
So Long! ❤️
——————-T A M A T——————-
Missing some Tweet in this thread?
You can try to force a refresh.

Like this thread? Get email updates or save it to PDF!

Subscribe to Jamet Eskereeeeeet
Profile picture

Get real-time email alerts when new unrolls are available from this author!

This content may be removed anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just three indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!