Katanya.
Cocok, ya. 😅
Makanya, banyak orang Tionghoa yg juga menyebut bulan ke-7 (七月/qi yue/cit gwee) sebagai Bulan Setan/Hantu (鬼月/gui yue).
Bisa jadi juga karena sekadar mengira-ngira, karena banyak mengalami kesialan/kemalangan, akhirnya dianggap lagi banyak setannya.
Lalu seperangkat mitos/tabu dibangun dan berkembang.
Pernikahan
Buka usaha baru
Pacak tanah/memulai bangunan
Pindah rumah
Bepergian jauh
dsb
Karena rentan dilekati hawa buruk dari Bulan Arwah.
Karena salah satu mitos utama yg dibangun untuk Bulan Setan, adalah, Raja Akhirat/Kaisar Neraka (閻羅王), membuka gerbang akhirat (bukan surga), dan mempersilakan semua penghuninya berkeliaran di dunia manusia.
Ya, seperti festival publik.
- Arwah berkeliaran bumi
- Berhimpun dengan keluarga
- Ada perayaan/jamuan
- Ada arwah terlupakan yg terlunta-lunta
- Memberi “makan” para setan yg kebetulan lewat atau berada di sekitar rumah, agar tidak mengganggu. Karena mereka hanya bisa meminta-minta dari luar.
- Bersedekah, sepenuhnya berniat membantu meringankan beban kelaparan para setan tersebut.
Untuk alasan kedua, sudah mulai dipengaruhi konsep-konsep perbuatan baik, terutama dari ajaran religius.
Ya, entahlah. Kalau memang realitas metafisika itu sungguhan terjadi seperti kepercayaan selama ini, aku belum pernah melihat langsung, enggak kepengin juga.
Konon, identitas tetap lekat setelah meninggal
Karena keluarga, apabila tidak ada dendam, tak mungkin mereka menyakiti.
Dipercayanya seperti itu.
Selain dipersembahkan makanan, mereka juga dikirimi uang dengan nominal hingga miliaran per lembarnya.
Dalam beberapa aspeknya, malah terkesan macam fraud. Berabad-abad lalu. 😅
Kembali ke perihal Bulan Setan.
Beberapa hal di atas tadi adalah dari sisi paganisme/kepercayaan tradisional Tionghoa, yg kemudian berpadu dengan ajaran-ajaran formal yg hadir seiring waktu
Taoisme
Khonghucu
Buddhisme Mahayana
Berbuat baik dan bersedekah kepada sesama manusia, mereka yg membutuhkan.
Jadi, dalam Buddhisme Mahayana (dan Theravada), ada praktik Pelimpahan Jasa.
Ketika keluarga yg masih hidup berbuat baik, atas nama mendiang.
"Saya menyumbang atas nama..."
Apa yg direbut? Makanan yg ditata di meja altar.
Entah, apakah maksudnya direbut oleh para arwah, atau direbut oleh orang-orang yg menungguinya.
Panjat Pinang!
Entah kebetulan atau bagaimana, Panjat Pinang identik dengan Agustusan. Sedangkan tradisi Qianggu, diselenggarakan dalam rangka 鬼月.
dragonohalim.com/pinang/
Memangnya, hantu-hantu Tionghoa itu seperti apa? Paling-paling ya vampire, itu pun telanjur populer lewat film.
Ketika tradisi 七月半 makin ditinggalkan, pernak pernik peringatan dilupakan, bagian dari tradisi Tionghoa juga memudar.
Pegang hio saja dilarang, kok. Apa kabar cerita tentang arwah penasaran? Terlupakan.
Bisa-bisa, para arwah itu bakal bilang ke Raja Akhirat: "Bos, saya sekip deh tahun ini, ga jalan-jalan dulu... Anak cucu dah cuek"
Mau seirasional apa pun, setidaknya, tetap bisa ditilik dari sudut pandang berbeda.