Sebuah cerita dari teman saat makrab yg nyawanya hampir bablas.
@bacahorror #bacahorror
Anak baru masuk kuliah itu merupakan temen aku sendiri, dan kita mau mendaftar bersama. Namanya aku sensor dikarenakan rasa trauma yg dia miliki, jadi panggil sj Gun
Aku: “Woo munyok, meh makrab tp ra roh panggonane, awak dewe meh makrab nok lawu” (monyet, mau makrab malah ga nngerti, kita mau ke lawu)
Aku gak tau maksud dia ini apa, tp ku taksir hanya sekedar ia mencerna informasi itu.
Lalu mendaftarlah kita seperti biasa, mengisi form ini itu
“Ngopo kowe kok sepaneng tenan tak delok mau? Sing liyane podo seneng ngono kok!” (Kenapa kok km sepaneng bener aku liat td? Padal yg lain seneng2 gt!) Kataku
“Heheheh, gak popo..” kata Gun.
“Heh! Kenapa?!” Bentakku ke Gun
Tapi...
Hari itu aku gak melihat Gun sama sekali, apa dia tidak ada kelas atau membolos lg? Ah biarlah, memang Gun org yg tidak pasti.
Waktu kumpul sm anak2, kita asik2 aja sama obrolan, cerita dulu gmn aja makrabnya, cerita2 ttg tempat yg bakal kita pakai. Sampai pada penghujung cerita, dan semua diam kehabisan bahan obrolan. Gun membuka obrolan lg.
Nia: “paan sih, gajelas lu jd org!”
Aku? Aku diam menyimak omongan Gun
Sunyi..
Si kating lalu menanggapinya dengan santai, “tau drmn km soal gt?”
Aku melihat Gun, tak ada raut di wajahnya untuk mengajak bercanda. tak ada sama sekali. Lalu kami bersepakat untuk mendengarkan penjelesan dari Gun.
Jd ya, bersambung dl aja.
Ni mau ngelanjutin obrolan ini
Gun: “Sampeyan masih inget yg waktu itu aku diem di kelas waktu liat video profil?”
Aku: “iyo inget aku, kan kowe langsung minggat ninggalin aku pas aku tanya”
Gun: “sebetulnya ada takut berangkat kesana, takut aja”
Ada yg berubah dari sikap Gun, kini dia terlihat gelisah, garuk kepala, gerak sana-sini, lalu kalimat lain keluar dari mulut Gun.
Kating: “eh tenang2, yg tenang, duduk coba, duduk dulu”
Aku dan Fuzzy ikut menenangkan dan menuntunnya untuk duduk, di saat Gun mau duduk, tiba2 saja Gun bangun lg dan membanting asbak!
Sesaat kemudian, Gun menaikan kepalanya dan terlihat air mata yg keluar dan sepatah kata yg di ucapkan lalu Gun pergi meninggalkan kita.
Gun: “jangan...”
Kita sama2 bingung dan akhirnya kita memutuskan untuk pulang
Beberapa saat kemudian, Gun terdiam dan hanya memandang jalan.
Aku yg duduk disampingnya mencoba untuk ngobrol dg Gun.
Aku yg tadinya lg merokok tb2 teralihkan perhatian ke kerumunan anak2, kini mereka melingkar dan terdengar sayup2 org marah2.
Siapa itu pikirku, lalu aku menghampirinya
Kutanya anak2 yg lain, kenapa bisa seperti ini, kata mereka, si Gun sedari tadi diam saja dan hanya tiduran, lalu tiba2 berubah posisi dan berteriak2.
Gun: “BERISIK!! KOWE PODO NING MASJID KOK YO NGOMONG TERUS! ORA GEK NDANG SIAP2 JUMATAN!” Suaranya tegas dan terkesan seperti orang yang sudah tua
Sontak kami terdiam dan mulai membubarkan diri.
Aku: “Gun? Kenapa?”
Gun: *menangis* “sakit, sakit, dingin, gelap...”
Lah?! Kenapa tiba2 si Gun berubah jd menangis???
Lalu ada temanku satu lg yg menghampiri Gun, dan berbicara di dekat telinganya.
Entah apa yg di bicarakan dan membuat Gun sadar dan kebingungan.
Gun: “gatau, td tb2 aja ada kakek2 ndeketin aku dan tiba2 aku gasadar, tp ya begitulah, gausah dipikir”
Lah? Kok? Pikirku saat itu.
Ketua Panitia: “km nanti kalau ngrasa yg aneh lg lgsg kabarin aku ya!”
Aku: “eh Gun, cerita sih, aku liat km dr awal kok ada yg beda aja gt, cb cerita dl, kalo km gak percaya sm aku ya gpp, tp aku bersedia”
Aku: “iya Gun, gapapa, km ga aneh, km ga ngeri, km org lucu baik tp kadang nyebelin sih, ya yg penting aku gak papa dengan kelebihanmu yg seperti ini”
Aku sangat merasakan tatapan berbeda org2 terhadap Gun, seakan mereka menjauhi Gun.
Berselang beberapa jam, salah satu panitia menghampiri kita dan memintaku untuk pindah sbentar ke kursi belakang.
Oke, aku pindah.
Panitia itu memberikan kode kalo aku bisa duduk kembali di sebelah Gun. Langsung aku tanya
Aku: “ngobrol apaan?!!”
Gun: “halah engga, tanya dah enak blm”
Aku berpikiran positif aja, toh membantu kan intinya jd ga terlalu aku pikir.
Gun: “liat aku skg, trus liat kesana lg”
Aku? Ternganga, ini pertama kalinya dalam hidupku aku gak bisa gerak. Aku liat banyak sekali titik2 merah menyala di balik kegelapan. Aku tau itu bukan sutet/tower listrik.
Gun: “gpp, mereka ga ganggu, mereka penduduk lembah itu, ya katakanlah org yg hidup dihutan”
Gun: “ya mana ana ngerti pak, ana bukan bapaknya, tp yg penting jangan bilanh siapa2, jangan sampai bocor, dan sampe ngrusak acara kita”
Pada akhirnya kita memutuskan untuk mengikuti aktivitas yg tersisa dengan lancar dan beristirahat di tenda.
Semua tampak riang dan mengikuti kegiatan dari pagi sampai sore.
Saat sore inilah, hal yg di luar nalar terjadi.
Waduh, berarti kita harus merapikan barang supaya gak kena hujan. Di saat kita sibuk ngurusin barang, salah satu panitia menyingkap pintu tenda.
Gun: “iya kak, ada apa? Disini aku”
Panitia: “ayo ikut kakak cepetan!”
Ada apa nih? Mau dibawa kemana hujan2 gini si Gun?! Pikirku dengan panik
Aku: “WOI GUN?! KMANA?!! IKUT GUENYA!”
Gun: “gausah, lu org ngrepotin”
Aku: “GAK! GUE IKUT!”
Panitia: “Gun, aku tau km bisa hal2 seperti itu, kali ini tolongin kita supaya ujan ini berhenti! Please!”
HAH?! Si Gun?! Bentar, ada yg gak beres.
Tp masalahnya ini hujan! Kalau kesurupan, masih bisa masuk akal. Hujan!
Gila ya anak ini, mana bisa berentiin ujan!!lalu gun meminta tolong aku kalau knp2 tolong bawa si Gun ke tim medis.
Akhirnya tinggalah aku berdua bersama Gun, hujan2an.
Gun tidak menjawab aku, kemudian dia duduk bersila, hampir ada 5 menit dia bersila dan badannya mulai goyang2.
Saat dia mulai goyang, hujan mulai tipis2 berhenti.
Aku: “GUN!! GILE LU YA? LU ORG BISA BENERAN DAN LU GILA POKOK....”
Sambil memperhatikan tenda, aku melihat ada seseorang yg datang menghampiri kami dan memberi kabar kalau di tenda cewe, ada beberapa yg kesurupan.
Lalu aku dibantu teman yg menghampiri kami untuk...
Nas memberi aku minum, dan menyuruhku untuk istirahat.
Nas: “aku mau membantu Gun, sepertinya dia sedang gak beres. Ohiya, aku jg hampir sama seperti Gun”
Ya, ternyata ada yg spt Gun.
Untungnya ada salah satu cewe yg bisa menyembuhkan org kesurupan, jd satu masalah terhandle.
Berselang agak lama, Gun siuman.
Gun: “km udah tau?”
Nas: “udah, gmn?”
Gun: “ok, aku minta tolong km untuk menjaga anak2 yg kesurupan”
Aku: “HEYYY!! ADA APA?!”
Gun: “panitia sialan itu meminta aku untuk berhentikan ujan, tp ada yg ga terima dan menyerang kita”
Omongan Gun memecah kekosonganku.
Gun: “doakan aku ye, biar oke aja hahahaha”
Maksudnya? Aku masih blm mencerna habis dan Gun mulai sila lg.
Aku melihat keluar tenda medis, disana sudah berkumpul makhluk2 berbulu dengan mata merah menyala. Ketegangan yg sangat amat tegang.
Pelan, pelan sekali mereka mendekati tenda kami.
Ingin ku memejamkan mata agar tak melihat, tp itu bukanlah hal yg harus kulakukan.
Aku mulai fokus dan perlahan menutup mata supaya bisa melakukan raga sukma ini.
Berdiri aku menghadap ribuan jumlahnya mereka, takut, iya aku takut. Mengingat mukanya saja masih buat aku merinding.
Gun: “punten, badhe menopo njih?”
Goib: “aku wes entuk salah sijining wedok2 kui! Hahaha, salahe sopo mindah2ke udan, kowe2 gawe rusuh ya tak gawe rusuh genten! Hahahahaha! Aku jaluk ganti rugi rakyatku, wedok kui dadi bojoku intine! Mergo kowe2 ganggu dalane udan!”
Aku berlari dan mencoba memanggil namanya, ia tidak menoleh sedikit pun, akhirnya aku berhentikan paksa mereka.
Aku lanjut besok. Cheers!
soundcloud.com/wiroprojo/sets…
Kupanggil terus namanya, “Za! Iza!!”
Tak ada reaksi, hanya senyum yg diberikan dan mata sayu putih melihatku.
Aku: “wonten menopo kaliyan lare niki? Panjengan badhe nopo?” (Ada apa sm anak ini? Km mau apa?”
Ular: “aku mung ngajak cah ki mlaku2” (aku cm ngajak anak ini jalan2”
Seketika itu pula aku berlari meninggalkan mereka.
Aku menuju tubuhku dan menyadarkan diri, org2 di tenda medis panik dan tanya bagaimana keadaan. Aku tak menanyakan dan hanya menanyakan “DMN IZA?!”
Astaga...
Iza sedang dikelilingi oleh yg lain, dan mereka ini tak berani berbuat sesuatu.
Kemudia Nas menghampiriku, dan menceritakan bahwa Iza kesurupan dan bertingkah seperti ular.
Akhirnya aku memiliki inisiatif bodo, it ain’t stupid if it’s work, right?
Aku meminta freshcare yg beraroma dan menaruhnya di lubang hidung.
Beberapa menit menunggu, jari telunjuknya gerak!
Wah! Brarti dia bisa nyium ini, langsung aku bilang lg pada Iza.
“Za, aku mau...”
Ada apa lg ini pikirku, apa mungkin makhluk2 itu udah menampakan dirinya?
“Za, km tunggu aku ya, tunggu sebentar, ya? Aku bakal jemput km, tp aku harus kesana dulu..”
Mau tidak mau aku harus melanjutkan perlajananku ke tenda medis!
“Ya Allah, tolong lindungi mereka tolong tenangkan mereka, Laaillaahaillallah!”
Kemudian aku membuat keputusan yg mungkin aku sesali seumur hidup, keputusan ceroboh dan terkesan penuh dengan emosi.
"PERANG WAE PO PIE HA?! AWAKKU KARO KOWE2 KABEH?!"
sebentar.. aku mengucapkan itu... sebelum aku sempat meminta maaf, mereka sudah terlihat makin melotot dan memperlihatkan giginya.
Tamat aku, pikirku
benar firasatku, sekejap kemudia mereka mulai menuju arahku.
mereka semakin dekat dan aku semakin pasrah, dan melemaskan tubuh siap untuk di gerus.
Macan putih ribuan jumlahnya, seorang kyiai bersorban memegang tongkat, satu harimau, satu macan kumbang, seekor kuda putih.
"nuwun sewu, panjenengan2 niki sinten njih?" kataku (permisi, kalian2 ini siapa ya?"
bukan kyai yg menjawab pertanyaanku namun seekor macan putih yg besarnya Masya Allah!
Kyai bersorban: "biar kita2 aja yg menghadapi mereka ini, cepatlah km ke temanmu itu"
aku mengiyakan demi keselamatan Iza
dalam hatiku aku berteriak "ALLAH!!" dan memukul kepalanya.
"MATIII!!!" teriaku saat mengangkat kerisku.
tapi.. ada yg aneh, aku mencium bau harum, harum sekali, dan suara dari kejauhan. itu semua membuyarkanku.
wanita itu berbicara padaku dengan sangat lembut, menggunakan bahasa indonesia.
lalu dia tersenyum penuh makna, iya manis, cantik tp penuh misteri. lalu wanita itu melanjutkan omongannya.
Wanita: "sudah, sekarang km bawa temanmu itu pulang..
wanita itu menutup obrolannya dengan senyuman lantas masuk lagi ke kereta kencananya lalu pergi.
aku menyetujuinya, siapa jg yg mau mencari keributan tambahan, lalu aku membawa Iza ke tenda tempat ia pingsan.
setelah itu aku mendatangi medan perang itu.
Kyai: "ayo, kita bersih-bersih dan menuju masjid, kita mengaji disana, biar hati km tenang, yg penting kan temanmu sudah kembali"
ketakutan, itu yg aku rasakan. apa yg sedang terjadi dengan Gun, apa yg harus kulakukan.
aku sudah panik, pasrah dan hanya memanggil nama Gun
"Gun, sadar Gun.. kmane lu..." suaraku bergetar saat itu
tiba2 saja Gun terbangun, dengan nafas ngos2an.
(ilustrasi)
Aku: "bodo amat njeng! gak urus, yg penting lu selamet dan bisa balik lg" lalu aku memeluknya.
setelah itu, Gun mengajak aku untuk melihat Iza.
Lalu hari berakhir, dan memulai hari baru esoknya.
Namun, aku yg tau kejadiannya, aku tak membiarkan Gun jatuh terlalu lama.
Aku menjelaskan itu semua tidak baik, aku selalu sabar mengajak dia untuk bangkit.
Kemarin malam Gun punya pesan seperti ini dan memberi tahu aku beberapa hal.
Selamat menjalani hari kalian dan sampai jumpa di cerita lainnya.
Ohiya kalau ada yg masih kepo soal Gun, bisa DM aku ya😉
So Long! ❤️